[nasional_list] [ppiindia] mawar merah café bandar [19] sungai seine dan kisah-kisah lainnya

  • From: "Kusni jean" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 7 Jul 2006 08:54:12 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Mawar Merah Café Bandar:

SUNGAI SEINE DAN KISAH-KISAH LAINNYA

19.


"MEMBAHAGIAKAN BANYAK ORANG ADALAH KEBAHAGIAAN TERBESAR"


Sekali pun dengan susah payah, akhirnya kesebelasan nasional Perancis berhasil 
mengalahkan kesebelasan nasional Portugis dengan angka 1-0 melalui tendangan 
penalti Zizou pada babak pertama.Tendangan penalti Zizou diberikan oleh wasit 
setelah terjadi pelanggaran di daerah penalti terhadap penyerang Perancis, 
Thierry Henry. 

Kemenangan ini sebenarnya bukanlah hal tidak terduga, karena dalam beberapa 
beberapa kali pertandingan internasional, ketika dua kesebelasan berhadapan, 
dari segi statistik, Perancis lebih banyak memenanginya. Demikian juga ketika 
berhadapan dengan kesebelasan Italia. Hal ini diucapkan oleh Platini, mantan 
bintang sepakbola Perancis, berdarah Italia,  ketika diwawancarai oleh wartawan 
tivi Perancis sambil memegang seloki anggur merah di samping  Albert, raja 
Monaco.

Ketika menjawab pertanyaan wartawan, PM Perancis, de Villepin, kembali 
menggarisbawahi  apa yang sering dikatakan oleh Presiden Jacques Chirac, 
tentang watak majemuk masyarakat Perancis yang tercermin dari komposisi 
kesebelasan. Komposisi yang dikritik dikritik oleh Le Pen, pimpinan Partai 
berkecenderungan neo-nazi dan rasis, Front Nasional.

Yang menarik juga bagiku adalah sikap berhati-hati dan rendah hati dari pelatih 
kesebelasan Perancis Raymond Domenech ketika menanggapi kemenangan dalam 
pertandingan melawan Portugis: "Kesebelasan Portugis adalah tim yang baik dan 
kita beruntung memenangi pertiadningan walau pun kita tidak tahu bagaimana 
selanjutnya". Kehati-hatian dan kerendahan hati juga diungkapkan oleh seluruh 
kesebelasan. Soal kerendahan hati ini kuanggap sangat penting bagi orang yang 
ingin maju dan terus berkembang dalam bidang apa pun.   Karena barangkali 
keangkuhan tidak lain hambatan yang diciptakan sendiri secara tidak perlu. 

Masuknya kesebelasan Perancis ke final memperebutkan  piala dunia sepakbola 
menjawab  kritik bahkan hinaan wartawan olahraga Jerman dan Perancis sendiri 
terhadap Domenech dan sementara para pemain Perancis sebagaimana yang dilakukan 
oleh harian olahraga terkemuka terhadap Aimé Jacqué, yang bungkam ketika 
Perancis berhasil memenangkan kejuaraan dengan mengalahkan Brasilia dengan 
angka telak 3-0. Terhadap kritik harian l'Equipe, seusai memenangkan kejuaraan, 
secara terbuka, pelatih kesebelasan Perancis pada waktu itu mengatakan tidak 
akan pernah memaafkan wartawan yang menulis ejekan padanya. Dari 
tulisan-tulisan begini, yang kupelajari hanyalah adalahnya ketidak hati-hatian 
dalam berkata dan menulis. Apalagi di depan publik. Sikap dan cara menulis 
begini hanyalah ujud dari ketidakmampuan menghargai diri sendiri, kata dan 
bahasa. Salah satu bentuk dari sensasionalisme yang tak beertanggungjawab. Jika 
menggunakan istilah Jawa: "Asal njeplag". Tidak memperhitungkan segala 
kemungkinan sehingga mendekati metode berpikir hitam-putih yang menyederhanakan 
persoalan. Aku khawatir jika metode ini digunakan oleh penulis dan yang merasa 
diri sebagai penulis, dampaknya akan jadi amat negatif.  Metode  inilah juga 
yang banyak digunakan para wartawan ketika melaporkan konflik antar etnik di 
Kalimantan Tengah pada tahun 2000 [dikenal sebagai Konflik atau Tragedi 
Sampit], yang membuatku menolak semua wawancara, kecuali dengan RRI Pusat dan 
Radio Hilversum, Negeri Belanda. Dalam hubungan ini, aku teringat akan 
kata-kata Mao Zedong yang mengatakan bahwa yang tidak melakukan penelitian 
tidak berhak bicara. Tentu saja tanpa mengurangi hak asasi seseorang tapi lebih 
menekankan pada tanggungjawab ketika berbicara atau menulis. Dalam soal 
tanggungjawab pada kata dan bahasa, aku sangat mempertanyakan sikap 
penulis-penulis di Indonesia. Tentu  bukan membanggakan bagiku jika seorang 
antropolog Finlandia dan Indonesianis, sahabat baikku, ketika mengatakan secara 
terus-terang bahwa ia tidak mempercayai koran-koran Indonesia, sekalipun 
pernyataan ini mengandung kelemahan dari suatu generalisasi.  Hanya saja dengan 
segala kelemahan begini, pernyataan ini, jika dihubungkan dengan pendapat  Mao 
di atas, layak  dijadikan saran pertimbangan bahwa sebelum berbicara dan 
menulis kita seyogianya memperhitungkan keakuratan dan tanggungjawab. 

Kembali kepada kemenangan kesebelasan nasional Peracis atas kesebelasan 
Portugis dua hari lalu. Lilian Thuram, yang boleh dikatakan sebagai bintang 
pertandingan, ketika diwawancarai oleh wartawan tivi Perancis , mengatakan 
bahwa yang paling membahagiakan dirnya bukanlah kemenangan kesebelasannya tapi 
karena pertandingan telah bisa membahagiakan banyak orang di dunia. Apakah yang 
lebih membahagiakan dari pada membahagiakan banyak orang di bumi kita? Kukira 
apa yang diucapkan Thuram salah seorang "back" kesebelasan Perancis, mempunyai 
makna filosifis dan politis sekaligus.  Pernyataan Thuram memperlihatkan bahwa 
ia melihat sepakbolanya sebagai suatu sarana mengabdi kemanusiaan.  Bukan 
sekedar sepakbola untuk sepakbola. Jika menggunakan istilah seorang penjual 
rokok tetanggaku "sepakbola adalah federator kemanusiaan".  Aku terkagum-kagum 
sendiri oleh istilah "federator" yang keluar dari mulut seorang penual rokok 
["tabac"] ini.  Kagum sekaligus meyakini akan betapa arifnya dan bisanya rakyat 
menyimpulkan pengalaman mereka, sekali pun sering dibodoh-bodohkan atau 
dipandang bodoh terutama di negeri seperti Indonesia sekali pun para 
petingginya, bahkan wakil presiden, orang kedua negeri,    sering sangat dungu 
misalnya dengan ide "bisnis janda" untuk mengembangkan pariwisata.

Pernyataan Lilian Thuram, Perancis berkulit hitam, seperti  di atas sebenarnya 
bukanlah aneh jika kita mengenal sistem pendidikan negeri ini. Sistem 
pendidikan yang berorientasi pada ide republiken dan apa yang disebut Perancis. 
Perancis dan republik sejak taman kanak-kanak sudah diajarkan benar apa 
maknanya baik dari mata pelajaran sejarah, civic, atau pun, dan lebih-lebih  
pelajaran filsafat. Pelajaran filsafat merupakan hal sangat dipentingkan di 
SMU-SMU Perancis. Lulus dalam  ujian mata pelajaran filsafat, merupakan suatu 
kebanggaan dan menentukan dalam ujian SMU.  Karena itu tidaklah heran jika para 
para sastrawan-seniman dan juga para olahragawan negeri ini jika berbicara atau 
menulis umumnya mempunyai makna  dalam.  Mencoba melihat sesuatu yang lebih 
hakiki. Tidak kubantah bahwa Thuram gembira dengan kemenangan timnya sehingga 
bisa masuk final. Tapi bagi Thuram kemenangan ini bukan hakiki. Jika kemenangan 
timnya menang maka seperti Zizou [Zenadine Zidane] dan yang lain-lain 
memandangnya sebagai kemenangan kesatuan hati dan tekad .. Kemenangan 
kemajemukan suatu nasion Prancis. Hal ini juga telah digarisbawahi oleh Aimé 
Jacqué yang berhasil memenangkan tim Perancis dalam perebutan piala dunia 
sepakbola yang berlangsung di stadion St Denis, Paris Utara, dengan mengalahkan 
Brasil dengan angka telak 3-0. Di samping kesanggupan mereka untuk kalah 
sebagaimana yang dinyatakan oleh Ignacio Ramonet,  editorialis bulanan 
terkemuka Perancis, Le Monde Diplomatique [lihat: Le Monde Diplomatique, Paris, 
Juni 2006]. Kemenangan tim Perancis adalah kemenangan moral, kemenangan 
semangat dan kesadaran sebagaimana yang diajarkan dalam ilmu  kemiliteran. 
Bukan hanya kemenangan tekhnis dan ketrampilan. Ketrampilan tanpa komitmen 
manusiawi akan hampa. Tidakkah kekalahan Inggris dalam adu penalti dengan  
Portugis, mengandung juga unsur ini?! Mengandung unsur kelemahan mental di 
samping unsur yang secara filsafat disebut "kebetulan" dan "keberuntungan"? 
Siapa bilang, tim Inggris jelek dan kalah secara tekhnis dari Portugis? 

Ah, kau pasti mengatakan aku terlalu jauh menarik-narik masalah. Mari kita 
tersenyum santai dan merenung diam-diam sambil mendengarkan lagi Pokarekare Ana 
dari Selandia Baru . ***

Paris, Juli 2006.
----------------------
JJ. Kusni


Catatan:
Foto-foto terlampir diambil oleh JJK. Foto pertama melukiskan keadaan Sungai 
Seine dengan latar belakang Gedung Perpustakaan François Mitterrand[Dari Dok. 
JJK].

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] mawar merah café bandar [19] sungai seine dan kisah-kisah lainnya