** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indomedia.com/bpost/022006/1/opini/opini1.htm Haruskah Menjadi Pegawai Negeri Oleh : Imam Suharjo Bagi sebagian orang, menjadi pegawai negeri adalah harapan yang ingin dicapai setelah menyelesaikan pendidikan formal. Terbayang dalam benak gaji rutin yang diterima setiap bulan, baju seragam, kerja kantoran dan naiknya status sosial. Harapan itu --setidaknya-- terwujud apabila yang bersangkutan berhasil lolos seleksi penerimaan CPNS di lingkup pemerintahan daerah se Kalsel yang rencananya dimulai Februari ini. Mengamati hasil beberapa seleksi CPNS lalu, sangat sulit untuk memprediksi peserta yang bakal lolos. Dengan materi dan jenis tes yang dilaksanakan dalam menjaring CPNS, secara logika yang diterima adalah calon berkualitas yang terlihat melalui kemampuan akademik dari lembaga pendidikan terakreditasi. Namun kenyataan yang terjadi tidak selalu demikian. Ada faktor X yang 'ikut' menentukan seleksi tersebut. Faktor X yang bersifat negatif inilah yang mungkin menjadi hulu dari terciptanya bad government, yang sampai saat ini tidak mudah untuk dihilangkan. Menampilkan kondisi PNS yang sesungguhnya dalam tulisan ini, tidak dimaksudkan untuk mengurangi minat pencari kerja mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Tetapi lebih ditujukan pada pemberian pertimbangan objektif, khususnya bagi mereka yang bercita-cita ingin cepat kaya, memiliki jiwa entrepreneur atau yang alergi pada kegiatan politik praktis. Kondisi yang akan ditemui sebagai seorang PNS, pertama adalah gaji pegawai negeri di Indonesia dibanding dengan negeri jiran masih jauh dari mencukupi. Apalagi dengan adanya penaikan harga BBM saat ini. Apabila ditemui seorang pegawai yang hidupnya serba 'wah', kemungkinan kekayaannya didapatkan dari warisan orangtua, menang undian, mendapat pasangan orang kaya atau memiliki usaha sampingan. Apabila keempat alasan tersebut tidak ditemukan, maka dapat diduga kekayaan itu berasal dari hasil korupsi yang dilakukan melalui penyalahgunaan wewenang dan atau gratifikasi. Untuk itu, bagi yang ingin cepat kaya seyogyanya tidak memilih profesi PNS sebagai ladang penghidupan. Buruknya kesejahteraan pegawai, ditambah keluarnya Surat Edaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengimbau instansi pemerintah untuk tidak memberikan bingkisan lebaran kepada pegawai negerinya. Sebagai institusi pemberantas korupsi, sewajarnya KPK mencoba mengeleminasi bentuk tindakan yang mengarah pada korupsi dan penyelewengan. Namun yang patut dipertanyakan adalah: apakah pemberian bingkisan hari raya dari instansi sendiri juga merupakan tindakan penyelewengan. Bagi staf KPK, mungkin tidak memerlukan bingkisan tersebut mengingat gaji mereka sudah cukup untuk hidup layak. Tetapi bagi sebagian besar pegawai negeri, bingkisan hari raya masih sangat berarti meskipun nilainya sangat kecil. Kedua, untuk memotivasi kinerja personil dalam suatu organisasi lazim diterapkan rewards and punishment (penghargaan dan hukuman) dari atasan kepada bawahan. Namun, di dalam birokrasi pemerintahan sepertinya cenderung hanya menerapkan punishment. Sanksi hukum lebih diminati karena tidak saja untuk membuat jera si pelanggar, tetapi di sisi lain dapat memberikan nilai tambah secara politis bagi pejabat penghukum khususnya kepala daerah yang saat ini notabene merupakan jabatan politis apabila termuat dalam media massa. Kepala daerah akan dianggap sebagai orang yang tegas dalam menegakkan peraturan. Sayangnya, sanksi hukum sering tidak dilaksanakan secara adil. Bagi mereka yang mempunyai akses ke atasan, biasanya akan luput dari tindakan tersebut. Tidak mengherankan apabila kegiatan GDM (Gerakan Disiplin Mandiri) yang sering dilaksanakan di pemerintahan daerah, tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan disiplin dan kinerja pegawai. Di sisi lain, pemberian rewards kepada pegawai yang berprestasi sangat jarang dilaksanakan. Kecuali penghargaan satya lencana untuk pengabdian 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun yang diberikan kepada semua pegawai negeri yang melampaui jangka waktu tertentu. Asalkan, rajin mengisi absen meskipun setelah itu hilang entah kemana, atau hanya duduk dan mengobrol menghabiskan waktu. Memang sampai saat ini, ukuran prestasi dalam kinerja pegawai masih belum jelas sehingga penilaiannya lebih didasarkan pada persepsi atasan yang sering sangat subjektif. Apabila ada rewards berupa promosi, lebih banyak diperuntukan bagi pegawai yang mempunyai loyalitas mati daripada produktivitas kerjanya tinggi. Untuk itu, seseorang yang memiliki jiwa entrepreneur yang kreatif, inisiatif dan dinamis tidak dapat berharap banyak untuk meraih jenjang kesuksesan melalui profesi pegawai negeri. Ketiga, pelaksanaan sistem pemilihan kepala daerah secara langsung berdampak pada pergeseran fungsi jabatan struktural menjadi seolah-olah jabatan politis. Banyak kepala daerah yang karena kewenangannya dalam pembinaan pegawai negeri, menyeret jabatan yang seharusnya dicapai melalui sistem penjenjangan karir ke dalam kancah politik praktis yang berujung pada kelangsungan kekuasaan saat ini, atau perebutan kekuasaan di pemilihan yang akan datang. Dalam sikap hidup masyarakat yang hipokrit, menjadi tidak aneh ketika peraturan menyatakan: pegawai/korpri dilarang berpolitik praktis dan diharuskan netral. Kenyataannya banyak pegawai bahkan pengurus Korpri sendiri yang menjadi tim sukses kandidat. Tentu tidak ada tujuan lain dari pegawai negeri petualang yang 'senang makan tulang kawan' ini, kecuali untuk mendapatkan imbalan jabatan bila sang kandidat terpilih. Dengan demikian, bagi orang yang konsisten pada aturan dan menjunjungi tinggi sikap profesional namun alergi terhadap dunia politik, maka bersiaplah karir Anda jalan di tempat. Pengecualian, apabila kepala daerah dengan ikhlas mempergunakan kewenangannya berdasarkan PP Nomor 9 tahun 2003 secara proporsional dan profesional seperti yang dilakukan Walikota Banjarmasin. Jabatan tertentu yang biasanya hanya diperuntukan bagi tim sukses, oleh Walikota penyaringannya diserahkan terlebih dahulu melalui tim seleksi yang terdiri atas orang-orang yang sudah teruji kapabilitasnya. Dengan demikian, semua pegawai mempunyai kesempatan yang sama asalkan memenuhi syarat. Pilot Project Keruntuhan rezim orde baru tak terlepas dari adanya isu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Gerakan masyarakat yang dimotori mahasiswa, akhirnya mencapai hasil dengan lengsernya presiden RI kedua setelah berkuasa hampir 33 tahun. Tumbangnya Orba, tentunya dipenuhi harapan terciptanya pemerintahan yang bersih. Untuk itu dibuat paradigma baru dalam penyelenggaran kepemerintahan, dari bad government menjadi good governance. Dalam arti, penyelenggaraan negara tidak lagi menjadi dominasi pemerintah namun harus melibatkan seluruh unsur masyarakat, swasta dan lembaga terkait lainnya. Beberapa waktu lalu, Gubernur Kalsel menandatangani MoU untuk menjadikan Kalsel sebagai pilot project good governance. Akibatnya, banyak mata yang menyorot propinsi ini. Sudahkah pemprop dan pemerintah kabupaten/kota melaksanakan kebijakan yang transparan, akuntabel, efektif, efisien dan berkeadilan dalam pelayanan publik. Tentu masih perlu kita tunggu. Test case yang dapat membuktikan pelaksanaan good governance dalam waktu dekat, adalah seleksi penerimaan CPNS. Proses rekrutmen merupakan cermin awal untuk mengetahui jenis pegawai apa yang akan diperoleh pemerintah guna melayani masyarakat nantinya. Apabila dalam proses ini dipenuhi fenomena suap atau titipan pejabat, maka masyarakat yang akan menerima dampaknya melalui pelayanan yang buruk, berbelit dan ekonomi biaya tinggi. Pegawai yang memulai kerja dengan menyuap, tentu akan menjalani masa kerjanya tak jauh dari dunia suap menyuap di mana pun posisi dan jabatannya. Pegawai yang mengawali kerjanya dengan memanfaatkan pejabat, juga selama menjalani karirnya tak terlepas dari penyalahgunaan dan penyelewengan jabatan. Dengan kondisi demikian, sampai kapan pun good governance tidak akan tercipta. Selain itu, untuk meningkatkan standar pelayanan publik diperlukan kemampuan SDM pegawai yang andal dan profesional dengan pembinaan melalui jalur pendidikan formal, pelatihan dan penempatan pegawai berdasarkan kompetensi. Sikap dan kebijakan Walikota Banjarmasin untuk melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan bagi calon kepala dinas dan kepala bagian, merupakan implementasi untuk mendapatkan aparatur yang profesional dan berkompeten. Walikota menempatkan maksud pembinaan pegawai dalam PP secara tepat. Hal ini tentu akan memotivasi pegawai untuk bersaing secara sehat dan bekerja profesional dalam melayani masyarakat. Tidak ada lagi friksi dalam tubuh organisasi pemerintah yang akan menghambat kinerja yang diakibatkan adanya istilah 'orangnya ini' yang naik jabatan, atau 'orangnya itu' yang harus masuk kotak. Yang ada hanya PNS sebagai abdi negara dan masyarakat yang siap mewujudkan terciptanya good governance. * Pengamat Sosial, tinggal di Banjarbaru e-mail: ims_wiraarya@xxxxxxxxx [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **