** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/02/utama/2330598.htm Mama, Jangan Tidur Terus... Reinhard Nainggolan Dedy Rifaldi Lahansang (6) turun dari pangkuan seorang ibu. Bocah itu lalu berjalan mendekati satu dari dua peti jenazah yang diletakkan berdampingan di ruang tamu rumahnya. "Mama, bangun. Mama jangan tidur terus...," kata Dedy terbata-bata di depan peti jenazah itu, Minggu (1/1). Tampaknya Dedy heran mengapa ibunya tidak bangun-bangun dari tidurnya. Padahal, sejak Sabtu sore, rumah dinas ayahnya yang terletak di Kompleks Perumahan Komando Resor Militer 132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), ramai dikunjungi orang. Melihat ibunya tetap terlelap, Dedy menangis lagi dan baru berhenti ketika beberapa ibu mengajaknya berbicara. Salah seorang di antara puluhan ibu dari Persit Kartika Chandra Kirana Korem 132/Tadulako yang pagi itu berada di sana kemudian menggendong Dedy. Lain lagi dengan Jerry Wiranto Lahansang, kakak Dedy. Ia kebingungan melihat rumahnya didatangi banyak orang, bahkan di halaman rumahnya didirikan sebuah tenda. Bocah berusia delapan tahun itu sesekali menangis mencoba membangunkan ayah dan ibunya yang terbujur di dalam dua peti mati yang terbuat dari kayu. Sejumlah warga yang berada di rumah itu tak kuasa menahan air mata melihat kemalangan Dedy dan Jerry. Entah berapa kali kedua bocah yang duduk di kelas satu dan tiga sekolah dasar itu mencoba membangunkan ayah dan ibu mereka, Sersan Kepala Tasman Lahansang (40) dan Poste Dina Manis (42). Pasangan suami-istri yang menikah tanggal 9 Agustus 1995 itu memang tertidur selama-lamanya dalam petaka di ujung tahun 2005. Sebuah bom yang meledak di Pasar Maesa, Jalan Pulau Sulawesi, Palu, Sabtu pekan lalu mengakibatkan Tasman dan Dina tewas dalam kondisi memilukan. Selain itu, meninggal pula lima warga Palu lainnya, pasangan suami-istri Yopy Mononege (42) dan Meiso (38), Agustina Ester Mande (37), Bambang Wiyono Saputra (50), dan Yakolina Timang (42), serta sedikitnya 54 orang luka-luka. Ke rumah oma Hari Minggu itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.00 Wita. Ibadah pelepasan jenazah telah selesai dilaksanakan. Dedy dan Jerry semakin kebingungan ketika peti jenazah ayah dan ibu mereka ditutup dan diangkat keluar rumah. Dedy yang saat itu mengenakan baju kaus loreng dan celana panjang loreng-layaknya pakaian tentara-kembali menangis di pangkuan seorang tantenya. "Kita ke rumah oma, Dedy jangan menangis," kata wanita yang memangku Dedy. Kalimat senada, yang mengatakan Dedy dan Jerry akan dibawa ke rumah nenek mereka di Sulawesi Utara, juga dilontarkan ibu-ibu lainnya. Namun, bujukan ibu-ibu itu tak digubris Dedy. "Mama mana., mama mana...," kata Dedy berulang-ulang mencari ibunya. Peti jenazah Dina telah dimasukkan ke dalam mobil ambulans. Jerry yang meski kerap ikut menangis tampak lebih tenang. Jenazah ayah dan ibu Dedy akan diberangkatkan ke Sangir, Sulawesi Utara, tempat asal ayah mereka. Selanjutnya Dedy dan Jerry akan tinggal bersama nenek mereka. "Sulit dibayangkan bagaimana Dedy dan Jerry hidup tanpa kedua orangtua mereka. Kedua bocah itu, apalagi Dedy, sangat dekat dengan mamanya," kata Rina (37), seorang ibu dari Persit Kartika Chandra Kirana Korem 132/Tadulako, sekaligus sahabat kedua orangtua Dedy dan Jerry. Menurut Rina, Dedy hampir tidak pernah ditinggal ibunya. "Yang mengantar dan menjemput Dedy dan Jerry selalu ibunya. Kalau pergi ke mana-mana, keluarga itu selalu berempat. Namun, waktu almarhum Tasman dan Dina mau membeli daging, Dedy masih tidur. Dina kemudian menyuruh Jerry menjaga Dedy," kata Rina. Melihat Dedy dan Jerry belum benar-benar menyadari bahwa kedua orangtua mereka telah meninggal, hampir semua pelayat tidak mampu membendung air mata. Bahkan, seorang wartawati dari sebuah media cetak dan seorang wartawan dari sebuah stasiun televisi swasta yang ingin berbincang-bincang dengan Dedy dan Jerry meneteskan air mata. Sama seperti Rina, suara-suara pelayat yang terdengar di rumah duka adalah mempertanyakan bagaimana kehidupan Dedy dan Jerry tanpa ayah dan ibu mereka. Apa salah kedua bocah itu sehingga di usia amat belia mereka kehilangan kedua orangtua, pilar hidup mereka? Belum mandiri Pertanyaan tentang kelangsungan hidup anak korban seperti di atas juga mewarnai suasana duka di kediaman pasangan Yopy Mononege dan Meiso. Yopy dan Meiso yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Maesa meninggalkan empat anak yang belum dapat hidup mandiri, yaitu Nelce Mononege (20), Ferry Mononege (17), Melky Mononege (15), dan Nelson Mononege (10). Sama seperti Dedy dan Jerry, mereka berempat masih menggantungkan hidup kepada orangtua. Nelce masih kuliah di Universitas Pakuan, Bogor. Ketiga adiknya masing-masing masih sekolah di tingkat SMA, SMP, dan SD. Berapa banyak lagi orang tidak bersalah yang harus menjadi korban? [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **