[breaktime-corner] berita militer..

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 2 Mar 2012 16:48:55 +0800

 

Skuadron 21 Kirim Teknisi ke Brasil
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/03/skuadron-21-kirim-teknisi-ke-b
rasil.html>  

 
<https://lh5.googleusercontent.com/-8xBVGfZNc2g/TX2y_zegFeI/AAAAAAAAU4A/
HZv4maazbmo/s400/1_37_a.jpg> EMB 314 Super Tucano. (Foto: Embraer)

1 Maret 2012, Malang: Skuadron 21 mengirim satu tenaga teknisi ke Brasil
pada Maret ini sebagai persiapan datangnya pesawat Super Tucano di
Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang.

Super Tucano menggatikan OV-10F Bronco dijadwalkan tiba pada akhir Juli
mendatang.

Kepala Skuadron 21 Mayor (penerbang) James Y Singal mengatakan,
selanjutnya akan menyusul penerbang, serta ground and air crew.

Semula pesawat tersebut direncanakan tiba Maret ini sebanyak empat unit
secara bertahap. Namun karena berbagai pertimbangan diperkirakan baru
Juli tiba di Malang.

''Sebagai persiapannya, kami sudah membangun sarana pendukungnya berupa
hanggar, lima buah shelter pesawat, shelter GSE (ground support
equipment), maupun ruangan kantor. Sementara personel yang akan
mengawaki pesawat EMB 314 Super Tucano juga sudah mulai disiapkan,
termasuk personel yang akan melaksanakan pemeliharaan tingkat ringan dan
sedang.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, usai Rapat
Pimpinan TNI AU dan Apel Dansat 2012 di Gedung Serba Guna Akademi
Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta baru-baru ini mengatakan, hingga 2014,
TNI AU akan menambah empat pesawat tempur jenis Sukhoi dari Rusia, 16
unit pesawat tempur jenis Super Tucano dari Brasil, T/A-50 dari Korea
sebanyak 16 unit, F-16 sebanyak 8 unit, serta 30 unit pesawat F-16.

Penambahan pesawat tempur ini untuk memperkuat tujuh skuadron tempur TNI
untuk menjaga wilayah NKRI.

Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan menambah pesawat jenis transport
C-295, C-130 Hercules dan helikopter C-725 sebanyak 80 pesawat. Dalam
pengadaan itu, TNI AU telah bekerja sama dengan Korea Selatan hingga
2024.

"Banyak pesawat TNI AU sudah tua atau berumur di atas 30 tahun sehingga
perlu peremajaan. Tidak hanya pada pesawat saja tapi juga mencakup
sistem persenjataan, seperti bom, roket dan peluru. Hingga tahun 2024,
Indonesia akan memiliki 180 pesawat tempur".

Lanud Supadio Tunggu Kedatangan Pesawat Tanpa Awak 

 
<https://lh4.googleusercontent.com/-fU9EzjYJELU/TMbgov2ba1I/AAAAAAAASIA/
8zvEAHIQc3I/s400/35454-searcher.jpg> 
29 Februari 2012, Pontianak: Pangkalan Udara TNI AU Supadio Pontianak
masih menunggu kedatangan pesawat tanpa awak yang rencananya memperkuat
pertahanan keamanan wilayah udara di kawasan perbatasan Indonesia.

"Sekarang hanya tinggal menunggu kabar pengiriman dari Kementerian
Pertahanan dan Keamanan," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Supadio
Kol (Pnb) Kustono di Pontianak, Rabu.

Menurut dia, Lanud Supadio sifatnya hanya sebagai daerah penempatan dari
pemerintah pusat atas pesawat itu.

"Sekarang, untuk kantor dan hanggar pesawat tanpa awak itu sudah siap,"
kata dia.

Personel yang menangani pesawat tanpa awak tersebut, katanya, saat ini
juga telah dipersiapkan di Mabes TNI AU.

"Saat ini pun kami juga sedang mempersiapkan diri untuk itu," katanya.

Pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk
mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak
jauh.

Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai dan dilengkapi
dengan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari.

Ia menjelaskan, keberadaan pesawat tanpa awak selain untuk memperkuat
pertahanan NKRI di matra udara juga bisa berfungsi sebagai pendeteksi
berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut maupun
udara.

Selain itu, katanya, juga bisa berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah
terjadinya kebakaran hutan yang marak di wilayah Kalimantan dan pulau
lainnya.

Rencana TNI AU menambah satu skadron berupa pesawat tanpa awak di
Pangkalan Udara Supadio Pontianak untuk memperkuat kemampuan pemantauan
termasuk daerah perbatasan di Kalbar sudah dilakukan sejak 2010.

Status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau
Bintang 1. Salah satu syarat minimalnya mempunyai dua skadron. Saat ini
Lanud Supadio menjadi pangkalan Skadron Udara I Elang Khatulistiwa.
Pesawat yang digunakan jenis Hawk. 

 

 

Ada Dugaan Mark-up Pembelian 6 Jet Tempur Sukhoi
<http://alutsista.blogspot.com/2012/03/ada-dugaan-mark-up-pembelian-6-je
t.html>  

 
<http://1.bp.blogspot.com/-gpKVGXxLRsY/T1AcWrgscqI/AAAAAAAACtY/_cMt8N6oN
20/s1600/su-30mk2_tni-au.jpg> 

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menduga ada
penggelembungan harga atau mark up dalam pengadaan enam jett tempur
jenis Sukhoi SU-30 MK2 oleh pemerintah.

Tubagus menjelaskan, akhir 2010 DPR menyetujui pembelian enam pesawat
Sukhoi itu seharga 470 juta dollar AS melalui kerja sama dengan
pemerintah Rusia. Pemerintah Rusia, kata dia, menyediakan state credit
sebesar 1 miliar dollar AS.

Namun, Tubagus mengaku menerima informasi bahwa Kementerian Pertahanan
Indonesia melakukan kontrak tidak melalui Rosoboron Export yang
merupakan perwakilan Pemerintah Rusia di Jakarta. "Tapi lewat PT X
sebagai broker," kata Tubagus, politisi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan di Jakarta, Kamis (1/3).

Tubagus menambahkan, berdasarkan penjelasan pihak Rosoboron, harga
Sukhoi SU 30-MK2 per Juli 2011 sekitar 60-70 juta dollar AS per unit.
Harga Sukhoi yang dibeli sebelumnya hanya 55 juta dollar AS per unit.

Jika memakai harga tertinggi yakni 70 dollar AS, kata dia, maksimal
harga hanya 420 juta dollar AS untuk enam unit. "Pertanyaannya mengapa
harus menggunakan PT X sebagai broker? Padahal ada perwakilan Rusia di
Jakarta. Mengapa ada perbedaan harga sampai 50 juta dollar AS?" kata
Tubagus.

Dikatakan Tubagus, proses pembelian pesawat itu tinggal menunggu barang
datang ke Indonesia. Komisi I pernah menanyakan hal itu ke pemerintah.
"Tapi jawabannya normatif. Biar KPK aja (yang tangani)," pungkas dia.

TNI AL Minta Dukungan Komisi 1 DPR Untuk Beli Tiga Kapal Korvet
<http://alutsista.blogspot.com/2012/03/tni-al-minta-dukungan-komisi-1-be
li.html>  

 <http://farm5.static.flickr.com/4026/4703943225_328d04ca3c.jpg> 
Tiga kapal korvet kelas Nahkoda Ragam yang akan dibeli TNI AL (Foto:
PAKISTAN DEFENCE)

JAKARTA - TNI AL meminta dukungan pada Komisi I DPR RI untuk pembelian
tiga kapal perang buatan Inggris. Pembelian alutsista ini guna
memperkuat armada perang TNI AL dalam menjaga keamanan dan kedaulatan
NKRI di perairan.

Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno di sela-sela
raker dengan Komisi I DPR di Komplek Senayan, Rabu (29/1). Raker itu
membahas hibah KRI Karang Ungaran 985 ke Kabupaten Sangihe Sulawesi
Utara. 

Soeparno mengatakan, TNI AL ingin membeli tiga kapal perang buatan
Inggris. Jenisnya multi role light fregat yang dibangun oleh galangan
kapal BAE Systems Marine pada tahun 2001. Kapal pertama telah
menyelesaikan tes di laut pada Desember 2003. Kapal kedua dites pada Mei
2004. Kemudian kapal ketiga mulai melaut pada Oktober 2004. 

Kapal ini mulanya dipesan Kerajaan Brunei Darussalam. Namun setelah
melihat hasil tiga kali uji coba tersebut, pihak Kerajaan membatalkan
pesanan.

Jika Brunei enggan, kenapa TNI AL malah bernafsu membelinya? 

"Kita sinyalir,pembatalan pembelian kapal perang dari Inggris oleh
Brunei bukanlah karena alasan teknis tetapi alasan politis. Yaitu ada
ketersinggungan Brunei pada Inggris pada isu tertentu," jawab Soeparno. 

Informasi lebih dalam lantas didapat dari otoritas militer Brunei.
Ternyata, ungkap Soeparno, jumlah personil angkatan laut negeri kaya itu
terbatas jumlahnya. Hanya sekitar 800 personil. Sedangkan tiga kapal
perang buatan Inggris itu butuh dioperasikan oleh 330 personil. Alhasil,
Brunai bakal kerepotan mengurusnya.

Akhirnya, pada tahun 2007 kapal itu dipindahkan dari Brasko Brunei ke
galangan kapal di Inggris. Setahun kemudian Kementerian Pertahanan
menawarkan pada TNI AL untuk membelinya. 

"TNI AL pun menindaklanjuti hal itu. Kami menyatakan, penawaran tersebut
merupakan hal yang sangat baik dalam rangka pemenuhan armada TNI AL,"
ujarnya.

Brunai sempat membayar sekitar 600 juta poundsterling per kapal. Adapun
penawaran ke TNI AL, kapal itu cukup ditebus dengan 296 juta euro atau
sekitar 380 juta dollar AS. Angka ini terbilang murah. Di sisi lain
pihak Brunei lebih senang jika kapal ini dibeli Indonesia karena punya
dok galangan kapal sendiri untuk pemeliharaan. Pihak lain yang berminat
adalah Malaysia.

Menurut Soeparno, kapal perang canggih ini sudah dilengkapi dengan misil
anti kapal selam. Dengan kelengkapan itu, dia bilang, "Sudah dapat
mengantisipasi kapal selam milik tetangga."



TNI Hibahkan KRI Karang Unarang-985 ke Pemkab Sangihe, Sulawesi Utara
<http://alutsista.blogspot.com/2012/03/tni-hibahkan-kri-karang-unarang-9
85-ke.html>  

 <http://img97.imageshack.us/img97/6074/krikarangunarang.jpg> 

Komisi I DPR menyetujui rencana hibah KRI Karang Unarang-985 kepada
Pemerintah Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, yang akan digunakan untuk
mobilitas penumpang dan barang. 

 

Pangarmatim dan Panglima Armada Ke-7 AS Bahas Latma Carat 2012
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/03/pangarmatim-dan-panglima-armad
a-ke-7-as.html>  

 
<http://2.bp.blogspot.com/-OjU6TaUBf1U/T0-G6pWOueI/AAAAAAAAY5c/BZ433Ry8s
Yo/s1600/29+pangarmatim+terima+kunjungan.jpg> 
1 Maret 2012, Surabaya: Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur
Laksamana Muda TNI Ade Supandi,S.E. menerima kunjungan kehormatan
(Courtesy Call) dari Panglima Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat
(AS) kawasan Asia Pasifik Real Admiral (RADM) Thomas F. Carney di
Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (29/02). Pada kesempatan itu Panglima
Armada ke-7 AS itu didampingi oleh pejabat US. Navy dari United States
Commander Logistic Group (US. COMLOG) Western Pacific (Westpac) yang
bermarkas di Singapura. Kunjungan kerja tersebut membahas beberapa hal
tentang hubungan bilateral antara AL kedua negara. Selain itu juga
membahas beberapa kerjasama militer, diantaranya tentang rencana Latihan
Bersama (Latma) Cooperation Afloat Readiness And Training (Carat) tahun
2012.

Rencana latihan bersama antara TNI AL dan US. Navy dengan sandi
CARAT-2012, masih dibahas secara intensif dalam rapat Final Planning
Conference (FPC) yang dibuka oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kasal,
Laksamana Pertama TNI Arie Sembiring dari pihak TNI AL dan Real Admiral
(RADM) Thomas F. Carney. dari pihak USN di Hotel JW. Marriott Surabaya,
Senin (27/02).

Rapat penentuan rencana latihan FPC berlangsung selama 4 hari, mulai
tanggal 27 Februari sampai dengan tanggal 1 Maret 2012. Kegiatan itu
diikuti oleh perwakilan delegasi TNI AL dan US. Navy. Dalam kegiatan FPC
ini masing-masing delegasi mengadakan diskusi bersama dalam bentuk
kelompok/ group yang terdiri dari beberapa kerja sama latihan,
diantaranya, latihan di laut dengan unsur-unsur kapal perang (Sea
Phase), pesawat udara (Aviation), operasi amfibi oleh pasukan marinir,
simposium kesehatan, pertunjukan seni budaya, pertunjukan band dan
pengamanan wilayah pelabuhan yang disandari oleh kapal perang.

Diskusi antar kedua belah pihak ditindaklanjuti dengan mengadakan survey
ke lokasi yang akan menjadi daerah latihan bersama tersebut. Dalam rapat
FPC ini akan menentukan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan nanti.
Sampai saat ini beberapa kelompok diskusi hampir mencapai kesepakatan
kerja sama latihan yang harus mereka lakukan, seperti Aviation, force
protection, sea phases, amphibious landing dan lain sebagainya.

 
<http://3.bp.blogspot.com/-GSyGQBuDKTM/T0-IQ3MyzFI/AAAAAAAAY5o/jrBh_zlb4
vY/s1600/29+pangarmatim+terima+kunjungan+2.jpg> 
Misalnya grup Force Protection, didalamnya terdapat unsur Satuan Komando
Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim. Kedua delegasi membahas tentang
beberapa materi latihan diantaranya patroli sungai (riverane). Latihan
ini merupakan bentuk formasi dan bantuan tembakan dari kendaraan tempur
air cepat berupa Combat Boat atau Sea Rider ketika melaksanakan aksi
dalam pertempuran hutan (Jungle Warfare) dan pertempuran di rawa-rawa
(Swamp Operation). Selanjutnya pasukan khusus TNI AL itu juga akan
melaksanakan latihan bersama operasi penanggulangan tindak kejahatan dan
terorisme di laut, melibatkan tim Visit Boarding Search And Seizure
(VBSS) AL kedua negara.

Untuk mendukung kegiatan latihan bersama CARAT-2012, rencananya
masing-masing pihak akan mengerahkan peralatan tempurnya masing-masing,
diantaranya unsur kapal perang, pesawat udara dan helikopter, marinir
dan paramedis. Pada latihan ini USN juga akan melibatkan sebuah pesawat
patroli maritim jenis P-3 Orion. dan helikopter serbu jenis Seahawk pada
aviation exercises.



JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: