[list_indonesia] [ppiindia] Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 21 Mar 2005 09:37:51 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/21/utama/1631299.htm

Senin, 21 Maret 2005 

 Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia 

Jakarta, Kompas - Rohaniwan Katolik Franz Magnis- Suseno berpendapat pemikiran 
Nurcholish Madjid yang paling penting sekaligus amat banyak ditentang dan 
dicela adalah gagasannya tentang Islam inklusif yang maknanya jauh melampaui 
Indonesia. Pemikiran ini sangat relevan bukan hanya di kalangan Islam, tetapi 
juga di semua agama wahyu (Yahudi, Kristen-Katolik maupun Protestan-dan Islam) 
yang mengusung pendakuan keberlakuan universal.

Pada hari ketiga Simposium Refleksi Pemikiran Prof Dr Nurcholish Madjid di 
Kampus Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (19/3), Magnis-Suseno mengutip 
pendapat Banawiratma dari Universitas Sanata Dharma yang dengan tepat 
membandingkan faham inklusif Nurcholish dengan faham Kristen anonim Karl Rehner 
(1904-1984), ahli teologi Katolik terbesar abad ke-20, yang mau mengatasi 
pikiran sempit bahwa di luar Gereja tak ada keselamatan kekal.

Dengan faham inklusif ini, kata Magnis-Suseno, Nurcholish berusaha keluar dari 
pandangan eksklusivistik tentang Islam. Menurut pandangan eksklusivistik, orang 
dikatakan Islam asal ia mengucapkan syahadat. Semua orang yang tidak 
mengucapkan syahadat dengan sendirinya berada di luar, karena itu harus 
dianggap kafir. Eksklusivisme sangat meragukan apakah orang-orang di luar 
kalangannya bisa lolos dari neraka. Nurcholish pelan-pelan membuka ketertutupan 
itu.

Dalam usaha ini, menurut Magnis-Suseno, Nurcholish memperlihatkan bahwa 
kriteria keberkenaan kepada Allah bukan keanggotaan formal seseorang pada suatu 
agama an sich-secara sederhana: masuk Islam atau tidak-melainkan sikap hati 
orang itu. Islam menurut sosok yang dikenal sebagai Guru Bangsa itu juga 
berarti "penyerahan" kepada Tuhan. Karena itu, siapa pun yang menyerahkan diri 
kepada Tuhan, meski secara formal di luar agama Islam dan dalam pengertian 
agama Islam di luar kepenuhan kebenaran, tetap dapat berkenan kepada Allah dan 
akan diselamatkan.

"Pemikiran teologis yang kreatif dan mendalam ini adalah usaha memikirkan 
pandangan lebih terbuka dan luas menyangkut tiga perempat umat manusia yang 
tidak beragama Islam," kata Magnis-Suseno.

Guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta itu menempatkan Islam 
inklusif yang digagas Nurcholish sebagai faham tingkat dunia yang, karena 
diungkapkan dalam bahasa Indonesia, dikenal terbatas di dalam Indonesia dan 
Malaysia. Oleh karena itu, ia mengusulkan supaya pemikiran besar tersebut 
diterjemahkan paling tidak ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab sehingga 
dunia tahu bahwa gagasan-gagasan yang sampai di cakrawala baru mengenai 
keagamaan lahir dari seorang pemikir Indonesia.

Pemikiran Nurcholish Madjid mengenai keinklusifan itu juga dipandang sangat 
maju. Magnis-Suseno membandingkan Gereja Katolik yang menyuarakan keinklusifan 
itu melalui Konsili Vatikan II (Nostra Aetate) pada tahun 1965 setelah hampir 
20 abad usia gereja, tetapi Nurcholish Madjid menyuarakannya ketika Islam masih 
berusia 14 abad.

Ia mengingatkan, keinklusifan yang digagas di sini tidak dengan sendirinya 
melahirkan kesimpulan bahwa agama apa pun sama saja. Gereja Katolik tidak 
menarik kesimpulan seperti itu dari Konsili Vatikan II, Nurcholish Madjid pun 
tidak menarik kesimpulan demikian dari gagasannya tentang Islam inklusif.

"Gereja Katolik tetap percaya bahwa semua orang diselamatkan, entah dibaptis 
entah tidak, karena Yesus Kristus dan Nurcholish Madjid mempertahankan bahwa 
mereka yang di luar agama Islam dalam arti formal diselamatkan karena mereka 
Islam, menyerahkan diri kepada Allah," katanya.

Selain Magnis-Suseno, pada hari penutup simposium yang berlangsung tiga hari 
itu, pembicara lain adalah aktivis hak- hak asasi manusia MM Billah, dosen 
Universitas Katolik Atma Jaya Alois Nugroho, dan M Syafi'i Anwar dari jurnal 
Ulumul Quran.

Sebagai orang yang pernah bersama dengan Nurcholish Madjid di Komisi Nasional 
Hak-hak Asasi Manusia, Billah mengatakan, frekuensi dan intensitas Nurcholish 
di dalam dan tentang hak-hak asasi manusia sangat kurang dibandingkan dengan 
frekuensi dan intensitas pemikirannya tentang pembaruan Islam.

M Syafi'i Anwar yang mengangkat topik "Kritik Cak Nur terhadap Nalar 
Fundamentalisme Islam" mengatakan, komitmen pada teologi inklusif dan 
sekularisme Nurcholish sudah sampai pada terminal yang menghasilkan Mazhab 
Paramadina, yang ditandai dengan lahirnya gagasan-gagasan derivat dengan 
semangat yang sama dari kalangan lebih muda yang tumbuh di lingkungan diskusi 
Paramadina.

"Yang menggembirakan adalah Paramadina sebagai institusi bukan saja bisa 
menjadi penopang gagasan dan pemikiran Nurcholish Madjid, tetapi juga berhasil 
menjadi 'kaki' dan persemaian yang subur bagi intelektual muda Muslim yang 
fasih menerjemahkan gagasan Nurcholish ke dalam diskursus intelektual yang 
berbobot," kata Anwar seraya menyebut nama Komaruddin Hidayat, Zainul Kamal, 
Budhy Munawar- Rahman, Luthfi Assyaukanie, Kautzar Azhari, M Wahyuni Nafis, 
Sukidi, dan Mun'im A Sirry. (SAL)


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia