** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Kalau pemerintah cuma ingin mendapat pajak, tidak perlu membiarkan Exxon menguras gas kita di Natuna. Dari rakyat saja seperti saya pemerintah dapat banyak pajak dari PBB, STNK, PPN, PPH, dsb. Inilah sebab kenapa mayoritas rakyat kita miskin. Kekayaan alam kita dikuras oleh asing. Memang keluarga Yahudi AS, Rockefeller yang memiliki perusahaan Exxon, Chevron, Amoco, dsb benar2 serakah mengeruk kekayaan alam negara lain tanpa menyisakan bagian buat rakyat di negara2 tsb. [iagi-net-l] Kontrak Blok Natuna - 0% buat Negara Prasiddha Hestu Narendra Mon, 04 Sep 2006 01:50:25 -0700 wah Pemerintah hanya dapat sharing 0% alias ndak dapat apa2. Pemasukan negara cuma pajak saja? Trus gimana dgn cost recoverynya? apa dianggap impas shg pemerintah ndak kebagian? Ini masih jamannya P Harto, tapi kok nggak ada koreksi, baru sekarang ributnya ketika kontrak mau diperpanjang lagi. Kita tunggu cerita selanjutnya. Bagaimana dg kabar Cepu? salam, pr _______________________________________________________________ Senin, 4 September 2006 JAKARTA (Suara Karya): Sejumlah kalangan kembali mempertanyakan kontrak pengembangan minyak dan gas (migas) Blok Natuna D Alpha karena amat janggal. Itu terkait dengan formula bagi hasil yang menempatkan pemerintah memperoleh bagian nol persen. "Jika bagian pemerintah masih nol persen, lebih baik kontrak pengembangan Blok Natuna dihentikan saja. Kita akan minta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar menangani masalah ini," kata anggota Komisi VII DPR Alvin Lie kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu. Menurut Alvin, KPK dan BPK layak menelusuri dugaan skandal yang merugikan negara dalam perpanjangan kontrak migas Blok Natuna yang berakhir pada tahun depan. Pandangan serupa juga ditunjukkan anggota Komisi VII Ramson Siagian dan Sekjen Aktivis ProDemokrasi Ferri Juliantono. Sejak dua belas tahun terakhir, Indonesia tak memperoleh sepeser pun bagian dari hasil eksploitasi gas di Blok Natuna. Apa yang diperoleh pemerintah dari lapangan migas tersebut sekadar pajak. "Blok Natuna sebagai penghasil gas sejak tahun 1994 dikelola ExxonMobil dengan basic agreement yang seharusnya berakhir pada Januari 2005, namun diperpanjang hingga tahun 2007," kata Alvin. Dia menilai, kontrak pengembangan Blok Natuna sangat mengherankan. Sebab pemerintah hanya memperoleh bagian nol persen, sementara ExxonMobil 100 persen. "Data ini sahih karena keluar dari mulut kepala BP Migas dan Menteri ESDM sendiri." ujar Alvin. Informasi tersebut juga dibenarkan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Kardaya Warnika saat rapat kerja dengan Komisi VII di DPR-RI, beberapa waktu silam. Kardaya sebelumnya sempat menyatakan, Blok Natuna sejak tahun 1980-an dikelola oleh perusahaan Esso yang kini berubah menjadi Exxon. Pada saat itu pemerintah masih menikmati hasil eksploitasi Blok Natuna. Tetapi sejak tahun 1994, Esso dan Pertamina mengubah kontrak yang menempatkan pihak Esso/ExxonMobil menguasai penuh hasil eksploitasi itu, sementara pemerintah pusat sekadar kebagian pajak. Terkait kenyataan itu, Ramson Siagian sempat mengingatkan bahwa UU Pertamina menggariskan, pemerintah menerima pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari hasil pengelolaan lapangan migas, dan tidak sekadar menerima pajak yang dikenakan terhadap perusahaan migas. Bagi pengamat perminyakan Kurtubi, kontrak yang diberlakukan di ladang gas Natuna ini sangat aneh. Dalam sejarah, katanya, tidak pernah ada model kontrak eksploitasi migas seperti itu. Lazimnya, menurut dia, eksploitasi gas alam cair oleh kontraktor asing harus berbagi hasil dengan pemerintah. Biasanya jika kondisi lapangan sulit dan memerlukan biaya pengembangan besar, pemerintah mendapat bagian 60 persen, sementara pihak kontraktor 40 persen. "Jadi, tidak dikenal kontrak yang membuat pemerintah hanya memperoleh pajak," ujar Kurtubi. Di sisi lain, Koordinator ProDemokrasi Ferri Juliantono menilai kontrak kerja sama pengelolaan Blok Natuna tidak masuk akal dan merugikan negara. Karena itu, dia meminta pemerintah agar meninjau ulang seluruh kontrak karya pertambangan. Apa yang terjadi dengan kontrak bagi hasil Blok Natuna juga terjadi di lapangan migas lain. Kontrak pengembangan yang merugikan pemerintah itu juga terjadi dalam eksploitasi gas alam cair di Aceh. "Lagi-lagi kontrak ini melibatkan ExxonMobil," kata Manager Advokasi dan Kampanye Energi Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Andrie S Wijaya. (Abdul Choir) === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: media-dakwah-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx http://www.media-islam.or.id __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **