[nasional_list] [ppiindia] Mama, Jangan Tidur Terus...

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 1 Jan 2006 21:18:28 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/02/utama/2330598.htm

 
Mama, Jangan Tidur Terus... 


Reinhard Nainggolan

Dedy Rifaldi Lahansang (6) turun dari pangkuan seorang ibu. Bocah itu lalu 
berjalan mendekati satu dari dua peti jenazah yang diletakkan berdampingan di 
ruang tamu rumahnya.

"Mama, bangun. Mama jangan tidur terus...," kata Dedy terbata-bata di depan 
peti jenazah itu, Minggu (1/1).

Tampaknya Dedy heran mengapa ibunya tidak bangun-bangun dari tidurnya. Padahal, 
sejak Sabtu sore, rumah dinas ayahnya yang terletak di Kompleks Perumahan 
Komando Resor Militer 132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), ramai 
dikunjungi orang.

Melihat ibunya tetap terlelap, Dedy menangis lagi dan baru berhenti ketika 
beberapa ibu mengajaknya berbicara. Salah seorang di antara puluhan ibu dari 
Persit Kartika Chandra Kirana Korem 132/Tadulako yang pagi itu berada di sana 
kemudian menggendong Dedy.

Lain lagi dengan Jerry Wiranto Lahansang, kakak Dedy. Ia kebingungan melihat 
rumahnya didatangi banyak orang, bahkan di halaman rumahnya didirikan sebuah 
tenda.

Bocah berusia delapan tahun itu sesekali menangis mencoba membangunkan ayah dan 
ibunya yang terbujur di dalam dua peti mati yang terbuat dari kayu. Sejumlah 
warga yang berada di rumah itu tak kuasa menahan air mata melihat kemalangan 
Dedy dan Jerry.

Entah berapa kali kedua bocah yang duduk di kelas satu dan tiga sekolah dasar 
itu mencoba membangunkan ayah dan ibu mereka, Sersan Kepala Tasman Lahansang 
(40) dan Poste Dina Manis (42). Pasangan suami-istri yang menikah tanggal 9 
Agustus 1995 itu memang tertidur selama-lamanya dalam petaka di ujung tahun 
2005.

Sebuah bom yang meledak di Pasar Maesa, Jalan Pulau Sulawesi, Palu, Sabtu pekan 
lalu mengakibatkan Tasman dan Dina tewas dalam kondisi memilukan. Selain itu, 
meninggal pula lima warga Palu lainnya, pasangan suami-istri Yopy Mononege (42) 
dan Meiso (38), Agustina Ester Mande (37), Bambang Wiyono Saputra (50), dan 
Yakolina Timang (42), serta sedikitnya 54 orang luka-luka.

Ke rumah oma

Hari Minggu itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.00 Wita. Ibadah pelepasan 
jenazah telah selesai dilaksanakan. Dedy dan Jerry semakin kebingungan ketika 
peti jenazah ayah dan ibu mereka ditutup dan diangkat keluar rumah. Dedy yang 
saat itu mengenakan baju kaus loreng dan celana panjang loreng-layaknya pakaian 
tentara-kembali menangis di pangkuan seorang tantenya.

"Kita ke rumah oma, Dedy jangan menangis," kata wanita yang memangku Dedy. 
Kalimat senada, yang mengatakan Dedy dan Jerry akan dibawa ke rumah nenek 
mereka di Sulawesi Utara, juga dilontarkan ibu-ibu lainnya.

Namun, bujukan ibu-ibu itu tak digubris Dedy. "Mama mana., mama mana...," kata 
Dedy berulang-ulang mencari ibunya. Peti jenazah Dina telah dimasukkan ke dalam 
mobil ambulans. Jerry yang meski kerap ikut menangis tampak lebih tenang.

Jenazah ayah dan ibu Dedy akan diberangkatkan ke Sangir, Sulawesi Utara, tempat 
asal ayah mereka. Selanjutnya Dedy dan Jerry akan tinggal bersama nenek mereka.

"Sulit dibayangkan bagaimana Dedy dan Jerry hidup tanpa kedua orangtua mereka. 
Kedua bocah itu, apalagi Dedy, sangat dekat dengan mamanya," kata Rina (37), 
seorang ibu dari Persit Kartika Chandra Kirana Korem 132/Tadulako, sekaligus 
sahabat kedua orangtua Dedy dan Jerry.

Menurut Rina, Dedy hampir tidak pernah ditinggal ibunya. "Yang mengantar dan 
menjemput Dedy dan Jerry selalu ibunya. Kalau pergi ke mana-mana, keluarga itu 
selalu berempat. Namun, waktu almarhum Tasman dan Dina mau membeli daging, Dedy 
masih tidur. Dina kemudian menyuruh Jerry menjaga Dedy," kata Rina.

Melihat Dedy dan Jerry belum benar-benar menyadari bahwa kedua orangtua mereka 
telah meninggal, hampir semua pelayat tidak mampu membendung air mata. Bahkan, 
seorang wartawati dari sebuah media cetak dan seorang wartawan dari sebuah 
stasiun televisi swasta yang ingin berbincang-bincang dengan Dedy dan Jerry 
meneteskan air mata.

Sama seperti Rina, suara-suara pelayat yang terdengar di rumah duka adalah 
mempertanyakan bagaimana kehidupan Dedy dan Jerry tanpa ayah dan ibu mereka. 
Apa salah kedua bocah itu sehingga di usia amat belia mereka kehilangan kedua 
orangtua, pilar hidup mereka?

Belum mandiri

Pertanyaan tentang kelangsungan hidup anak korban seperti di atas juga mewarnai 
suasana duka di kediaman pasangan Yopy Mononege dan Meiso.

Yopy dan Meiso yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Maesa meninggalkan empat 
anak yang belum dapat hidup mandiri, yaitu Nelce Mononege (20), Ferry Mononege 
(17), Melky Mononege (15), dan Nelson Mononege (10). Sama seperti Dedy dan 
Jerry, mereka berempat masih menggantungkan hidup kepada orangtua. Nelce masih 
kuliah di Universitas Pakuan, Bogor. Ketiga adiknya masing-masing masih sekolah 
di tingkat SMA, SMP, dan SD.

Berapa banyak lagi orang tidak bersalah yang harus menjadi korban?


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mama, Jangan Tidur Terus...