[nasional_list] [ppiindia] Mega Kritik SBY-JK--Negara Ini Bukan Perusahaan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 11 Jan 2006 23:44:56 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/1/12/p1.htm


''Negara ini negara kesejahteraan, bukan negara korporasi atau negara 
perusahaan. Filosofi dan isi utama  negara adalah  perlindungan, pelayanan dan 
pemberdayaan publik untuk kesejahteraan bersama, bukan masalah untung-rugi.''


Mega Kritik SBY-JK--
Negara Ini Bukan Perusahaan



Jakarta (Bali Post) -
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempertegas komitmennya 
beroposisi dengan  pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  Dalam 
pidato politiknya dalam rangka HUT PDI-P di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu 
(11/1) kemarin, Megawati mencibir banyaknya partai yang menjadi partai  
pendukung pemerintah.  Dalam  prinsip negara yang menganut prinsip checks and 
balances, hal itu tidak sehat. 
 

''Bukan demokrasi yang sehat jika seluruh partai politik  menjadi partai 
pemerintah atau pendukung pemerintah. Sebagai  partai oposisi, PDI-P akan 
selalu mengawal  pemerintah yang ada agar senantiasa melahirkan kebijakan dan 
tindakan yang tetap pro-rakyat, pro-wong cilik dan memenuhi janji-janjinya 
ketika kampanye,'' tegas Megawati. 
 

Pidato politik Megawati disampaikan di tengah terik matahari. Ribuan kader dan 
simpatisan yang memadati halaman Tugu Proklamasi, termasuk pengurus DPC yang 
baru saja dilantik, kepanasan. Akibatnya, sedikitnya empat orang pingsan dan 
digotong ke luar area upacara bendera. 
 

Dalam melaksanakan oposisinya, Megawati tidak apriori, tidak asal menentang, 
asal berbeda, asal menyalahkan.  PDI-P akan melaksanakan oposisi secara loyal, 
yakni loyal pada ideologi Pancasila, UUD 1945 dan kepentingan rakyat. Menurut 
Mega,  pemerintah tidak perlu takut atas sikap oposisi PDI-P.  
 

''Jika daya beli masyarakat meningkat, tingkat kemiskinan dan pengangguran 
menurun, utang luar negeri berkurang, penegakan hukum tidak 'tebang pilih' 
(pilih kasih), pelayanan pendidikan dan kesehatan makin baik, maka pemerintah 
tidak perlu khawatir terhadap oposisi PDI-P,'' ujar Mega. 
 

Faktanya, selama tahun 2005, pemerintah seperti terjebak pada kepentingannya 
sendiri, bukan kepentingan rakyat. Tahun 2005 ditetapkan Megawati sebagai tahun 
keprihatinan. Bukan cuma bencana alam yang  terus-menerus, tetapi banyak 
kebijakan yang diambil pemerintah yang tak sesuai dengan kepentingan rakyat. 
 

Menurut Mega, pemerintah sepertinya telah mengharamkan subsidi. Pemerintah 
sepertinya akan menarik subsidi pada seluruh komponen barang, terutama BBM. 
Akibatnya, harga BBM menjadi sangat tinggi.



PDI-P, kata Mega, tidak punya pikiran mengharamkan subsidi. Subsidi masih 
sangat diperlukan. Cuma kalau terlalu tinggi, perlu dikurangi. Mega menyebut 
pemerintahan SBY-JK ingin menjadikan negara ini sebagai sebuah  negara 
korporasi alias negara perusahaan  yang cuma mementingkan untung. 
 

''Negara ini  negara kesejahteraan, bukan negara korporasi atau negara 
perusahaan. Hubungan negara kesejahteraan tidak boleh dipandang  dan 
diberlakukan hubungan antara negara dan rakyat sebagai hubungan untung-rugi 
dagang. Filosofi dan isi utama  negara adalah  perlindungan, pelayanan dan 
pemberdayaan publik untuk kesejahteraan bersama,'' tutur Mega.



Putri Bung Karno ini mengecam keras kenaikan harga BBM hingga rata-rata 100 
persen dan akan tetap konsisten menolak kenaikan tersebut. Soal impor beras, 
Megawati juga mengecam kebijakan pemerintah. ''Kebijakan  tersebut adalah 
bencana bagi jutaan petani kita dan bencana bagi kelangsungan ketahanan dan 
keadulatan pangan kita,'' tandas Mega. 
 

Impor beras tak perlu dilakukan. Kata Mega, tahun 2003 dan 2004 bisa dijadikan 
rujukan. Saat itu, Mega mengeluarkan Inpres No. 9/2003 tentang larangan impor 
beras. Buktinya, tahun itu tidak terjadi kekurangan beras. Tahun 2004, ujar 
Mega, bahkan terjadi swasembada beras dengan produksi 33 juta ton, sementara 
konsumsi nasional 30,4 juta ton. 
 

Megawati juga menyoroti MoU Helsinki. Keinginan damai di Aceh menjadi keinginan 
bersama seluruh komponen bangsa, termasuk PDI-P.  Namun, perjanjian damai itu 
jangan sampai melanggar batas-batas dasar NKRI. Nyatanya, MoU Helsinki tidak 
demikian. Perjanjian itu diteken dengan mengabaikan  keutuhan NKRI. ''Kami 
menolak (beberapa pasal) MoU Helsinki,'' imbuhnya. 
 

Yang juga menjadi perhatian Mega adalah utang luar negeri yang begitu besar. 
Selama tahun 2005 saja, utang luar ngeri bertambah sekitar 1,5 milyar dolar 
dibandingkan tahun sebelumnya. Mega curiga,  dipakai apa saja uang sebesar itu. 
''Jika diaudit secara jujur dan transparan berapa sesungguhnya dari utang 
tersebut yang dipakai untuk kesejahteraan rakyat dan berapa yang raib,'' 
demikian Mega.
 

Pemerintahan SBY-JK juga dianggap seperti pemerintahan orde baru yang 
mempraktikkan sensor pemberitaan pers melalui perizinan dan kontrol yang 
terlalu ketat. Padahal, kebebasan pers adalah pilar demokrasi yang 
diidam-idamkan sejak reformasi bergulir. Kini semuanya kembali seperti orde 
baru. 
 

''PP bidang penyiaran justru bertolak belakang dengan semnagat dasar dan roh UU 
Penyiaran itu sendiri. Upaya mengontrol pers melalui perizinan dan berbagai 
bentuk lain merupakan kemunduran bagi proses demokrkrasi,'' kritiknya. 
 

Kritik Mega ini terkait penolakan Komisi Penyiaran Indonesia yang menolak 
keluarnya peraturan pemerintah yang dianggap mengekang kebebasan pers dan 
bertentangan dengan UU Penyiaran yang dibuat DPR. Bahkan, KPI minta dibubarkan 
saja jika PP itu tetap diberlakukan pemerintah. Tak cuma itu, dalam praktiknya, 
jubir presiden dan Menkom Info suka mendatangi kantor media massa untuk 
''meluruskan'' pemberitaan. Presiden dan  wakilnya juga suka kesal terhadap 
kritik yang dilontarkan pers. (kmb7)




[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mega Kritik SBY-JK--Negara Ini Bukan Perusahaan