** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indomedia.com/bpost/092006/6/depan/utama1.htm 1.000 Anggota DPRD Korupsi Bandung, BPost Indonesia pantas dicap sebagai negara terkorup. Korupsi tidak hanya di pemerintahan, tapi juga banyak dilakukan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (Daerah). Saat ini, sekitar seribu wakil rakyat di seluruh Indonesia terlibat tindak pidana korupsi. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiequrrahman Ruki, mengungkap data bahwa para wakil rakyat itu melakukan korupsi secara tidak sengaja maupun disengaja. "Mereka tahu perbuatan korupsi, tapi tidak merasa bahwa itu melanggar hukum," ujarnya. Berbicara dalam acara Workshop Meningkatkan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD, di Bandung, Selasa (5/9), Ruki mengungkapkan, dari catatan KPK diketahui sekitar 1.000 anggota dewan telah menggerogoti uang rakyat yang bukan haknya. Jumlah itu meliputi 700 wakil rakyat di kabupaten/kota, dan 300 anggota dewan di tingkat provinsi. Mantan petinggi Polri itu menyebutkan, besarnya jumlah politisi korup di parlemen disebabkan masih kurangnya pemahaman atas peran dan fungsinya sebagai anggota dewan. Akibatnya, anggota dewan mudah terbawa arus (ikut-ikutan) untuk berbuat tidak baik, tanpa menyadari hal tersebut menerjang aturan. "Akibatnya sebagai wakil rakyat seringkali mereka dipersepsikan kurang memperjuangkan kepentingan rakyat," cetusnya. Pengamat Hukum Frans Hendra Winata tidak terkejut banyaknya politisi di parlemen terlibat korupsi. "Mereka melakukan (korupsi) seakan tidak mengetahui bahwa itu melanggar hukum. Bahkan, hal seperti itu dianggap biasa, bahkan banyak yang menilainya sebagai haknya," ujarnya. Frans mencontohkan, kasus dana abadi umat yang sebenarnya bukan hak. Namun ada anggota dewan menggunakannya. Artinya, anggota dewan tidak bisa membedakan antara hak dan kewajiban. Menurut dia, banyaknya politisi terjerat korupsi karena lemahnya regulasi tentang itu, Selama ini aturan yang mengatur korupsi kebanyakan pasal-pasal karet. Isinya tidak memiliki ketegasan dan kepastian hukum sehingga pada akhirnya semua bisa dikategorikan korupsi. Penyebab maraknya pemidanaan terhadap pejabat dan angota dewan dengan sangkaan korupsi, juga karena tidak adanya ketegasan dalam UU yang dibuat DPR sendiri. "Jadi, ini senjata makan tuan. Hal-hal yang normal menjadi abnormal karena UU itu," urainya. Lambannya penanganan korupsi di tanah air, menurut mantan Ketua MPR RI Amien Rais, karena penanganannya masih tebang pilih. Sejatinya, sebut dia, hukum di negeri ini telah lumpuh dan rakyat sudah tidak percaya lagi. "Karena kenyataannya penguasa like and dislike dalam penanganan hukum itu sendiri," ujar Amien usai berbicara di sebuah diskusi bertajuk 'KKN Indikasi (Bisnis, Politis, Moral, Proses dan Tindak Lanjut Hukumnya), di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin. Amien mencontohkan kasus paling gres adalah pengakuan mantan Kajati DKI Jakarta, Rusdi Taher yang sering diintervensi petinggi Kejaksaan Agung dalam menangani suatu kasus. Rusdi Taher dalam sebuah konferensi pers mengungkapkan dirinya kerap diintervensi saat menangani perkara. Seperti kasus korupsi ketua KPUD DKI, dia diminta Jampidsus Hendarman Supandji agar mengurangi tuntutan hukuman dari 5 tahun menjadi 1 tahun 6 bulan. Dari fenomena itu, Amien menyebut pemerintah dalam menangani kasus hukum tidak pernah bisa melepaskan unsur like and dislike. Artinya, tetap saja tebang pilih. Mengenai sorotan tebang pilih, Komisi Pemberantasan Korupsi pun mengakui. Abdullah Hehamaua, penasihat KPK mengatakan, jika tidak tebang pilih, berarti semua pegawai negeri sipil maupun karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus diusut. Sumber Korupsi Lebih jauh Amien Rais menyatakan sebenarnya pelaku korupsi terbesar di negeri ini adalah negara. Hal itu dibuktikan dimana negara mengizinkan perusahaan raksasa asing seperti Freeport dan Newmont menghancurkan ekologi nasional dengan menambang kekayaan alam Indonesia. "Tidak kurang 1,6 juta hektare hutan lindung dan konservasi dirusak perusahaan asing. Ironisnya, itu atas izin negara. Ini yang menyebabkan negara ini benar-benar bonyok," ujar Amien Rais. Dalam kondisi yang begitu memprihatinkan itu, Amien mendesak pemimpin di negeri ini harus bersikap berani seperti yang dilakukan presiden Venezuella atau Iran. Dikatakan Amien, Venezuela negara yang jauh lebih kecil dari Indonesia namun memiliki kekayaan minyak luar biasa, terbebas utang ketika pemimpinnya berani bersikap tegas terhadap korporasi asing yang menambang minyak di negaranya. Venezuella bisa bersikap tegas dan meminta korporasi asing memilih, negosiasi ulang atau pergi dengan diganti rugi mesin-mesinnya. "Kebanyakan korporat asing memilih negosiasi ulang. Harusnya Presiden Yudhoyono bisa bersikap begitu," tutur Amien. JBPtof/yul/ewa/ant ++++ http://www.indomedia.com/bpost/092006/6/depan/utama4.htm Wakil Rakyat Adu Otot ADEGAN main tonjok antar-anggota parlemen di luar negeri, misalnya Taiwan atau Korea Selatan, begitu menyita perhatian ketika ditayang di layar kaca. Tapi tak perlu jauh-jauh, perilaku tidak dewasa itu pun terjadi di DPRD Kalsel. Kancing baju Nurdin HB, Selasa (5/9) sampai lepas. Seorang rekannya sesama anggota DPRD Kalsel, Puar Djunaidi baru saja mencengkeram bajunya. Keduanya terlibat ketegangan saat pembahasan sebuah proyek. Ceritanya, Nurdin HB dalam rapat Panitia Anggaran itu mempertanyakan proyek anggaran 2005 yang baru kelar 44 persen. Sebagai juru bicara komisinya, ia pun menyarankan proyek sebaiknya ditender ulang. Rupanya, pernyataan itu menyinggung Puar Djunaidi. Ia yang semula berada di ruang rapat, segera keluar. Kepada seorang rekannya yang lain, Puar meminta Nurdin keluar. Sesampai di luar ruang itulah, adegan panas ditampilkan. "Breets...!" Baju Nurdin dipegang erat hingga satu kancingnya pun lepas. Beruntung, seorang anggota dewan lainnya, Husaini Aliman yang melihat adegan panas itu segera melerai. Nurdin kemudian balik kanan dan masuk ke ruang rapat Komisi II untuk bergabung kembali dalam rapat Panitia Anggaran. Wajah sayu Nurdin mengundang tanda tanya para peserta rapat di Rumah Banjar yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kalsel Ma'wah Masykur, dan dihadiri Kepala Dinas Kehutanan Rosihan Adhani, serta Direktur RSUD Ulin dr Abimanyu itu. Entah proyek apa yang dimaksud, demikian juga mengapa Puar tersinggung. Namun pembahasan itu tak begitu termonitor karena rapat dilakukan tertutup. Namun Nurdin, usai rapat mengaku, dirinya tak sengaja menyudutkan pihak lain. "Yang saya sampaikan memang secara global, tanpa menyebutkan proyek yang dimaksud. Ini saya lakukan untuk menyampaikan aspirasi teman-teman di Komisi IV yang intinya menyarankan agar proyek tersebut ditender ulang saja," ujar Nurdin yang juga ketua Komisi IV ini. Terkait keributan itu, Nurdin ingin menyelesaikan dengan kepala dingin. "Saya ingin selesaikan masalah ini dengan kepala dingin saja. Masalah nanti diselesaikan lewat jalur hukum atau kekeluargaan, terserah fraksi saja," tukasnya. Bagaimana dengan penjelasan Puar Djunaidi? Kader Partai Golkar ini membantah ada pertikaian antara dirinya dengan Nurdin HB, apalagi sampai kontak fisik. Ia mengatakan apa yang terjadi hanya sebuah perbedaan pendapat dalam kerangka dinamika demokrasi. "Tidak ada masalah kok. Kabar yang merebak karena kekhawatiran teman-teman dengan gaya saya yang meledak-ledak," jelasnya. Namun ia menyatakan, apa yang disampaikan Nurdin HB terkait proyek tahun anggaran 2005 yang belum kelar, tidak didukung oleh bukti-bukti konkret. "Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kalau menyampaikan sesuatu jangan hanya dari informasi yang sepotong-sepotong," cetusnya. ++++ http://www.indomedia.com/bpost/092006/6/depan/utama15.htm Anggota DPR Plesir Lagi JAKARTA - Anjing menggonggong kafilah berlalu. Inilah hobi wakil rakyat yang duduk di DPR. Meski mendapat kritikan karena tidak memiliki agenda jelas, sebelas anggota DPR yang tergabung dalam Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) mengunjungi Korea Utara pada 11-14 September mendatang. "Keberangkatan kami untuk menindaklanjuti kerjasama yang baik selama ini dan mendinginkan suasana Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) karena penundaan kunjungan presiden," ujar koordinator GKSB Yoseph Umar Hadi di Jakarta, Selasa (5/9). Kesebelas anggota tersebut adalah Yoseph Umar Hadi (FPDIP), Zunatul Mafruhah (FPKB), Sri Harini (FPG), Djelantik Mokodompit (FPG), M Azwir Daynipara (FPG), Sudigdo Adi (FPDIP), Balkan Kaplale (FPD), Zainuddin (FPD), Asman Abnur (FPAN), Nasril Bahar (FPAN), dan Etha Bulo (FBPD). Dijelaskan Yoseph, rombongan akan bertemu dengan Ketua Supreme People Assembly (Parlemen) RRDK Choe Tae Buk, meninjau zona demiliterisasi dan pusat pengembangan ristek serta bertemu dengan Dewan Persahabatan Antarparlemen Korea. "Diharapkan dengan kunjungan ini dapat menciptakan perdamaian di semenanjung Korea sebagai syarat reunifikasi kedua Korea secara damai," jelasnya. Mengenai dana yang dihabiskan, Yoseph tidak menjelaskan berapa total dana yang dipakai. Dia hanya menyebutkan untuk tiket pergi pulang ke Korea tiap anggota sebesar 2.400 dolar AS, uang saku tiap anggota per hari 200 dolar AS dan uang tambahan sebesar 300 dolar AS. Lebih parah lagi, menurut Wakil Koordinator GKSB Zunatul Mafruhah, beberapa anggota rombongan masih berdebat perlu tidaknya membawa istri/suami. "Belum diputuskan, masih ada waktu 3 hari, tapi beberapa anggota sudah mengurus visa bagi istrinya," ungkap Zunatul. dtc [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **