[nasional_list] [ppiindia] Jenderal Korup Diperiksa

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 4 Sep 2006 04:00:08 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Bagaimana  dengan kasus 
impor senjata yang ditahan di Hawai dan senjata di rumah jenderal? Jadi  apakah 
ini juga hanya sendiwara perwira tinggi untuk menghibur prajurit bawahan dan 
umum?  


http://www.indomedia.com/bpost/092006/4/depan/utama1.htm

Jenderal Korup Diperiksa



Jakarta, BPost
Pengusutan kasus penggelapan dana asuransi milik prajurit TNI AD, terus 
bergulir. Pusat Polisi Militer TNI telah memeriksa Mayjen Salim Mangga terkait 
raibnya dana ratusan miliar di tubuh PT ASABRI.

Departemen Pertahanan sendiri telah melaporkan empat jenderal TNI terkait 
dugaan penyelewengan dana sebesar Rp430 miliar milik prajurit itu. Kasus yang 
disebut-sebut melibatkan para jenderal itu ditangani Tim Koneksitas.

Komandan Puspom TNI, Mayjen Hendardji Supandji, Minggu (3/9), membenarkan 
pemeriksaan terhadap Wakil Komandan Kodiklat TNI AD, Mayjen Salim Mangga. 
"Sudah diperiksa minggu lalu," ujarnya.

Namun, saudara kandung Ketua Tim Tastipikor Hendarman Supandji ini menolak 
menyebut status Salim Mangga dalam kasus dugaan korupsi dana Tabungan Wajib 
Perumahan Prajurit tersebut. "Ya kita lihat saja nanti," cetus Hendardji yang 
juga anggota Tim Koneksitas itu.

Salim semula disebut-sebut satu dari empat jenderal yang dilaporkan Departemen 
Pertahanan ke Puspom TNI karena ditengarai terkait dalam kasus dugaan korupsi 
senilai Rp100 miliar tersebut. 

Pelibatan Puspom TNI itu dilakukan karena para pengelola yang terlibat, saat 
kasus itu terjadi masih berstatus perwira TNI aktif.

Sejauh ini, Tim Koneksitas telah menetapkan tiga tersangka, yakni Samuel 
Kristanto, pemilik Yayasan Mahaneim, pengusaha Dedy Budhiman Garna, dan Ketua 
BPTWP Kolonel Ngadimin. 

Sementara salah satu tokoh sentral kasus itu, Henry Leo, kini kabur ke Amerika 
Serikat. Pengusaha properti di Jakarta itu, disebut-sebut menjadi salah satu 
pelaku penggelapan dana ratusan miliar, milik prajurit TNI AD itu.

Puspom TNI pun telah melayangkan panggilan kedua kepada Henry Leo untuk segera 
kembali ke Indonesia untuk menjalani pemeriksaan. Jika pada panggilan ketiga 
Henry tetap mangkir, pihak Puspom akan menjemput paksa. "Panggilan ketiga kali 
sudah dengan perintah menjemput dan membawanya," cetus Hendardji.

Lamban

Lambannya penanganan kasus dugaan korupsi di tubuh PT ASABRI itu membuat gemas 
kalangan DPR. Mereka mendesak Departemen Pertahanan dan Mabes TNI lebih serius 
menuntaskan kasus tersebut.

Anggota Komisi I DPR Yusron Ihza, Minggu (3/9), mengatakan, pemerintah harus 
mampu membawa paksa pengusaha Henry Leo ke Indonesia guna memudahkan penuntasan 
kasus ASABRI tersebut.

Adik kandung Mensesneg, Yusril Ihza Mahendra ini mengingatkan, kasus ASABRI 
telah berulang kali dibicarakan dalam Raker Komisi I dengan Menhan maupun 
Panglima TNI agar segera dituntaskan. "Namun penyelesaiannya berbelit-belit 
karena Henry Leo bebas berkeliaran di luar negeri," katanya.

Ditambahkannya, meski sebagian kerugian ASABRI telah dikembalikan melalui 
penyitaan maupun penyerahan aset-aset milik Henry Leo, namun tindakan hukum 
bagi siapa pun yang terbukti terlibat penggelapan dana ASABRI harus 
dilaksanakan.

"Pihak Bank BNI yang mencairkan deposito ASABRI -yang dijadikan agunan oleh 
Henry Leo- juga harus diperiksa lebih intensif," cetus Yusron.

Terpisah, anggota Komisi I DPR lainnya, Boy W Saul, mengatakan, kasus 
penggelapan dana ASABRI akan tuntas jika mantan Direksi ASABRI, Bank BNI, dan 
Henry Leo, diperiksa secara lengkap.

"Henry Leo harus didatangkan secara paksa ke Indonesia, dan aset-asetnya harus 
disita terlebih dulu, termasuk yang ada di Hongkong," katanya.

Henry Leo sebenarnya bisa didatangkan secara paksa jika ada keseriusan dari 
pemerintah, karena Interpol bisa diminta bantuannya untuk menangkapnya. "Kunci 
utama menuntaskan kasus ini adalah mendatangkan Henry Leo ke Indonesia," 
katanya.

Sebelumnya, istri Henry Leo, Yuli dalam jumpa pers di Jakarta, baru-baru ini 
menyatakan, suaminya bersedia pulang bila memang dipanggil untuk memberi 
kesaksian. 

"Saya jamin suami saya akan datang, dia tak akan kabur. Dia berada di Amerika 
trauma, karena selama 10 tahun kasus ini tak pernah jelas," ungkap Yuli yang 
mengaku belum menerima panggilan, baik dari Puspom maupun Kejaksaan Agung. 

Di sisi lain, wanita ini juga mengaku khawatir suaminya akan ditangkap begitu 
menginjakkan kaki ke Indonesia untuk menutupi kasus tersebut. Namun, Komandan 
Pumpom TNI Hendardji Supandji menjamin akan memberikan jaminan keamanan penuh 
kepada Henry Leo jika tiba di Indonesia.

Silang Sengketa

Terlepas dari upaya pengungkapan yang dilakukan Puspom TNI, kasus penggelapan 
dana ratusan miliar milik prajurit itu menjadi ajang saling tuding antara Henry 
Leo dan mantan Direktur Utama PT ASABRI, Mayjen (Purn) Subarda Midjaja.

Menurut Yuli, istri Henry, kerja sama investasi antara ASABRI dan suaminya 
gagal karena dana tersebut tak bisa dijadikan modal kerja sama, tetapi 
sebaliknya justru mengalir ke tempat lain. 

Seperti diketahui kerja sama investasi antara ASABRI dan Henry Leo terjadi 
tahun 1996. ASABRI menyertakan modal berupa certificate deposit (CD) di Bank 
BNI 46 cabang Kota senilai Rp275 miliar --bukan Rp410 miliar seperti dituduhkan 
Dephan. Dari penjaminan CD itu, Henry Leo mendapatkan pinjaman kredit dari bank 
yang sama sebesar Rp255 miliar.

Dari dana itu, Henry mentransfer Rp30 miliar ke rekening pribadi Subarda. 
Kemudian Rp30 miliar lagi ditransfer ke sekitar 30 perusahaan yang menjadi 
mitra wanprestasi ASABRI. Kemudian Rp104 miliar ke Dana Pensiun ASABRI dan PT 
ASABRI sendiri. 

Yuli mengungkapkan, total yang ditrasfer Rp135 miliar. ia pun siap menjawab 
kalau Subarda komplain karena mengaku punya bukti transfernya.

Sementara sisa dana juga digunakan membeli kredit macet (NPL) di Bank Yudha 
Bakti sebesar Rp11 miliar, membeli tanah di Jatiluhur Rp15 miliar, dan membayar 
break deposit milik ASABRI di Bank Centris berupa promissory note (surat 
berharga) senilai Rp60 miliar. Total semua dana yang sudah dikeluarkan 
berjumlah Rp254 miliar.

Desember 1997 ketika kasus ini dipermasalahkan, Sekjen Dephan Letjen Sugeng 
Subroto dan Henry Leo menandatangani Akta 16 berisi pengakuan investasi ASABRI 
ke Henry Leo sebesar Rp410 miliar. 

Mantan Dirut ASABRI, Mayjen Subarda Midjaya membantah adanya aliran dana dari 
Henry Leo ke rekening pribadinya. "Uang Rp30 miliar itu tidak hilang, karena 
masuk ke rekening direktur utama ASABRI, bukan ke rekening pribadi. Dana itu 
serta berbagai agunan lainnya telah diserahkan kepada Dephan, tidak ada sepeser 
pun yang saya makan," tegas Subarda.

Dia menegaskan komitmennya membantu aparat hukum, termasuk Puspom TNI, untuk 
menuntaskan kasus penggelapan dana PT ASABRI itu secara adil dan obyektif. 
Karenanya, berbagai dokumen yang dipegangnya secara utuh selama 7 tahun telah 
diserahkan ke Dephan.

Namun yang terpenting, lanjut dia, menangkap terlebih dahulu Henry Leo yang 
telah menggelapkan dana ASABRI. 

Dirut ASABRI Tabrie sendiri membantah adanya kredit macet sebesar Rp430 miliar 
seperti dilaporkan anggota Komisi I DPR, Ade Daud Nasution. Menurut dia, 
pinjaman Rp430 miliar bukan urusan ASABRI, melainkan urusan Yayasan 
Kesejahteraan Perumahan Prajurit (YKPP). 

"ASABRI sendiri memiliki kinerja sehat. Bahkan, 2004-2006 kinerja ASABRI sehat 
sekali," cetusnya. tnr/ant


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Jenderal Korup Diperiksa