[breaktime-corner] Runtuhnya perekonomian Amerika tanda dimulainya akhir "kekuasaan" Amerika

  • From: "Sami'udin" <samiudin@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 4 Jan 2012 09:16:15 +0800

Runtuhnya perekonomian Amerika tanda dimulainya akhir "kekuasaan"
Amerika

 

  <http://static.arrahmah.com/images/stories/2011/12/wtc-911-hancur.jpg>


 

(Arrahmah.com) - Mengingat nama Amerika Serikat, kita teringat berbagai
kekejaman, amoralitas, penjajahan, liberalisme, dan keburukan-keburukan
lainnya yang di dukung oleh kekuatan ekonomi kapitalis mereka yang
"jaya" hingga mereka dikatakan negara "Super Power" tak terkalahkan.

Namun pukulan keras dari mujahidin, atas peristiwa hebat sepanjang
sejarah dekade ini, telah mempermalukan "negara super power" itu di muka
Dunia. Dampak buruk dari peristiwa 9/11 bagi Amerika tak berhenti dalam
jangka waktu yang sedikit, bahkan telah berlalu satu dekade dampak itu
masih sangat dirasakan sakit oleh tubuh Amerika dan bahkan semakin
buruk. Runtuhnya perekonomian Amerika adalah dampak berkepanjangan bagi
Amerika setelah serangan mujahidin (9/11) dan runtuhnya perekonomian
Amerika adalah tanda dimulainya akhir "kekuasaan" Amerika.

Forum Ansar al-Mujahidin mempublikasikan sebuah tulisan mengenai analisa
kehancuran Amerika setelah peristiwa 9/11, dampak berkepanjangan, dan
bagaimana masa depan Amerika setelah perekonomiannya runtuh. Berikut
terjemahannya.

 

Oleh: Abu Fatimah

Bissmillahirrahmanirrahiim

 

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan sholawat serta
salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wa
salam, keluarganya, dan para sahabatnya radiallahu 'anhum.

Amma ba'du

Semakin jelas bagi sejarawan tentang runtuhnya masa depan ekonomi
Amerika selama dekade awal di abad ke-21 yang merupakan tanda dimulainya
akhir dari "kekuasaan" Amerika. Dan akan semakin jelas lagi bahwa
kematian Amerika bermula di tangan-tangan kecil sekelompok mujahidin,
seperti yang terjadi sepanjang sejarah islam.

Allah berfirman di dalam Al Qur'an:

"orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang
banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al
Baqarah:249)

Kebanyakan Ekonomi Barat dan Ekonomi Amerika pada khususnya tergantung
kepada produsen-konsumen yang memiliki keyakinan yang tinggi. Keyakinan
ini lah yang sering bertahan dalam menghadapi logika dan bukti sejarah.
Jadi disaat stok pasar Amerika telah jatuh dengan membawa malapetaka di
berbagai aspek, dalam hari hari itu tumbuh subur "keyakinan" bahwa harga
saham akan terus semakin naik dan naik. Keyakinan bodoh bahwa penjualan
suatu produk yang jatuh, maka akan ada produk dalam versi yang sama
untuk tetap menjaga keuntungan perusahaan yang sedang berkembang. Juga
ada keyakinan bahwa konsumen "yang telah dijatuhi hutang proses
produsen-konsumen" akan terus menghabiskan hidupnya untuk proses
podusen-konsumen itu meski diluar kemampuan mereka.

Namun pukulan keras menghancurkan "kekuasaan dan gengsi Amerika" pada 11
September 2001 dan berlanjut terus menghantui rakyat Amerika hingga hari
ini. Kegagalan mereka (Amerika) tak terelakkan untuk mengalahkan
mujahidin di Irak Afghanistan meskipun mereka telah menghabiskan uang
triliunan dolar untuk perang melawan mujahidin, hal ini memastikan bahwa
penghinaan terhadap mereka akibat serangan 9/11 belum terhapus dan tidak
akan pernah terhapuskan sepenuhnya.

Tidak hanya militer dan ekonomi raksasa negara kafir itu dihancurkan
hanya dalam jangka dua jam saja, tetapi keyakinan atau kesombongan dari
rakyat Amerika terhadap presiden mereka telah jatuh ke lubang kemiskinan
yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam sejarah hidup mereka.

Sembilan mujahidin muda yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
hanya mengeluarkan 500.000 dolar AS untuk melakukan kerusakan yang
menghancurkan yang dikenal sebagai "negara adidaya satu-satunya di
bumi".

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. yang
demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. Mereka tidak
akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara
sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang
hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka
adalah kaum yang tidak mengerti" (Al Hasyr: 13-14)

 

Perencanaan jangka panjang

Meskipun ada saat-saat dimana Allah memenangkan pasukanNya untuk
menggapai kemenangan yang cepat dan menentukan diatas orang-orang kafir,
namun sejarah ummat ini berisikan contoh-contoh dimana ummat muslim
harus berjuang bertahun-tahun dahulu sebelum akhirnya menggapai
kemenangan.

Setelah Al Quds jatuh ke tangan para salibis pada 15 Juli 1099, banyak
kaum muslimin mengira bahwa kota suci itu akan kembali dengan cepat ke
dalam kendali ummat muslim. Namun ternyata 88 tahun lamanya Al Quds
masih di tangan para salibis sebelum Salahuddin al-Ayubi merebut kembali
Al Quds untuk ummat muslim pada 2 Oktober 1187.

Jadi, mujahidin menyadari bahwa mengalahkan Amerika dan antek-anteknya
bukanlah tugas yang mudah, tidak juga dapat dicapai dalam satu malam.
Ayat ke 249 dari surat Al Baqarah telah menyebutkan bahwa sekelompok
kecil dari orang-orang beriman mengalahkan sekelompok besar dari
orang-orang kafir. Tetapi kemudian menasehati orang-orang beriman untuk
bersabar di dalam perjuangan, Allah akan memberikan kemenangan kepada
orang-orang beriman hanya setelah mereka diuji keikhlasannya.

Amerika berada dalam kondisi keuangan yang lebih baik sebelum serangan
11 September 2001 dimana Uni Soviet pada tahun 1979 meluncurkan invasi
mereka ke Afghanistan yang menyebabkan malapetaka bagi rakyat Afghan,
maka mujahidin tahu bahwa kehancuran dunia AS akan lebih lambat dari
pada Uni Soviet.

Shaikh Usamah bin Laden rahimahullah dan banyak lagi imam-imam mujahidin
telah menyatakan berulang kali bahwa perang ini akan dimenangkan dengan
"cara ekonomi", maksudnya ketika Amerika sudah tidak sanggup lagi untuk
membiayai perang yang mereka lancarkan (maka dengan sendirinya mereka
akan menarik diri dari medan perang-pent).

Maka dari itu, tujuan pertama Amerika untuk "meyakinkan Amerika", secara
langsung campur tangan dari negara-negara muslim adalah mutlak
dibutuhkan.

Apakah jika mujahidin tidak meluncurkan serangan ke Manhattan dan
Washington kemudian Amerika akan tetap melanjutkan mengendalikan
negara-negara muslim dari kejauhan dengan bantuan para tiran murtad?
mereka akan memilih kapan dan dimanapun untuk menyerang ummat islam, dan
menimbulkan penderitaan yang tak dirasakan oleh diri mereka sendiri.

Ketika Amerika mendapatkan pukulan keras dari mujahidin di Somalia pada
tahun 1993, mereka menarik diri dengan cepat dari salah satu negeri kaum
muslimin kemudian melanjutkan menyerang Irak selama sembilan tahun, dan
menebar rudal di pabrik farmasi Al Shifa di Sudan dan beberapa kamp
mujahidin di Afghanistan 1998. dan serangan 9/11 pada 2001, tujuannya
tidak lebih untuk memberi mereka "mata hitam" seperti mereka mengalami
penderitaan di Moghadishu, dan tujuannya adalah untuk sepenuhnya
menyingkirkan mereka dengan membuat mereka keletihanan selama beberapa
dekade, sehingga akhirnya mereka benar-benar tidak mampu lagi untuk ikut
campur dalam urusan ummat muslim.

Tujuan kedua dari mujahidin telah meyakinkan Amerika bahwa dengan
memasuki negeri-negeri kaum muslimin dengan pasukan mereka, mereka
(musuh) tidak akan dapat meninggalkan negeri-negeri kaum muslimin begitu
saja tanpa merasakan hidup di dalam ketakutan terus-menerus karena
serangan-serangan mujahidin. Jadi biarkan saja sementara mereka bermimpi
dengan hanya menyerang Afghanistan, mengklaim kemenangan yang cepat dan
menarik diri dengan cepat.

Sekarang, banyak dari pasukan mereka ditarik dari negeri-negeri kaum
muslimin. Pasukan penjajah Amerika semakin "mengejar" mujahidin di
Pakistan, Afghanistan, Yaman, Somalia, dan mujahidin dimanapun mereka
berada. Pasukan mereka semakin kelelahan dan ketakutan. Bahkan
sekelompok kecil mujahidin di Aljazair, Nigeria, dan di tempat lainnya
di dunia, dianggap ancaman yang berbahaya bagi kelangsungan pemerintahan
AS yang dianggap negara super power di dunia ini.

Ketakutan musuh semakin meningkat, mereka mulai melihat Muhammad Atta
rahimahullah (salah satu pemimpin serangan 11 september) bisa datang
dari segala arah di bumi ini karena mujahidin telah mendirikan kamp-kamp
pelatihan.

Sementara pada awal dekade lalu hampir semua bangsa-bangsa penjajah
Barat berkeinginan mengambil bagian dalam serangan di Afghanistan, namun
sepuluh tahun kemudian (yakni hari ini) antusiasme mereka semakin
berkurang. Itulah mengapa hanya 8 negara dari 28 negara anggota NATO
yang mengambil bagian dalam penyerangan di Libya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali
dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan
antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu,
sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya
mereka adalah kaum yang tidak mengerti." (Al Hasyr:14)

Sekutu-sekutu Amerika juga semakin kelelahan karena harus ditarik ke
dalam medan pertempuran baru dalam "perang melawan teror" yang tak
pernah berakhir, dan kini mereka mencari jalan keluar dari
"negara-negara perang" seperti Afghanistan, padahal sebelumnya mereka
berlomba-lomba mengirimkan pasukan ke negeri-negeri kaum muslimin yang
bergolak.

Musuh-musuh Amerika tumbuh semakin berani dalam "pemberontakan" mereka.
Artinya, bahwa Amerika semakin terisolasi dan perang mereka terhadap
Islam memasuki dekade kedua.

 

Masa Depan

Kehancuran yang ditimpakan mujahidin kepada Amerika pada 9/11 terus
bergema di seluruh dunia hingga saat ini.

Semua ini dicapai oleh ummat Islam yang sedang berada di salah satu
titik terendah dalam sejarah, dimana kekayaan dan bala tentara
bangsa-bangsa kaum muslimin ditangan para penguasa dzalim seperti Ali
Abdullah Saleh, Hosni Mubarak dan Muammar Gaddafi, dimana ulama-ulama
haq dan banyak kaum muslimin yang berjalan di atas Al Haq dan taku
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dipenjarakan di penjara-penjara kejam
tirani.

Sepuluh tahun kemudian situasi telah berubah secara drastis, para
penguasa murtad digulingkan dari takhta mereka satu per satu. Amerika
tidak lagi memiliki keinginan dan kemampuan untuk menopang
"boneka-boneka" mereka yang telah didukung selama sekitar 40 atau 50
tahun terakhir. Kebatilan telah hilang satu per satu dari kota ke kota
dan digantikan dengan Al Haq, biidznillah.

Pintu-pintu penjara tiran telah terbuka dan para ulama al Haq dan para
mujahidin mulai dibebaskan, Alhamdulillah semua terjadi atas pertolongan
Allah.

Mujahidin Imarah Islam Irak, Imarah Islam Afghanistan, Tehreek-e-Taliban
Pakistan, Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), Al Qaeda di Islamic
Maghreb (AQIM), Harakat Al Shabaab al Mujahidin, dan kelompok-kelompok
jihad lainnya di belahan bumi ini telah mengembalikan syariah di
negeri-negeri dimana hukum kufur telah memerintah selama beberapa
dekade, atau bahkan berabad-abad.

Amerika bersikeras untuk menghancurkan kelompok-kelompok jihad tersebut,
tetapi satu pun tak dapat mereka hancurkan, tidak juga dapat memecahkan
pertalian antar para pejuang islam, bahkan mujahidin senantiasa
mendukung satu sama lain.

 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara". (Al Hujurat:10)

"..dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa." (At Taubah:36)

 

Bahkan di Libya, Suriah, Nigeria dan di negara-negara muslim lainnya
dimana jajaran mujahidin meningkat setiap harinya, tali persaudaraan
semakin kuat dan mengabaikan politik Barat seperti nasionalisme, etnis,
imperialisme, kapitalisme, liberalisme, pluralisme, sekulerisme dan
"aturan-aturan hidup" Barat lainnya yang bertentangan dengan ajaran
Tauhid.

Dan kini satu dekade ini telah berlalu sejak para salibis menyerang
Afghanistan, dan mungkin masih akan ada dekade lain dimana pasukan
salibis Amerika dan antek-anteknya mengakar kuat di tanah-tanah kaum
muslimin, dan disana kekuatan mujahidin pun akan semakin kuat disertai
kemenangan-kemenangan, insya Allah.

Dan insya Allah akan banyak mujahidin saat ini yang menjadi syahid di
dekade mendatang, seperti banyaknya mujahidin yang telah syahid (insya
Allah) dalam dekade lalu.

Dan mungkin sejarah mujahidin ditangkap dan dipenjara masih akan
terulang, seperti ayah-ayah dan saudara-saudara mereka dipenjara sebelum
mereka di penjara bawah tanah milik tentara salib, dari Baghram hingga
Baghdad.

Kemenangan Islam, kemenganan al Haq diatas al Baatil, orang-orang
beriman diatas orang-orang kafir adalah tidak bisa dihindari (pasti akan
terjadi sebagaimana janji Allah) seperti yang dipaparkan di dalam Al
Qur'an dan Sunnah. Hal yang penting untuk diingat adalah kita harus
bersabar, ketika kita tahu kepastian bahwa kemenangan akan datang, namun
hanya Allah yang Tahu dengan pasti kapan itu akan datang.

Kita memohon kepada Allah untuk memberikan kita keikhlasan para pejuang
islam yang sedang berjuang untuk Agama Nya di seluruh Dunia.

Kita memohon kepada Allah untuk menerima hijrah dan jihad dari siapa
saha yang telah pergi berhijrah dan berjihad di jalan Allah, dan untuk
semua yang akan berhijrah dan berjihad di masa mendatang.

Kita memohon kepada Allah untuk mengkaruniakan surga di tingkat
tertinggi untuk siapa saja yang telah syahid di jalan Nya, dan untuk
siapa saja yang akan syahid di masa mendatang.

Kita memohon kepada Allah untuk menghancurkan orang-orang kafir, dan
membuat tangan-tangan mujahidin memaksa para kafirun dan munafikun
angkat kaki dari tanah-tanah kaum muslimin untuk selamanya,
Alhamdulillahi robbil'alamiin..

Akhir kalam, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan semoga
sholawat serta salam tercurah kepada Rasulullah Muhammad, keluarganya,
para sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti mereka hingga hari
kiamat.

(siraaj/arrahmah.com)

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Runtuhnya perekonomian Amerika tanda dimulainya akhir "kekuasaan" Amerika - Sami'udin