** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/1/4/b1.htm Dari Warung Global Interaktif Bali Post Wacanakan Orang Bali Jangan Jual Tanah-- Pernyataan Megawati untuk Cari Simpati? MASYARAKAT Bali harus menjaga lingkungan, jangan sampai menjual tanah karena alasan ekonomi. Demikian ditegaskan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri. Megawati mengatakan jika masyarakat terus menjual tanahnya, orang Bali akan 'keleleran" dan Bali dikuasai orang luar. Pernyataan ini dipandang benar oleh masyarakat namun disayangkan kenapa baru sekarang diwacanakan. Bali memang sudah dikuasai oleh orang luar, namun kita tidak bisa salahkan siapa-siapa sebab kita sendirilah yang melakukannya. Adalah suatu kebanggaan besar bagi pemerintah dan masyarakat jika banyak investor yang datang ke Bali. Di sisi lain kita tidak bisa menyalahkan masyarakat menjual tanah sebab pertanian saat ini sudah tidak menghasilkan lagi, ditambah pajak yang tinggi. Dalam hal ini pemerintahlah yang salah. Jika pemerintah peduli dengan masyarakat, kenapa tanah produktif tidak dimanfaatkan untuk petani? Kenapa tanah itu justru dijual dan dicarikan investor? Dalam hal ini harus ada aturan yang jelas jika menginginkan Bali ini tetap eksis dan bisa ditata. Aturan yang jelas bisa berupa PP, UU SK dan lain-lain untuk mencegah orang menjual tanah. Boleh saja menjual tanah namun aturannya harus jelas. Jika demikian ke depan Bali ini tidak akan dikuasai/dirongrong oleh orang luar. Demikian terungkap dalam acara Warung Global yang disiarkan secara langsung oleh Radio Global FM 96,5, Selasa (3/1) kemarin. Acara ini juga dipancarluaskan oleh Radio Genta Bali dan Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya. ---------------------------------------------------- Menurut Sudana Kendal di Denpasar jika Bali dikuasai oleh orang luar negeri dan mereka membuka lapangan kerja di Bali tidak masalah. Tapi jika dia mencari kerja atau tujuan lain inilah yang susah. Kebiasaan orang Bali ingin hidup enak tapi tidak bekerja. Orang Bali malas, hanya memikirkan warisan dan tanah yang bisa dijual. Hampir semua sektor dikuasai oleh orang luar. Hal senada disampaikan oleh Wayan Sudiadnyana di Payangan. Menurutnya, ego orang Bali sangat tinggi. Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, kitalah yang salah. Dewa Alit di Penatih menilai bahwa pendapat Megawati memang benar. Menurutnya dalam hal ini bukan pemilik tanah saja yang salah, tapi calo pun punya peran yang besar. Dengan iming-iming calo banyak orang Bali yang akhirnya mau menjual tanahnya. Para calo sengaja mencari orang yang lugu yang punya tanah yang pada akhirnya dijual oleh pemiliknya. Sementara itu Santa di Ubud memandang bahwa ini adalah kesalahan pemerintah, tidak hanya orang Bali. Dari dulu pemerintah hanya mengungkapkan wacana akan kembali pada pertanian, namun apa nyatanya? Apa sebabnya masyarakat menjual tanahnya, karena pertanian sudah tidak menarik lagi. Pertanian sudah tidak menghasilkan lagi, belum lagi pajak tinggi. Artajaya Astawa di Buleleng berpendapat bahwa permasalahannya bukan dikuasai oleh orang luar tapi perlu kembali pada sejarah mengapa bisa ada Bali. Bali adalah salah satu budaya adat istiadat untuk tempat warga Hindu. Orang Bali harus mampu melestarikan daerahnya, jangan sampai semua keluar meninggalkan Bali. Kalau orang Bali sendiri tidak mau lagi menghormati daerahnya tidak akan mungkin orang luar akan menghargai kita. Dalam hidup kita harus satya wacana, setia kawan dan lain-lain sehingga kesejahteraan Bali tidak terhambat oleh kerusakan/bencana. Sementara Dogler di Gianyar menilai kekhawatiran Megawati ada benarnya. Masyarakat hendaknya menyadari sepenuhnya. Jika mau jujur sebelum ada bom kita sempat terlena sehingga kita seolah-olah menjadi penonton di daerah sendiri. Namun dengan adanya dua kali ledakan bom sudah bisa kita lihat bahwa masyarakat Bali mulai menyadari bahwa sebenarnya sangat banyak sektor yang bisa digarap. Dengan terpuruknya pariwisata masyarakat sudah mulai terbangun, salah satunya di sektor informal yakni hadirnya bakso krama Bali. Rasa gengsi harus dihilangkan. Jika pariwisata maju pesat, orang Bali pula yang menikmatinya. Jero Wijaya di Bangli juga sependapat dengan pernyataan Megawati bahwa Bali ini sudah dikuasai oleh orang luar. Namun kita tidak bisa salahkan siapa-siapa sebab kita sendirilah yang melakukan. Begitu ada investor maka ini adalah kebanggaan dari pemerintah dan masyarakat dari dulunya. Jika kita menyalahkan pemerintah berarti kita juga menyalahkan diri sendiri. Semakin banyak investor yang datang semakin menjadi kebanggaan pemerintah. Inilah yang menyebabkan Bali dikuasai oleh orang luar. Di sisi lain Jero Wijaya menilai bahwa pernyataan Megawati hanya untuk menarik simpati. Awe di Legian sependapat dengan Jero Wijaya. Sangat disayangkan kenapa baru sekarang Megawati mengatakan hal ini, kenapa tidak pada waktu menjadi presiden. Awe juga sependapat bahwa kita jangan menyalahkan masyarakat menjual tanah, sebab pertanian saat ini sudah tidak ada hasilnya lagi, sementara pajak tinggi. Daripada tidak menghasilkan lebih baik tanah dijual. Dalam hal ini pemerintahlah yang salah. Jika pemerintah peduli dengan masyarakat, kenapa tanah produktif tidak dimanfaatkan untuk petani. Kenapa tanah itu justru dijual dan dicarikan investor? Sementara Sumawa di Kintamani berpendapat harus ada aturan yang jelas jika menginginkan Bali ini tetap eksis dan bisa ditata. Aturan yang jelas bisa berupa PP, UU SK dan lain-lain untuk mencegah orang menjual tanah. Boleh saja menjual tanah namun aturannya harus jelas. Jika demikian ke depan Bali ini tidak akan dikuasai/dirongrong oleh orang luar dan calo pun tidak bisa bermain. Subahu di Mengwi mengungkapkan bahwa Bali ini memang sudah dikapling oleh orang luar yang notabene juga adalah orang Bali sendiri. Ini sangat memberikan celah kepada orang luar untuk menguasai Bali. Secara tidak langsung kita sendirilah yang membuat Bali dikuasai orang luar. Jujur di Sanglah juga mengatakan bahwa kita sudah terisolasi. Pajak tinggi, air tidak ada, pertanian tidak menghasilkan untuk apa mereka bertahan. Kesimpulannya lebih baik menjual tanah. Tidak ada yang bisa kita banggakan dari negara ini untuk menyejahterakan masyarakat. Putu Suarjana di Singaraja menambahkan, Bali sebagai daerah pariwisata seperti gula-gula, sangat manis dan banyak diminati oleh orang, baik sekadar mengadu nasib, mencari kerja atau para investor. Seiring dengan hal itu orang Bali mulai merasakan hidup enak tanpa bekerja. Mereka mulai bersentuhan dengan moderenisasi, sifat konsumerisme mulai menjalar, kebiasaan hidup kaya tanpa bekerja menjadi tren orang Bali. Aset para leluhur mulai terkikis oleh pola hidup seperti itu. Mereka ramai-ramai menjual tanah kepada investor dengan harga yang sangat fantastis. Maka mulailah pulau ini sedikit demi sedikit dikuasai oleh orang luar. Di samping kebiasaan turun temurun yang diwariskan oleh orang tua berupa warisan yang membiasakan mereka hidup bagaikan priyayi yang walaupun tanpa kerja mereka punya banyak aset. Di luar kendala tersebut ada juga kendala kultur di mana kurang adanya penghargaan sosial terhadap petani sehingga mereka lebih berpikir untuk menjual tanah daripada hidup sebaga i petani. Sementara itu Gede Nandur di Canggu menilai ini bukan salah siapa-siapa. Jamanlah yang salah, sebab jaman saat ini sudah mengglobalisasi. Kalau tidak menjual tanah kita ketinggalan zaman. Gede juga memandang di balik pernyataan Megawati ini ada unsur mencari simpati kepada masyarakat. Jika tidak, kenapa baru mewacanakan hal ini? Jika sekarang mengeluarkan pernyataan seperti ini sudah terlambat sebab sebagian besar tanah Bali sudah beralih fungsi. Premana di Klungkung juga menanyakan kenapa Megawati baru mengatakan hal ini. Tidakkah mencari simpati? [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **