** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.tribun-timur.com/view.php?id=14633&jenis=Opini TRIBUN TIMUR Rabu, 04-01-2006 Opini Tribun Tradisi Suap Akselerator Penghancuran Negara ADA legenda negeri Cina mengenai seorang kaisar dari Dinasti Tang, Li Shin Minh, yang menyuap Raja Akhirat. Kaisar Li meninggal sebelum ajalnya akibat balas dendam raja naga. Ketika arwah Kaisar Li dibawa ke akhirat, petugas kelabakan. Menurut catatan, ajal kaisar masih beberapa tahun lagi. Masalahnya pun sampai ke Raja Akhirat, Giam Ong. Setelah terjadi dialog antara arwah Kaisar Li dengan Giam Ong, disepakati, kaisar dihidupkan dan arwahnya dikembalikan ke dunia. Sebelum kembali ke dunia, kaisar berbisik kepada petugas akhirat menanyakan apa kesukaan Raja Akhirat, Giam Ong. Jawabannya, Raja Giam Ong doyan buah semangka. Setiba di dunia, kaisar mencari semangka paling besar dan paling manis untuk dikirim kepada Giam Ong. Masalahnya, siapa yang mengantar semangka itu kepada Giam Ong. Artinya siapa yang bersedia mati? Ditemukanlah seorang pemuda patah hati yang hendak bunuh diri. Pemuda itulah yang 'ditugaskan' kaisar membawa semangka penyuapan itu dengan cara memeluknya lalu bunuh diri. Konon, Raja Akhirat sangat senang dengan persembahan itu. Jadilah suatu tradisi, setiap orang Cina yang meninggal, dikuburkan bersama semangka yang menjadi semacam sogokan kepada Raja Akhirat. Demikian tertulis dalam Introduction to Classic Chinese Literature. Dalam buku itu ada legenda lain mengenai seorang hakim yang tegas dan teguh menjalankan profesinya menegakkan hukum. Namanya Bao Minh. Hakim Bao sungguh-sungguh tidak pandang bulu. Para penjahat, apakah orang biasa, pejabat, menteri, bahkan keluarga kaisar sekalipun dihukum sesuai kesalahannya dan dieksekusi di bawah komandonya. Pedang simbol kekuatan dan kekuasaan dewanya sangat ditakuti. Hakim berwajah hitam dan kurang tampan tetapi berwibawa ini menjadi simbol budaya Cina tentang hakim yang teguh, tegas, dan sungguh-sungguh menjalankan prinsip hukum, tidak mungkin disuap serta tidak mempan ancaman dan teror. Hakim Bao adalah simbol peradilan jujur, tegas, teguh, dan berwibawa. Di negeri yang memiliki tradisi menyuap Raja Akhirat dengan semangka tampil seorang hakim yang tak tergoda suap, tekanan, dan teror. Bahkan ketika mengadili seorang kerabat kaisar, Hakim Bao akan disuap tetapi tidak mempan. Ia ditekan dan diteror kaki tangan kerabat kaisar yang korup itu. Hakim Bao bergeming. Mengetahui itu kaisar akan turun tangan. Namun ketika Hakim Bao mengangkat pedangnya sambil membuktikan kesalahan kerabat kaisar itu, sang kaisar pun angkat tangan, menyerah, lalu memerintahkan Hakim Bao melaksanakan eksekusi. Bugis Makassar Bukan hanya di negeri Cina dikenal istilah suap. Juga bukan hanya di negeri Cina terdapat legenda mengenai hakim jujur, teguh, dan tegas. Di negeri Bugis, pada abad ke-16, Kajaolaliddo dari Bone mengungkapkan, salah satu tanda kehancuran suatu negara ialah bila hakim menerima suap, malai passosok pabbicaraé, atau naénréki waramparang to mabbicaraé. Karena itu bila seorang hakim, pabbicara, menerima suap, ia dihukum tujuh kali lipat dibanding dengan pejabat biasa yang menerima suap. Dari Addatuang Sidenreng dikenal hakim Nénék Mallomo dan dari Kerajaan Balannipa Mandar dikenal seorang Ketua para hakim, Pabbicara Kaiyyang. Keduanya tegas dan teguh berpegang pada prinsip hukum (panngaderreng), menghukum mati anak kandungnya sendiri. Dari Kerajaan Soppeng, Datu La Basok Toakkarangeng memimpin persidangan yang mengadili, menghukum, dan mengeksekusi La Basok Toakkarangeng (dirinya sendiri). Dari Kerajaan Tosiwalu, dikenal Hakim perempuan, I Tenribali yang menjatuhkan vonis mati kepada adik kandungnya sendiri. Tradisi Suap Dalam Introduction to Classic Chinese Literature tidak dijelaskan proses perkembangan menyuap Raja Akhirat menjadi 'tradisi' suap menyuap di dunia. Tetapi disebutkan sejumlah sastrawan revolusioner Cina mengungkapkan kebobrokan masyarakat pada masa akhir periode kekaisaran Cina, akibat merajalelanya suap menyuap. Sastrawan revolusioner Cina mengagitasikan, suatu 'kerajaan' dengan pejabat serta warga masyarakat yang menjadikan suap menyuap sebagai 'tradisi', 'pasti' akan mengalami kehancuran. Hal yang sama juga diyakini Kajaolaliddo pada abad ke-16 dengan menyebutkan bahwa suap menyuap bagaikan rayap menggerogoti tiang-tiang bangunan rumah, pappada-padai akkanré akkasolanna ané ri alliri bolaé. Tetapi bila para sastrawan revolusioner Cina dengan aliran realisme sosialisnya memberikan resep penyelamatan masyarakat dan negara berupa tindakan revolusi, Kajaolaliddo lebih percaya pada penegakan hukum, panngaderreng, secara konsekuen. Fenomena Probosutejo Pengakuan Probosutejo tentang penyuapan berjumlah puluhan miliar rupiah kepada jaksa dan hakim selama proses pengadilannya dari tingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, sampai Mahkamah Agung, merupakan tamparan hebat bagi penegakan hukum di Indonesia. Apalagi pengakuan itu melibatkan Ketua Mahkamah Agung, Bagir Manan. Pengakuan Probo rasanya sulit dipercaya. Bagaimana mungkin seorang yang 'memiliki nama relatif sangat terkenal' bisa tergelincir menghinakan dirinya sendiri, menerima suap, menjadi 'penghancur negara', menurut istilah Kajaolaliddo. Adakah sesuatu di balik pengakuan itu? Apakah mungkin Probo hanya sekadar bersiasat menunjukkan carut-marut sistem peradilan di Indonesia, akibat kehabisan akal menghadapi kemungkinan dijebloskan ke penjara? Mungkinkah Probo secara sadar memilih mencelakakan diri dengan pengakuan itu padahal Probo mengetahui, yang menyuap dan yang disuap menghadapi risiko hukuman yang sama beratnya? Apakah pengakuan itu bukan merupakan bentuk pencucian dosa dengan mengungkap "dosa" jaksa dan hakim yang mengadilinya, walaupun akibatnya akan mengenai dirinya sendiri? Isu suap tidak lagi hanya tertuju kepada jaksa dan hakim. Sebelum kasus Probo-Bagir, telah dituntut dan disidangkan pejabat-pejabat Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan tuduhan menyuap tim auditor BPK. Ironisnya, Khairiansyah Salman yang menjebloskan pejabat KPU juga kemudian diperiksa dengan tuduhan menerima suap dari Dana Abadi Umat (DAU) Depag. Pejabat-pejabat di instansi penegak hukum lainnya tidak lolos dari tudingan suap. Petinggi kepolisian pun diisukan telah menerima suap dari berbagai kasus, antara lain dari kasus Bank BNI. Reaksi spontan adalah geleng-geleng kepala, ingin tidak percaya segala tudingan, isu, dan desas-desus itu. Pengakuan Probo yang menuding Bagir Manan, desas-desus penyuapan petinggi aparat penegak hukum lainnya perlu diproses sehingga menjadi jelas untuk menghilangkan keraguan atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses penegakan hukum. Akselerator Masa sekarang tampak fenomena timbulnya 'anggapan' di tengah kehidupan masyarakat bahwa suap menyuap merupakan perkara biasa, cara terbaik mempercepat dan memudahkan segala urusan. Masyarakat menganggap tidak ada urusan yang dapat selesai tanpa uang pelicin, uang rokok, atau uang balas jasa yang merupakan istilah lain dari kata suap. Fenomena lainnya, anggapan bahwa penegakan hukum adalah urusan bisnis, dengan ungkapan seperti KUHAP sebagai akronim Kasih Uang Habis Perkara, atau maju tak gentar, membela yang bayar. Kecenderungan menjadikan hukum sebagai urusan bisnis inilah yang secara ironik dikomentari Guru Besar Fakultas Hukum Unhas, almarhum Prof Dr Amir Sjarifuddin, dengan pernyataan: "Satu semester ketika mahasiswa belajar Hukum Dagang, seumur hidup setelah menjadi sarjana hukum, mempraktekkan Dagang Hukum". Parahnya, tampak kecenderungan anggapan itu berkembang menjadi kepercayaan. Berbagai lapisan masyarakat cenderung percaya bahwa hanya dengan menyuaplah segala urusan menjadi mungkin terselesaikan, serta keadilan dalam hukum adalah urusan bisnis. Fenomena seperti itu sungguh-sungguh telah menjadi mesin akselerator penghancuran masyarakat, pemerintahan, dan negara. Naudzu billah. (Anwar Ibrahim, Dosen Fakultas Sastra Unhas dan Koordinator Institut Pengajian Budaya Sulawesi) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **