[nasional_list] [ppiindia] Hentikan ''Keserakahan'' Pariwisata

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 21 Sep 2006 22:13:28 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/9/22/o3.htm


Hentikan ''Keserakahan'' Pariwisata
Oleh I Nyoman Rutha Ady, S.H. 


PROBLEM yang dihadapi oleh Bali sejak sektor pariwisata berkembang pesat mulai 
tahun 1970-an adalah upaya mengendalikan agresivitas kaum kapitalis dan pelaku 
pariwisata yang mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari potensi sumber daya 
alam (SDA) daerah ini. Hingga tiga dasawarsa berlalu, kini kebijakan pemerintah 
masih tetap lebih berpihak kepada kepentingan pemilik modal besar, sementara 
rakyat dituntut menjaga kelestarian alam, keamanan, adat dan budaya Bali. 
Sebuah kebijakan publik yang sama sekali jauh dari asas keadilan dalam kerangka 
pemberdayaan ekonomi kerakyatan bagi kesejahteraan masyarakat Bali. 

Menjual Kesucian 

Hampir tidak ada potensi Bali yang lepas serta aman dari bidikan pelaku bisnis 
untuk dijual sebagai komoditas melalui berbagai paket pariwisata. Kesucian 
pura, misalnya, telah dikomersialkan secara berlebihan akibat keserakahan 
kapitalisme pariwisata dan justru tidak disadari oleh krama (masyarakat) Bali 
yang ikut mendukung ''penjualan'' lokasi pura dengan paket kemasan yang disebut 
objek wisata.

Selama pemerintah tetap cuek (tidak peduli) terhadap fenomena ini karena lebih 
berambisi mengejar target pertumbuhan ekonomi melalui pendapatan asli daerah 
(PAD) yang setinggi-tingginya, selama itu pula potensi Bali akan tereksploitasi 
tanpa arah oleh kapitalisme dari luar umtuk menanamkan modalnya di daerah ini. 

Pola kebijakan pembangunan daerah (propinsi, kabupaten dan kota) di Bali harus 
disinergikan untuk menyelamatkan potensi alam, kesucian pura, menjaga keamanan 
dan eksistesi manusia Bali.

Komersialisasi melalui paket wisata yang sudah telanjur menjalar menguasai 
hampir semua aspek potensi daerah, perlu dikaji kembali dengan melibatkan 
unsur-unsur masyarakat desa pakraman yang selama ini mudah terlena oleh rayuan 
proposal pihak investor untuk menjadikan palemahan (wilayah) di suatu desa 
pakraman sebagai objek wisata.

Mulai dari paket objek wisata alam, selanjutnya menjamah kesucian pura untuk 
dikomersialkan, sementara penduduk setempat diberi ''hadiah'' sebagai tukang 
karcis (pemungut retribusi masuk objek dan tempat parkir) dengan busana 
pecalang. Sebuah ironi yang seharusnya tidak terjadi, karena hal itu secara 
tidak langsung telah melecehkan keberadaan tempat suci dengan menyewakan 
selempot (sehelai kain) yang dililitkan pada pinggang wisatawan sebagai 
legitimasi bisa memasuki jeroan (halaman tengah) pura. Sementara pecalang yang 
seharusnya memiliki kewajiban pengamanan dalam sebuah kegiatan yadnya (upacara 
adat dan agama), tanpa disadari telah keluar dari fungsi perangkat desa 
pakraman yang sebenarnya. 

Terlalu Murah

Realitasnya, nilai bisnis pariwisata Bali terlalu murah apabila dikompensasikan 
dengan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan selama tiga puluh tahun 
terakhir ini. Kebanggaan dengan menyebut sektor pariwisata sebagai sumbu 
berputarnya perekonomian Bali seharusnya diimbangi dengan komitmen bersama guna 
mencegah dan menghentikan komersialisasi potensi alam, tempat suci serta sumber 
daya manusia (SDM) secara berlebihan dan murah meriah. Inilah swadharma 
(kewajiban) krama Bali dan pemerintah, baik eksekutif maupun anggota 
legislatif. Itu apabila mereka memang berniat sunggh-sungguh menyelamatkan 
Pulau Sorga ini dari liberalisasi perdagangan bebas dunia yang dilandasi profit 
oriented (berorientasi meraih keuntungan setinggi-tuingginya) tanpa 
mengindahkan dampak negatif yang diwarisi bagi generasi masa depan.  

Penulis, pemerhati masalah sosial dan pelaku pariwisata, tinggal di Legian, Kuta


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Hentikan ''Keserakahan'' Pariwisata