** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/06/daerah/2343242.htm Dari Tahu Beralih ke Tempe Sejak pemberitaan gencar tentang bahaya formalin untuk pengawet tahu, konsumen di Batam mulai beralih ke tempe. Para pembuat tempe di kawasan Tembesi Lama, Batam, saat ini memproduksi tempe jauh lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya. "Kalau sebelum ada berita-berita tentang formalin itu, paling banyak kami menggunakan 100 kilogram kedelai. Sekarang, dalam sehari kami menghabiskan 200 kilogram kedelai," ujar Warno, pembuat tempe, Kamis (5/1). Tempe yang dijualnya seharga Rp 1.000 per potong selalu habis terjual. Namun, umumnya pembuat tahu kurang terpengaruh oleh pemberitaan di media massa karena mereka tidak menggunakan formalin. Wendi, pembuat tahu di Tembesi Lama, mengaku tidak menggunakan formalin untuk mengawetkan tahu produksi pabriknya, melainkan hanya dengan merebus tahunya untuk mengawetkan dan bisa awet hingga satu hari. (jos) Detergen dan Pestisida sebagai Pengawet Selain formalin, di sejumlah tempat penangkapan ikan di Bali ternyata ditemukan adanya ikan segar yang pengawetannya diduga menggunakan detergen dan pestisida. Karena itu, masyarakat diminta berhati-hati memilih ikan yang akan dikonsumsi. "Saat saya ke lapangan, saya mendengar dari para nelayan sendiri bahwa ada beberapa nelayan yang menggunakan detergen dan pestisida. Detergen digunakan untuk mencuci ikan agar terlihat bersih dan tidak dikerubuti lalat. Pestisida juga disemprotkan agar ikan tidak dihinggapi lalat," ungkap Kepala Sub-Dinas Usaha dan Hasil Pengolahan Dinas Perikanan dan Kelautan Bali I Made Sukaya di Denpasar, Kamis (5/1). Ia menambahkan, ikan-ikan yang mengandung bahan kimia seperti formalin, detergen, dan pestisida bukan berasal dari Bali, tetapi dari Jawa. Nelayan di Bali tidak menggunakan bahan kimia berbahaya untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. (AGN/AYS) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **