[nasional_list] [ppiindia] KETIKA KEMISKINAN MENJADI TONTONAN & PROYEK

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 13 Sep 2006 10:49:58 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.acehinstitute.org/opini_cut_hasniati_kemiskinan_jadi_proyek.htm


 


KETIKA KEMISKINAN MENJADI TONTONAN & PROYEK

Oleh: Cut Hasniati 
Staf INFOKOM Aceh Singkil 
 

Di Jakarta orang miskin tinggal di kolong jembatan, mengais makanan dari 
sampah, dan menjadi penghuni jalanan tanpa rumah. Di Papua, yang namanya orang 
miskin itu adalah mereka yang bila sakit harus berjalan kaki berhari-hari untuk 
mencapai Puskesmas, sehingga saudara-saudara ini malah meninggal di jalanan. 
Adapun di Surabaya, seorang pastor Pius mengajak anak jalanan untuk menabung Rp 
50 (lima puluh rupiah) sehari sebagai bekal masa depan mereka. Di Tangerang 
lain lagi. Seorang Izaak menjual rumahnya untuk membiayai operasional rumah 
untuk anak-anak cacat yang dibinanya, sehingga Izaak-pun menjadi bertambah 
miskin (JohanPurnama, Aktivis Sosial).

Dilain tempat dan suasana, elit pejabat sedang menghabiskan waktu di café 
berkelas. Satu cangkir kopi dan cerutu yang berharga 3 juta adalah satu 
kenyataan yang kontradiktif, padahal masyarakat miskin disekitar kafe tempat 
mereka pesta minum, memikirkan uang  3 juta saja tidak pernah apalagi  untuk 
memilikinya. Gaya hidup para pejabat yang tidak ada sense of crisis, diperparah 
lagi dengan kemelut dan kondisi sosial plus korupsi yang merajalela, membuat 
Indonesia adalah surga bagi para koruptor dan stempel ini  sudah terkenal 
sampai keseluruh dunia! Maka, jangan terkejut ketika Anda berkesempatan ke luar 
negeri dan mengenalkan diri dari Indonesia, mereka akan langsung membayangkan 
daerah koruptor nomor wahid di dunia. Apes benar nasib rakyat, sudah menderita 
karena tidak mendapat perhatian dan akses dari negara (sesuai pasal 27 UUD 
`45), sudah begitu masih terus digerogoti hak nya oleh elit dengan berbagai 
macam model korupsi yang tidak pernah terjamah oleh hukum.

Bukan tidak ada kajian dan diskusi untuk membahas isu kemiskinan ini yang terus 
mengkhawatirkan di Indonesia dan khususnya di Aceh sebelum dan paska tsunami, 
banyak sudah seminar, lokakarya, pertemuaan, sarasehan, kajian ilmiah dan 
lain-lain yang membahas masalah kemiskinan serta upaya penanggulangannya. Bukan 
hanya bertarap lokal dan nasional namun juga internasional. Tapi faktanya, 
sampai hari ini penduduk miskin di Indonesia tidak berkurang bahkan cenderung 
meningkat. Pada  level kabupaten /kota serta desa atau dusun  terdapat bukti 
kongkrit penduduk miskin dengan berbagai indikator yang mereka alami: tinggal 
di rumah reot/gubuk, tidak adanya fasilitas listrik, sanitasi yang buruk, 
makanan yang hanya 1 jenis sepanjang minggu, pakaian yang tidak terbeli 
walaupun dalam satu tahun sekali.  Jumlah ini akan bertambah banyak lagi jika 
dilihat lagi keluarga dan person yang juga tidak pula bisa dikatakan hidup 
berkecukupan walaupun keadaan mereka tidak terlalu buruk dari indikator diatas.



Nurani Yang Hilang

Ironinya, banyak diskusi tentang kemiskinan dilakukan di hotel berbintang, Lha, 
diskusi tentang pengentasan kemiskinan kok di tempat mewah? Jadi, apakah ini 
yang menyebabkan pengentasan kemiskinan di negara kita ini hanya sebatas konsep 
dalam kertas kerja yang tebalnya hampir 5 cm? (Johan Purnama, Aktivis Sosial). 
Banyak konsep yang dilahirkan oleh pakar,  tapi sampai hari ini sepertinya 
belum ada perubahan yang berarti bagi masyarakat miskin. Program besar 
Pemerintah seperti kompensasi BBM, dana BOS, Jadup, Subsidi Beras Miskin, dalam 
pelaksanaaanya tidak terukur secara statistik berapa perkiraan penduduk yang 
diharapkan dapat selesai dari status 'miskin'. Apakah benar program yang 
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan menjawab permasalahan mereka, atau malah 
menimbulkan ketergantungan baru dan membuat collaps mereka ketika bantuan 
dihentikan. 

Disamping itu, bantuan yang  diberikan dilapangan dalam aplikasinya syarat 
dengan penyimpangan beneficiaries, korupsi, mark-up, dan lain-lain. Program 
dilapangan ini juga perlu pengawalan dalam pelaksanaannya, bukan berita baru 
kalau semua program yang sasarannya 'masyarakat miskin' biasanya dinikmati oleh 
 'masyarakat miskin hati'.

Program Komprehensif dan Berkelanjutan

Berdasarkan argumentasi diatas, perlu dilakukan program yang suistanable, 
kongkrit, terukur, mencapai sasaran, ditambah pengawasan intensif. Untuk 
menunjang pelaksanaan perlu dilakukan validitasi data  masyarakat yang masih 
tergolong miskin. Biro Pusat Statistik (BPS) harus melakukan validatasi atas 
hasil sensus sehingga memudahkan depertemen  yang terkait untuk membuat dan 
melakukan program. 

Berdasarkan pengalaman dan program pengentasan kemisikinan yang pernah 
dilakukan sebelumnya, saya mencoba memberikan pendapat  program, metode serta 
mekanisme kegiatan yang harus dilakukan. Sadar masukan dibawah ini jauh dari 
kesempurnaan, karena penulis bukan pakar ekonomi, setidaknya berharap  hal ini 
mengacu dari realitas yang sering Penulis lihat di lapangan. Pertama; Membuat 
program bersifat bantuan darurat atau disebut 'first program' untuk memenuhi 
kebutuhan primer masyarakat miskin yang disalurkan oleh Departemen Sosial dan 
Dinas Sosial Provinsi dan kabupaten/kota. Beneficiaries harus dibedakan antara 
masing-masing lembaga untuk mencegah overlapping, dan memudahkan pemerataan, 
ini program pertama. Selanjutnya program kedua; 'continue program', kelanjutan 
dari 'first program' oleh dinas sosial. Dalam 'Continue program' Depertemen 
Perindustrian dan Perdagangan serta dinas terkait di provinsi dan kabupaten ( 
Perindag, Dinas UKM, Bagian Ekonomi Setda provinsi/kabupaten) memberikan 
penguatan ekonomi kepada masyarakat miskin yang sudah dibantu kebutuhan 
primernya melalui 'first program' diatas. Penguatan ekonomi dijalankan setelah 
mendapat list potensi, bakat, keadaan alam, ketersedian bahan baku dan pasar. 
Kemudian diberikan life skill training bagi masyarakat miskin sesuai dengan 
list bakat diatas misalnya kerajinan, pertukangan, nelayan, home industri dll. 
Pemberian modal usaha yang bersifat 'revolving fund', dikelola oleh masyarakat 
setempat dengan penciptaan lembaga LKM baru di kemukiman setempat. Mekanisme 
dan jumlah dana ekonomi, cara pengembalian dan sanksi ditetapkan sendiri oleh 
penerima modal usaha. Pemberian dispensasi diberikan kalau memang masyrakat 
tidak mengembalikan karena adanya faktor yang mempengaruhi bukan karena 
kemalasan dan tidak adanya usaha mereka. Kedua, keberlanjutan program harus 
dirancang dan disusun secara komprehensif menjadi program bersama antara 
pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kab upaten kota. Konsep 
yang lengkap meliputi : jumlah dana, kriteria beneficiaries, mekanisme 
pelaksanaan, sistem pemberian dan pengembalian bantuan, pengawasan, dengan 
tetap dipublikasikan ke masyarakat untuk diperbaiki sesuai dengan keadaan dan 
kemauan mereka. Dalam setiap tahun sudah ada proyeksi berapa dana yang 
disalurkan melalui APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten. Jumlah total 
beneficiaries dan berapa person/KK dan daerah yang mana yang menerima dana dari 
masing-masing lembaga diatas sehingga ada peemrataan dan mencegah overlapping. 
Ketiga, penanggungjawab kegiatan adalah instansi masing-masing  sesuai dengan 
sumber dana, untuk melakukan pengawasan efektif, dilakukan kerjasama dengan 
LSM/Organisasi kemasyarakatan yang ada di kabupaten setempat  selama program 
berlangsung dan memastikan pendampingan sampai daerah miskin yang bersangkutan 
dapat mandiri minimal 50 %.      


Apabila di setiap daerah di indonesia komitmen dengan program diatas dan 
mengalokasikan 40 % APBD nya untuk program diatas itu pula, penulis sangat 
yakin angka kemiskinan di indonesia dan khususnya di Aceh akan dapat ditekan 
bahkan bisa hanya tinggal dibawah 10% seperti di Amerika dan negara Eropa 
lainnya. Apabila dianalisis susunan dan struktur program yang ditawarkan oleh 
dinas/badan dan instansi dalam APBD kabupaten kota sangatlah miris, karena 
sebagian besar isinya adalah  belanja untuk operasional. Sesuai Kepmendagri 
29/2004 tentang penyusunan APBD, belanja dibagi dalam Belanja Langsung dan 
Belanja Tidak Langsung.  Belanja Langsung adalah segala biaya yang dikeluarkan 
untuk melaksanakan program yang bertujuan memberikan pelayanan, asistensi, dan 
bantuan langsung untuk masyarakat. Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang 
digunakan untuk operasional untuk membiayai sehingga suksesnya direct program 
untuk masyarakat seperti gaji pegawai,  perjalanan dinas, kantor, dan lainnya 
semuanya untuk memudahkan aparatur untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat 
melalui pelaksanaan direct program. 

Sayangnya, Jumlah Belanja Tidak Langsung  hampir di semua APBD kabupaten kota 
sekitar 20-30 % dari total pagu APBD, dan anehnya, sebagian besar Belanja 
Langsung yang terjabar dalam program-program yang ditujukan untuk masyarakat 
ini hampir seluruhnya juga berisi biaya penunjang untuk pelaksanaan keigatan 
seperti tunjangan pelaksana kegiatan, honorarium saat pelaksanaan kegiatan, 
biaya transportasi, fee, biaya sewa kegiatan. Celakanya lagi, semua rincian 
kegiatan-kegiatan dari program kembali membiayai semua biaya-biaya operasional 
diatas. Walhasil Belanja Langsung akhirnya hanya sekitar 40 % kembali dinikmati 
oleh aparatur sebagai penunjang kegiatan. Artinya, belanja riil yang ditujukan 
untuk masyarakat hanya 30 % dari total pagu APBD, itupun masih riskan karena 
besar kemungkinan dikorup oleh elit lainnya, indikasi mark-up bahkan 
penyimpangan (tidak disalurkan/dilaksakan walaupun dalam laporan tetap 
dicantumkan).

Sudah selayaknya, untuk kemajuan bangsa dimasa yang akan datang, siapapun yang 
mempunyai kewenangan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemerintahan 
mempunyai visi dan action yang sama dilapangan untuk program pengentasan 
kemiskinan ini. Pengawasan ketat struktur APBD yang lebih berpihak pada rakyat 
harus dengan tegas dilakukan. 

Program-program yang dirancang untuk pengentasan kemiskinan kita harapkan bukan 
hanya dirancang sebagai 'proyek' semata. Bila kemiskinan dan ketidakberdayaan 
ini telah menjadi ''proyek'', maka lepaslah semua esensi pengentasan kemiskinan 
ini. Akhirnya semuanya menjadi sia-sia karena pengentasan kemiskinan, 
pemberdayaan atau apapun namanya, hanya tinggal nama saja. Proyek pengentasan 
kemiskinan ini akan menjelma menjadi sebuah simbol, proyek pemanis bibir dan 
isapan jempol belaka. Hal ini sudah terbukti dari perjalanan bangsa ini selama 
61 tahun, kemiskinan masih tetap menyelimuti bangsa yang kaya akan sumber daya 
alam ini


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] KETIKA KEMISKINAN MENJADI TONTONAN & PROYEK