** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **RIAU POS DPR Takluk, Angket Kandas Rabu, 25 Januari 2006 Istana Bantah Tekan DPR Laporan JPNN, Jakarta Upaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendekati sejumlah petinggi Parpol menuai hasil. Usul hak angket maupun interpelasi kasus impor beras yang diusulkan 108 anggota DPR kandas dalam rapat paripurna kemarin. Di antara 452 anggota dewan yang memberikan hak suara, 184 orang menolak hak angket dan interpelasi, 151 orang mendukung hak angket dan 107 orang setuju dengan hak interpelasi. Hasil itu membuat para pendukung hak angket yang dimotori anggota FPDIP dan FPKS menelan kekecewaan. Sebab, hak angket yang mereka usulkan terhenti. Kemenangan kubu penolak hak angket dan interpelasi impor beras itu disambut dengan suka cita oleh istana. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sedang melakukan lawatan di Jepang pun gembira. Sebelum memberikan sambutan dalam acara pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Jepang tadi malam, Kalla menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-temannya di DPR. ''Sebetulnya, kalau hak angket atau hak interpelasi disetujui, pemerintah juga siap. Susah sekali menyetujui kebijakan yang jelas-jelas perlu seperti impor beras," tutur Kalla sambil terus mengembangkan senyumnya. Seperti dilaporkan JPNN dari Tokyo, dalam sambutan yang disampaikan di hadapan masyarakat Indonesia di Jepang, Kalla kembali menjelaskan panjang lebar tentang pentingnya impor beras. Saat ini, menurut Kalla, keperluan impor beras sangat jelas karena harga telah naik 30 persen. Negara mana pun, katanya, jika harga kebutuhan pokoknya naik sampai 30 persen, harus melakukan upaya agar kenaikan bisa dihentikan. "Upaya ini akan menguntungkan semua pihak, baik buruh, tentara, maupun petani sendiri. Jika petani menjual beras dengan harga Rp3.000 (per kilogram), namun harus membeli beras di pasar dengan harga Rp4.200 sampai Rp4.500, siapa yang rugi?" jelas Kalla panjang lebar. Penjelasan Kalla tersebut juga disampaikan pada saat pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Belgia. Juru Bicara Istana Andi Mallarangeng juga mengungkapkan bahwa Presiden SBY menerima dengan senang putusan rapat paripurna DPR yang menolak hak angket tersebut. ''Presiden menghormati apa pun keputusan dewan, termasuk keputusan fraksi-fraksi," katanya dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Beberapa hari sebelum rapat paripurna itu, Presiden SBY aktif mendekati partai-partai politik. Termasuk mengumpulkan para menteri yang berasal dari Parpol. Selain itu, SBY juga bertemu dengan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir dan Ketua Umum PPP Hamzah Haz. Bukan hanya itu, Menko Kesra Aburizal Bakrie pun mengundang para pimpinan fraksi di DPR yang bergabung dalam koalisi pemerintah. Meski demikian, Andi membantah bahwa keputusan DPR yang membatalkan penggunaan hak angket dan interpelasi itu disebabkan tekanan pemerintah kepada partai-partai pendukung pemerintah. Menurut dia, pertemuan presiden dengan sejumlah pemimpin partai politik pendukung pemerintah bukan hal istimewa karena hal itu sudah dilakukan secara berkala. ''Silaturahmi dengan pimpinan-pimpinan Parpol untuk membicarakan persoalan kenegaraan. Biasa sekali ini dilakukan dan tidak hanya untuk masalah beras," terang Andi. FPDIP Anggap Realitas Politik Rapat paripurna kemarin berlangsung alot. Sejak dibuka pukul 09.00 WIB oleh pimpinan sidang Muhaimin Iskandar, rapat beberapa kali diskors. Interupsi juga mewarnai berlangsungnya sidang yang berakhir sekitar pukul 17.00 tersebut. Saat penyampaian pemandangan fraksi, sebenarnya sudah terlihat bahwa hak angket bakal kandas. Pasalnya, dari sepuluh fraksi yang ada, hanya FPDIP dan FPKS yang secara tegas mendukung angket. Fraksi lain ada yang memilih interpelasi atau mendukung dua usul tersebut. Tiga fraksi, FPG, FPD, dan FBR, jelas-jelas menolak. "Persolan impor beras sudah selesai. Karena itu, fraksi kami menyatakan hak angket dan interpelasi impor beras tidak perlu dilakukan,'' ujar juru bicara FPG Hamzah Sangadji dalam pandangan fraksinya. Sikap mengambang sejak awal ditunjukkan FPP dan FPAN. Dua fraksi itu tidak secara tegas menolak atau mendukung salah satu usul tersebut. Mereka memilih bersikap mendua. ''Kami mengajak rapat dewan untuk menetukan usul tersebut dalam rapat paripurna. Tujuannya, memutuskan penggunaan hak angket atau interpelasi,'' ujar Hifni Sarkawi, juru bicara FPPP. Voting berlangsung seru. Dari 452 anggota dewan yang memberikan hak suaranya, mayoritas menolak hak angket dan interpelasi. Sementara itu, suara lain terpecah ke dua pilihan. Yaitu, menyetujui hak angket atau menyetujui hak interpelasi (selengkapnya lihat grafis). Hanya dua fraksi yang tetap konsisten mendukung angket, yaitu FPKS dan FPDIP. Suara FPAN dan FPDS pecah. Di FPAN, di antara 42 anggota yang hadir, 9 orang mendukung angket dan 33 lainnya memilih mendukung interpelasi. Sementara itu, FPDS, dari 11 anggota yang hadir, 6 orang mendukung interpelasi dan 5 lainnya mendukung angket. Ketua FPDIP Tjahjo Kumolo usai sidang tak bisa banyak berkomentar. Kekalahan di forum paripurna kemarin sangat mengejutkan. ''Sejak awal, kami optimistis ini akan lolos. Sebab, usul ini didukung hampir seluruh fraksi di DPR. Tapi, inilah realitas yang ada,'' ujar Tjahjo. Namun, anggota dewan dari daerah pemiliha (dapil) Jawa Tengah 3 tersebut mengaku tidak menyesal. Soal mengapa suara pendukung angket terpecah, menjadi mendukung angket atau interpelasi, Tjahjo tak terlalu menanggapi. Bagi dia, sikap konsisten FPDIP mendukung angket memang sudah bulat. ''Kami tetap mendukung angket karena menilai interpelasi sendiri tidak akan memberikan efek yang lebih. Kita sekadar bertanya, begitu dijawab ya sudah,'' ujarnya. Pengusung angket dari FPDIP Hasto Krstiyanto mengatakan, pihaknya akan tetap bergerak dan mencari ruang untuk tidak berhenti mengkritisi kebijakan impor beras. Termasuk mengajak fraksi lain yang masih komit dengan sikap semula. "Yang jelas, hasil tadi menunjukkan kekuasaan dengan kendali resources dan mental pengikut ke penguasa lebih dominan," katanya. Sementara itu, nada kecewa juga terlontar dari kubu FPKS yang sejak awal juga komitmen mendukung angket impor beras. Salah satu pengusul angket dari FPKS Andi Rahmat mengaku, kekalahan dalam sebuah pemungutan suara adalah hal wajar. ''Saya melihat ini bukan sebagai pertandingan, kok. Bukan menang atau kalah,'' katanya. Meski gagal di paripurna kemarin, fraksinya akan tetap memperjuangkan masalah tersebut. Meskipun, besar kemungkinan tidak akan dilakukan melalui angket atau interpelasi yang sudah kandas itu. ''Kita akan terus mencari tahu kejanggalan di balik impor beras. Misalnya, membentuk panitia kerja di komisi VI (bidang pertanian, red)," tuturnya. Mengenai sikap FPKS yang tetap mendukung hak angket, Andi menjelaskan bahwa itu adalah keputusan fraksi yang sudah bulat. Bahkan, soal sikap SBY yang bisa jadi akan ''menjewer'' fraksi koalisi pemerintah yang membangkang, Andi menanggapinya dengan enteng. "Yang jelas, kami bisa sampai pada sikap seperti ini adalah pilihan yang tidak mudah,'' katanya. FPKS pun mengaku siap menerima risiko apa pun atas putusannya tersebut. Termasuk adanya kemungkinan menteri kadernya dicopot presiden. "Itu kan hak prerogatif presiden. Mau diganti atau tidak, itu kewenangan presiden," tandasnya. Anggota FPAN yang sempat mendukung hak angket Drajad H. Wibowo mengatakan, hasil paripurna kemarin bagaimanapun harus dihormati. Sebab, begitulah seharusnya demokrasi berjalan. "Ini harus diakui sebagai kemengan Demokrat dan Golkar,'' katanya.(abi/noe/kim) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **