AJANG CUAP2 ANAK GEOLOGI 95 UGM oh yeah... Semoga berguna..... salam -praw- > -----Original Message----- > Informasi Beasiswa S2 & S3 Arrianto Mukti Wibowo > Pengantar > > > Penulis sering ditanya bagaimana caranya bisa bersekolah 'gratis' di luar > negeri. Saya memberikan tanda kutip pada 'gratis' karena sebenarnya tidak > 100% modal dengkul. Dalam beberapa kasus, at least kita harus bekerja > terlebih dahulu untuk mengumpulkan uang untuk tiket pesawat + biaya hidup > bulan pertama, dan situasi mungkin tidak memungkinkan kita untuk > berkeluarga terlebih dahulu. > > Jenis beasiswa yang akan saya utarakan pertama adalah jenis beasiswa yang > kansnya tinggi untuk mendapatkannya. Biasanya beasiswa jenis ini adalah > beasiswa jenis riset, dan untungnya, hampir semuanya tanpa ikatan dinas. > Untuk beberapa jenis beasiswa, mereka lebih senang kalau sang pelamar > bekerja untuk institusi pendidikan, lembaga penelitian, atau LSM. > > Satu rule of thumb yang patut dihayati adalah: 'kita harus berkelat-kelit > untuk mendapatkan beasiswa S2, tapi relatif jauh lebih mudah untuk > mendapatkan beasiswa S3'. Makanya jika Anda mengejar waktu, sebaiknya > ambil dulu S2 di Indonesia, sambil juga melamar S2/S3 di tempat lain. > Kalau dapat S2 gratis di luar negeri, ya yang di Indonesia ditinggal saja. > > > Daftar Beasiswa Berdasarkan Negara > > > Secara umum, beasiswa ini memiliki karakteristik: > > * tidak memiliki ikatan dinas sama sekali > * mahasiswa harus mengerjakan penelitian sesuai minatnya, dan > sekaligus sebagai thesisnya > > > _____ > > 1. Amerika Serikat > > > Biasanya sekolah sekolah bagus di Amerika Serikat, (katakanlah top 50 pada > bidangnya) sering memberikan beasiswa yang disebut stipend, meskipun baru > mahasiswa S2. Besarnya stipend sekitar US$1000-1400, tergantung lokasi. > Yang jelas cukup sekali untuk hidup. Mahasiswa yang menerima stipend itu, > juga tidak perlu membayar uang sekolah (tuition fee). Lamanya stipend > adalah per semester, tapi saat summer biasanya diberikan pekerjaan lain di > universitas (mostly guaranteed). Kalau sedang sial (jarang sekali), tidak > dapat assistantship untuk semester itu, ya pulang saja ke Indonesia > dahulu. > > Syarat penting mendapat beasiswa adalah harus mau menjadi teaching > assistant atau research assistant. Teaching assistant bertugas membantu > proses belajar-mengajar di kelas, seperti fotokopi, setup komputer di lab > untuk kelas itu, memeriksa tugas-tugas, dan memberikan tutorial di luar > jam kelas. Sedangkan research assistant bertugas membantu professor di > lab, seperti membuatkan program untuknya, mengatur laboratioriumnya, > membuat dokumentasi riset dan sebagainya. Mahasiswa selain melakukan > penelitian, juga masih diwajibkan untuk mengambil coursework (kelas). > > Memang harus diakui bahwa ada beberapa sekolah terkenal yang hanya > memberikan jaminan beasiswa kepada mahasiswa S3. Untungnya, di AS, > mahasiswa S1 bisa langsung masuk program S3, dimana di tengah-tengah > perjalanan menumpuh S3 itu ada sertifikat bahwa ybs sudah melampaui > jenjang S2. Jadi bisa ngerti sendirilah ... :-p > > Untuk mendaftar ke pendidikan pascasarjana ke AS, biasanya mereka > mengharuskan pelamar memberikan hasil nilai TOEFL dan GRE General Test > resmi dari ETS ( www.ets.org <http://www.ets.org/>). Beberapa universitas > terkemuka juga mengharuskan mengambil GRE Subject Test, misalnya GRE > Computer Science, GRE Biology, GRE Economics, dan sebagainya. Di Jakarta, > cabang ETS terletak di Menara Emporium, Jl.Rasuna Said, Kuningan. Biaya > TOEFL sekitar US$60, GRE sekitar US$120. Kalau punya TOEFL > 580 (standar > nilai lama) dan GRE General Test > 1750 saya sarankan pergi ke AS. > > Bahkan, saya sarankan untuk mendaftar di top 20 jika memiliki GRE > 1900. > Go for it! > > Pelamar dapat mendownload formulir pendaftaran langsung dari website > universitas tersebut. Dalam formulir pendaftaran itu, biasanya ada > pertanyaan dari mana sumber pendanaan untuk kuliah nanti. Pilihlah option > untuk 'menggantungkan sepenuhnya pada universitas dengan stipend > assistantship'. Biaya pendaftaran biasa antar US$30-$60. > > Kemudian mereka biasanya menyuruh kita untuk membuat statement of purpose. > Tujuan dari statement of purpose adalah untuk meyakinkan bahwa Anda layak > dapat beasiswa. Anda harus menunjukkan 'kemampuan' Anda, jangan malah > merendahkan diri! Statement of purpose isinya: > > 1. mengapa kita ingin melakukan pendidikan tinggi > 2. bidang peminatan kita apa, kalau bisa tunjukkan sedikit pengetahuan > Anda mengenai 'trend' di bidang riset itu. > 3. mengapa kita ingin melakukan riset di bidang itu > 4. kalau sudah selesai mau jadi apa dan mau bekerja di mana (akademisi, > industri, profesional, etc.) sebagai apa > > Selain itu Anda sebaiknya juga menceritakan: > > 1. kalau mungkin, tunjukkan bahwa Anda memiliki kompetensi di bidang > itu (jadi memang ada baiknya dari sekarang Anda sudah memiliki bidang yang > fokus). > 2. tunjukkan bahwa Anda bisa menjadi asisten pada mata kuliah S1 apa > saja (jika jadi teaching assistant). Tapi jelaskan pula bahwa Anda bisa > 'fleksibel'. > > Karena biasanya statement of purpose itu harus singkat dan lugas (sekitar > 1/2 halaman, max 1 halaman), kalau perlu Anda menceritakan 2 point di atas > di luar statement of purpose. Tapi kalau masih muat, ya masukkan saja > dalam statement of purpose. > > Sebelum mendaftar, ada baiknya jika Anda memastikan terlebih dahulu bahwa > bidang Anda minati, ada profesor yang memiliki minat yang kurang lebih > sama di universitas itu. Sebaiknya, bercakap-cakap dahululah dengan > profesor tersebut, katakan bahwa saya tertarik untuk melakukan riset. > Tanyakan pula apakah dia berminat mengambil Anda menjadi mahasiswanya. > Jangan lupa cari muka sedikit :-). Hal ini akan sedikit memperlicin jalan > saat seleksi mahasiswa baru. Sekedar info, biasanya universitas di AS > tidak meminta research plan yang kongkrit, karena baru saat di sana nanti > merencanakan riset. > > By the way, sebelum pergi ke AS, kita juga harus memiliki persediaan uang > selama satu bulan ($1500+), plus tiket pesawat ke Amerika Serikat.(sekitar > $700). > > > _____ > > 2. Kanada > > > Sama seperti Amerika Serikat, dan banyak diantara mereka tidak memerlukan > GRE Subject Test. Meskipun ada Canadian Education Centre (CEC) di World > Trade Center, Jl.Jendral Sudirman, tapi saya pikir cukup ke website > universitasnya saja. > > > _____ > > 3. Jerman > > > Di negara-negara Eropa daratan (excluding British), biasanya tidak > mengenal program bachelor (S1), karena bachelor adalah pola pendidikan > Anglo-Saxon. Yang bisa dibilang dekat dengan S1-nya adalah program-program > politeknik. Nah, oleh karena itu lulusan S1 Indonesia harus diupgrade agar > sama dengan lulusan uni Eropa daratan, yakni Doktorandus (Drs), Diplom > (Dipl) atau Licente (Lc). Gelar kesarjanaan ini sama dengan S2. > > Seperti banyak kita ketahui, universitas-universitas di Jerman sama sekali > tidak memungut biaya. Tapi tentu saja kita harus memiliki sumber pendanaan > untuk biaya hidup. > > DAAD ( www.daad.de <http://www.daad.de/>) adalah lembaga Jerman yang > menyediakan informasi pendidikan dan juga informasi beasiswa di Jerman. > Kantornya di Jakarta berlokasi di Gedung Sumitmas II, Jl.Jendral Sudirman, > di depan Depdikbud. Mereka memiliki program beasiswa setiap tahun. Skim > beasiswa yang disediakan DAAD mencakup S2, S3, sandwich program, riset 3-6 > bulan, dan juga postdocotoral research. Tiket pesawat disediakan. Kalau > dapat beasiswa dari DAAD, bisa modal dengkul. > > Ada pula beasiswa dari industri seperti dari Siemens besarnya 1200 DM. > Tidak harus pegawai negeri. > > Untuk belajar di Jerman tidak harus melalui DAAD. Kalau untuk S3, setiap > mahasiswa S3 pasti mendapatkan beasiswa. Jadi bisa saja setelah Anda lulus > S2, Anda langsung mencari universitas di Jerman yang kebetulan ada > profesor yang bidangnya sama dengan bidang peminatan Anda, dan melamar. > Tapi tentu Anda akan butuh mencukupi sendiri biaya hidup 1 bulan dan tiket > pesawat ke Jerman. > > Untungnya, berbeda seperti di AS dan Kanada, biasanya di Jerman, Belanda, > Austria, Belgia dan Switzerland, tidak memiliki kewajiban jadi teaching > assistant atau research assistant. Kalaupun ada biasanya cuma 1 session > tutorial per minggu. Tidak berat sama sekali. Kalaupun kita disuruh > menulis paper, itu juga biasanya untuk kepentingan kita juga. Gaji (atau > katakanlah beasiswa) kita cukup sekali untuk hidup. > > Jangan lupa kontak profesornya dahulu (sama dengan cara yang di AS). > Kirimkan pula statement of purpose dan research plannya. Kalau perlu > diskusikan dahulu research plannya (biar cocok dengan pembimbingnya) > sebelum mendaftar ke universitasnya. > > Isi research plan itu standar-standar saja: latar belakang masalah, > problem, metodologi penelitan, bagaimana kamu kira-kira akan memecahkan > masalah tersebut, dll. Garis besarnya saja, asal bisa memberikan gambaran > apa yang akan Anda teliti. > > Saya sarankan untuk mengambil kursus bahasa Jerman di Goethe Institute, > karena paling sedikit ada 3 negara yang menyediakan beasiswa, menggunakan > bahasa Jerman, yakni Jerman, Switzerland dan Austria. Peluang beasiswa > menjadi meningkat. Sudah begitu, kalau sudah bisa Jerman, belajar bahasa > Belanda jadi gampang sekali. > > Sebenarnya kalau Anda menempuh S3, dalam realitanya tidak harus > menggunakan bahasa Jerman saat berdiskusi dengan peer atau profesor. Hal > ini karena tidak banyak orang yang mau mengikuti program S3, dan biasanya > universitas itu yang 'membutuhkan' mahasiswa S3. Cuma, untuk meningkatkan > probabilitas mendapatkan beasiswa, kenapa tidak belajar bahasa Jerman? > > > _____ > > 4. Belanda > > > Sama persis dengan Jerman, hanya saja nama lembaga penyalur informasi > pendidikannya adalah Netherlands Education Center (NEC). Di Jakarta > lokasinya di Gedung Patra Jl.Gatot Subroto, Kuningan. Kantornya > bersebelahan dengan kantor kamar dagang Belanda di Indonesia. > > Sekolah di Belanda juga gratis, tapi yang international programme biasanya > tidak gratis. Pemerintah Belanda juga menyediakan skim beasiswa yang > saingannya lumayan banyak, namanya beasiswa TALIS. > > NEC juga menyediakan informasi beasiswa tahunan yang disediakan langsung > oleh universitas-universitas di Belanda. Selain itu ada juga > program-program internasional yang berbahasa Inggris. Sayangnya untuk > level S2 (Drs, Ir.), beasiswa kelas-kelas berbahasa Inggris itu biasanya > cuma 1/2 uang tution fee dan sulit mendapatkannya. > > Untuk S3, gratis dan digaji, sama seperti Jerman. > > Informasi lebih lanjut bisa hubungi: > > Netherlands Education Centre > Citra Graha 7th floor, suite 703 > Jl. Jend. Gatot Subroto kav. 35-36 > Jakarta 12950 > Indonesia > Phone (62 21) 5200453, 5201085 > Fax (62 21) 5200457 > E-mail: necjkt@xxxxxxx <mailto:necjkt@xxxxxxx> > > > > _____ > > 5. Austria & Swiss > > > Secara umum sama seperti Jerman. Tiap tahun kedutaan Austria dan > Switzerland juga menyediakan beasiswa, namun berbeda dengan Belanda dan > Jerman, mereka tidak menyediakan beasiswa S2 sama sekali. Yang mungkin > adalah gelar S2 dari Indonesia, tapi sandwich di sana (penelitian 6 bulan > - 1 tahun). Tapi tentu masih mendapat sertifikat. Selain itu tentunya > beasiswa dari kedutaan Austria dan Switzerland juga ada yang untuk S3. > Semuanya lengkap dengan tiket pesawat dan ongkos hidup. Practically bisa > dengan modal dengkul kalau dapat beasiswanya. > > Saat interview di kedutaan biasanya akan ditanya hal-hal yang sama seperti > dalam statement of purpose dan research plan. Di kedutaan Swiss juga ada > test bahasa, sekedar untuk menguji saja, toh nanti juga disekolahkan di > sekolah bahasa di Swiss sebelum masuk kuliah. Tergantung Anda memilih > sekolah di mana, ada universitas di Swiss yang berbahasa Perancis, seperti > misalnya di Geneva. Tapi kalau di sebelah utara dan timur, umumnya > berbahasa Jerman. > > Anda juga bisa daftar langsung ke universitas yang bersangkutan, terutama > untuk program S3, dengan cara sama seperti Jerman & Belanda. Gratis dan > digaji juga. > > E-mail kedutaan besar Swiss (di Jl.Rasuna Said, dekat Erasmus Huis): > swiemjak@xxxxxxxxxx <mailto:swiemjak@xxxxxxxxxx> > > > _____ > > 6. Jepang > > > Sebenarnya kalau sampai di Jepang sana, cukup banyak beasiswa, namun > sayangnya tidak banyak yang full membiayai uang kuliah dan biaya hidup. > Bahkan untuk S3 saja juga harus bayar. > > Pemerintah Jepang menyediakan juga beasiswa Monbusho kepada orang-orang > Indonesia. Ada dua jenis beasiswa Mombusho. Yang pertama pelamar harus > pegawai negeri atau dosen. Melalui jalur ini, pelamar kalau lolos seleksi > akan dicarikan pembimbing/profesor yang cocok sesuai minat. Sedangkan yang > satu lagi sang pelamar harus aktif mencari sang profesor, dan menanyakan > apakah si profesor tersebut bersedia menjadi pembimbing riset pelamar. > Klik di sini untuk informasi lengkap mengenai beasiswa Monbusho > <http://www.geocities.com/amwibowo/monbusho.txt>. > > Di kedutaan Jepang Jl.MH Thamrin, terdapat perpustakaan yang berisi > informasi pendidikan tinggi di Jepang. > > Informasi mengenai beasiswa di Jepang di bawah ini saya dapatkan dari > rekan saya Rahmat: > > > a. INPEX Foundation > > > Beasiswa ini untuk melanjutkan S2 di Universitas Jepang. Beasiswa ini > tidak mengikat (tidak ada ikatan dinas). Test dan sistem seleksinya > diadakan di Indonesia. Beasiswa ini mengcover juga tiket pp Indonesia - > Jepang. Pendaftaran dibuka dari tanggal 1 Agustus dan deadline penyerahan > dokumen tanggal 15 Nopember. Besarnya beasiswa 160.000 yen/bulan. Uang > kuliah, uang > pendaftaran, uang ujian masuk ditanggung semua oleh sponsor. Formulir > applikasinya bisa di dapat di alamat berikut : > 14 F Ebisu Neorato 4-1-18 Ebisu, Shibuya-ku, Tokyo 150-0013 JAPAN > > > b. The OKAZAKI Kaheita International Scholarship Foundation > > > Beasiswa ini untuk melanjutkan S2 di Universitas Jepang. Beasiswa ini > tidak mengikat (tidak ada ikatan dinas). Test dan sistem seleksinya > diadakan di Indonesia. Beasiswa ini mengcover juga tiket pp Indonesia - > Jepang. Formulir applikasinya bisa di dapat di alamat berikut : > 3-2-5 Kasumigaseki, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0013 JAPAN > > > c. The Hitachi Scholarship > > > Beasiswa ini bisa untuk S2 ataupun S3. Syaratnya harus alumni dari ITB, > UI, UGM, IPB dan formulir bisa diambil dan ditanyakan dari rektorat > masing-masing universitas tsb diatas. Beasiswa ini juga mengcover tiket pp > Indonesia - Jepang, uang kuliah, uang pendaftaran, uang ujian masuk, > perumahan ditanggung juga, dan uang beasiswa 180.000 yen/bulan. Informasi > lebih lanjut bisa di dapat di : > 1-5-1 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 JAPAN > > > d. Matsushita Electric Industrial Co., Ltd > > > Panasonic Scholarship Beasiswa ini untuk melanjutkan S2 di Universitas > Jepang. Tidak ada ikatan dinas dalam beasiswa ini. Pendaftaran dibuka > bulan February - Maret. Beasiswa ini juga mengcover tiket pp Indonesia - > Jepang. Uang kuliah, uang > pendaftaran, uang ujian masuk ditanggung oleh sponsor, uang beasiswa > 200.000 yen/bulan. > Informasi lengkap lihat di <http://www.panasonic.co.id/> > atau kontak e-mail : PAN11311@xxxxxxxxxxxxx > <mailto:PAN11311@xxxxxxxxxxxxx> > Panasonic Scholarship, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd > 1006 Kadoma Osaka, 571-8501 JAPAN > > > e. Beasiswa dari Aichi Prefecture, Aichi Scholarship > > > Beasiswa ini untuk melanjutkan S2 di Universitas Jepang. Tidak ada ikatan > dinas dalam beasiswa ini. Deadline penyerahan application 20 Mei. Syarat > yang harus dipenuhi, Universitas yang dipilih harus berada di Aichi > Prefecture. Uang kuliah, uang pendaftaran, uang ujian masuk ditanggung > oleh sponsor, uang beasiswa 185.000 yen/bulan. Informasi lebih lanjut bisa > di dapat di : Aichi Prefectural Office, 3-1-2 Sannomaru, Naka-ku, > Nagoya-shi, Aichi 460-01 JAPAN > > > f. The Japan Securities Scholarship Foundation > > > Beasiswa ini untuk melanjutkan S2 di Universitas Jepang. Tidak ada ikatan > dinas dalam beasiswa ini. Application dari bulan Januari sampai Mei. > Beasiswa mengcover tiket pesawat, Uang kuliah, bantuan biaya perumahan > (apartemen), dan uang beasiswa bulanan sebesar 120.000 yen. Beasiswa ini > diberikan buat jurusan Social Science, Humanities. Informasi lebih lanjut > bisa di dapat di : > Tokyo Shoken Building > 5-8 Kayabacho, 1-chome, Nihonbashi, Chuo-ku, Tokyo 103-0025 JAPAN > > > > _____ > > 7. Singapura > > > Singapura memiliki dua universitas 'negeri', yakni National University of > Singapore (NUS), dan yang lebih baru yakni Nanyang Technological > University (NTU). Memang harus diakui bahwa NUS bukan sekolah 'bule' > (meskipun banyak pengajarnya dari manca negara), tapi peringkat NUS selalu > berada di top 10 universitas di Asia, dan selalu diatas seluruh > universitas Australia. Meskipun untuk orang awam seolah-olah tidak > membanggakan (karena bukan sekolah bule), namun reputasi internasional NUS > memudahkan mahasiswanya dan lulusannya untuk melanjutkan pendidikan ke > jenjang yang lebih tinggi lagi. > > Beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Singapura melalui kedua > universitas itu ada yang berbasis coursework (sulit masuknya, saingannya > ketat dari seluruh ASEAN), dan ada lagi yang berbasis riset S2/S3 (lebih > mudah). Untuk mendapatkan beasiswa berbasis riset, dalam formulir > pendaftaran (download dari www.nus.edu.sg <http://www.nus.edu.sg/> atau > www.ntu.edu.sg <http://www.ntu.edu.sg/>) juga lampirkan proposal riset > (research plan). Bahkan kadang-kadang bisa tanpa proposal riset, dengan > cara bercakap-cakap dengan profesornya terlebih dahulu (via e-mail) dan > meminta sang profesor memberikan alternatif research plan. Pokoknya asal > menunjukkan minat melakukan penelitian. > > Beasiswa (gaji) bulanan yang diterima adalah SG$1400, tanpa tiket pesawat > (kecuali yang ASEAN scholarship). Biaya hidup bulanan (hidup enak) sekitar > SG$1000, jadi masih bisa menabung SG$400 per bulannya. > > > _____ > > 8. Australia & Inggris > > > Seperti kita ketahui Australia menyediakan beasiswa tahunan AusAID yang > saingannya berjibun. Pusat informasi pendidikan Australia adalah IDP, > berlokasi di Jl.Rasuna Said. > > Sedangkan Inggris juga menyediakan beasiswa S2 dan S3 tahunan (British > Chivening) yang pelamarnya banyak sekali. Informasi tersebut bisa > didapatkan di British Council, Widjojo Centre. Beasiswa diberikan kepada > 80% pegawai negeri dan 20% swasta. > > Perlu diberitahukan juga bahwa di British Council tersebut juga sering ada > pengumuman beasiswa untuk S2/S3, hanya saja sayangnya hampir semua > beasiswa tersebut parsial (misalnya 1/2 uang tuition). > > Australia dan Inggris adalah negara-negara yang terkenal pelit dalam soal > beasiswa, mentang-mentang pakai bahasa Inggris. Kasarnya, mereka > mengkomersilkan pendidikan. Bahkan untuk S3, harus bayar. Kalaupun ada > program beasiswa, saingannya banyak sekali. > > Tapi jangan putus asa. Kalau ada kemauan, maka ada jalan. Beberapa > universitas di Australia, menyalurkan beasiswa riset dari pemerintah > Australia untuk jenjang S2/S3 terbatas kepada pelamar internasional (bukan > AusAID), termasuk biaya hidup (tanpa tiket pesawat dan settlement cost). > Hanya saja saingannya lumayan banyak, meskipun tidak seketat AusAID. Dalam > formulir pendaftaran yang biasanya bisa didownload langsung dari website > universitas, jangan lupa cantumkan statement of purpose dan research plan. > > Tapi saya juga pernah ditawari untuk mengajar program bachelor di > Australia (mungkin saat itu mereka sedang kekurangan dosen), sekaligus > mengambil program S3. Jadi ada kans untuk mengajar atau jadi tenaga > peneliti, sekaligus mengambil S3. Tinggal pintar-pintarnya kita saja > membujuk mereka agar mau mengambil kita. Manfaatkan kunjungan-kunjungan > lembaga pendidikan Australia ke Indonesia untuk merekrut mahasiswa S1, > untuk mencari kemungkinan S3 sekaligus bekerja di universitas itu. > > Kemudian University of Cambridge ( www.cambridge.ac.uk > <http://www.cambridge.ac.uk/>) juga menyediakan beasiswa lepasan tanpa > ikatan dinas. > > _____ > > > > Guru Mughni 5, suka duka gwe disini .. > >