[nasional_list] [ppiindia] 1.000 Anggota DPRD Korupsi + Wakil Rakyat Adu Otot + Anggota DPR Plesir Lagi

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 6 Sep 2006 11:16:23 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/092006/6/depan/utama1.htm

1.000 Anggota DPRD Korupsi



Bandung, BPost
Indonesia pantas dicap sebagai negara terkorup. Korupsi tidak hanya di 
pemerintahan, tapi juga banyak dilakukan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat 
(Daerah). Saat ini, sekitar seribu wakil rakyat di seluruh Indonesia terlibat 
tindak pidana korupsi.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiequrrahman Ruki, mengungkap data 
bahwa para wakil rakyat itu melakukan korupsi secara tidak sengaja maupun 
disengaja. "Mereka tahu perbuatan korupsi, tapi tidak merasa bahwa itu 
melanggar hukum," ujarnya.

Berbicara dalam acara Workshop Meningkatkan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD, di 
Bandung, Selasa (5/9), Ruki mengungkapkan, dari catatan KPK diketahui sekitar 
1.000 anggota dewan telah menggerogoti uang rakyat yang bukan haknya. Jumlah 
itu meliputi 700 wakil rakyat di kabupaten/kota, dan 300 anggota dewan di 
tingkat provinsi.

Mantan petinggi Polri itu menyebutkan, besarnya jumlah politisi korup di 
parlemen disebabkan masih kurangnya pemahaman atas peran dan fungsinya sebagai 
anggota dewan. Akibatnya, anggota dewan mudah terbawa arus (ikut-ikutan) untuk 
berbuat tidak baik, tanpa menyadari hal tersebut menerjang aturan.

"Akibatnya sebagai wakil rakyat seringkali mereka dipersepsikan kurang 
memperjuangkan kepentingan rakyat," cetusnya.

Pengamat Hukum Frans Hendra Winata tidak terkejut banyaknya politisi di 
parlemen terlibat korupsi. "Mereka melakukan (korupsi) seakan tidak mengetahui 
bahwa itu melanggar hukum. Bahkan, hal seperti itu dianggap biasa, bahkan 
banyak yang menilainya sebagai haknya," ujarnya.

Frans mencontohkan, kasus dana abadi umat yang sebenarnya bukan hak. Namun ada 
anggota dewan menggunakannya. Artinya, anggota dewan tidak bisa membedakan 
antara hak dan kewajiban.

Menurut dia, banyaknya politisi terjerat korupsi karena lemahnya regulasi 
tentang itu, Selama ini aturan yang mengatur korupsi kebanyakan pasal-pasal 
karet. Isinya tidak memiliki ketegasan dan kepastian hukum sehingga pada 
akhirnya semua bisa dikategorikan korupsi.

Penyebab maraknya pemidanaan terhadap pejabat dan angota dewan dengan sangkaan 
korupsi, juga karena tidak adanya ketegasan dalam UU yang dibuat DPR sendiri. 
"Jadi, ini senjata makan tuan. Hal-hal yang normal menjadi abnormal karena UU 
itu," urainya.

Lambannya penanganan korupsi di tanah air, menurut mantan Ketua MPR RI Amien 
Rais, karena penanganannya masih tebang pilih. Sejatinya, sebut dia, hukum di 
negeri ini telah lumpuh dan rakyat sudah tidak percaya lagi.

"Karena kenyataannya penguasa like and dislike dalam penanganan hukum itu 
sendiri," ujar Amien usai berbicara di sebuah diskusi bertajuk 'KKN Indikasi 
(Bisnis, Politis, Moral, Proses dan Tindak Lanjut Hukumnya), di Hotel 
Borobudur, Jakarta, kemarin.

Amien mencontohkan kasus paling gres adalah pengakuan mantan Kajati DKI 
Jakarta, Rusdi Taher yang sering diintervensi petinggi Kejaksaan Agung dalam 
menangani suatu kasus.

Rusdi Taher dalam sebuah konferensi pers mengungkapkan dirinya kerap 
diintervensi saat menangani perkara. Seperti kasus korupsi ketua KPUD DKI, dia 
diminta Jampidsus Hendarman Supandji agar mengurangi tuntutan hukuman dari 5 
tahun menjadi 1 tahun 6 bulan. 

Dari fenomena itu, Amien menyebut pemerintah dalam menangani kasus hukum tidak 
pernah bisa melepaskan unsur like and dislike. Artinya, tetap saja tebang pilih.

Mengenai sorotan tebang pilih, Komisi Pemberantasan Korupsi pun mengakui. 
Abdullah Hehamaua, penasihat KPK mengatakan, jika tidak tebang pilih, berarti 
semua pegawai negeri sipil maupun karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 
harus diusut.

Sumber Korupsi

Lebih jauh Amien Rais menyatakan sebenarnya pelaku korupsi terbesar di negeri 
ini adalah negara. Hal itu dibuktikan dimana negara mengizinkan perusahaan 
raksasa asing seperti Freeport dan Newmont menghancurkan ekologi nasional 
dengan menambang kekayaan alam Indonesia.

"Tidak kurang 1,6 juta hektare hutan lindung dan konservasi dirusak perusahaan 
asing. Ironisnya, itu atas izin negara. Ini yang menyebabkan negara ini 
benar-benar bonyok," ujar Amien Rais. 

Dalam kondisi yang begitu memprihatinkan itu, Amien mendesak pemimpin di negeri 
ini harus bersikap berani seperti yang dilakukan presiden Venezuella atau Iran. 

Dikatakan Amien, Venezuela negara yang jauh lebih kecil dari Indonesia namun 
memiliki kekayaan minyak luar biasa, terbebas utang ketika pemimpinnya berani 
bersikap tegas terhadap korporasi asing yang menambang minyak di negaranya.

Venezuella bisa bersikap tegas dan meminta korporasi asing memilih, negosiasi 
ulang atau pergi dengan diganti rugi mesin-mesinnya. "Kebanyakan korporat asing 
memilih negosiasi ulang. Harusnya Presiden Yudhoyono bisa bersikap begitu," 
tutur Amien. JBPtof/yul/ewa/ant

++++

http://www.indomedia.com/bpost/092006/6/depan/utama4.htm



Wakil Rakyat Adu Otot



ADEGAN main tonjok antar-anggota parlemen di luar negeri, misalnya Taiwan atau 
Korea Selatan, begitu menyita perhatian ketika ditayang di layar kaca. Tapi tak 
perlu jauh-jauh, perilaku tidak dewasa itu pun terjadi di DPRD Kalsel. 

Kancing baju Nurdin HB, Selasa (5/9) sampai lepas. Seorang rekannya sesama 
anggota DPRD Kalsel, Puar Djunaidi baru saja mencengkeram bajunya. Keduanya 
terlibat ketegangan saat pembahasan sebuah proyek.

Ceritanya, Nurdin HB dalam rapat Panitia Anggaran itu mempertanyakan proyek 
anggaran 2005 yang baru kelar 44 persen. Sebagai juru bicara komisinya, ia pun 
menyarankan proyek sebaiknya ditender ulang.

Rupanya, pernyataan itu menyinggung Puar Djunaidi. Ia yang semula berada di 
ruang rapat, segera keluar. Kepada seorang rekannya yang lain, Puar meminta 
Nurdin keluar. Sesampai di luar ruang itulah, adegan panas ditampilkan. 

"Breets...!" Baju Nurdin dipegang erat hingga satu kancingnya pun lepas. 
Beruntung, seorang anggota dewan lainnya, Husaini Aliman yang melihat adegan 
panas itu segera melerai. Nurdin kemudian balik kanan dan masuk ke ruang rapat 
Komisi II untuk bergabung kembali dalam rapat Panitia Anggaran.

Wajah sayu Nurdin mengundang tanda tanya para peserta rapat di Rumah Banjar 
yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kalsel Ma'wah Masykur, dan dihadiri Kepala Dinas 
Kehutanan Rosihan Adhani, serta Direktur RSUD Ulin dr Abimanyu itu.

Entah proyek apa yang dimaksud, demikian juga mengapa Puar tersinggung. Namun 
pembahasan itu tak begitu termonitor karena rapat dilakukan tertutup. 

Namun Nurdin, usai rapat mengaku, dirinya tak sengaja menyudutkan pihak lain. 
"Yang saya sampaikan memang secara global, tanpa menyebutkan proyek yang 
dimaksud. Ini saya lakukan untuk menyampaikan aspirasi teman-teman di Komisi IV 
yang intinya menyarankan agar proyek tersebut ditender ulang saja," ujar Nurdin 
yang juga ketua Komisi IV ini.

Terkait keributan itu, Nurdin ingin menyelesaikan dengan kepala dingin. "Saya 
ingin selesaikan masalah ini dengan kepala dingin saja. Masalah nanti 
diselesaikan lewat jalur hukum atau kekeluargaan, terserah fraksi saja," 
tukasnya.

Bagaimana dengan penjelasan Puar Djunaidi? Kader Partai Golkar ini membantah 
ada pertikaian antara dirinya dengan Nurdin HB, apalagi sampai kontak fisik. Ia 
mengatakan apa yang terjadi hanya sebuah perbedaan pendapat dalam kerangka 
dinamika demokrasi. 

"Tidak ada masalah kok. Kabar yang merebak karena kekhawatiran teman-teman 
dengan gaya saya yang meledak-ledak," jelasnya.

Namun ia menyatakan, apa yang disampaikan Nurdin HB terkait proyek tahun 
anggaran 2005 yang belum kelar, tidak didukung oleh bukti-bukti konkret. 

"Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kalau menyampaikan sesuatu jangan hanya 
dari informasi yang sepotong-sepotong," cetusnya.

++++

http://www.indomedia.com/bpost/092006/6/depan/utama15.htm



Anggota DPR Plesir Lagi



JAKARTA - Anjing menggonggong kafilah berlalu. Inilah hobi wakil rakyat yang 
duduk di DPR. Meski mendapat kritikan karena tidak memiliki agenda jelas, 
sebelas anggota DPR yang tergabung dalam Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) 
mengunjungi Korea Utara pada 11-14 September mendatang.

"Keberangkatan kami untuk menindaklanjuti kerjasama yang baik selama ini dan 
mendinginkan suasana Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) karena penundaan 
kunjungan presiden," ujar koordinator GKSB Yoseph Umar Hadi di Jakarta, Selasa 
(5/9).

Kesebelas anggota tersebut adalah Yoseph Umar Hadi (FPDIP), Zunatul Mafruhah 
(FPKB), Sri Harini (FPG), Djelantik Mokodompit (FPG), M Azwir Daynipara (FPG), 
Sudigdo Adi (FPDIP), Balkan Kaplale (FPD), Zainuddin (FPD), Asman Abnur (FPAN), 
Nasril Bahar (FPAN), dan Etha Bulo (FBPD).

Dijelaskan Yoseph, rombongan akan bertemu dengan Ketua Supreme People Assembly 
(Parlemen) RRDK Choe Tae Buk, meninjau zona demiliterisasi dan pusat 
pengembangan ristek serta bertemu dengan Dewan Persahabatan Antarparlemen Korea.

"Diharapkan dengan kunjungan ini dapat menciptakan perdamaian di semenanjung 
Korea sebagai syarat reunifikasi kedua Korea secara damai," jelasnya. 

Mengenai dana yang dihabiskan, Yoseph tidak menjelaskan berapa total dana yang 
dipakai. Dia hanya menyebutkan untuk tiket pergi pulang ke Korea tiap anggota 
sebesar 2.400 dolar AS, uang saku tiap anggota per hari 200 dolar AS dan uang 
tambahan sebesar 300 dolar AS.

Lebih parah lagi, menurut Wakil Koordinator GKSB Zunatul Mafruhah, beberapa 
anggota rombongan masih berdebat perlu tidaknya membawa istri/suami. "Belum 
diputuskan, masih ada waktu 3 hari, tapi beberapa anggota sudah mengurus visa 
bagi istrinya," ungkap Zunatul. dtc


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] 1.000 Anggota DPRD Korupsi + Wakil Rakyat Adu Otot + Anggota DPR Plesir Lagi