[nasional_list] [ppiindia] Mengapa Kemiskinan Meningkat?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 7 Sep 2006 22:52:10 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **RIAU POS

      Kamis, 07 September 2006 


      Mengapa Kemiskinan Meningkat? 


     
      Hasil survei nasional sosial ekonomi nasional (Susenas) BPS yang 
dilakukan Maret 2006 mencatat jumlah penduduk miskin naik 3,95 juta jiwa 
dibanding Februari 2005. Jumlah absolut penduduk miskin menjadi 39,05 juta atau 
17,75% dari total penduduk Indonesia. 

      Di luar faktor-faktor internal yang membelenggu penduduk miskin, berbagai 
faktor eksternal, seperti situasi perekonomian nasional yang tak kunjung pulih 
dan kebijakan pemerintah pusat yang membebani rakyat, sering menyebabkan 
berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengentas masyarakat miskin 
seolah tak banyak berarti. 

      Bahkan, terbukti jumlah penduduk miskin malah meningkat tajam setelah 
pemerintah memutuskan mencabut subsidi harga BBM. Diperkirakan jika pendataan 
BPS dilakukan pada September atau Oktober, jumlah penduduk miskin niscaya akan 
makin besar.

      Kesulitan 
      Kesulitan utama yang dihadapi pemerintah untuk memberantas kemiskinan 
terutama terkait tingkat kedalaman dan perluasan kemiskinan yang boleh 
dikatakan telanjur kronis. 

      Studi yang dilakukan LPPKM Universitas Airlangga (2006) acap menemukan 
kecenderungan bahwa kian banyaknya kenaikan biaya hidup di masyarakat 
menyebabkan beban dan penderitaan yang ditanggung keluarga miskin menjadi makin 
berat. Kondisi ini diperparah oleh peluang kerja yang tak kunjung membaik 
pascakrisis dan terlebih pasca kenaikan harga BBM.

      Selain itu, kemiskinan yang terjadi di berbagai daerah sering diperparah 
oleh faktor-faktor yang sifatnya struktural. Bagi masyarakat miskin, kemiskinan 
bukan sekadar persoalan kekurangan penghasilan dan terpaksa hidup serba 
kekurangan, tetapi juga menyangkut akses untuk meraih sumber-sumber produksi 
dan jaringan sosial-ekonomi yang memungkinkan mereka dapat survive di tengah 
iklim persaingan yang makin keras.

      Keterbatasan modal usaha, jaringan pemasaran, serta lemahnya posisi 
bargaining menyebabkan penduduk miskin terpaksa kalah ketika bersaing dalam 
situasi pasar yang lebih berpihak kepada pemilik modal kuat. 

      Kenaikan harga BBM juga menyebabkan terjadinya pendalaman kemiskinan yang 
mengakibatkan keluarga miskin terperangkap dalam jerat utang yang kian berat 
akibat keperluan hidup yang bertambah.

      Selama ini program penanggulangan kemiskinan dalam banyak hal hanya 
efektif dan berfungsi untuk memperpanjang daya tahan hidup menghadapi tekanan 
keperluan hidup pasca kenaikan harga BBM. 

      Berbagai program penanggulangan kemiskinan yang sifatnya karitatif, 
seperti pemberian BLT (bantuan lansung tunai) malah menimbulkan dan melahirkan 
ketergantungan di kalangan penduduk miskin kepada subsidi negara. 

      Strategi Penanggulangan 
      Upaya meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat miskin bukan 
hanya mencakup upaya pengembangan kegiatan produkif mereka, tetapi juga 
menyangkut upaya pemberdayaan yang dapat menjamin keluarga miskin memperoleh 
apa yang sebetulnya menjadi hak mereka, khususnya kesejahteraan dan taraf 
kehidupan yang layak.

      Pengalaman di masa lalu mengajarkan bahwa program penanggulangan 
kemiskinan yang hanya berdasarkan pertimbangan logika produksi atau mengejar 
peningkatan omzet produksi, terlebih program yang sifatnya karitatif, 
menyebabkan terjadinya overs stock dan berhadapan dengan keterbatasan pangsa 
pasar. 

      Program itu juga melahirkan proses marginalisasi dan ketergantungan 
penduduk miskin yang makin mencolok mata. Kelompok buruh, pekerja di sektor 
informal, pegawai rendahan, dan sejenisnya umumnya makin tersisih, rawan 
diperlakukan salah, dan sulit dapat melakukan mobilitas vertikal karena 
struktur yang ada makin hari terasa makin tidak ramah. Studi yang dilakukan 
LPPKM Universitas Airlangga (2006) menemukan program penanggulangan kemiskinan 
yang digulirkan pemerintah -terutama dalam bentuk pemberian subsidi yang 
karitatif dan bantuan modal usaha atau pembinaan usaha produktif keluarga 
miskin- sering terkonsentrasi pada rekayasa yang sifatnya teknis produksi. 

      Selain itu, program tersebut cenderung beriorientasi kuantitas, sehingga 
dalam banyak hal lebih menguntungkan kelompok masyarakat yang memiliki modal 
dan aset produksi yang berlebih. 

      Kebijakan pembangunan dan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang 
dikembangkan sering kurang memperhatikan karakteristik dan konteks lokal 
masyarakat miskin. Akibatnya, yang terjadi ialah paket-paket kebijakan dan 
program yang bersifat meritokratis. 

      Bisa dibayangkan, apa yang terjadi jika pemerintah mengucurkan sejumlah 
dana kepada masyarakat miskin tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan struktur 
sosial di masyarakat lokal yang terpolarisasi atau terstrativikasi atas dasar 
berbagai dimensi? 

      Mungkinkah pedagang kecil-kecilan dengan latar belakang pendidikan yang 
rendah dapat mengembangkan usaha dan menembus pasar yang lebih luas, sementara 
di saat yang sama supermarket mini dan sebagainya masuk ke kampung-kampung dan 
kompleks perumahan? 

      Mungkinkah kelompok buruh nelayan atau nelayan miskin bisa meningkatkan 
kesejahteraan jika paket bantuan teknologi perikanan lebih diprioritaskan 
kepada nelayan pemilik atau juragan kapal yang dinilai lebih bisa dipercaya 
bakal tidak menunggak cicilan pinjamannya? 

      Ke depan, untuk mencegah agar tidak lagi terperosok pada kekeliruan 
serupa, dan upaya pemberdayaan masyarakat miskin bisa efektif, yang diperlukan 
selain introspeksi, juga revitalisasi program pemberdayaan masyarakat miskin 
yang benar-benar berpihak kepada lapisan yang paling miskin. Setujukah 
Anda?(jpnn)

      Bagong Suyanto,
      pengajar masalah kemiskinan di FISIP Unair Surabaya. 


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mengapa Kemiskinan Meningkat?