[nasional_list] [ppiindia] Catatan (Dusta) Seorang Demonstran

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 18 Jul 2006 19:17:34 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **RIAU POS


      Catatan (Dusta) Seorang Demonstran        


      Sabtu, 15 Juli 2006  
      MENJADI berita yang kontroversial tentunya bagi semua kalangan aktivis 
pergerakan ketika seorang aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) menjadi 
komisaris Pos Indonesia. 

      Setidaknya, kabar pengangkatan mantan aktivis PRD, Andi Arief, sebagai 
komisaris PT Pos Indonesia (Posindo), yang dilakukan Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono pada awal 2006, menjadi tanda tanya besar di benak para aktivis 
pergerakan. 

      Pada era reformasi, sosok Andi Arief sempat menjadi korban penculikan 
1998 saat Orde Baru berkuasa. Apalagi, pengangkatannya sekaligus dibarengi 
pesan dari Presiden SBY dan Men-BUMN supaya dapat membawa PT Posindo guna 
melaksanakan efisiensi, menekan korupsi, dan melakukan pembaruan. 

      ''Sebuah tugas yang sungguh teramat berat, namun mulia,'' demikian kata 
Budiman Sudjatmiko yang dulu kawan seperjuangannya yang juga mantan Ketua Umum 
PRD. 

      Mungkin kita tidak mempersoalkan jabatan yang diembannya. Tetapi, sedikit 
pertanyaan yang setidaknya berkecamuk di setiap benak para aktivis pergerakan. 
Ada apa di balik pengangkatan mantan aktivis yang dulu terkenal radikal dan 
anti-Orde Baru tersebut?

      Sebaliknya, bagaimana para aktivis OKP terjun dalam politik praktis? 
Nampaknya, fenomena di tengah kelesuan gerakan mahasiswa dan pemuda saat ini 
cukup menjadi kajian menarik bagi proses perjalanan bangsa Indonesia. Adalah 
sebuah kenistaan bila baju semangka (artinya: luar hijau, dalamnya merah) masih 
terpakai dalam wilayah OKP mahasiswa dan pemuda saat ini. 

      Bagi yang menghayati buku Catatan Harian Seorang Demonstran, tentu 
berharap agar perjuangan tokohnya, Soe Hok Gie, dapat direalisasikan. Sebab, 
dalam realitas sosial saat Gie -panggilan akrab Soe Hok Gie- hidup dengan 
situasi sekarang dan masa depan, ternyata belum banyak berubah. 

      Mungkin juga saat ini di mata para aktivis pergerakan, sosok Gie masih 
menjadi sebuah inspirator. Bahkan, pada tahun lalu, sebuah media nasional 
Kompas mengangkat ikon Soe Hok Gie dalam visual iklannya untuk menandai 
''perubahan'' di media tersebut. Meskipun nilai perubahan yang diharapkan belum 
terjadi dan justru nilai kemunafikan yang kian melekat pada para pejabat 
ataupun yang terjadi di tengah masyarakat sejak Gie tiada.

      Selain itu, ada lagi sebuah ujaran yang dikeluarkan Gie (sebagai kalimat 
pilihan dalam poster film Gie) yang berbunyi ''Lebih baik diasingkan daripada 
menyerah pada kemunafikan''. Artinya, saat itu Gie benar-benar sosok yang 
konsisten terhadap perjuangan melawan kesewenang-wenangan meskipun perjuangan 
yang dilakukan tidak menjamin kelangsungan hidupnya.

      Apalagi, di kala ada wakil mahasiswa yang duduk dalam DPR Gotong Royong, 
Gie sengaja mengirimkan benda peranti dandan. Sebuah sindiran supaya wakil 
mahasiswa itu nanti bisa tampil manis di mata pemerintah. Padahal, wakil 
mahasiswa tersebut adalah teman-teman sendiri dan Gie menjuluki mereka sebagai 
''politisi berkartu mahasiswa''. Demikiankah kader-kader OKP kita sekarang?

      Dusta 
      Setelah sekian kali terjadi perubahan tampuk kekuasaan di negeri kita, 
ternyata hingga sekarang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Munculnya kasus 
korupsi, penyelewengan kekuasaan, dan pengabaian aspirasi publik ternyata lebih 
melekat pada sosok politikus Orde Reformasi -awalnya dihantarkan aktivis OKP 98.

      Mulai bergabungnya mantan aktivis yang dulu teriak anti-Orde Baru, kini 
menjadi legislatif dari Partai Golkar. Aktivis NGO yang melakukan korupsi 
ketika mendapat dana untuk dikucurkan kepada rakyat. Akademisi ternama yang 
tervonis penjara gara-gara korupsi. Hingga, mantan aktivis yang dulu muak 
dengan NGO justru kini menjadi pengurus aktif demi kepentingan pribadi. 

      Para mantan aktivis ''pejuang'' OKP saat ini lupa dengan sejarah era 
1960-an dan 1970-an yang senantiasa nyaring akan ungkapan ''sebuah jaket yang 
berlumuran darah'' dalam menggambarkan perjuangan mahasiswa waktu itu. Tetapi, 
sekarang ungkapan tersebut telah musnah diterpa zaman -yang katanya perubahan. 
Kini ungkapan itu telah berganti dengan ungkapan ''sebuah jaket yang berlumuran 
lipstik, parfum, dan minyak wangi''.

      Bahkan, para politisi muda yang diharapkan menjadi pengganti elite 
politik tua justru malah terbawa arus karena tidak bisa mengendalikan nafsu 
''syahwat'' politiknya. Munculnya selentingan seorang aktivis OKP yang kini 
menjadi broker politik sudah menjadi tradisi. Seyogianya hal ini layak untuk 
disikapi agar tidak menjadi keprihatinan terus-menerus bagi kalangan aktivis 
maupun mantan aktivis OKP.

      Bolehlah mantan aktivis menjadi pejabat negara karena kiprahnya selama 
menjadi sosok pembangun negeri. Tetapi, bila tujuan menjadi seorang aktivis OKP 
adalah berkeinginan untuk menjadi pejabat negara, barangkali buku Catatan 
(Dusta) Seorang Demonstran yang kini pantas ditorehkan untuk mereka.(jpnn)

      Bramastia, Sekjen Pergerakan Indonesia (PI) Jawa Tengah 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Catatan (Dusta) Seorang Demonstran