Amerika Serikat Borong 74 Harrier Bekas AL Inggris <http://2.bp.blogspot.com/-zKWY_M65tRM/TsXOHPLCLMI/AAAAAAAAXlg/WxojwW-0EJE/s1600/1-harrier-gr9.jpg> Harrier GR9. (Foto: airforce-technology.com) 18 November 2011, London (Berita HanKam): US Navy dan Marine Corps menyetujui membeli 74 jet tempur Harrier beserta mesin dan suku cadangnya bekas pakai Royal Navy. Marine Corps akan menerbangkan 74 Harrier hingga tahun 2025 dan akan digantikan oleh F-35B Joint Strike Fighter. Royal Navy mengoperasikan Harrier GR9 dan 9A konfirgurasinya mirip AV-8B versi serangan malam milik Marine Corps. Pesawat dibuat antara 1980 dan 1995, masih layak dioperasikan. Royal Navy mempensiunkan dini armada jet tempur Harrier GR-9, 9A dan Sea Harrier imbas dari pemotongan anggaran belanja pertahanan oleh pemerintah Inggris. Armada Harrier disimpan di Royal Air Force Base Cottesmore, Inggris dimana pesawat dirawat agar layak dioperasikan kembali. Pemerintah Amerika Serikat menyetujui pembelian suku cadang pesawat senilai 50 juta dolar, sedangkan harga pesawat masih dinegosiasikan. Pemerintah Inggris selain mempensiunkan dini jet tempur berpangkalan di kapal induk, dipensiunkan juga kapal perang berbagai jenis, pesawat patroli maritim dan personil angkatan bersenjata. 2011 Amerika Serikat Proses Pembelian Jet Tempur F-16 untuk TNI AU Senilai 750 Juta Dolar <http://beritahankam.blogspot.com/2011/11/amerika-serikat-proses-pembelian-jet.html> <http://3.bp.blogspot.com/-L3zk5oERV50/TsYfgPF-KyI/AAAAAAAAXmc/U4deX-DB2cQ/s1600/214719.jpg> TNI AU memiliki 10 unit F-16A/B. (Foto: Lanud Iswahjudi) 18 November 2011, Washington (Berita HanKam): Defense Security Cooperation Agency (DSCA) telah mengirimkan permohonan penjualan 24 jet tempur F-16C/D Block 25 beserta peralatan, suku cadang dan dukungan logistik senilai 750 juta dolar dibawah Foreign Military Sale (FMS) pada Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mengajukan peremajaan dan upgrade 24 F-16C/D Block 25 serta 28 mesin F100-PW-200 atau F100-PW-220E. Paket pembelian termasuk LAU-129A/A Launchers, ALR-69 Radar Warning Receivers, ARC-164/186 Radios, Expanded Enhanced Fire Control (EEFC) atau Commercial Fire Control, atau Modular Mission Computers, ALQ-213 Electronic Warfare Management Systems, ALE-47 Countermeasures Dispenser Systems, Cartridge Actuated Devices/Propellant Actuated Devices (CAD/PAD), Situational Awareness Data Link, Enhance Position Location Reporting Systems (EPLRS), LN-260 (SPS version, non-PPS), dan AN/AAQ-33 SNIPER or AN/AAQ-28 LITENING Targeting Systems. Pembelian F-16 untuk memodernisasi armada TNI AU dengan pesawat tempur berkemampuan beroperasi dibagian terluar wilayah kedaulatan Indonesia. Armada F-16 Block 15 yang dimiliki TNI AU tidak mempunyai kemampuan melakukan patroli hingga wilayah terluar serta untuk menggantikan peran jet tempur F-5 yang sudah menua. Pembelian pesawat tempur ini tidak mengubah perimbangan kekuatan militer kawasan. Amerika Serikat memperoleh keuntungan dalam politik luar negeri dan keamanan dalam negeri dengan meningkatkan patner strategis dalam keamanan serta kepentingan kemajuan ekonomi di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia meminta pengerjaan peremajaan pesawat dilakukan hanya di 309th Maintenance Wing, Hill Air Force Base, Ogden, Utah dan proses overhaul mesin di Pratt Whitney, East Hartford, Connecticut. Pembelian ini hampir dipastikan tidak ada kesepakatan alih teknologi maupun keterlibatan industri pertahanan Indonesia dalam proses peremajaan dan upgrade pesawat. KRI Clurit Ikuti Latihan Perang Pertama Kalinya <http://beritahankam.blogspot.com/2011/11/kri-clurit-ikuti-latihan-perang-pertama.html> <http://4.bp.blogspot.com/-F5skq0jz-kA/TsX2LT7XfZI/AAAAAAAAXmQ/WE_7sTOeblA/s1600/e5361baf-d4e4-7034-ee2a-6e0f57ca42c3.jpg> 16 November 2011, Jakarta (Dispenarmabar): Kapal Republik Indonesia (KRI) Clurit-641 salah satu unsur Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang dilibatkan dalam Manuver Lapangan (Manlap) Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya ke-30 di Perairan Sangatta Kalimantan Timur, saat ini berlayar lintas laut di sekitar perairan Pulau Bawean. Kapal yang memiliki persenjataan Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam kaliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), dan meriam anjungan 2 unit kaliber 20 mm sehari-hari di bawah pembinaan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat dengan Markas di Mentigi Tanjung Uban Riau. KRI Clurit-641, dengan Komandan Mayor Laut (P) Gulkariansyah salah satu unsur kapal pemukul reaksi cepat di jajaran Koarmabar memiliki kemampuan pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat . Kapal perang produksi dalam negeri tersebut memiliki spesifikasi berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, dan berat 250 ton ini memiliki sistem pendorong yang handal mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan Rudal C-705. Kapal KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal (ABK) dan masih mampu memuat 13 personel Pasukan Khusus. Selain itu memiliki peralatan navigasi akurat dan dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman. KCR-40 yang terbuat dari baja khusus High Tensile Steel dilibatkan bersama dengan tiga KRI jajaran Koarmabar lainnya diantaranya KRI Sutan Taha Syaifudin-376, KRI Cut Nyak Dien-375 dan KRI Teluk Celukan Bawang untuk memperkuat Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya. Sejak diresmikan masuk memperkuat jajaran TNI AL, keterlibatan KRI Clurit-641 yang baru pertama dalam manuvra Latihan Puncak Armada Jaya ke-30 mampu mengikuti kegiatan manuvra lapangan sejak dari pangkalan Jakarta menuju Pangkalan Utama TNI AL di Surabaya dan selanjutnya lintas laut di Alur Perairan Barat Surabaya (APBS), Laut Jawa, Selat Makassar, perairan Pulau Laut Kaltim, perairan Sangatta Kaltim, dan Laut Sulawesi, hingga puncaknya dilaksanakan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur.