[nasional_list] [ppiindia] Mau Sukses, Harus Berani "Mati"

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 29 Jan 2006 00:59:36 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **SUARA KARYA

            Mennakertrans Erman Suparno
            Mau Sukses, Harus Berani "Mati"
             



            Minggu, 29 Januari 2006
            Mungkin sebelum diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja dan 
Transmigrasi (Mennakertrans), masyarakat umum belum begitu familiar dengan 
sosok Erman Suparno. Mungkin juga masyarakat belum banyak tahu bahwa figur 
berdarah Jawa ini merupakan man behind the scene (orang di belakang layar) 
terbentuknya perkumpulan seniman Samiaji penggagas program Ketoprak Humor yang 
ditayangkan di beberapa televisi nasional. 

            Kiprahnya di dunia seni ini tidak lebih karena faktor hobinya 
terhadap kesenian tradisional. Hal ini karena penyaluran bakat seninya memang 
banyak dituangkan dalam gambar-gambar arsitektur konstruksi bangunan, seperti 
jembatan, gedung, dan lainnya. Sejak muda hingga sebelum memutuskan untuk turun 
ke kancah politik, Erman berkarier di PT Pembangunan Perumahan (PP) yang 
bergerak di sektor pembangunan perumahan dan jasa konstruksi. 

            Tokoh asli Purworejo, Jateng ini sebetulnya lahir dari orang tua 
seorang petani. Namun karena prinsip hidup untuk selalu jujur dan bekerja keras 
seperti telah ditanamkan orang tuanya, Erman Suparno terus menapaki kariernya 
dari mulai tingkat lokal (Jateng) hingga dapat melanglang buana ke mancanegara. 

            Untuk mengenal lebih jauh sosok yang bersahaja ini, berikut petikan 
wawancara wartawan Harian Umum Suara Karya Andrian Novery dengan Mennakertrans 
Erman Suparno dalam suatu kesempatan di Yogyakarta, akhir pekan lalu. 

            Apa yang Anda lakukan sejak bangun pagi setiap harinya? 

            Hampir setiap hari saya bangun sekitar jam 2-3 dini hari untuk 
shalat tahajjud. Ini sudah terbiasa. Habis tahajjud, saya dzikir sampai waktu 
shalat subuh tiba. Walaupun saya baru tidur jam 12.00, saya tetap bangun 
sekitar jam 2-3 karena sudah terbiasa. Tapi saya tidur lagi sekitar satu-dua 
jam, setelah shalat subuh. 

            Setelah bangun lagi, saya berolahraga. Kalau hari cerah saya 
melakukan jalan kaki di seputar kompleks perumahan. Kalau hujan, saya lakukan 
treadmill di rumah. Setelah selesai, saya istirahat sebelum mandi sambil minum 
teh. Selanjutnya saya berangkat ke kantor. Waktu masih kerja, saya biasa 
berangkat pagi karena biar tidak telat ke kantor. 

            Setiap hari, waktu saya di mobil dalam perjalanan ke kantor, saya 
biasa -- paling tidak -- membaca surat Al-Fatihah, Al Ikhlas, dan Al-Falaq, dan 
An-Nas sebanyak 11 kali. Setelah itu, saya berdoa kepada Allah SWT untuk 
meminta perlindungan dan keselamatan dalam melaksanakan tugas. 

            Selanjutnya? 

            Setelah itu saya membaca apa saja di mobil. Jadi, apa saja saya 
baca dari koran sampai buku yang tersedia di dalam mobil saya. Saya setiap hari 
baca koran, terutama topik yang saya senangi dan saya anggap menarik. Bagi 
saya, koran adalah teman untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Kalau baca 
buku, saya baca semua buku dan saya tidak memavoritkan penulis tertentu. Saya 
baca buku tentang semua hal, termasuk yang paling penting adalah buku agama. 

            Semua bidang dan semua hal, saya baca, meski latar belakang 
keahlian saya teknik sipil. Meski saya sekarang jadi Mennakertrans dan 
sebelumnya di Komisi DPR yang membidangi infrastruktur, saya bisa lancar kalau 
berbicara masalah pertanian, misalnya. 

            Saya kalau sudah baca buku tentang suatu bidang, misalnya 
pertanian, saya baca secara komprehensif. Saya baca dari masalah Undang-undang 
Agraria, Undang-undang Pertanahan, sampai masalah teknologi pertanian. Saya 
juga sewaktu-waktu baca buku tentang budaya. Contohnya, saya baca buku karangan 
Umar Kayam atau Bagong Kusudihardjo. Pada prinsipnya, saya baca buku apa saja 
yang menurut saya bermanfaat. 

            Jadi, kalau saya ke toko buku, saya bisa beli satu troli. 
Orang-orang bilang, mobil saya perpustakaan berjalan. Makanya saya senang 
budaya dan saya jadi mengerti karena membaca. Makanya ketika saya membentuk 
wadah pelawak di kesenian tradisional seperti Samiaji dan jadinya ketropak 
humor, langsung jadi. Dan sekarang saya turut aktif di Persatuan Artis Komedi 
Indonesia (Paski). Memang orang-orang bertanya, kok tahu juga? Ini semua karena 
saya hobi membaca dan seharusnya masyarakat Indonesia memang mengembangkan 
budaya membaca. 

            Apa yang Anda dapat dari membaca? 

            Kita sekolah dan belajar, itu hanya sebatas teori. Yang paling 
bagus adalah sekolah sebagai referensi dan selanjutnya kita harus banyak 
membaca buku. Dalam membaca, kita mengetahui serta membaca pikiran-pikiran 
orang lain yang bermanfaat dan baik. Kalau kita membaca, berarti pikiran dan 
pengetahuan serta pengalaman pengarang masuk ke kita semua. 

            Bagaimana Anda memulai karier? 

            Terus terang saja, sejak selesai sekolah STM, saya langsung bekerja 
mulai dari tingkat yang paling rendah. Tamat STM saya melamar pekerjaan dan 
waktu itu tidak bisa langsung pegawai. Saya kerja digaji harian lepas dan lewat 
mandor. Bahkan saya pernah tidak dibayar karena mandornya pergi dan ini saya 
alami waktu pertama kali bekerja. Saya juga pernah disuruh mengawasi tukang 
batu, mengawasi gudang untuk barang keluar-masuk, dan bahkan untuk bantu 
keamanan. 

            Setelah itu saya baru diangkat jadi pegawai harian tapi dibayar per 
minggu. Saya jadi juru gambar. Saya pertama kali menggambar jembatan di 
Purworejo. Kata orang, saya menggambarnya agak baik. Saya selanjutnya dipercaya 
untuk jadi pelaksana untuk membangun bendungan di Kutorejo. Di sini saya 
berhasil dan saya dapat penghargaan dari pimpinan dan direkomendasikan jadi 
pegawai tetap. Jadi, surat keputusannya langsung dari pusat. Selanjutnya saya 
dikirim ke Makassar untuk membangun gedung Bank Indonesia, hingga berlanjut. 
Saya bekerja di PP. 

            Apa yang menjadi prinsip hidup Anda, hingga bisa sukses seperti 
saat ini? 

            Dalam proses mencapai karier seperti sekarang ini, saya memegang 
filosofi orang tua saya yang mengatakan, "Orang itu kalau mau sukses harus 
berani mati". Lalu saya terjemahkan artinya "mati" dan saya diskusikan dengan 
buyut saya almarhum. Dia bilang, mati itu mau menahan nafsu alias prihatin 
dalam arti jangan terbawa atau mengikuti hawa nafsu. Ini kebetulan ada dalam 
ajaran Islam. 

            Yang kedua, yang penting kejujuran dan kerja keras. Kalau jujur, 
kita pasti banyak teman dan teman akan menghampiri. Jadi kalau kita jujur, 
tekun, kerja keras, dan tawakal, insya Allah mendapatkan yang dicita-citakan. 
Ini kata orang tua saya dan alhamdulillah saya terapkan terus hingga saat ini. 
Meski saya berlatar belakang anak petani, tapi saya bahagia sejak kecil, karena 
orang tua saya mendidik saya dengan baik. 

            Seperti apa karier Anda di PP? 

            Setelah dikirim ke Makassar untuk membangun gedung BI dan saya 
berhasil, pimpinan saya mau menaikkan jabatan saya untuk menjadi manager 
proyek. Tapi berat persyaratannya karena minimal harus sarjana (S-1). Waktu itu 
saya diperintahkan untuk kuliah agar dapat gelar S-1. Waktu itu memerlukan 
waktu enam tahun. Tapi bos saya bilang, "Ambil saja ijazahnya dalam 1 tahun." 
Tapi saya tidak mau. Saya bilang kalau saya kuliah, ya benar-benar. Jadi saya 
kuliah dapat gelar Insinyur dalam enam tahun. Saya bekerja sambil kuliah. 

            Itu tadi, kuncinya saya suka membaca. Waktu itu saya kuliah malam 
atau extention. Jadi, saya baca seluruh mata kuliah di mana saja, bahkan di 
perjalanan mau ke proyek. Selanjutnya saya diangkat jadi manajer proyek. Selang 
dua tahun, saya diangkat jadi Kepala Kantor Wilayah untuk Sulawesi Selatan 
merangkap Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Setelah itu saya dikirim ke 
Jepang, ambil pendidikan tentang manajemen konstruksi. In house training-nya 
bagus. Saya praktik desain tentang bawah laut, panel di bawah tanah, dan 
lainnya. 

            Terakhir sebelum jadi anggota DPR, saya diangkat jadi Manager 
Divisi Pemasaran Nasional di PP. Saya sebenarnya tidak punya ilmu pemasaran. 
Namun saya bilang pada pimpinan saya, "Saya harus sekolah agar bisa menguasai 
masalah pemasaran." Lalu saya disekolahkan di Amerika Serikat untuk ambil gelar 
MBA jurusan International Marketing. Selanjutnya sukses, di mana PP omzetnya 
langsung meroket. Saya selanjutnya diminta jadi direktur. Gaji saya lumayan 
besar di usia muda, 49 tahun. 

            Lalu bagaimana Anda bisa dikatakan terdampar di dunia politik? 

            Satu periode saya jalani jadi direktur hingga masuk periode kedua. 
Lalu saya berpikir, mau ke mana, karena kalau mau berkarier jadi dirjen tidak 
punya latar belakang karier jadi birokrat. Lalu saya berpikir untuk ambil 
kuliah lagi dan benar saya ke UI untuk ambil jurusan ekonomi politik. Latar 
belakangnya hanya karena saya suka membaca. Jadi saya pikir kenapa saya tidak 
formalkan saja. Saya lulus dalam waktu dua tahun. 

            Jadi pada waktu reformasi (1998-1999), saya mendapat kesempatan di 
dunia politik dan lalu saya masih pikir-pikir dulu. Tapi ajaibnya, saya 
dipanggil oleh seluruh kiai di Purworejo. Perkenalan saya dengan kiai dari 
Purworejo sebenarnya sejak bekerja di PP. Waktu saya suka bantu pembangunan 
pesantren dan perlengkapan pesantren lainnya. Bahkan juga ada bantuan bea siswa 
untuk anak pesantren. 

            Selanjutnya, saya diputuskan untuk jadi wakil DPR-RI dari 
Purworejo, meski belum pernah terjun di politik praktis. Akhirnya saya terpilih 
dari daerah pemilihan Riau. Sebenarnya sulit, tapi saya, alhamdulillah, 
berhasil jadi anggota DPR-RI dari Riau. 

            Dan selanjutnya, saya sekarang dipercaya Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono untuk menjadi Mennakertrans. ***  
     
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mau Sukses, Harus Berani "Mati"