[nasional_list] [ppiindia] BOS Jangan Tanggung-tanggung

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 5 Jan 2006 00:57:07 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/04/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Tajuk Rencana II

BOS Jangan Tanggung-tanggung
AIAT pemerintah untuk meringankan beban hidup keluarga miskin sebagai 
konsekuensi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) merupakan langkah 
tepat. Pengurangan subsidi itu secara nyata telah -menguras pendapatan 
masyarakat untuk membiayai hidupnya. Hal itu bisa dimaklumi mengingat 
harga-harga kebutuhan naik sangat signifikan. Prioritas belanja rumah tangga 
pun berubah, salah satunya adalah mengurangi alokasi biaya pendidikan anak yang 
dialihkan pada kebutuhan pokok, seperti membeli bahan makan keseharian. 

Pemerintah mewujudkan niatnya itu dengan mengeluarkan kebijakan Program 
Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) untuk pendidikan 
yang disebut biaya operasional sekolah (BOS). Bantuan itu diberikan kepada SD 
hingga SLTA, yaitu untuk siswa SD dan sederajat Rp 235.000 per siswa per tahun, 
siswa SMP dan yang sederajat Rp 324.500, dan siswa SMA, SMK, MA, dan SMLB 
untuksiswa yang tidak mampu sebesar Rp 65.000 per bulan atau Rp 780.000 per 
siswa per tahun. 

Program BOS itu telah memunculkan persoalan dan telah diulas di media massa, di 
antaranya protes orangtua murid yang menilai penggunaan BOS tidak transparan 
dan sekolah tetap membebani pungutan ke siswa. Ada asumsi, setelah mendapat BOS 
maka seharusnya sekolah tidak boleh melakukan pungutan lagi ke siswa. Guru 
sendiri juga ada yang mengeluh karena tidak bisa lagi menikmati pungutan dari 
siswa. 

CUKUP menarik apa yang disampaikan oleh Ade Irawan dari Koalisi Pendidikan 
(Pembaruan, 3/1). Menurutnya ada tiga kelemahan utama dalam program BOS. 
Pertama, kesalahan konsep. Seharusnya program ini memberikan pendidikan gratis 
nyatanya dalam pelaksanaannya banci, karena sekolah tetap melakukan pungutan. 
Kedua, memberikan dana yang jauh lebih sedikit dari kebutuhan sekolah sehingga 
terpaksa sekolah tetap melakukan pungutan ke siswa. Ketiga, soal penyaluran 
yang menyebabkan sekolah tetap melakukan pungutan di luar pos-pos yang 
dijangkau BOS. 

Memang tidak ada sanksi yang tegas terhadap sekolah yang melakukan pungutan ke 
siswa. Sesuai Petunjuk teknis BOS, jika sumbangan rutin bulanan masyarakat 
lebih kecil daripada BOS, sekolah tidak diperbolehkan memungut dari masyarakat. 
Sebaliknya, jika sumbangan rutin lebih besar, sekolah dapat meminta sumbangan 
kepada masyarakat. Jadi, sekolah yang tetap melakukan pungutan tidak melanggar 
hukum sepanjang sesuai aturan yang berlaku. 

Hal itulah yang menimbulkan protes orangtua murid. Hal itu bisa dimaklumi 
karena secara terbuka pemerintah mengumumkan adanya BOS sehingga orangtua murid 
juga beranggapan bahwa tidak ada lagi pungutan di sekolah. Sangat wajar jika 
pada akhirnya orangtua murid, khususnya dari keluarga miskin, tetap menagih 
janji pemerintah untuk sekolah gratis. Memang dalam Undang-Undang Nomor 20 
Tahun 2003 dinyatakan bahwa pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab 
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Namun, janji tetap janji 
yang harus dipenuhi. 

KITA berharap pemerintah bijaksana terkait dengan peningkatan kualitas manusia 
Indonesia. Mengingat program BOS akan dilanjutkan, sebaiknya konsep BOS 
diperbaiki dan disempurnakan. Pemerintah jangan tanggung-tanggung dalam 
memberikan bantuan, terlebih bila bantuan itu sangat terkait dengan investasi 
jangka panjang, yaitu untuk mencetak manusia-manusia unggul yang membangun 
bangsa ini. Dan, yang pasti, investasi di bidang pendidikan tidak akan 
merugikan bangsa sendiri. 


Last modified: 4/1/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] BOS Jangan Tanggung-tanggung