[breaktime-corner] Curug Cibeureum, Bikin Mata Melek Merem

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 9 Jan 2012 21:47:33 +0700

 

 


Curug Cibeureum, Bikin Mata Melek Merem


 

 

Description: Description: 13260955051877631022

8 Januari 2012..

Rasa capek belum hilang dari tubuh selepas pulang dari Palembang tadi malam,
akan tetapi jiwa petualang masih berkobar-kobar. Pagi ini akan menjadi awal
petualangan di tahun 2012. Bersama agan Upik, Agan Gery dan Agan Hendri akan
menjajah Curug Cibeureum di Kab. Cianjur, Jawa Barat.

Rencananya kami berangkat jam 6 pagi dari Bintaro. Tapi budaya tepat waktu
sepertinya belum berlaku di sini. Pukul 07.00 kami baru berkumpul di depan
gereja PJMI. Dari meeting point ini kami naik angkot menuju perempatan
Bintaro Plaza. Cringgg..2000 rupiah, keluarlah pengeluaran yang pertama.
Lanjut dengan jalan kaki sebentar ke St.Pondok Ranji. Cringggg.6000 rupiah
kami keluarkan lagi untuk menebus tiket KA Commuter Line jurusan Pondok
Ranji-Tanah Abang. Tutt..tutt..tuttttt.tak berselang lama kereta pun tiba.
Woww..kami lupa kalo jam segini adalah jadwal berangkat kerja #tepok jidat..
Terpaksalah kami berdesak-desakan berbagi tempat dengan penumpang lainnya.
Sampai St.Tanah Abang Langsung saja menuju loket penjualan tiket KA jurusan
St.Bogor dan cringggg..7000 rupiah.

Sebuah tragedi terjadi disini ( mulai lebay dech..). Ketika peringatan
kereta akan segera berangkat, kami langsung menuju jalur 5 untuk menaiki
kereta. Tapi apa yang terjadi ? setelah berada di dalam kereta barulah
tersadar bahwa personel cuma ada tiga orang. Kak Upik,,,ya Kak Upik !! baru
aku ingat kalau agan Upik masih ada di toilet. Pintu kereta tertutup sudah,
terpaksa harus berangkat lebih dulu. Kecemasan mendera, takutnya Upik
ngambek trus nekat menabrakkan diri ke kereta api yang lewat (maaf, becanda
kak Upik..). Akhirnya agan Gery menelpon Upik dan memberitahunya untuk naik
kereta selanjutnya. Belum lagi sampai St.Depok, terdengar tanda sms masuk.
Sms dari agan Fadhli rupanya. Ternyata ia batal ke Jogja. Sekalian aja ku
ajak ikut ke Cibeureum, itu pun kalau mau nyusul sendirian. Ehh..beneran mau
dia (sampai ketemu di Cibeureum ya Fadh..).

Pukul 08.45 kereta berhenti dengan mulus di stasiun Bogor. Untuk melanjutkan
perjalanan kami harus menunggu kereta yang dinaiki Upik datang terlebih
dahulu. Tik..tok.tik..tok.. 30 menit berlalu kereta tak muncul juga. Jam
hampir menunjukkan pukul 10.00 ketika akhirnya Upik tiba di stasiun.
Petualangan pun berlanjut. Keluar dari stasiun langsung saja naik angkot
jurusan Baranangsiang, cringgg.2000 rupiah lagi. Dari Baranangsiang ada 2
pilihan menuju lokasi. Pertama, naik Elf atau penduduk sekitar menamakannya
odong-odong. Kedua, naik bus ekonomi jurusan Bandung via Cianjur. Karena
Agan Gery lebih prefer naik bus ketimbang odong-odong, kami ambil pilihan
kedua. Kepada kondektur bilang saja turun di pertigaan Cibodas, dan
cringgg.15000 rupiah melayang. Tak lama bus berangkat, hujan sudah mengguyur
kota Bogor.Tak terbayang gimana jadinya jika sampai di sana hujan belum
reda. Bukan hanya hujan yang ku khawatirkan, kemacetan juga menjadi momok
yang menakutkan. Dan benar saja, sepanjang perjalanan dari Ciawi sampai
Taman Safari hampir lebih dari 2 jam kami tempuh. Selepas Taman Safari
barulah bus dapat melaju dengan kencang. Hujan belum juga reda saat laju bus
meliuk-liuk melewati jalan raya puncak. Tampak pula di kanan kiri
pemandangan kebun teh sepanjang jalan.

Hampir jam satu siang kami baru sampai di pertigaan Cibodas. Perut yang
sedari pagi belum diisi sarapan langsung memberikan kode merah layaknya
Ultraman yang kehabisan waktu. Langsung kami menuju warung nasi padang untuk
mengisi bahan bakar sebelum pendakian dimulai. Perut sudah kenyang,
perjalanan lanjut dengan naik angkot jurusan Kebun Raya Cibodas,
cringgg.2000 perak mengalir dari kantong. Turun dari angkot perjalanan harus
dilanjutkan dengan jalan kaki. Sampai di pos penjagaan TNGP (Taman Nasional
Gede-Pangrango) kami harus membayar 3000 rupiah per orang #cringggg... Dari
info mas penjaga, panjang perjalanan menuju curug Cibeureum adalah 2,8
kilometer. #Enteng.

Hap..hap..hap..pendakian dimulai. Karena waktu yang sudah hampir menjelang
sore, banyak rombongan  mulai turun dari atas dan kayaknya tinggal kami saja
yang naik. Hujan telah reda, tapi awan mendung masih menggelayut manja di
langit menutupi hangatnya pancaran sinar sang surya. Hawa sejuk membuat
perjalanan tak terasa berat, meski kadangkala membuat agan Gery harus
istirahat untuk menghela nafas sejenak. Jalur pendakian yang kami lalui
nampaknya sudah tertata. Diawali jalan mendaki melewati jalur bebatuan yang
sudah disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan pengunjung. Sehabis jalan
berbatu kami juga harus melewati jembatan kayu yang nampaknya sedang dipugar
berganti dengan jembatan semen.

Ada beberapa shelter tempat untuk beistirahat bagi pendaki. Salah satunya
adalah Telaga Biru. Dinamakan demikian karena terdapat telaga yang berwarna
biru akibat ganggang yang tumbur di dasarnya. Setelah berjalan kurang lebih
1 jam, tibalah kami di curug Cibeureum.

Subhanallah.Wow,,,benar-benar indah. Semua rasa lelah (sebenarnya gak capek2
amat sih..) terbayar sudah. Di lokasi ini sebenarnya terdapat tiga curug
yang saling berdekatan. Yang pertama curug Cibeuruem  yang nampak gagah
menggelontorkan ribuan kubik air menghujam bebatuan di bawahnya. Di
sampingnya tampak pula curug Cidendeng yang angggun mempesona dengan aliran
airnya yang lebih langsing. Yang satunya lagi tampak malu-malu mengintip
dari balik tebing, curug Cikundul. Waktunya narsis dan maen air..Sayang
salah satu teman kami (Agan Fadhli) gagal mendaki karena terlampau sore saat
tiba di pos penjagaan ( sabar Fadh, ntar tak bawain airnya dari
atas,,hehehe).

Tak terasa sore telah menjelang. Suasana semakin gelap mengharuskan kami
segera turun ke bawah. Sejenak aku memandang untuk terakhir kali dan
berjanji dalam hati suatu saat aku kan kembali lagi. Rintik-rintik gerimis
kecil menemani perjalanan kami menuruni jalur pendakian. 45 menit berjalan,
sampailah kami di pintu gerbang TNGP. Tampak dibelakang kami Gunung
Gede-Pangrango gagah berdiri menjulang tertutup awan putih. Waktu hendak
turun menemui Fadhli yang telah menunggu di parkiran, tampak pedagang yang
menjajakan tanaman kaktus sebagai buah tangan. Kayaknya boleh juga nih
kaktusnya.Setelah bingung karena banyaknya pilihan, akhirnya masing-masing
menetapkan pilihannya.

Perjalanan terus berlanjut, kami turun kembali dengan angkot menuju
pertigaan Cibodas. Dari sini dilanjutkan naik bus "Doa Ibu" jurusan
Tasik-Kampung Rambutan, cringggg..15000 rupiah. Alamak..ternyata perjalanan
pulang kali ini lebih parah macetnya, sampai sampai hampir pukul 22.00 kami
baru tiba di terminal Kampung Rambutan. Dari sini kami lanjutkan perjalanan
ke Bintaro, menuju kosan masing2 dengan membawa kenangan indah perjalanan
hari ini.

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Curug Cibeureum, Bikin Mata Melek Merem - gunawan prakoso