** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **RIAU POS Catatan (Dusta) Seorang Demonstran Sabtu, 15 Juli 2006 MENJADI berita yang kontroversial tentunya bagi semua kalangan aktivis pergerakan ketika seorang aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) menjadi komisaris Pos Indonesia. Setidaknya, kabar pengangkatan mantan aktivis PRD, Andi Arief, sebagai komisaris PT Pos Indonesia (Posindo), yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada awal 2006, menjadi tanda tanya besar di benak para aktivis pergerakan. Pada era reformasi, sosok Andi Arief sempat menjadi korban penculikan 1998 saat Orde Baru berkuasa. Apalagi, pengangkatannya sekaligus dibarengi pesan dari Presiden SBY dan Men-BUMN supaya dapat membawa PT Posindo guna melaksanakan efisiensi, menekan korupsi, dan melakukan pembaruan. ''Sebuah tugas yang sungguh teramat berat, namun mulia,'' demikian kata Budiman Sudjatmiko yang dulu kawan seperjuangannya yang juga mantan Ketua Umum PRD. Mungkin kita tidak mempersoalkan jabatan yang diembannya. Tetapi, sedikit pertanyaan yang setidaknya berkecamuk di setiap benak para aktivis pergerakan. Ada apa di balik pengangkatan mantan aktivis yang dulu terkenal radikal dan anti-Orde Baru tersebut? Sebaliknya, bagaimana para aktivis OKP terjun dalam politik praktis? Nampaknya, fenomena di tengah kelesuan gerakan mahasiswa dan pemuda saat ini cukup menjadi kajian menarik bagi proses perjalanan bangsa Indonesia. Adalah sebuah kenistaan bila baju semangka (artinya: luar hijau, dalamnya merah) masih terpakai dalam wilayah OKP mahasiswa dan pemuda saat ini. Bagi yang menghayati buku Catatan Harian Seorang Demonstran, tentu berharap agar perjuangan tokohnya, Soe Hok Gie, dapat direalisasikan. Sebab, dalam realitas sosial saat Gie -panggilan akrab Soe Hok Gie- hidup dengan situasi sekarang dan masa depan, ternyata belum banyak berubah. Mungkin juga saat ini di mata para aktivis pergerakan, sosok Gie masih menjadi sebuah inspirator. Bahkan, pada tahun lalu, sebuah media nasional Kompas mengangkat ikon Soe Hok Gie dalam visual iklannya untuk menandai ''perubahan'' di media tersebut. Meskipun nilai perubahan yang diharapkan belum terjadi dan justru nilai kemunafikan yang kian melekat pada para pejabat ataupun yang terjadi di tengah masyarakat sejak Gie tiada. Selain itu, ada lagi sebuah ujaran yang dikeluarkan Gie (sebagai kalimat pilihan dalam poster film Gie) yang berbunyi ''Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan''. Artinya, saat itu Gie benar-benar sosok yang konsisten terhadap perjuangan melawan kesewenang-wenangan meskipun perjuangan yang dilakukan tidak menjamin kelangsungan hidupnya. Apalagi, di kala ada wakil mahasiswa yang duduk dalam DPR Gotong Royong, Gie sengaja mengirimkan benda peranti dandan. Sebuah sindiran supaya wakil mahasiswa itu nanti bisa tampil manis di mata pemerintah. Padahal, wakil mahasiswa tersebut adalah teman-teman sendiri dan Gie menjuluki mereka sebagai ''politisi berkartu mahasiswa''. Demikiankah kader-kader OKP kita sekarang? Dusta Setelah sekian kali terjadi perubahan tampuk kekuasaan di negeri kita, ternyata hingga sekarang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Munculnya kasus korupsi, penyelewengan kekuasaan, dan pengabaian aspirasi publik ternyata lebih melekat pada sosok politikus Orde Reformasi -awalnya dihantarkan aktivis OKP 98. Mulai bergabungnya mantan aktivis yang dulu teriak anti-Orde Baru, kini menjadi legislatif dari Partai Golkar. Aktivis NGO yang melakukan korupsi ketika mendapat dana untuk dikucurkan kepada rakyat. Akademisi ternama yang tervonis penjara gara-gara korupsi. Hingga, mantan aktivis yang dulu muak dengan NGO justru kini menjadi pengurus aktif demi kepentingan pribadi. Para mantan aktivis ''pejuang'' OKP saat ini lupa dengan sejarah era 1960-an dan 1970-an yang senantiasa nyaring akan ungkapan ''sebuah jaket yang berlumuran darah'' dalam menggambarkan perjuangan mahasiswa waktu itu. Tetapi, sekarang ungkapan tersebut telah musnah diterpa zaman -yang katanya perubahan. Kini ungkapan itu telah berganti dengan ungkapan ''sebuah jaket yang berlumuran lipstik, parfum, dan minyak wangi''. Bahkan, para politisi muda yang diharapkan menjadi pengganti elite politik tua justru malah terbawa arus karena tidak bisa mengendalikan nafsu ''syahwat'' politiknya. Munculnya selentingan seorang aktivis OKP yang kini menjadi broker politik sudah menjadi tradisi. Seyogianya hal ini layak untuk disikapi agar tidak menjadi keprihatinan terus-menerus bagi kalangan aktivis maupun mantan aktivis OKP. Bolehlah mantan aktivis menjadi pejabat negara karena kiprahnya selama menjadi sosok pembangun negeri. Tetapi, bila tujuan menjadi seorang aktivis OKP adalah berkeinginan untuk menjadi pejabat negara, barangkali buku Catatan (Dusta) Seorang Demonstran yang kini pantas ditorehkan untuk mereka.(jpnn) Bramastia, Sekjen Pergerakan Indonesia (PI) Jawa Tengah [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **