[nasional_list] [ppiindia] Kapitalisme dalam Pertanian, Kasus Perberasan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 9 Sep 2006 13:14:42 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.sinarharapan.co.id/berita/0609/08/opi01.html

Kapitalisme dalam Pertanian, Kasus Perberasan    
Oleh
Ahmad Saifuddin



Indonesia adalah negara dunia ketiga yang menyusun pola pembangunan nasionalnya 
bersamaan dengan perkembangan teori-teori yang berlangsung di negara-negara 
maju. Pada sisi lain, Indonesia adalah juga warga dunia yang tak dapat 
menghindarkan diri dari pengaruh kapitalisme global. 


Teori-teori pembangunan mulai berkembang dalam tataran akademis maupun aksi, 
setelah perang dunia kedua, bersamaan dengan negara Indonesia yang juga sedang 
mencari pola pembangunannya sendiri. Karena itulah, proses perencanaan dan 
pelaksanaan pembangunan Indonesia juga dipengaruhi oleh proses tersebut. 
Beras merupakan komoditas pangan yang memiliki kedudukan unik di Indonesia 
karena tidak saja berdimensi ekonomi dan sosial, tetapi juga politik dan 
budaya. Begitu pentingnya permasalahan beras sehingga ekonomi Indonesia 
tergantung padanya, misalnya dari pengaruh psikologisnya terhadap inflasi. 


Hal ini terlihat dari berbagai kebijaksanaan pertanian yang didominasi dan bias 
ke beras. Selain itu, penelitian-penelitian yang sering ingin menggambarkan 
pertanian Indonesia pun kebanyakan meneliti komunitas petani sawah.


Pada bentuknya yang paling sederhana, kapitalisme sebagai cara berproduksi 
lahir pada abad ke-16 ketika terjadi penggantian sistem pertanian feodal, yaitu 
perubahan orientasi produksi dari produksi barang untuk dipakai sendiri menjadi 
produksi untuk dijual (Sanderson, 1993). Akibat lebih jauhnya dalam masyarakat 
kapitalisme adalah menjual komoditas untuk keuntungan maksimal. 


Dari sini terlihat bahwa bentuk kapitalisme yang pertama muncul adalah di dunia 
pertanian. Kemudian, revolusi industri yang lahir abad ke-18, menyebabkan 
produktivitas per orang yang tinggi, menurunkan biaya operasi, tumbuhnya 
proletariat perkotaan, spesialisasi pekerjaan, dan urbanisasi; sehingga 
melahirkan kapitalisme industri. 

Ekonomi Politik Perberasan
Kapitalisme tidak hanya mengubah cara-cara produksi atau sistem ekonomi saja, 
namun memasuki segala aspek kehidupan dan pranata dalam kehidupan masyarakat, 
dari hubungan antar negara, bahkan sampai ke tingkat antar individu. 


Beras dapat dianggap mewakili bentuk ekonomi Indonesia secara umum, karena 
pengaruhnya dalam bidang ekonomi, politik (harga diri bangsa), dan psikologis 
(misalnya inflasi karena psikologis harga beras). Namun, yang utama adalah soal 
usaha tani padi berada dalam posisi lemah, karena teknologi rendah yang sulit 
ditingkatkan karena kepemilikan lahan yang sempit, modal, dan pendidikan, serta 
kondisi alamnya. 


Indonesia tidak pernah dapat melepaskan diri dari persoalan beras, karena 
jumlah penduduk yang besar dan konsumsi yang semakin tinggi (Pakpahan dkk., 
1993). Konsumsi tinggi ini tanpa sadar terdorong oleh usaha pemerintah 
meninggikan gengsi beras, walau kemudian dikoreksi dengan Program Diversifikasi 
Pangan dan Gizi.


Tingginya gengsi konsumsi beras disebabkan oleh usaha pemerintah di awal Orde 
Baru yang mengubah pola konsumsi asli penduduk, misalnya jagung di Madura, sagu 
di Maluku, dan talas di Irian Jaya. Akibatnya, konsumsi beras per kapita terus 
meningkat. 


Usaha tani padi memiliki kelemahan-kelemahan sehingga kalah bersaing secara 
ekonomi. Hal ini terbukti dari tingginya konversi lahan pertanian untuk 
kebutuhan industri dan permukiman. 
Salah satu penyebab lemahnya daya saing padi adalah kebutuhan airnya yang lebih 
tinggi dibanding komoditas pangan manapun. Menurut Revelle (dalam Sumaryanto, 
199), untuk menghasilkan 1 ton padi dibutuhkan 4.000 m3 air, padahal gandum 
hanya 1.000 m3. Artinya, untuk mendapatkan jumlah produksi yang sama, kebutuhan 
air untuk beras adalah empat kali lipat yang dibutuhkan oleh gandum. Kondisi 
ini semakin timpang bila dibandingkan nilai jual air per satuan antara kegunaan 
untuk pertanian dengan kegunaan untuk industri. 

Air Dijual untuk Industri
Suatu penelitian di Bekasi menemukan, air irigasi di hulu dan tengah telah 
dijual untuk industri, sehingga sawah hanya bisa ditanami sekali setahun 
(Pramono dkk., 1996). Hal ini membuktikan bahwa nilai tambah air untuk sawah 
lebih rendah dibandingkan untuk industri. 


Secara ekonomi perilaku ini sangat rasional meskipun merugikan pembangunan 
pertanian. Beras juga menghadapi ketimpangan produksi antardaerah, antarlokasi, 
sementara permintaan beras juga tidak elastis. Walaupun pendapatan naik 
permintaan hanya naik sedikit, sehingga harga tidak naik. Itulah kenapa nilai 
tukar petani sawah tetap rendah sehingga pemupukan modal lambat, dan teknologi 
sulit ditingkatkan.


Ditilik dari sejarah, beras semenjak dulu banyak ditumpangi berbagai 
kepentingan, misalnya dijadikan komoditas politik. Pada zaman Belanda, harga 
beras dijaga tetap murah, agar upah buruh perkebunan yang dibayar dengan beras 
juga menjadi murah (Amang, 1993). Artinya beras mensubsidi perkebunan, 
sebagaimana pertanian mensubsidi industri selama ini. Hal ini berasal dari 
kebijakan kolonial Belanda yang lebih berorientasi kepada pengembangan 
perkebunan untuk ekspor.


Dengan segala kelemahan ini tidak heran beras Indonesia kalah bersaing dengan 
beras dunia, dan akibatnya, karena sebagai komoditas politik, Indonesia juga 
menjadi lemah di hadapan negara-negara lain yang sudah surplus pangan. Menurut 
perspektif TSD, pertanian memang didorong masuk pasar dengan usaha-usaha 
perluasan ekspor, sementara impor juga masih besar. 


Hal ini membawa beberapa persoalan yang sulit diselesaikan sampai saat ini, 
yaitu misalnya dengan tingginya impor beras luar negeri yang menurunkan harga 
beras petani kita sendiri (Nainggolan, 2000).
Dari sini tampak, karena beraslah, meskipun tidak semata-mata oleh beras, 
Indonesia banyak mengalami kelambatan dalam pembangunan, namun juga terpaksa 
menjadi negara pengutang. 
Secara politik Indonesia lemah, karena dengan menerapkan kebijakan swasembada 
on trend, artinya untuk kebutuhan pangan pokok saja Indonesia masih tergantung 
kepada luar sampai saat ini, dan belum mampu mandiri. 

Penulis adalah peminat Kajian Masalah Perberasan.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Kapitalisme dalam Pertanian, Kasus Perberasan