[ahlan-riyadh] Re: Walau hanya 25jt lumayan Awardnya

  • From: Adi Prasetyo <goodik@xxxxxxxxx>
  • To: ahlan-riyadh@xxxxxxxxxxxxx, merahputih-ksa <merahputih-ksa@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 1 Oct 2010 22:47:37 -0700 (PDT)

Kalau nggak di save Bpk Dr.Eko bakalan dibajak ama KL langsung ditawarin 
grencard dan fasilitas mewah oleh tuanku Tengku datuk maringgi.


________________________________
From: Zafar <zafar.am@xxxxxxxxx>
To: ahlan-riyadh <ahlan-riyadh@xxxxxxxxxxxxx>; merahputih-ksa 
<merahputih-ksa@xxxxxxxxxxxxxxxx>
Sent: Fri, October 1, 2010 8:05:33 PM
Subject: [ahlan-riyadh] Walau hanya 25jt lumayan Awardnya

Mantan presiden saja awardnya hanya 25jt?

Bagaimana dgn Ahlan-Riyadh? Bisakah kita mendanai riset teknologi misalnya?

Habibie Award untuk Pakar Chipset Indonesia
click to enlarge
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
menganugerahi BJ Habibie Technology Award 2010 kepada Dr Eko Fajar
Nurprasetyo, pendiri industri desain chipset pertama di Indonesia.

"Kami memandang sangat perlu memberi penghargaan kepada para pelaku
teknologi di seluruh tanah air dalam rangka meningkatkan daya saing
dan kemajuan bangsa," kata Kepala BPPT Dr Marzan Azis Iskandar saat
memberi sambutan pada BJ Habibie Technology Award 2010 di BPPT
Jakarta, Selasa (28/9/2010) malam.

Pada Penganugerahan Award yang telah diselenggarakan untuk ketiga
kalinya sejak 2008 itu, hadir dalam penganugerahan tersebut mantan
Presiden RI dan Menristek BJ Habibie, serta Menristek Suharna
Surapranata.

Eko yang sebelumnya telah berjaya di sebuah perusahaan semi konduktor
Sony LSI di Jepang pulang ke tanah air dan memulai usahanya di bawah
logo Versatile Silicon Technology, perusahaan desain IC pertama di
Indonesia bersama beberapa temannya dari ITB. Pada 2008 ia bergabung
dengan Xirka perusahaan nasional dan satu-satunya di Asia Tenggara
yang mendesain chip untuk Wimax.

Ia menyatakan yakin bahwa 5-10 tahun lagi Indonesia akan mampu
memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia. "Untuk saat
ini kami masih memproduksinya di Jepang, dan dipasarkan di Jepang dan
beberapa negara lain," katanya.

Eko mengatakan, satu pabrik chip membutuhkan investasi sampai Rp 10
triliun, karena itu membangun pabrik chip di Indonesia masih memiliki
hambatan besar. Ia mengatakan, harga produksi chipset sangat rendah
tapi bisa dijual sangat mahal, karena itu jika Indonesia bisa
memproduksi sendiri kebutuhan dalam negerinya, maka akan banyak devisa
yang bisa dihemat.

Namun demikian untuk diproduksi massal, ujarnya, baru akan untung jika
produksi sudah mencapai di atas 500 ribu unit. Eko yang memperoleh
penghargaan dalam bentuk cek Rp25 juta itu selain mendesain chip untuk
wimax, juga mendesain chip untuk server, untuk signal, untuk
processing, dan untuk scanner.


      

Other related posts: