[breaktime-corner] Re: Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kebanggaan Warga Bandung

  • From: "Sami'udin" <samiudin@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 11 Dec 2011 08:23:49 +0800

Kok sepi ya...?

Biasanya yang namanya bandara selalu rame oleh penumpang, 

Tapi ini bandara sepi banget Gan....!!!!

Hehehehehehe.......

Peace....!!!!

 

________________________________

From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx [mailto:tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx] 
On Behalf Of gunawan prakoso
Sent: Friday, December 09, 2011 10:48 PM
To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx
Cc: gunawan.prakoso@xxxxxxxxx
Subject: [breaktime-corner] Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kebanggaan 
Warga Bandung 

 

 

Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kebanggaan Warga Bandung 
<http://wisbenbae.blogspot.com/2011/12/bandara-husein-sastranegara-bandara.html>
  

 

 

 


Hmm.. Cukup sudah berada main di kost teman yang ada di daerah Dipati Ukur. 
Sekarang waktunya ke airport. Loh kok? Iya, saya akan segera meninggalkan 
Bandung dong. Uang udah ludes jadi kalau bertahan di Bandung bisa jadi gembel 
saya nanti. Hehe.. Dari Jalan Dipati Ukur ke airport gampang kok. Tinggal naik 
angkot sekali aja jurusan Cicaheum-Ciroyom dan nanti tinggal turun di pos TNI 
AU yang terletak persis di persimpangan antara Jalan Abdul Rahman Saleh dan 
Jalan Nurtanio sebelum rel kereta api. Dari pos jalan kaki aja ke arah bandara 
melalui Jalan IMU Nurtanio. Nggak jauh kok, paling sekitar 300 meter aja udah 
sampai di Bandara Husein Sastranegara.

Bandara Husein Sastranegara bukanlah bandara satu-satunya di Jawa Barat. Namun 
bandara ini mungkin adalah satu-satunya bandara komersial yang ada disana. 
Sedangkan sisanya merupakan bandara-bandara milik pangkalan TNI ataupun bandara 
perintis seperti Lanud Sulaiman (Bandung), Bandara Penggung (Cirebon), Bandara 
Nusawiru (Pangandaran), dan Bandara Tunggul Wulung (Cilacap). Wajar dong kalau 
Husein adalah yang terbesar dan paling ramai. Apalagi selain menjadi bandara 
komersil Husein Sastranegara juga menjadi pangkalan TNI AU sekaligus menjadi 
pusat dirgantara nasional. Yup disana terdapat pabrik pesawat kebanggaan 
Indonesia yaitu PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Beberapa produk yang sudah 
dihasilkan antara lain NC-212, CN-235 yang masih banyak dipesan beberapa negara 
sampai sekarang, dan N-250 yang proyeknya nggak dilanjutkan. Selain itu 
perusahaan ini juga membuat beberapa part pesawat Airbus loh. Keren kan?

 

 

 

 


Kembali ke sisi komersial, bangunan Bandara Husein Sastranegara sebenarnya 
nggak besar loh. Malah menurut saya tergolong imut-imut dan sumpek. Gimana 
nggak? Bandara yang gedenya cuma segitu tapi penerbangan yang ada cukup banyak. 
Maskapai yang terbang dari Bandung sebut saja AirAsia, Merpati, Sriwijaya, 
Batavia, Silk Air, Sky Aviation, dan Susi Air. Sebelumnya juga ada Malaysia 
Airlines dan Firefly yang akhirnya harus angkat kaki dari Bandung karena 
merugi. Memang sih maskapai yang melayani nggak banyak, tapi rutenya cukup 
variatif kok dengan frekuensi yang bisa dibilang cukup. Dari Bandung Anda dapat 
terbang langsung ke Medan, Denpasar, Kuala Lumpur, dan Singapore dengan 
AirAsia. Sampai saat ini sepertinya memang AirAsia yang sangat mendominasi 
penerbangan dari Bandung. Sementara dengan Merpati Anda bisa terbang langsung 
ke Jakarta (Halim), Semarang, Jogja, Surabaya, Lampung, dan Palembang. Kurang? 
Masih ada Sriwijaya tujuan Surabaya, Sky Aviation tujuan Lampung dan Solo, 
Batavia dan Silk Air ke Singapore, serta Susi Air tujuan Jakarta (Halim) dan 
Pangandaran. Maskapai yang saya sebut terakhir ini bukanlah maskapai 
penerbangan berjadwal, melainkan maskapai charter. Intinya kalau ada penumpang 
ya berangkat, kalau nggak ada penumpang ya nggak ada penerbangan. Kalau mau 
mencicipi naik Susi Air dengan pesawat Cessna Grand Caravan-nya ke 
Jakarta/Pangandaran cukup memesan tiket untuk dua orang dengan harga tiket 
300.000/orang saja. Anda sudah bisa diantar ke kota tujuan hanya dengan 
penumpang minimal dua orang (maksimal 12 orang). Asyik kan? Suatu hari nanti 
saya ingin mencoba juga maskapai milik Ibu Susi Pudjiastuti ini. Semoga bisa..

Meskipun kecil dan padat, tapi menurut saya Bandara Husein Sastranegara 
tergolong bandara yang rapi dan cantik. Di bagian luar terdapat beberapa loket 
maskapai yang berjejer mulai dari Wings Air, AirAsia, Sriwijaya, Merpati, 
Garuda, dan lain-lain. Pada bagian ini juga hanya ada beberapa toko saja yang 
menjual makanan seperti roti serta minuman. Kalau untuk makanan berat ada di 
food court di seberang jalan. Yah maklum lah, area kecil jadi tempatnya juga 
terpisah-pisah. Masuk ke dalam bandara terdapat ruang check in yang juga kecil 
dan sumpek, namun suasananya masih terasa nyaman. Mungkin kalau ada beberapa 
penerbangan sekaligus dengan jadwal yang berdekatan baru terasa sumpeknya. 
Check in counter antara penumpang domestik dan internasional sama saja. Hanya 
ruang tunggunya yang berbeda. Penerbangan domestik ruang tunggunya di sebelah 
kiri, sedangkan penerbangan internasional ruang tunggunya di sebelah kanan. 
Pada area check in ini terdapat café dan beberapa toko.

 

 

 

 

 


Memasuki ruang tunggu domestik semakin terasa kalau bandara ini cukup mungil 
untuk sekelas bandara internasional. Kursi-kursi ruang tunggunya didominasi 
warna merah, tapi ada juga yang berupa stainless steel. Saya cukup yakin kalau 
ada dua saja penerbangan dengan pesawat sekelas Boeing 737 atau Airbus A320 
yang jadwalnya hampir bersamaan pasti ruangan ini akan penuh sesak. Lagi-lagi 
harus saya katakan, walaupun kecil tapi ruangan ini masih terasa nyaman. 
Mungkin efek ruangan yang bersih, AC yang cukup dingin, dan kursi-kursi yang 
masih baru kali ya. Ditambah lagi dengan beberapa monitor LCD TV berukuran 
cukup besar yang bisa menjadi hiburan saat menunggu pesawat berangkat. Lagipula 
siang itu juga penerbangannya nggak begitu rame. Selain itu terdapat toilet dan 
mushola yang bersih di ruang tunggu. Paling tidak saya cukup nyaman menunggu 
pesawat di ruang tunggu Bandara Husein Sastranegara (note: saya terbang bukan 
saat jam sibuk bandara). Sayangnya, bandara yang semakin ramai ini sudah tidak 
bisa (sulit) dikembangkan lagi mengingat lokasinya berada di tengah kota. 
Pengembangan bakal mentok kesana-sini. Solusi sementara mungkin bisa memperluas 
terminal. Tapi untuk solusi jangka panjang mau tidak mau harus membuat bandara 
baru yang lebih besar. Nah pertanyaannya, sekarang saya mau terbang kemana sih? 
Ada yang bisa nebak? 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: