** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Mawar Merah Café Bandar: SUNGAI SEINE DAN KISAH-KISAH LAINNYA 19. "MEMBAHAGIAKAN BANYAK ORANG ADALAH KEBAHAGIAAN TERBESAR" Sekali pun dengan susah payah, akhirnya kesebelasan nasional Perancis berhasil mengalahkan kesebelasan nasional Portugis dengan angka 1-0 melalui tendangan penalti Zizou pada babak pertama.Tendangan penalti Zizou diberikan oleh wasit setelah terjadi pelanggaran di daerah penalti terhadap penyerang Perancis, Thierry Henry. Kemenangan ini sebenarnya bukanlah hal tidak terduga, karena dalam beberapa beberapa kali pertandingan internasional, ketika dua kesebelasan berhadapan, dari segi statistik, Perancis lebih banyak memenanginya. Demikian juga ketika berhadapan dengan kesebelasan Italia. Hal ini diucapkan oleh Platini, mantan bintang sepakbola Perancis, berdarah Italia, ketika diwawancarai oleh wartawan tivi Perancis sambil memegang seloki anggur merah di samping Albert, raja Monaco. Ketika menjawab pertanyaan wartawan, PM Perancis, de Villepin, kembali menggarisbawahi apa yang sering dikatakan oleh Presiden Jacques Chirac, tentang watak majemuk masyarakat Perancis yang tercermin dari komposisi kesebelasan. Komposisi yang dikritik dikritik oleh Le Pen, pimpinan Partai berkecenderungan neo-nazi dan rasis, Front Nasional. Yang menarik juga bagiku adalah sikap berhati-hati dan rendah hati dari pelatih kesebelasan Perancis Raymond Domenech ketika menanggapi kemenangan dalam pertandingan melawan Portugis: "Kesebelasan Portugis adalah tim yang baik dan kita beruntung memenangi pertiadningan walau pun kita tidak tahu bagaimana selanjutnya". Kehati-hatian dan kerendahan hati juga diungkapkan oleh seluruh kesebelasan. Soal kerendahan hati ini kuanggap sangat penting bagi orang yang ingin maju dan terus berkembang dalam bidang apa pun. Karena barangkali keangkuhan tidak lain hambatan yang diciptakan sendiri secara tidak perlu. Masuknya kesebelasan Perancis ke final memperebutkan piala dunia sepakbola menjawab kritik bahkan hinaan wartawan olahraga Jerman dan Perancis sendiri terhadap Domenech dan sementara para pemain Perancis sebagaimana yang dilakukan oleh harian olahraga terkemuka terhadap Aimé Jacqué, yang bungkam ketika Perancis berhasil memenangkan kejuaraan dengan mengalahkan Brasilia dengan angka telak 3-0. Terhadap kritik harian l'Equipe, seusai memenangkan kejuaraan, secara terbuka, pelatih kesebelasan Perancis pada waktu itu mengatakan tidak akan pernah memaafkan wartawan yang menulis ejekan padanya. Dari tulisan-tulisan begini, yang kupelajari hanyalah adalahnya ketidak hati-hatian dalam berkata dan menulis. Apalagi di depan publik. Sikap dan cara menulis begini hanyalah ujud dari ketidakmampuan menghargai diri sendiri, kata dan bahasa. Salah satu bentuk dari sensasionalisme yang tak beertanggungjawab. Jika menggunakan istilah Jawa: "Asal njeplag". Tidak memperhitungkan segala kemungkinan sehingga mendekati metode berpikir hitam-putih yang menyederhanakan persoalan. Aku khawatir jika metode ini digunakan oleh penulis dan yang merasa diri sebagai penulis, dampaknya akan jadi amat negatif. Metode inilah juga yang banyak digunakan para wartawan ketika melaporkan konflik antar etnik di Kalimantan Tengah pada tahun 2000 [dikenal sebagai Konflik atau Tragedi Sampit], yang membuatku menolak semua wawancara, kecuali dengan RRI Pusat dan Radio Hilversum, Negeri Belanda. Dalam hubungan ini, aku teringat akan kata-kata Mao Zedong yang mengatakan bahwa yang tidak melakukan penelitian tidak berhak bicara. Tentu saja tanpa mengurangi hak asasi seseorang tapi lebih menekankan pada tanggungjawab ketika berbicara atau menulis. Dalam soal tanggungjawab pada kata dan bahasa, aku sangat mempertanyakan sikap penulis-penulis di Indonesia. Tentu bukan membanggakan bagiku jika seorang antropolog Finlandia dan Indonesianis, sahabat baikku, ketika mengatakan secara terus-terang bahwa ia tidak mempercayai koran-koran Indonesia, sekalipun pernyataan ini mengandung kelemahan dari suatu generalisasi. Hanya saja dengan segala kelemahan begini, pernyataan ini, jika dihubungkan dengan pendapat Mao di atas, layak dijadikan saran pertimbangan bahwa sebelum berbicara dan menulis kita seyogianya memperhitungkan keakuratan dan tanggungjawab. Kembali kepada kemenangan kesebelasan nasional Peracis atas kesebelasan Portugis dua hari lalu. Lilian Thuram, yang boleh dikatakan sebagai bintang pertandingan, ketika diwawancarai oleh wartawan tivi Perancis , mengatakan bahwa yang paling membahagiakan dirnya bukanlah kemenangan kesebelasannya tapi karena pertandingan telah bisa membahagiakan banyak orang di dunia. Apakah yang lebih membahagiakan dari pada membahagiakan banyak orang di bumi kita? Kukira apa yang diucapkan Thuram salah seorang "back" kesebelasan Perancis, mempunyai makna filosifis dan politis sekaligus. Pernyataan Thuram memperlihatkan bahwa ia melihat sepakbolanya sebagai suatu sarana mengabdi kemanusiaan. Bukan sekedar sepakbola untuk sepakbola. Jika menggunakan istilah seorang penjual rokok tetanggaku "sepakbola adalah federator kemanusiaan". Aku terkagum-kagum sendiri oleh istilah "federator" yang keluar dari mulut seorang penual rokok ["tabac"] ini. Kagum sekaligus meyakini akan betapa arifnya dan bisanya rakyat menyimpulkan pengalaman mereka, sekali pun sering dibodoh-bodohkan atau dipandang bodoh terutama di negeri seperti Indonesia sekali pun para petingginya, bahkan wakil presiden, orang kedua negeri, sering sangat dungu misalnya dengan ide "bisnis janda" untuk mengembangkan pariwisata. Pernyataan Lilian Thuram, Perancis berkulit hitam, seperti di atas sebenarnya bukanlah aneh jika kita mengenal sistem pendidikan negeri ini. Sistem pendidikan yang berorientasi pada ide republiken dan apa yang disebut Perancis. Perancis dan republik sejak taman kanak-kanak sudah diajarkan benar apa maknanya baik dari mata pelajaran sejarah, civic, atau pun, dan lebih-lebih pelajaran filsafat. Pelajaran filsafat merupakan hal sangat dipentingkan di SMU-SMU Perancis. Lulus dalam ujian mata pelajaran filsafat, merupakan suatu kebanggaan dan menentukan dalam ujian SMU. Karena itu tidaklah heran jika para para sastrawan-seniman dan juga para olahragawan negeri ini jika berbicara atau menulis umumnya mempunyai makna dalam. Mencoba melihat sesuatu yang lebih hakiki. Tidak kubantah bahwa Thuram gembira dengan kemenangan timnya sehingga bisa masuk final. Tapi bagi Thuram kemenangan ini bukan hakiki. Jika kemenangan timnya menang maka seperti Zizou [Zenadine Zidane] dan yang lain-lain memandangnya sebagai kemenangan kesatuan hati dan tekad .. Kemenangan kemajemukan suatu nasion Prancis. Hal ini juga telah digarisbawahi oleh Aimé Jacqué yang berhasil memenangkan tim Perancis dalam perebutan piala dunia sepakbola yang berlangsung di stadion St Denis, Paris Utara, dengan mengalahkan Brasil dengan angka telak 3-0. Di samping kesanggupan mereka untuk kalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Ignacio Ramonet, editorialis bulanan terkemuka Perancis, Le Monde Diplomatique [lihat: Le Monde Diplomatique, Paris, Juni 2006]. Kemenangan tim Perancis adalah kemenangan moral, kemenangan semangat dan kesadaran sebagaimana yang diajarkan dalam ilmu kemiliteran. Bukan hanya kemenangan tekhnis dan ketrampilan. Ketrampilan tanpa komitmen manusiawi akan hampa. Tidakkah kekalahan Inggris dalam adu penalti dengan Portugis, mengandung juga unsur ini?! Mengandung unsur kelemahan mental di samping unsur yang secara filsafat disebut "kebetulan" dan "keberuntungan"? Siapa bilang, tim Inggris jelek dan kalah secara tekhnis dari Portugis? Ah, kau pasti mengatakan aku terlalu jauh menarik-narik masalah. Mari kita tersenyum santai dan merenung diam-diam sambil mendengarkan lagi Pokarekare Ana dari Selandia Baru . *** Paris, Juli 2006. ---------------------- JJ. Kusni Catatan: Foto-foto terlampir diambil oleh JJK. Foto pertama melukiskan keadaan Sungai Seine dengan latar belakang Gedung Perpustakaan François Mitterrand[Dari Dok. JJK]. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **