** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/9/22/o3.htm Hentikan ''Keserakahan'' Pariwisata Oleh I Nyoman Rutha Ady, S.H. PROBLEM yang dihadapi oleh Bali sejak sektor pariwisata berkembang pesat mulai tahun 1970-an adalah upaya mengendalikan agresivitas kaum kapitalis dan pelaku pariwisata yang mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari potensi sumber daya alam (SDA) daerah ini. Hingga tiga dasawarsa berlalu, kini kebijakan pemerintah masih tetap lebih berpihak kepada kepentingan pemilik modal besar, sementara rakyat dituntut menjaga kelestarian alam, keamanan, adat dan budaya Bali. Sebuah kebijakan publik yang sama sekali jauh dari asas keadilan dalam kerangka pemberdayaan ekonomi kerakyatan bagi kesejahteraan masyarakat Bali. Menjual Kesucian Hampir tidak ada potensi Bali yang lepas serta aman dari bidikan pelaku bisnis untuk dijual sebagai komoditas melalui berbagai paket pariwisata. Kesucian pura, misalnya, telah dikomersialkan secara berlebihan akibat keserakahan kapitalisme pariwisata dan justru tidak disadari oleh krama (masyarakat) Bali yang ikut mendukung ''penjualan'' lokasi pura dengan paket kemasan yang disebut objek wisata. Selama pemerintah tetap cuek (tidak peduli) terhadap fenomena ini karena lebih berambisi mengejar target pertumbuhan ekonomi melalui pendapatan asli daerah (PAD) yang setinggi-tingginya, selama itu pula potensi Bali akan tereksploitasi tanpa arah oleh kapitalisme dari luar umtuk menanamkan modalnya di daerah ini. Pola kebijakan pembangunan daerah (propinsi, kabupaten dan kota) di Bali harus disinergikan untuk menyelamatkan potensi alam, kesucian pura, menjaga keamanan dan eksistesi manusia Bali. Komersialisasi melalui paket wisata yang sudah telanjur menjalar menguasai hampir semua aspek potensi daerah, perlu dikaji kembali dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat desa pakraman yang selama ini mudah terlena oleh rayuan proposal pihak investor untuk menjadikan palemahan (wilayah) di suatu desa pakraman sebagai objek wisata. Mulai dari paket objek wisata alam, selanjutnya menjamah kesucian pura untuk dikomersialkan, sementara penduduk setempat diberi ''hadiah'' sebagai tukang karcis (pemungut retribusi masuk objek dan tempat parkir) dengan busana pecalang. Sebuah ironi yang seharusnya tidak terjadi, karena hal itu secara tidak langsung telah melecehkan keberadaan tempat suci dengan menyewakan selempot (sehelai kain) yang dililitkan pada pinggang wisatawan sebagai legitimasi bisa memasuki jeroan (halaman tengah) pura. Sementara pecalang yang seharusnya memiliki kewajiban pengamanan dalam sebuah kegiatan yadnya (upacara adat dan agama), tanpa disadari telah keluar dari fungsi perangkat desa pakraman yang sebenarnya. Terlalu Murah Realitasnya, nilai bisnis pariwisata Bali terlalu murah apabila dikompensasikan dengan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan selama tiga puluh tahun terakhir ini. Kebanggaan dengan menyebut sektor pariwisata sebagai sumbu berputarnya perekonomian Bali seharusnya diimbangi dengan komitmen bersama guna mencegah dan menghentikan komersialisasi potensi alam, tempat suci serta sumber daya manusia (SDM) secara berlebihan dan murah meriah. Inilah swadharma (kewajiban) krama Bali dan pemerintah, baik eksekutif maupun anggota legislatif. Itu apabila mereka memang berniat sunggh-sungguh menyelamatkan Pulau Sorga ini dari liberalisasi perdagangan bebas dunia yang dilandasi profit oriented (berorientasi meraih keuntungan setinggi-tuingginya) tanpa mengindahkan dampak negatif yang diwarisi bagi generasi masa depan. Penulis, pemerhati masalah sosial dan pelaku pariwisata, tinggal di Legian, Kuta [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **