[breaktime-corner] Bakso Kepala Sapi VS Bakso Biasa, Apa Bedanya ya?

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 15 Jan 2012 22:49:46 +0700

 

                        


Bakso Kepala Sapi VS Bakso Biasa, Apa Bedanya ya?


 

 

Description: Description: 1326636810909029045

 

Sore hari ini saya sempatkan jalan-jalan keluar rumah di kota kecil Pancor
Lombok Timur NTB. Karena seharian tidak keluar rumah kecuali hanya
memanjakan si kecil yang baru berumur 11 bulan.

Entah kenapa saya teringat pada brosur yang sempat saya baca, ya ada brosur
tentang bakso "bakso kepala sapi". Nama ini baru saya dengar, maklum saja
kalo urusan bakso saya termasuk penggemarnya. Apa mungkin karena ada
keluarga saya yang jadi penjual bakso ya sehingga jadi hobi makan bakso. he
he.

Saya pun kemudian jalan-jalan ke taman kota Selong Lombok Timur dan melintas
di depan toko Bakso Kepala Sapi itu. Rasa penasaran membuat saya ingin
segera mencobanya. Terpampang di depan toko tulisan "Bakso Kepala Sapi".
Saya pun kemudian masuk dan melihat desain dominan warna "kuning dan hijau"
yang khas . Ya maklum saja karena bakso ini adalah jenis usaha yang
di-Franchise-kan alias membuka banyak cabang di seluruh Indonesia layaknya
McDonald atau KFC yang ada dimana-mana. Sehingga semua desain ruang dan
segala perlengkapannya harus satu merek dari pusatnya di Surabaya. Lihat
webnya di sini: www.baksokepalasapi.co.id

Pramusaji kemudian mendekat ke saya dan menyodorkan pilihan menu bakso dan
minumannya. Ternyata baksonya ada beberapa menu, yang sebelumnya saya kira
hanya ada satu menu saja. Saya pilih menu paling murah, karena saya pikir
ini baru mencoba, nanti kalo ketagihan dan enak saya akan coba menu yang
lainnya. Saya pilih menu bakso biasa yang harganya Rp. 6.000,-. plus minum
Teh Botol Sosro. Rp. 3.000,-

Saya pun makan baksonya dengan pelan-pelan sambil menikmatinya, kayak mas
Bondan di TransTV yang mencicipi aneka masakan khas Nusantara. Setelah habis
mas bondan bilang "mak nyuuuus". Baru kali saya makan bakso dengan penuh
hati-hati dan memang mak nyuuus. Tidak rugilah saya mencobanya. Bahkan
sampai rumah rasanya masih terbayang saja.

Apa bedanya ya dengan bakso biasa?

Bedanya memang pada bola daging baksonya (pentol kalo bahasa sasaknya).
Bakso lain yang saya coba baksonya agak liat, dan banyak uratnya, yang
terkadang urat dagingnya melekat di gigi kita. Kalau bakso kepala sapi ini
bola baksonya agak renyah di mulut (bahasa sasaknya ngerot-ngerot maiq).

Saya teringat kepada tulisan ahli pemasaran ternama asia, Bapak Hermawan
Kartajaya, bahwa suatu produk haruslah memiliki keunikan tersendiri jika
ingin bersaing di pasaran. Paling tidak ada dua hal yang harus kuat pada
produk itu. Pertama adalah Branded, alias Merek. Bakso kepala sapi sudah
kuat sekali brand-nya. Bisa kita lihat pada logo kepala sapi yang ada di
outletnya. Kedua, pangsa pasar harus jelas . Yang namanya bakso hampir semua
orang suka, dan tidak ada orang ber-hutang saat makan bakso. Malu dong ya?.
Ini merupakan pasar yang sangat potensial.

Tidak heranlah kalo pemilik merek bakso kepala sapi memasang tarif yang
lumayan tinggi jika ingin membuka cabang dengan sistem franchise ini, dengan
rentangan 49 juta untuk daerah Jawa sampai dengan 61 juta untuk daerah
sulawesi.

Patut menjadi contoh bagi para usahawan yang sudah lama bergelut di bidang
usaha bakso. Terkadang sudah puluhan tahun berjualan tetapi ekonomi keluarga
juga tidak malah meningkat, justru menambah utang keluarga saja. Padahal
menurut beberapa informasi di website bakso kepala sapi ini, usaha bakso ini
akan BEP (balik modal) hanya dalam waktu 1 bulan. Fantastis bukan?

Tulisan ini bukan bermaksud untuk promosi, tetapi dapat dijadikan sebagai
barometer bagi usaha lainnya. Atau mungkin termasuk saya yang bisanya hanya
jadi konsumen. Maklum saja seharian saya bergelut dengan kertas dan tinta,
silabus dan RPP di sekolah.

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Bakso Kepala Sapi VS Bakso Biasa, Apa Bedanya ya? - gunawan prakoso