[nasional_list] [ppiindia] Wacanakan Orang Bali Jangan Jual Tanah--

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 4 Jan 2006 02:22:31 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/1/4/b1.htm

Dari Warung Global Interaktif Bali Post
Wacanakan Orang Bali Jangan Jual Tanah--
Pernyataan Megawati untuk Cari Simpati?



MASYARAKAT Bali harus menjaga lingkungan, jangan sampai menjual tanah karena 
alasan ekonomi. Demikian ditegaskan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati 
Soekarnoputri. Megawati mengatakan jika masyarakat terus menjual tanahnya, 
orang Bali akan 'keleleran" dan Bali dikuasai orang luar. Pernyataan ini 
dipandang benar oleh masyarakat namun disayangkan kenapa baru sekarang 
diwacanakan. Bali memang sudah dikuasai oleh orang luar, namun kita tidak bisa 
salahkan siapa-siapa sebab kita sendirilah yang melakukannya. Adalah suatu 
kebanggaan besar bagi pemerintah dan masyarakat jika banyak investor yang 
datang ke Bali. Di sisi lain kita tidak bisa menyalahkan masyarakat menjual 
tanah sebab pertanian saat ini sudah tidak menghasilkan lagi, ditambah pajak 
yang tinggi. Dalam hal ini pemerintahlah yang salah. Jika pemerintah peduli 
dengan masyarakat, kenapa tanah produktif tidak dimanfaatkan untuk petani? 
Kenapa tanah itu justru dijual dan dicarikan investor? Dalam hal ini harus ada 
aturan yang jelas
  jika menginginkan Bali ini tetap eksis dan bisa ditata. Aturan yang jelas 
bisa berupa PP, UU SK dan lain-lain untuk mencegah orang menjual tanah. Boleh 
saja menjual tanah namun aturannya harus jelas. Jika demikian ke depan Bali ini 
tidak akan dikuasai/dirongrong oleh orang luar. Demikian terungkap dalam acara 
Warung Global yang disiarkan secara langsung oleh Radio Global FM 96,5, Selasa 
(3/1) kemarin. Acara ini juga dipancarluaskan oleh Radio Genta Bali dan 
Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya. 

----------------------------------------------------

Menurut Sudana Kendal di Denpasar jika Bali dikuasai oleh orang luar negeri dan 
mereka membuka lapangan kerja di Bali tidak masalah. Tapi jika dia mencari 
kerja atau tujuan lain inilah yang susah. Kebiasaan orang Bali ingin hidup enak 
tapi tidak bekerja. Orang Bali malas, hanya memikirkan warisan dan tanah yang 
bisa dijual. Hampir semua sektor dikuasai oleh orang luar. 

Hal senada disampaikan oleh Wayan Sudiadnyana di Payangan. Menurutnya, ego 
orang Bali sangat tinggi. Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, kitalah yang 
salah. 

Dewa Alit di Penatih menilai bahwa pendapat Megawati memang benar. Menurutnya 
dalam hal ini bukan pemilik tanah saja yang salah, tapi calo pun punya peran 
yang besar. Dengan iming-iming calo banyak orang Bali yang akhirnya mau menjual 
tanahnya. Para calo sengaja mencari orang yang lugu yang punya tanah yang pada 
akhirnya dijual oleh pemiliknya. 

Sementara itu Santa di Ubud memandang bahwa ini adalah kesalahan pemerintah, 
tidak hanya orang Bali. Dari dulu pemerintah hanya mengungkapkan wacana akan 
kembali pada pertanian, namun apa nyatanya? Apa sebabnya masyarakat menjual 
tanahnya, karena pertanian sudah tidak menarik lagi. Pertanian sudah tidak 
menghasilkan lagi, belum lagi pajak tinggi.

Artajaya Astawa di Buleleng berpendapat bahwa permasalahannya bukan dikuasai 
oleh orang luar tapi perlu kembali pada sejarah mengapa bisa ada Bali. Bali 
adalah salah satu budaya adat istiadat untuk tempat warga Hindu. Orang Bali 
harus mampu melestarikan daerahnya, jangan sampai semua keluar meninggalkan 
Bali. Kalau orang Bali sendiri tidak mau lagi menghormati daerahnya tidak akan 
mungkin orang luar akan menghargai kita. Dalam hidup kita harus satya wacana, 
setia kawan dan lain-lain sehingga kesejahteraan Bali tidak terhambat oleh 
kerusakan/bencana. 

Sementara Dogler di Gianyar menilai kekhawatiran Megawati ada benarnya. 
Masyarakat hendaknya menyadari sepenuhnya. Jika mau jujur sebelum ada bom kita 
sempat terlena sehingga kita seolah-olah menjadi penonton di daerah sendiri. 
Namun dengan adanya dua kali ledakan bom sudah bisa kita lihat bahwa masyarakat 
Bali mulai menyadari bahwa sebenarnya sangat banyak sektor yang bisa digarap. 
Dengan terpuruknya pariwisata masyarakat sudah mulai terbangun, salah satunya 
di sektor informal yakni hadirnya bakso krama Bali. Rasa gengsi harus 
dihilangkan. Jika pariwisata maju pesat, orang Bali pula yang menikmatinya. 

Jero Wijaya di Bangli juga sependapat dengan pernyataan Megawati bahwa Bali ini 
sudah dikuasai oleh orang luar. Namun kita tidak bisa salahkan siapa-siapa 
sebab kita sendirilah yang melakukan. Begitu ada investor maka ini adalah 
kebanggaan dari pemerintah dan masyarakat dari dulunya. Jika kita menyalahkan 
pemerintah berarti kita juga menyalahkan diri sendiri. Semakin banyak investor 
yang datang semakin menjadi kebanggaan pemerintah. Inilah yang menyebabkan Bali 
dikuasai oleh orang luar. Di sisi lain Jero Wijaya menilai bahwa pernyataan 
Megawati hanya untuk menarik simpati.

Awe di Legian sependapat dengan Jero Wijaya. Sangat disayangkan kenapa baru 
sekarang Megawati mengatakan hal ini, kenapa tidak pada waktu menjadi presiden. 
Awe juga sependapat bahwa kita jangan menyalahkan masyarakat menjual tanah, 
sebab pertanian saat ini sudah tidak ada hasilnya lagi, sementara pajak tinggi. 
Daripada tidak menghasilkan lebih baik tanah dijual. Dalam hal ini 
pemerintahlah yang salah. Jika pemerintah peduli dengan masyarakat, kenapa 
tanah produktif tidak dimanfaatkan untuk petani. Kenapa tanah itu justru dijual 
dan dicarikan investor?

Sementara Sumawa di Kintamani berpendapat harus ada aturan yang jelas jika 
menginginkan Bali ini tetap eksis dan bisa ditata. Aturan yang jelas bisa 
berupa PP, UU SK dan lain-lain untuk mencegah orang menjual tanah. Boleh saja 
menjual tanah namun aturannya harus jelas. Jika demikian ke depan Bali ini 
tidak akan dikuasai/dirongrong oleh orang luar dan calo pun tidak bisa bermain.

Subahu di Mengwi mengungkapkan bahwa Bali ini memang sudah dikapling oleh orang 
luar yang notabene juga adalah orang Bali sendiri. Ini sangat memberikan celah 
kepada orang luar untuk menguasai Bali. Secara tidak langsung kita sendirilah 
yang membuat Bali dikuasai orang luar. 

Jujur di Sanglah juga mengatakan bahwa kita sudah terisolasi. Pajak tinggi, air 
tidak ada, pertanian tidak menghasilkan untuk apa mereka bertahan. 
Kesimpulannya lebih baik menjual tanah. Tidak ada yang bisa kita banggakan dari 
negara ini untuk menyejahterakan masyarakat. 

Putu Suarjana di Singaraja menambahkan, Bali sebagai daerah pariwisata seperti 
gula-gula, sangat manis dan banyak diminati oleh orang, baik sekadar mengadu 
nasib, mencari kerja atau para investor. Seiring dengan hal itu orang Bali 
mulai merasakan hidup enak tanpa bekerja. Mereka mulai bersentuhan dengan 
moderenisasi, sifat konsumerisme mulai menjalar, kebiasaan hidup kaya tanpa 
bekerja menjadi tren orang Bali. Aset para leluhur mulai terkikis oleh pola 
hidup seperti itu. Mereka ramai-ramai menjual tanah kepada investor dengan 
harga yang sangat fantastis. Maka mulailah pulau ini sedikit demi sedikit 
dikuasai oleh orang luar. Di samping kebiasaan turun temurun yang diwariskan 
oleh orang tua berupa warisan yang membiasakan mereka hidup bagaikan priyayi 
yang walaupun tanpa kerja mereka punya banyak aset. Di luar kendala tersebut 
ada juga kendala kultur di mana kurang adanya penghargaan sosial terhadap 
petani sehingga mereka lebih berpikir untuk menjual tanah daripada hidup sebaga
 i petani.

Sementara itu Gede Nandur di Canggu menilai ini bukan salah siapa-siapa. 
Jamanlah yang salah, sebab jaman saat ini sudah mengglobalisasi. Kalau tidak 
menjual tanah kita ketinggalan zaman. Gede juga memandang di balik pernyataan 
Megawati ini ada unsur mencari simpati kepada masyarakat. Jika tidak, kenapa 
baru mewacanakan hal ini? Jika sekarang mengeluarkan pernyataan seperti ini 
sudah terlambat sebab sebagian besar tanah Bali sudah beralih fungsi. 

Premana di Klungkung juga menanyakan kenapa Megawati baru mengatakan hal ini. 
Tidakkah mencari simpati?


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Wacanakan Orang Bali Jangan Jual Tanah--