Dyah, Kalau tujuannya untuk memetakan net-pay/net to gross ratio, Sw, ambil aja outline fluid contact dari depth structure map, pasti nutup deh. Kecuali kalau kontrol stratigrafisnya sangat kuat, ini ndak jalan lho. Untuk distribusi vertikalnya, lihat aja fungsi J-curvenya, kalau reservoirnya homogen dan kapilaritasnya bagus, pasti akan mirip dengan depth structure map. Lha kalau buat Gross Isochore dan Porosity kan ndak perlu menutup to ? Itu kan tergantung interpretasi model lingkungan pengendapannya + distribusi dari reservoirnya. Kalau ada 3Dnya, bikin aja cube-nya + horizon slice yang di flatten-kan pada horizon ybs, malah lebih baik, bisa buat guide line / mengikuti perkembangan terbentuknya unit ybs. Semoga bisa menjawab pertanyaannya mbak Diah. Salam, Bambang -----Original Message----- From: Dyah Tribuanawati [mailto:Dyah@xxxxxxxxxxxx] Sent: Tuesday, July 31, 2001 12:13 AM To: fogri@xxxxxxxxxxxxx Subject: [fogri] petrophysical data map Mungkin diantara teman2 G&G ada yang sering melakukan pemetaan untuk porositas, ketebalan ataupun saturasi air dari suatu reservoar dengan menggunakan workstation. Memetakan map dg workstation memang lebih cepat, tapi kadang kala justru malah membuat lama....karena contour yang terbentuk dg gridding secara konvergen, jika tidak ada data, contour tsb terlihat terbuka, agar contour tsb menutup maka harus dibuat beberapa dummy well yang memerlukan waktu agak lama dan memerlukan editing pada CPS-3 nya. Tentunya ini wasting time banget....kalau kita harus mengerjakan tahapan-tahapan tsb...... Mungkin diantara rekan2 ada yang bisa kasih saran supaya lebih cepat dan efektif. Thanks. Regards, Dyah