** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189584&kat_id=23 Rabu, 02 Maret 2005 16:14:00 Popularitas SBY Turun Drastis Makassar-RoL -- Penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada kenaikan berbagai kebutuhan pokok masyarakat telah mengakibatkan turunnya secara drastis popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bahkan ada yang memintanya untuk mundur. Sejumlah warga masyarakat yang ditemui Antara di tengah-tengah aksi mogok massal yang dilakukan para sopir angkutan kota se Makassar, Rabu, menyatakan kekecewaan berat mereka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Armin, seorang warga Panakukang Makassar misalnya, mengaku bahwa pada pemilihan presiden 2004, ia memilih pasangan SBY-Kalla karena yakin bahwa pasangan ini akan mampu mensejahterakan masyarakat, namun sekarang ia mengaku sangat kecewa dengan adanya kenaikan BBM ini. "Dulu saya memilih Pak SBY tapi dengan kenaikan BBM ini, saya benar-benar merasa kecewa. Saya ini tidak berpendidikan tinggi tapi saya bisa menilai kalau pemerintah seharusnya jangan dulu menaikkan BBM. Seharusnya kan berantas korupsi dulu," katanya secara emosional.Hal senada dikemukakan oleh Ny Haeriah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Tamalanrea Makassar. Ia bisa memaklumi adanya aksi mogok yang dilakukan oleh para sopir angkot dan aksi demonstrasi mahasiswa. "Biar mi mereka demo, salahnya pemerintah, kenapa menaikkan BBM. Kalau Pemilu nanti, tidak mau mi pilih Presiden yang sekarang sekarang," katanya.Menanggapi berbagai kekecewaan ini, pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Drs Muliadi Mau, MSi menilai, kenaikan harga BBM akan sangat berpengaruh terhadap popularitas SBY."Masyarakat luas khususnya dari kalangan menengah menilai kebijakan ini tidak tepat karena tidak dibarengi oleh kebijakan-kebijakan lain sebagai pra-kondisi, misalnya pemberantasan korupsi dan sebagainya," ujarnya. Menurut Muliadi, penerimaan masyarakat terhadap kebijakan menaikkan harga BBM ini akan berbeda seandainya mereka melihat bahwa pemerintah telah sangat serius memberantas korupsi."Sekarang ini masyarakat kaget dan berpikir bahwa pemerintah belum melakukan apa-apa, tahu-tahu menaikkan BBM yang dampaknya semakin menyengsarakan mereka," katanya. Masyarakat yang semakin pintar juga menilai pemerintah terlalu mengandalkan dukungan anggaran dari pengurangan subsidi BBM ini, padahal berbagai langkah alternatif sebenarnya masih bisa dilakukan seperti penghematan anggaran pejabat pemerintah, memperkecil kebocoran anggaran yang semakin meluas dan juga mencegah terjadinya penyelundupan BBM ke luar negeri. Muliadi juga menyayangkan tidak adanya upaya sosialisasi secara personal yang dilakukan pemerintah untuk menjelaskan perihal pengurangan subsidi. Iklan layanan masyarakat melalui berbagai penyiaran televisi selama ini dinilai belum memadai."Seharusnya kan instansi seperti Kominfo itu melakukan sosialisasi secara personal dengan terjun langsung ke masyarakat menjelaskan alasan dari pengurangan subsidi ini. Ini yang tidak dioptimalkan," ujarnya. Menyangkut iklan dukungan dari sekelompok kalangan intelektual oleh 'freedom institute,' Muliadi menilai langkah ini dilakukan pemerintah untuk melegitimasi kebijakannya dengan menggunakan kaum intelektual yang dianggap sebagai pihak yang independen. Hanya saja langkah ini tidak akan banyak berpengaruh pada opini masyarakat terhadap kenaikan BBM ini."Masyarakat malah akan berpandangan negatif bahwa ada 'perselingkuhan' antara penguasa dengan kaum intelektual. Apalagi tokoh yang ikut dalam iklan dukungan itu banyak yang dikenal sebagai pro-pemerintah," katanya.ant/mim BERITA LAIN . Menpan: Pelayanan Publik Masih Buruk . 35 Negara akan Hadir pada KAA II . Pemerintah Jepang Berikan Bantuan Dua Tenaga Ahli . Diragukan Keberhasilan Kompensasi Kenaikan Harga BBM untuk Pendidikan . Sidak Presiden Kejutkan Aparat Keamanan Karawang . 2.655 Gempa Susulan Guncang Pasca Tsunami . AS Tetap Menjadi Pasar Obat Terlarang Terbesar di Dunia . Presiden Perintahkan Polisi Tangkap Pengoplos BBM . Presiden Minta Rumah Sakit Siap Rawat Penduduk Termiskin . Presiden SBY Sidak ke Pasar dan Terminal Rengas Dengklok ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **