dibaca From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx [mailto:tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx] On Behalf Of Saikhu Rochman Sent: Tuesday, May 08, 2012 6:48 PM To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx Subject: [breaktime-corner] berita militer... Hayono: Tank Leopard Miliki Efek Deterrence <http://beritahankam.blogspot.com/2012/05/hayono-tank-leopard-miliki-efe k.html> <http://4.bp.blogspot.com/-BxGeVSZ-6sM/T6f9bPo20sI/AAAAAAAAZ4w/ceZ3klVvL pU/s1600/6626634771_85e2211878_b.jpg> Leopard 2A6 AD Belanda. (Foto: Battle14) 7 Mei 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR (membidangi pertahanan dan politik luar negeri), Hayono Isman menilai Indonesia perlu melakukan modernisasi dan membangun kekuatan pertahanan. Alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia harus terus ditingkatkan, termasuk dengan membeli Tank Leopard dari Jerman atau Belanda. "Dengan membeli tank Leopard akan memiliki effect deterrence di kawasan," kata Hayono Isman di Press Room DPR, Jakarta, Senin (7/5), saat melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Jerman pada tanggal 22-25 April 2012. Karena itu, Hayono mendukung pemerintah untuk pengadaan Alutsista jenis MBT jenis Leopard. Menjawab pertanyaan mengenai apa urgensi untuk memiliki tank Leopard, Hayono mengatakan bahwa secara teknis TNI khususnya TNI AD yang lebih mengetahui. Namun yang pasti, keberadaan tank Leopard pasti memberikan effect deterrence dengan negara tetangga. Politisi Partai Demokrat ini, menyebutkan membangun kekuatan pertahanan sangat penting untuk menjaga kedaulatan NKRI. Bahkan Hayono menyebut Malaysia masih mengintip peluang untuk mengambil blok Ambalat dari Indonesia. "Kalau Malaysia berusaha merebut Ambalat, ya kalau saya mendukung Indonesia berperang dengan Malaysia," katanya. Malaysia, kata Hayono, cukup dengan lepasnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Indonesia harus siap menghadapi Malaysia kalau Malaysia berusaha merebut Ambalat. Komisi I Minta Tank Leopard Dipermurah Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat meminta kepada pemerintah Jerman agar harga tank Leopard dipermurah atau sama seperti harga yang ditawarkan pemerintah Belanda. Permintaan itu disampaikan oleh rombongan Komisi I DPR ketika melakukan kunjungan kerja ke Jerman beberapa waktu lalu. "Dalam pertemuan dengan Kementerian Ekonomi (Jerman), disampaikan sekiranya dengan alokasi dana yang sama dengan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda, Indonesia mendapatkan jumlah tank Leopard yang sama dari Jerman sekitar 80-100 tank," kata Wakil Ketua Komisi I Hayono Isman di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012). Hayono mengatakan, pihak Jerman belum dapat memberi jawaban dan akan mempertimbangkan permintaan itu. Selain bertemu dengan Kementerian Ekonomi, kata ketua tim rombongan itu, Komisi I juga mendatangi pabrik MBT Leopard di Munich. Dalam kunjungan itu, pihaknya meminta penjelasan berbagai kritikan mengenai tank Leopard. "Dan sudah diberi jawaban. Saya puas dengan jawaban mereka. Tapi mungkin saja ada anggota yang belum puas," kata politisi Partai Demokrat itu. Seperti diketahui, Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin menentang rencana pemerintah membeli tank Leopard. Menurut dia, spesifikasi tank itu tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Menurut Hayono, hasil pertemuan dengan pihak Jerman itu akan dibicarakan di internal Komisi I setelah masa reses nanti untuk diambil keputusan. Delegasi Public Affairs Kemhan dan TNI Kunjungi US Marine Corps di Darwin <http://beritahankam.blogspot.com/2012/05/delegasi-public-affairs-kemhan -dan-tni.html> <http://2.bp.blogspot.com/-qDUDx8sAdis/T6f12JFo2PI/AAAAAAAAZ4U/NZ4LONAbx Yk/s1600/2012-05-07_223235.png> 7 Mei 2012, Darwin, Australia: Kepala Pusat Komunikasi Publik, Brigjen TNI Hartind Asrin bersama Delegasi Perwira Senior Public Affairs Kemhan dan TNI Rabu (2/5) tiba di Barak Robertson Darwin, Australia. Para Delegasi diterima, Head of ImplementationTeam US Posture Review, Australian Defence Force (ADF), Mayjen Michael Krause dan Komandan Marinir AS di Darwin, Kolonel James Dillon. Ikut dalam rombongan Delegasi Perwira Senior Public Affairs Kemhan dan TNI, antara lain Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda TNI Iskandar Sitompul, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksma TNI Untung Suropati, serta Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsma TNI Azman Yunus. Maksud kunjungan Kapuskom Publik dan Perwira Senior Public Affairs tersebut dalam rangka meninjau secara langsung kehadiran Personel Marinir Amerika Serikat yang berada di Australia. Pada kesempatan tersebut Mayjen Michael Krause mengungkap kepada delegasi Public Affair Kemhan dan TNI bahwa sepanjang tahun ini hanya akan ada 200 personel Marinir Amerika Serikat di Australia dan akan dirotasi setiap 6 bulan. Namun kehadiran tentara Marinir Amerika di Australia ini rencananya akan bertambah hingga berjumlah 2500 personel untuk lima tahun kedepan. Mayjen Michael Krause, juga menjelaskan pihaknya sangat berhati-hari dalam menerima kehadiran pasukan AS di Darwin. Meski itu adalah kebijakan yang di buat Presiden AS dan PM Australia untuk meningkatkan kerjasama pertahanan kedua Negara. Selain itu kehadiran pasukan Marinir AS juga penting bagi kerjasama militer kedua negara karena memungkinkan dilakukannya latihan yang rutin dengan tentara Australia. Krause menambahkan, tidak menutup kemungkinan nantinya Personel TNI dapat diikutsertakan dalam latihan bersama. Menurutnya dengan adanya kerjasama yang dilakukan tiga Negara, manfaatnya akan baik bagi peningkatan profesionalisme prajurit di antara ketiga negara. Salah satu yang menjadi perhatian Australia dengan kedatangan Pasukan AS saat ini, menurut Krause, adalah penyediaan fasilitas seperti perumahan untuk pasukan AS. Sementara ini pasukan AS menggunakan fasilitas yang tersedia di Barak Robertson di Darwin. Sementara itu Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin sangat menghargai keterbukaan yang dilakukan tentara Australia dan Marinir AS. Setidaknya Indonesia bisa melihat langsung apa yang ada di Darwin yang sempat digambarkan akan menjadi Pangkalan Militer AS. Terkait dengan penawaran bagi keikutsertaan TNI dalam latihan bersama Marinir AS dan Tentara Australia, menurut Kapuskom Publik, tawaran ini tentunya akan dikaji lebih lanjut oleh Menhan dan Pimpinan TNI. Kapuskom Publik Kemhan juga berpendapat, Indonesia tentunya menyambut baik setiap upaya bagi ditingkatkannya kerjasama pertahanan dengan negara manapun. Usai mengunjungi Barak Robertson di Darwin, para delegasi Delegasi Perwira Senior Public Affairs Kemhan dan TNI melanjutkan kunjungan kerjanya ke Departemen Pertahanan Australia di Canberra, Australia tanggal 3 dan 4 Mei 2012, diterima oleh Assistant Secretary Major Powers and Global Interests, Chris Birrer. Pada kunjungan di Departemen Pertahanan Australia, delegasi mendapatkan penjelasan tentang Posture Review yang mengkaji kemampuan Australian Defence Force (ADF) untuk menghadapi tantangan pertahanan dan keamanan regional serta global di masa datang. Selain itu, briefing dari Elenore Eriksson, Assistant Secretary Communication and Media, tentang peran dan tugasnya di lingkungan Dephan Australia. Wamenhan Meninjau Produksi Kapal BCM <http://1.bp.blogspot.com/-f1sWm5se5rM/T6frvOmTvdI/AAAAAAAAZ3c/zP0OL90lI tc/s1600/2012-05-07_223235.png> 7 Mei 2012, Cilegon: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin selaku ketua High level committee (HLC) untuk modernisasi Alutsista, Senin (7/5) didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Aslog Kasal Laksda TNI Sru Handoyo serta sejumlah pejabat Kemhan lainnya, melakukan kunjungan kerja ke PT Anugrah Buana Marine di Cilegon Jawa Barat. Setibanya di PT Buana Anugrah Marine, Wamenhan beserta rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Anugrah Buana Marine H. Ir Nazruddin Umar beserta staf yang kemudian memberikan penjelasan tentang pembangunan 1 unit Kapal Bantu Cair Minyak (BCM) untuk TNI Angkatan Laut. Usai menerima penjelasan dari Dirut PT Anugrah Buana Marine, Wamenhan memberikan penjelasan kepada sejumah media massa bahwa ini adalah pertama kali pemerintah memberikan kepercayaan kepada pihak swasta, untuk melakukan pembuatan alutsista khususnya kapal yang diperuntukkan bagi TNI AL, guna mendukung program modernisasi alutsista. "Pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan alutsista. Kalau kualitasnya bagus dan dapat bersaing, bukan tidak mungkin akan ada permintaan-permintaan berikutnya", kata Wamenhan. Selain menerima penjelasan seputar pembuatan satu unit Kapal Bantu Cair Minyak untuk TNI AL tersebut, Wamenhan berserta rombongan juga berkesempatan meninjau dan melihat secara langsung proses pembuatan kapal BCM. Kapal BCM yang dirancang bangun oleh putera puteri Indonesia itu, memiliki spesifikasi panjang 95,55 m, lebar 17,50 m, daya muat minyak cair 5000 m3 dan memiliki kecepatan maksimal 14 knots dengan 58 Anak Buah Kapal. KRI Kujang Diresmikan November 2012 PT Palindo Marine Shipyard membuat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis rudal cepat Kujang untuk TNI Angkatan Laut senilai Rp73 miliar. KRI Kujang yang akan resmi diluncurkan November 2012 itu rencananya bakal digunakan untuk patroli TNI AL di wilayah Armada Barat, mengingat kapal yang kecil sehingga bisa menembus perairan dangkal dengan banyak pulau. KCR Kujang memiliki spesifikasi relatif sama dengan KCR Celurit yang juga dirakit Palindo dan telah diluncurkan oleh Menteri Pertahanan awal tahun 2012. Kapal buatan PT Palindo itu memiliki panjang 44 meter dan mampu melaju hingga kecepatan 30 knot. Kapal sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putri Indonesia. Kapal itu dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), di antaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali dua set Rudal C-705. Bagian lambung terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel. Baja ini diperoleh dari PT Krakatau Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin kaliber 20 mm di anjungan kapal. Kapal itu merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang berfungsi menghancurkan target dalam sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dengan cepat. Awak Kapal KRI Kakap Lakukan Perawatan Saat Sandar di Lantamal VII <http://1.bp.blogspot.com/-1mC-j3yYlJs/T6fyV1wESoI/AAAAAAAAZ3s/MnRkkjU-O SY/s1600/07+sandar+di+dermaga+kupang+3.jpg> 7 Mei 2012, Surabaya: Sandar di Dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), prajurit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 melaksanakan perawatan kapal, Minggu (06/05). Perawatan meliputi beberapa bagian kapal, mulai dari bagian dalam dan luar kapal. Perawatan dalam kapal dilaksanakan dengan membersihkan koridor (lorong dalam kapal), ruangan-ruangan dan tempat tidur prajurit serta kamar mandi. Sedangkan perawatan bagian luar dilaksanakan dengan pengecatan geladak serta lambung kapal yang sudah mulai berkarat akibat air laut. Dilandasi dengan semangat kerja yang tinggi, prajurit KRI Kakap melaksanakan perawatan kapal meskipun saat itu adalah hari libur Sabtu dan Minggu. Awak kapal perang di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim itu, mulai dari Perwira, Bintara dan Tamtama seluruhnya ambil bagian dalam menjaga kapal agar selalu siap melaksanakan operasi. Kekompakan kerja sebagai tim dan saling mendukung satu sama lain membuat pekerjaan yang mereka laksanakan terasa ringan dan mudah. Hasil kerja prajurit tersebut akan berpengaruh terhadap operasional kapal ketika sedang melaut. Sehingga ditutut kesungguhan dan keseriusan kerja untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dan efektif. <http://3.bp.blogspot.com/-GBsqaHXO0cs/T6fy6GEVdiI/AAAAAAAAZ34/VnmBAd3p3 -k/s1600/07+sandar+di+dermaga+kupang+2.jpg> <http://3.bp.blogspot.com/-2JIVrKewsMA/T6fzJZ-gzGI/AAAAAAAAZ4E/JgyyUdG-Z ZM/s1600/07+sandar+di+dermaga+kupang+1.jpg> Prajurit KRI Kakap mulai dari Departemen Operasi (Depos), Departemen Mesin (Depsin) dan Departemen Logistik (Deplog) bersama-sama melaksanakan perawatan dan pembersihan kapal sesuai tanggug jawab di sektor masing-masing. Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Kakap Kapten Laut (P) Andi Kristanto sebagai kordinator kerja, menugaskan kepada Bintara Utama (Bama) sebagai penanggung jawab kerja perawatan bagian luar dan Pengurus Dalam (PD) bertanggung jawab di sektor dalam kapal. Selain melakukan perawatan dan pembersihan, prajurit KRI Kakap juga melakukan perbaikan ringan terhadap pesawat-pesawat elektronika, mesin dan senjata. Sensor kapal berupa radar dan peralatan elektronika lainnya diperiksa secara periodik serta dilakukan perbaikan dan penggantian terhadap komponen-komponen yang rusak. Demikian juga departemen mesin, bagian ini melaksanakan perbaikan sistim pipa pembuagan dan saluran air, Mesin Pendorong Pokok (MPK), dan listrik kapal. Sedangkan bagian senjata melakukan perawatan serta membersihkan laras dan komponen senjata meriam 40 mm, meriam 20 mm dan senapan mesin metraliur 12,7 mm. Untuk senjata kaliber 12,7 mm dilaksanakan bongkar pasang oleh anggota KRI bagian senjata. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan senjata tersebut untuk digunakan pada setiap saat. Sementara itu bagian logistik memberikan dukungan terhadap rekan-rekan mereka yang sedang bekerja dengan memberikan konsumsi berupa makanan dan minuman segar. "Sekecil apapun peran serta yang disumbangkan oleh prajurit dapat menentukan keberhasilan dalam tugas", kata Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan. Rektor Unhan: Profesionalisme TNI Cenderung Menurun <http://beritahankam.blogspot.com/2012/05/sejumlah-prajurit-tni-au-mengg iring.html> <http://4.bp.blogspot.com/-JBtFlZRjVYc/T6f7LINuuYI/AAAAAAAAZ4k/jooICngDF Cw/s1600/antarafoto.jpg> Sejumlah prajurit TNI AU menggiring seorang pilot pesawat asing yang berhasil disergap dan dipaksa mendarat (Force Down), saat simulasi Latihan Alap Gesit 'Mandau Terbang' 2012 di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (1/5). Simulasi penyergapan pesawat asing yang terdeteksi telah memasuki wilayah udara Kalbar tersebut, melibatkan unsur prajurit TNI AU Lanud Supadio, Skadron 1 Elang Khatulistiwa dan Batalyon 465 Paskhas. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ss/NZ/12) 7 Mei 2012, Jakarta: Penelitian Universitas Pertahanan (Unhan) menunjukkan adanya penurunan profesionalisme TNI. Penelitian 1999-2009 menemukan kualitas sumber daya manusia TNI mengalami merosot. Menurunnya mutu profesionalisme TNI disebabkan rendahnya kualitas personel dan kapabilitas alutsista TNI. "Muaranya adalah kecilnya dukungan anggaran TNI," kata Rektor Unhan Syarifudin Tippe dalam usai peluncuran bukunya di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (7/5). Penelitian Syarifudin dituangkan dalam buku berjudul "Human Capital Management: Model Pengembangan Organisasi Militer Indonesia". Rendahnya profesionalisme TNI Ini, jelas Syarifudin, bisa dilihat dari munculnya ancaman di perbatasan dan pulau terluar, meningkatnya ancaman terorisme, serta minimnya mobilitas udara, laut, dan darat. Di tataran aturan, Syarifudin juga melihat UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara tak membahas soal sumber daya prajurit, baik dari sisi pengetahuan, keahlian, maupun sikapnya. "Ini artinya, peraturan belum menyentuh profesionalisme prajurit," ujar Syarifudin. Kebijakan pertahanan pun, masih secara parsial memaknai profesionalisme TNI dengan persepsi masing-masing. Kemhan menetapkan kriteria SDM TNI sebagai personel yang berkualitas tinggi. Sedangkan Mabes TNI menetapkan kebijakan Panca Tunggal dengan menyisipkan peningkatan profesionalitas prajurit pada kebijakan reformasi internal TNI. Adapun TNI AD menetapkan kebijakan tentara profesional sebagai salah satu visinya. TNI AL menetapkan kebijakan perwira unggulan sebagai bagian dari TNI AL yang profesional. TNI AU memaknai profesional dalam jangka panjang sebagai the first class. "Artinya, kebijakan tentang strategi pengembangan SDM TNI yang eksis sekarang ini belum menjamin ke arah peningkatan mutu profesionalisme TNI," katanya. Menurutnya, pembenahan profesionalisme prajurit harus menggunakan konsep human capital management yang berarti kebijakan pengembangan SDM harus berbasis pada pencarian manusia terpilih yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, sekaligus spiritual.