[list_indonesia] [ppiindia] Popularitas SBY Turun Drastis - [I don't care]

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 2 Mar 2005 11:08:31 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189584&kat_id=23
Rabu, 02 Maret 2005  16:14:00


Popularitas SBY Turun Drastis


Makassar-RoL -- Penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak 
pada kenaikan berbagai kebutuhan pokok masyarakat telah mengakibatkan 
turunnya secara drastis popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 
bahkan ada yang memintanya untuk mundur.

Sejumlah warga masyarakat yang ditemui Antara di tengah-tengah aksi mogok 
massal yang dilakukan para sopir angkutan kota se Makassar, Rabu, menyatakan 
kekecewaan berat mereka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Armin, 
seorang warga Panakukang Makassar misalnya, mengaku bahwa pada pemilihan 
presiden 2004, ia memilih pasangan SBY-Kalla karena yakin bahwa pasangan ini 
akan mampu mensejahterakan masyarakat, namun sekarang ia mengaku sangat 
kecewa dengan adanya kenaikan BBM ini.

"Dulu saya memilih Pak SBY tapi dengan kenaikan BBM ini, saya benar-benar 
merasa kecewa. Saya ini tidak berpendidikan tinggi tapi saya bisa menilai 
kalau pemerintah seharusnya jangan dulu menaikkan BBM. Seharusnya kan 
berantas korupsi dulu," katanya secara emosional.Hal senada dikemukakan oleh 
Ny Haeriah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Tamalanrea 
Makassar. Ia bisa memaklumi adanya aksi mogok yang dilakukan oleh para sopir 
angkot dan aksi demonstrasi mahasiswa.

"Biar mi mereka demo, salahnya pemerintah, kenapa menaikkan BBM. Kalau 
Pemilu nanti, tidak mau mi pilih Presiden yang sekarang sekarang," 
katanya.Menanggapi berbagai kekecewaan ini, pengamat Komunikasi Politik dari 
Universitas Hasanuddin Makassar, Drs Muliadi Mau, MSi menilai, kenaikan 
harga BBM akan sangat berpengaruh terhadap popularitas SBY."Masyarakat luas 
khususnya dari kalangan menengah menilai kebijakan ini tidak tepat karena 
tidak dibarengi oleh kebijakan-kebijakan lain sebagai pra-kondisi, misalnya 
pemberantasan korupsi dan sebagainya," ujarnya.

Menurut Muliadi, penerimaan masyarakat terhadap kebijakan menaikkan harga 
BBM ini akan berbeda seandainya mereka melihat bahwa pemerintah telah sangat 
serius memberantas korupsi."Sekarang ini masyarakat kaget dan berpikir bahwa 
pemerintah belum melakukan apa-apa, tahu-tahu menaikkan BBM yang dampaknya 
semakin menyengsarakan mereka," katanya.

Masyarakat yang semakin pintar juga menilai pemerintah terlalu mengandalkan 
dukungan anggaran dari pengurangan subsidi BBM ini, padahal berbagai langkah 
alternatif sebenarnya masih bisa dilakukan seperti penghematan anggaran 
pejabat pemerintah, memperkecil kebocoran anggaran yang semakin meluas dan 
juga mencegah terjadinya penyelundupan BBM ke luar negeri.

Muliadi juga menyayangkan tidak adanya upaya sosialisasi secara personal 
yang dilakukan pemerintah untuk menjelaskan perihal pengurangan subsidi. 
Iklan layanan masyarakat melalui berbagai penyiaran televisi selama ini 
dinilai belum memadai."Seharusnya kan instansi seperti Kominfo itu melakukan 
sosialisasi secara personal dengan terjun langsung ke masyarakat menjelaskan 
alasan dari pengurangan subsidi ini. Ini yang tidak dioptimalkan," ujarnya.

Menyangkut iklan dukungan dari sekelompok kalangan intelektual oleh 'freedom 
institute,' Muliadi menilai langkah ini dilakukan pemerintah untuk 
melegitimasi kebijakannya dengan menggunakan kaum intelektual yang dianggap 
sebagai pihak yang independen. Hanya saja langkah ini tidak akan banyak 
berpengaruh pada opini masyarakat terhadap kenaikan BBM ini."Masyarakat 
malah akan berpandangan negatif bahwa ada 'perselingkuhan' antara penguasa 
dengan kaum intelektual. Apalagi tokoh yang ikut dalam iklan dukungan itu 
banyak yang dikenal sebagai pro-pemerintah," katanya.ant/mim






   BERITA LAIN
 . Menpan: Pelayanan Publik Masih Buruk


 . 35 Negara akan Hadir pada KAA II


 . Pemerintah Jepang Berikan Bantuan Dua Tenaga Ahli


 . Diragukan Keberhasilan Kompensasi Kenaikan Harga BBM untuk Pendidikan


 . Sidak Presiden Kejutkan Aparat Keamanan Karawang


 . 2.655 Gempa Susulan Guncang Pasca Tsunami


 . AS Tetap Menjadi Pasar Obat Terlarang Terbesar di Dunia


 . Presiden Perintahkan Polisi Tangkap Pengoplos BBM


 . Presiden Minta Rumah Sakit Siap Rawat Penduduk Termiskin


 . Presiden SBY Sidak ke Pasar dan Terminal Rengas Dengklok 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Popularitas SBY Turun Drastis - [I don't care]