[breaktime-corner] Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kebanggaan Warga Bandung

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 9 Dec 2011 22:47:41 +0700

 

 
<http://wisbenbae.blogspot.com/2011/12/bandara-husein-sastranegara-bandara.h
tml> Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kebanggaan Warga Bandung 

 

 

Description: Description: bandara husein sastranegara 


Hmm.. Cukup sudah berada main di kost teman yang ada di daerah Dipati Ukur.
Sekarang waktunya ke airport. Loh kok? Iya, saya akan segera meninggalkan
Bandung dong. Uang udah ludes jadi kalau bertahan di Bandung bisa jadi
gembel saya nanti. Hehe.. Dari Jalan Dipati Ukur ke airport gampang kok.
Tinggal naik angkot sekali aja jurusan Cicaheum-Ciroyom dan nanti tinggal
turun di pos TNI AU yang terletak persis di persimpangan antara Jalan Abdul
Rahman Saleh dan Jalan Nurtanio sebelum rel kereta api. Dari pos jalan kaki
aja ke arah bandara melalui Jalan IMU Nurtanio. Nggak jauh kok, paling
sekitar 300 meter aja udah sampai di Bandara Husein Sastranegara.

Bandara Husein Sastranegara bukanlah bandara satu-satunya di Jawa Barat.
Namun bandara ini mungkin adalah satu-satunya bandara komersial yang ada
disana. Sedangkan sisanya merupakan bandara-bandara milik pangkalan TNI
ataupun bandara perintis seperti Lanud Sulaiman (Bandung), Bandara Penggung
(Cirebon), Bandara Nusawiru (Pangandaran), dan Bandara Tunggul Wulung
(Cilacap). Wajar dong kalau Husein adalah yang terbesar dan paling ramai.
Apalagi selain menjadi bandara komersil Husein Sastranegara juga menjadi
pangkalan TNI AU sekaligus menjadi pusat dirgantara nasional. Yup disana
terdapat pabrik pesawat kebanggaan Indonesia yaitu PT Dirgantara Indonesia
(PTDI). Beberapa produk yang sudah dihasilkan antara lain NC-212, CN-235
yang masih banyak dipesan beberapa negara sampai sekarang, dan N-250 yang
proyeknya nggak dilanjutkan. Selain itu perusahaan ini juga membuat beberapa
part pesawat Airbus loh. Keren kan?

 

Description: Description: bandara husein sastranegara 

Description: Description: bandara husein sastranegara 

Description: Description: bandara husein sastranegara 


Kembali ke sisi komersial, bangunan Bandara Husein Sastranegara sebenarnya
nggak besar loh. Malah menurut saya tergolong imut-imut dan sumpek. Gimana
nggak? Bandara yang gedenya cuma segitu tapi penerbangan yang ada cukup
banyak. Maskapai yang terbang dari Bandung sebut saja AirAsia, Merpati,
Sriwijaya, Batavia, Silk Air, Sky Aviation, dan Susi Air. Sebelumnya juga
ada Malaysia Airlines dan Firefly yang akhirnya harus angkat kaki dari
Bandung karena merugi. Memang sih maskapai yang melayani nggak banyak, tapi
rutenya cukup variatif kok dengan frekuensi yang bisa dibilang cukup. Dari
Bandung Anda dapat terbang langsung ke Medan, Denpasar, Kuala Lumpur, dan
Singapore dengan AirAsia. Sampai saat ini sepertinya memang AirAsia yang
sangat mendominasi penerbangan dari Bandung. Sementara dengan Merpati Anda
bisa terbang langsung ke Jakarta (Halim), Semarang, Jogja, Surabaya,
Lampung, dan Palembang. Kurang? Masih ada Sriwijaya tujuan Surabaya, Sky
Aviation tujuan Lampung dan Solo, Batavia dan Silk Air ke Singapore, serta
Susi Air tujuan Jakarta (Halim) dan Pangandaran. Maskapai yang saya sebut
terakhir ini bukanlah maskapai penerbangan berjadwal, melainkan maskapai
charter. Intinya kalau ada penumpang ya berangkat, kalau nggak ada penumpang
ya nggak ada penerbangan. Kalau mau mencicipi naik Susi Air dengan pesawat
Cessna Grand Caravan-nya ke Jakarta/Pangandaran cukup memesan tiket untuk
dua orang dengan harga tiket 300.000/orang saja. Anda sudah bisa diantar ke
kota tujuan hanya dengan penumpang minimal dua orang (maksimal 12 orang).
Asyik kan? Suatu hari nanti saya ingin mencoba juga maskapai milik Ibu Susi
Pudjiastuti ini. Semoga bisa..

Meskipun kecil dan padat, tapi menurut saya Bandara Husein Sastranegara
tergolong bandara yang rapi dan cantik. Di bagian luar terdapat beberapa
loket maskapai yang berjejer mulai dari Wings Air, AirAsia, Sriwijaya,
Merpati, Garuda, dan lain-lain. Pada bagian ini juga hanya ada beberapa toko
saja yang menjual makanan seperti roti serta minuman. Kalau untuk makanan
berat ada di food court di seberang jalan. Yah maklum lah, area kecil jadi
tempatnya juga terpisah-pisah. Masuk ke dalam bandara terdapat ruang check
in yang juga kecil dan sumpek, namun suasananya masih terasa nyaman. Mungkin
kalau ada beberapa penerbangan sekaligus dengan jadwal yang berdekatan baru
terasa sumpeknya. Check in counter antara penumpang domestik dan
internasional sama saja. Hanya ruang tunggunya yang berbeda. Penerbangan
domestik ruang tunggunya di sebelah kiri, sedangkan penerbangan
internasional ruang tunggunya di sebelah kanan. Pada area check in ini
terdapat café dan beberapa toko.

 

Description: Description: bandara husein sastranegara 

Description: Description: bandara husein sastranegara 

Description: Description: bandara husein sastranegara 

Description: Description: bandara husein sastranegara 


Memasuki ruang tunggu domestik semakin terasa kalau bandara ini cukup mungil
untuk sekelas bandara internasional. Kursi-kursi ruang tunggunya didominasi
warna merah, tapi ada juga yang berupa stainless steel. Saya cukup yakin
kalau ada dua saja penerbangan dengan pesawat sekelas Boeing 737 atau Airbus
A320 yang jadwalnya hampir bersamaan pasti ruangan ini akan penuh sesak.
Lagi-lagi harus saya katakan, walaupun kecil tapi ruangan ini masih terasa
nyaman. Mungkin efek ruangan yang bersih, AC yang cukup dingin, dan
kursi-kursi yang masih baru kali ya. Ditambah lagi dengan beberapa monitor
LCD TV berukuran cukup besar yang bisa menjadi hiburan saat menunggu pesawat
berangkat. Lagipula siang itu juga penerbangannya nggak begitu rame. Selain
itu terdapat toilet dan mushola yang bersih di ruang tunggu. Paling tidak
saya cukup nyaman menunggu pesawat di ruang tunggu Bandara Husein
Sastranegara (note: saya terbang bukan saat jam sibuk bandara). Sayangnya,
bandara yang semakin ramai ini sudah tidak bisa (sulit) dikembangkan lagi
mengingat lokasinya berada di tengah kota. Pengembangan bakal mentok
kesana-sini. Solusi sementara mungkin bisa memperluas terminal. Tapi untuk
solusi jangka panjang mau tidak mau harus membuat bandara baru yang lebih
besar. Nah pertanyaannya, sekarang saya mau terbang kemana sih? Ada yang
bisa nebak? 



JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: