Skuadron 21 Kirim Teknisi ke Brasil <http://beritahankam.blogspot.com/2012/03/skuadron-21-kirim-teknisi-ke-b rasil.html> <https://lh5.googleusercontent.com/-8xBVGfZNc2g/TX2y_zegFeI/AAAAAAAAU4A/ HZv4maazbmo/s400/1_37_a.jpg> EMB 314 Super Tucano. (Foto: Embraer) 1 Maret 2012, Malang: Skuadron 21 mengirim satu tenaga teknisi ke Brasil pada Maret ini sebagai persiapan datangnya pesawat Super Tucano di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Super Tucano menggatikan OV-10F Bronco dijadwalkan tiba pada akhir Juli mendatang. Kepala Skuadron 21 Mayor (penerbang) James Y Singal mengatakan, selanjutnya akan menyusul penerbang, serta ground and air crew. Semula pesawat tersebut direncanakan tiba Maret ini sebanyak empat unit secara bertahap. Namun karena berbagai pertimbangan diperkirakan baru Juli tiba di Malang. ''Sebagai persiapannya, kami sudah membangun sarana pendukungnya berupa hanggar, lima buah shelter pesawat, shelter GSE (ground support equipment), maupun ruangan kantor. Sementara personel yang akan mengawaki pesawat EMB 314 Super Tucano juga sudah mulai disiapkan, termasuk personel yang akan melaksanakan pemeliharaan tingkat ringan dan sedang. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, usai Rapat Pimpinan TNI AU dan Apel Dansat 2012 di Gedung Serba Guna Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta baru-baru ini mengatakan, hingga 2014, TNI AU akan menambah empat pesawat tempur jenis Sukhoi dari Rusia, 16 unit pesawat tempur jenis Super Tucano dari Brasil, T/A-50 dari Korea sebanyak 16 unit, F-16 sebanyak 8 unit, serta 30 unit pesawat F-16. Penambahan pesawat tempur ini untuk memperkuat tujuh skuadron tempur TNI untuk menjaga wilayah NKRI. Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan menambah pesawat jenis transport C-295, C-130 Hercules dan helikopter C-725 sebanyak 80 pesawat. Dalam pengadaan itu, TNI AU telah bekerja sama dengan Korea Selatan hingga 2024. "Banyak pesawat TNI AU sudah tua atau berumur di atas 30 tahun sehingga perlu peremajaan. Tidak hanya pada pesawat saja tapi juga mencakup sistem persenjataan, seperti bom, roket dan peluru. Hingga tahun 2024, Indonesia akan memiliki 180 pesawat tempur". Lanud Supadio Tunggu Kedatangan Pesawat Tanpa Awak <https://lh4.googleusercontent.com/-fU9EzjYJELU/TMbgov2ba1I/AAAAAAAASIA/ 8zvEAHIQc3I/s400/35454-searcher.jpg> 29 Februari 2012, Pontianak: Pangkalan Udara TNI AU Supadio Pontianak masih menunggu kedatangan pesawat tanpa awak yang rencananya memperkuat pertahanan keamanan wilayah udara di kawasan perbatasan Indonesia. "Sekarang hanya tinggal menunggu kabar pengiriman dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Supadio Kol (Pnb) Kustono di Pontianak, Rabu. Menurut dia, Lanud Supadio sifatnya hanya sebagai daerah penempatan dari pemerintah pusat atas pesawat itu. "Sekarang, untuk kantor dan hanggar pesawat tanpa awak itu sudah siap," kata dia. Personel yang menangani pesawat tanpa awak tersebut, katanya, saat ini juga telah dipersiapkan di Mabes TNI AU. "Saat ini pun kami juga sedang mempersiapkan diri untuk itu," katanya. Pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai dan dilengkapi dengan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari. Ia menjelaskan, keberadaan pesawat tanpa awak selain untuk memperkuat pertahanan NKRI di matra udara juga bisa berfungsi sebagai pendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut maupun udara. Selain itu, katanya, juga bisa berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan yang marak di wilayah Kalimantan dan pulau lainnya. Rencana TNI AU menambah satu skadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio Pontianak untuk memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di Kalbar sudah dilakukan sejak 2010. Status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau Bintang 1. Salah satu syarat minimalnya mempunyai dua skadron. Saat ini Lanud Supadio menjadi pangkalan Skadron Udara I Elang Khatulistiwa. Pesawat yang digunakan jenis Hawk. Ada Dugaan Mark-up Pembelian 6 Jet Tempur Sukhoi <http://alutsista.blogspot.com/2012/03/ada-dugaan-mark-up-pembelian-6-je t.html> <http://1.bp.blogspot.com/-gpKVGXxLRsY/T1AcWrgscqI/AAAAAAAACtY/_cMt8N6oN 20/s1600/su-30mk2_tni-au.jpg> JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menduga ada penggelembungan harga atau mark up dalam pengadaan enam jett tempur jenis Sukhoi SU-30 MK2 oleh pemerintah. Tubagus menjelaskan, akhir 2010 DPR menyetujui pembelian enam pesawat Sukhoi itu seharga 470 juta dollar AS melalui kerja sama dengan pemerintah Rusia. Pemerintah Rusia, kata dia, menyediakan state credit sebesar 1 miliar dollar AS. Namun, Tubagus mengaku menerima informasi bahwa Kementerian Pertahanan Indonesia melakukan kontrak tidak melalui Rosoboron Export yang merupakan perwakilan Pemerintah Rusia di Jakarta. "Tapi lewat PT X sebagai broker," kata Tubagus, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta, Kamis (1/3). Tubagus menambahkan, berdasarkan penjelasan pihak Rosoboron, harga Sukhoi SU 30-MK2 per Juli 2011 sekitar 60-70 juta dollar AS per unit. Harga Sukhoi yang dibeli sebelumnya hanya 55 juta dollar AS per unit. Jika memakai harga tertinggi yakni 70 dollar AS, kata dia, maksimal harga hanya 420 juta dollar AS untuk enam unit. "Pertanyaannya mengapa harus menggunakan PT X sebagai broker? Padahal ada perwakilan Rusia di Jakarta. Mengapa ada perbedaan harga sampai 50 juta dollar AS?" kata Tubagus. Dikatakan Tubagus, proses pembelian pesawat itu tinggal menunggu barang datang ke Indonesia. Komisi I pernah menanyakan hal itu ke pemerintah. "Tapi jawabannya normatif. Biar KPK aja (yang tangani)," pungkas dia. TNI AL Minta Dukungan Komisi 1 DPR Untuk Beli Tiga Kapal Korvet <http://alutsista.blogspot.com/2012/03/tni-al-minta-dukungan-komisi-1-be li.html> <http://farm5.static.flickr.com/4026/4703943225_328d04ca3c.jpg> Tiga kapal korvet kelas Nahkoda Ragam yang akan dibeli TNI AL (Foto: PAKISTAN DEFENCE) JAKARTA - TNI AL meminta dukungan pada Komisi I DPR RI untuk pembelian tiga kapal perang buatan Inggris. Pembelian alutsista ini guna memperkuat armada perang TNI AL dalam menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI di perairan. Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno di sela-sela raker dengan Komisi I DPR di Komplek Senayan, Rabu (29/1). Raker itu membahas hibah KRI Karang Ungaran 985 ke Kabupaten Sangihe Sulawesi Utara. Soeparno mengatakan, TNI AL ingin membeli tiga kapal perang buatan Inggris. Jenisnya multi role light fregat yang dibangun oleh galangan kapal BAE Systems Marine pada tahun 2001. Kapal pertama telah menyelesaikan tes di laut pada Desember 2003. Kapal kedua dites pada Mei 2004. Kemudian kapal ketiga mulai melaut pada Oktober 2004. Kapal ini mulanya dipesan Kerajaan Brunei Darussalam. Namun setelah melihat hasil tiga kali uji coba tersebut, pihak Kerajaan membatalkan pesanan. Jika Brunei enggan, kenapa TNI AL malah bernafsu membelinya? "Kita sinyalir,pembatalan pembelian kapal perang dari Inggris oleh Brunei bukanlah karena alasan teknis tetapi alasan politis. Yaitu ada ketersinggungan Brunei pada Inggris pada isu tertentu," jawab Soeparno. Informasi lebih dalam lantas didapat dari otoritas militer Brunei. Ternyata, ungkap Soeparno, jumlah personil angkatan laut negeri kaya itu terbatas jumlahnya. Hanya sekitar 800 personil. Sedangkan tiga kapal perang buatan Inggris itu butuh dioperasikan oleh 330 personil. Alhasil, Brunai bakal kerepotan mengurusnya. Akhirnya, pada tahun 2007 kapal itu dipindahkan dari Brasko Brunei ke galangan kapal di Inggris. Setahun kemudian Kementerian Pertahanan menawarkan pada TNI AL untuk membelinya. "TNI AL pun menindaklanjuti hal itu. Kami menyatakan, penawaran tersebut merupakan hal yang sangat baik dalam rangka pemenuhan armada TNI AL," ujarnya. Brunai sempat membayar sekitar 600 juta poundsterling per kapal. Adapun penawaran ke TNI AL, kapal itu cukup ditebus dengan 296 juta euro atau sekitar 380 juta dollar AS. Angka ini terbilang murah. Di sisi lain pihak Brunei lebih senang jika kapal ini dibeli Indonesia karena punya dok galangan kapal sendiri untuk pemeliharaan. Pihak lain yang berminat adalah Malaysia. Menurut Soeparno, kapal perang canggih ini sudah dilengkapi dengan misil anti kapal selam. Dengan kelengkapan itu, dia bilang, "Sudah dapat mengantisipasi kapal selam milik tetangga." TNI Hibahkan KRI Karang Unarang-985 ke Pemkab Sangihe, Sulawesi Utara <http://alutsista.blogspot.com/2012/03/tni-hibahkan-kri-karang-unarang-9 85-ke.html> <http://img97.imageshack.us/img97/6074/krikarangunarang.jpg> Komisi I DPR menyetujui rencana hibah KRI Karang Unarang-985 kepada Pemerintah Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, yang akan digunakan untuk mobilitas penumpang dan barang. Pangarmatim dan Panglima Armada Ke-7 AS Bahas Latma Carat 2012 <http://beritahankam.blogspot.com/2012/03/pangarmatim-dan-panglima-armad a-ke-7-as.html> <http://2.bp.blogspot.com/-OjU6TaUBf1U/T0-G6pWOueI/AAAAAAAAY5c/BZ433Ry8s Yo/s1600/29+pangarmatim+terima+kunjungan.jpg> 1 Maret 2012, Surabaya: Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi,S.E. menerima kunjungan kehormatan (Courtesy Call) dari Panglima Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) kawasan Asia Pasifik Real Admiral (RADM) Thomas F. Carney di Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (29/02). Pada kesempatan itu Panglima Armada ke-7 AS itu didampingi oleh pejabat US. Navy dari United States Commander Logistic Group (US. COMLOG) Western Pacific (Westpac) yang bermarkas di Singapura. Kunjungan kerja tersebut membahas beberapa hal tentang hubungan bilateral antara AL kedua negara. Selain itu juga membahas beberapa kerjasama militer, diantaranya tentang rencana Latihan Bersama (Latma) Cooperation Afloat Readiness And Training (Carat) tahun 2012. Rencana latihan bersama antara TNI AL dan US. Navy dengan sandi CARAT-2012, masih dibahas secara intensif dalam rapat Final Planning Conference (FPC) yang dibuka oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kasal, Laksamana Pertama TNI Arie Sembiring dari pihak TNI AL dan Real Admiral (RADM) Thomas F. Carney. dari pihak USN di Hotel JW. Marriott Surabaya, Senin (27/02). Rapat penentuan rencana latihan FPC berlangsung selama 4 hari, mulai tanggal 27 Februari sampai dengan tanggal 1 Maret 2012. Kegiatan itu diikuti oleh perwakilan delegasi TNI AL dan US. Navy. Dalam kegiatan FPC ini masing-masing delegasi mengadakan diskusi bersama dalam bentuk kelompok/ group yang terdiri dari beberapa kerja sama latihan, diantaranya, latihan di laut dengan unsur-unsur kapal perang (Sea Phase), pesawat udara (Aviation), operasi amfibi oleh pasukan marinir, simposium kesehatan, pertunjukan seni budaya, pertunjukan band dan pengamanan wilayah pelabuhan yang disandari oleh kapal perang. Diskusi antar kedua belah pihak ditindaklanjuti dengan mengadakan survey ke lokasi yang akan menjadi daerah latihan bersama tersebut. Dalam rapat FPC ini akan menentukan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan nanti. Sampai saat ini beberapa kelompok diskusi hampir mencapai kesepakatan kerja sama latihan yang harus mereka lakukan, seperti Aviation, force protection, sea phases, amphibious landing dan lain sebagainya. <http://3.bp.blogspot.com/-GSyGQBuDKTM/T0-IQ3MyzFI/AAAAAAAAY5o/jrBh_zlb4 vY/s1600/29+pangarmatim+terima+kunjungan+2.jpg> Misalnya grup Force Protection, didalamnya terdapat unsur Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim. Kedua delegasi membahas tentang beberapa materi latihan diantaranya patroli sungai (riverane). Latihan ini merupakan bentuk formasi dan bantuan tembakan dari kendaraan tempur air cepat berupa Combat Boat atau Sea Rider ketika melaksanakan aksi dalam pertempuran hutan (Jungle Warfare) dan pertempuran di rawa-rawa (Swamp Operation). Selanjutnya pasukan khusus TNI AL itu juga akan melaksanakan latihan bersama operasi penanggulangan tindak kejahatan dan terorisme di laut, melibatkan tim Visit Boarding Search And Seizure (VBSS) AL kedua negara. Untuk mendukung kegiatan latihan bersama CARAT-2012, rencananya masing-masing pihak akan mengerahkan peralatan tempurnya masing-masing, diantaranya unsur kapal perang, pesawat udara dan helikopter, marinir dan paramedis. Pada latihan ini USN juga akan melibatkan sebuah pesawat patroli maritim jenis P-3 Orion. dan helikopter serbu jenis Seahawk pada aviation exercises.