[nasional_list] [ppiindia] Komunisme, Masihkah Menakutkan?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 4 Jul 2006 03:50:41 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.sinarharapan.co.id/berita/0607/03/opi01.html

Komunisme, Masihkah Menakutkan?  

   Oleh
Benny Susetyo



Komunisme sebagai sebuah ideologi adalah "kenangan" sejarah, tetapi di negeri 
ini komunisme masih dianggap sebagai musuh yang begitu menakutkan, atau 
setidaknya dibuat seolah-olah menakutkan. Di masa Orde Baru, bahkan belajar dan 
menulis tentang komunisme saja dilarang. 


Begitu dibencinya ideologi ini oleh rezim saat itu, bahkan untuk membacanya 
saja tidak diperbolehkan. Masyarakat diberikan sebuah pembelajaran yang 
membodohkan, yaitu menakuti sesuatu yang tidak dipahaminya.
Bukan karena banyaknya buku dan orang yang belajar tentang komunisme lalu 
ideologi ini dipilih orang. Komunisme tidak hidup lantaran wacana 
marxisme-komunisme hidup kembali, juga tidak berkibar. Masa reformasi ini sudah 
membuktikannya. 


Tetapi mengapa masih saja komunisme ditempatkan sebagai hantu yang menakutkan? 
Mengapakah bukan isu kemiskinan, pengangguran, dan kelaparan yang dijadikan 
sebagai kenyataan yang menakutkan yang memang benar-benar terjadi?


Kesadaran bangsa ini terjebak dan dijebloskan pada pemahaman tentang keadaan 
yang maya. Semua isu tentang kebangkitan komunisme sering tidak ditujukan 
karena kenyataan yang benar, tetapi sebuah intrik politik. 
Ini dilakukan karena pemahaman bahwa stigma komunisme di tengah masyarakat 
adalah sesuatu yang buruk sekali, sehingga tidak memiliki aspek kebenaran 
apapun. Sampai tujuh turunan, anak kaum komunis bahkan tidak memiliki tempat 
yang baik untuk bersama-sama membangun bangsa ini. Nilai-nilai luhur 
kemanusiaan dihancurkan oleh intrik kekuasaan dan politik. Sebagai rakyat 
biasa, kita tidak memahami dengan benar apa sesungguhnya yang terjadi.


Mengutip Romo Magnis (2000), komunisme sudah ambruk karena sedikitnya dua 
kesalahan fatal, yakni di tingkat kesadaran dan tingkat ekonomi. Sejak semula 
kaum komunis-bahkan sudah sejak Lenin-selalu memaksakan tujuan-tujuannya antara 
lain dengan metode teror dan pembunuhan. Sejak semula mereka tak pernah 
berhasil memanfaatkan motivasi masyarakat sendiri. 


Maka di bawah rezim komunis, masyarakat mau bekerja hanya karena takut, ancaman 
mau dibunuh-dan jangan lupa 50 juta jiwa mati di Uni Soviet era rezim partai 
komunis. Suasana jauh berbeda dibanding masyarakat yang bebas, di mana orang 
bermotivasi untuk berkarya, bekerja, menghasilkan budaya dan seterusnya. 

Reformasi Buntu 
Perekonomian komunis itu betul-betul sosialis total, seluruh ekonomi swasta 
dihapus. Yang ada hanyalah koperasi pertanian dan banyak usaha lain yang melulu 
dirancang dari pusat dan dengan demikian juga tak ada pasar. Tak ada juga civil 
society, sehingga ekonomi di negara-negara komunis terus-menerus akan membebani 
negara. 
Yang terjadi, negara hancur pelan-pelan seperti rumah yang hancur karena 
dimakan rayap. Misalnya, di bawah Tsar, pertanian Rusia selalu surplus, setelah 
Partai Komunis berkuasa langsung drop dan tak pernah mencukupi bagi penduduk 
Uni Soviet sendiri, hingga terpaksa mengimpor ribuan ton gandum dari AS.


Hal sama juga terjadi di dunia industri. Hanya industri nuklir dan teknologi 
ruang angkasa bisa berkembang di Uni Soviet, sementara lainnya hancur. 


Secara ideologis, komunisme bukanlah ideologi yang menjanjikan. Inilah pertanda 
bahwa ideologi sosialisme, komunisme, marxisme-leninisme itu sekarang ini sudah 
finish (Magnis-Suseno, 2000). 


Globalisasi telah menggerakkan orang untuk lebih bebas berbicara dan bertindak 
atas nama dirinya, bukan atas nama negara. Tumbangnya USSR sebagai nisbat dari 
dunia komunisme sangat boleh jadi bukan cermin runtuhnya sosialisme baik dalam 
konteks ideologi maupun gerakan, secara keseluruhan maupun parsial. 


Para elite politik saat ini hendaknya bercermin pada sejarah runtuhnya 
komunisme di Uni Soviet. Dalam bukunya, Russian in Aufruhr (Rusia dalam 
Huru-hara), Christian Schmidt-Haeuer menceritakan bahwa krisis ekonomi yang 
tidak terselesaikan di Rusia bermula dari krisis politik akibat pertentangan 
para elite yang tidak mau belajar dari kekalahan dan kesalahan. Pada akhirnya, 
hal itu akan menghambat pembangunan kembali dan keterbukaan.
Reformasi di Rusia mengalami jalan buntu dan pada akhirnya menimbulkan masalah 
seperti meningkatnya angka kriminalitas dan stabilitas politik yang rendah. 
Setiap hari muncul persoalan baru yang sulit dipecahkan. Para elitenya 
linglung, dan ini akhirnya membuat Rusia mengalami kegagalan untuk mengadakan 
pembaruan. 
Gerakan pembaharuan yang berlangsung hampir tujuh tahun di Rusia ternyata tidak 
menghasilkan apa-apa. Sektor ekonomi bahkan bertambah buruk sementara angka 
kejahatan terus saja meningkat; rakyat benar-benar merasa semakin menderita. 

Belajar dari Kegagalan Rusia 
Kondisi masyarakat yang semakin buruk pada akhirnya mendorong rakyat untuk 
meminta komunis tampil kembali. Rakyat berpikir bahwa meskipun pada zaman 
komunis mereka tertekan, namun mereka masih bisa mendapatkan dan memenuhi 
kebutuhan hidupnya dengan relatif mudah. 


Rakyat tak tahan lagi menunggu terlalu lama hidup menderita. Dalam zaman 
komunisme, ada jaminan rasa aman dalam usaha. Rakyat tidak takut keluar malam 
karena pemerintah bisa menekan angka kriminalitas. Ketika semua pudar maka 
rakyat mulai tidak tahan dan marah. 


Seharusnya, bangsa ini bisa bercermin agar apa yang terjadi di Rusia tidak 
terulang di sini. Syaratnya, sistem politik dan politisinya harus mampu 
menyelesaikan masalah ekonomi serta tidak menimbulkan huru-hara dalam politik. 
Tak disadari bahwa perangai elite politik kita selama ini semakin memperkuat 
sebutan kita sebagai bangsa linglung itu. Kita tahu orang linglung adalah orang 
yang tak punya pendirian dan ketegasan, orang yang tak mau menerima kenyataan 
yang ada dan memandang setiap kenyataan dengan sinis. 


Lalu menderita stress karena merasa tekanan demi tekanan sebagai beban yang tak 
mampu dipikul. Sikap linglung pada akhirnya membiarkan orang lain menguasai 
dirinya. 


Ketidakjelasan secara etis berbagai tindakan politik di negeri ini membuat 
keadaban publik saat ini mengalami kehancuran. Fungsi sebagai pelindung rakyat 
tidak berjalan sesuai dengan komitmen yang ada. 
Keadaban yang hancur inilah yang seringkali merusak wajah hukum, budaya, 
pendidikan, dan agama. Rusaknya sendi-sendi ini rupanya membuat wajah masa 
depan bangsa ini semakin kabur. 


Kekaburan yang disebabkan karena etika tidak dijadikan sebagai acuan dalam 
kehidupan politik.Uang menjadi penentu segala-galanya dalam ruang publik. Hal 
ini sangat ironis karena mengakibatkan hilangnya iman dalam kehidupan manusia. 


Iman tidak lagi menjadi sumber inspirasi batin bagi kehidupan nyata. Iman hanya 
sekedar simbol lahirilah yang menjelma dalam ritus dan upacara. Iman tidak 
terkait dengan tata kehidupan dan akibatnya dia tidak menjiwai kehidupan 
publik. 


Akhirnya, daripada menuduh dan menakut-nakuti tentang kebangkitan komunisme, 
bukankah lebih baik merefleksikan secara serius tentang kegagalan bangsa ini 
mengatasi kemiskinan dan pengangguran? Juga daripada menuduh komunisme ada di 
balik demonstrasi kaum buruh, bukankah lebih baik mengoreksi kebijakan mengapa 
buruh harus melakukan demonstrasi.

Penulis adalah budayawan dan pendiri Setara Institute


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Komunisme, Masihkah Menakutkan?