** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.harianterbit.com/artikel.php?kategori=HEADLINE&id=36066 Tidak ada jaminan makanan bebas formalin JAKARTA - Wakil Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Agus Pambagio berpendapat, penggunaan label atau sertifikat bebas formalin pada kemasan makanan tidak menjamin produk makanan seperti bakso, mie basah, tahu, ikan dan makanan lainnya bakal terbebas formalin. Hal itu mengingat jenis-jenis makanan tersebut adalah produk sehari-hari yang langsung habis terjual. ''Untuk mengatasinya, perlu dilakukan pengawasan ketat. Bisa saja pengawasan berkala atau dadakan. Yang penting, tidak ada lagi peluang para pedagang atau pengusaha makanan menggunakan barang berbahaya ini," katanya menjawab Harian Terbit di Jakarta, Senin (16/1). Sehari sebelumnya, sejumlah pembantu Presiden Yudhoyono seperti Menkes Fadillah Supari, Menegkop Suryadharma Ali dan Menteri Perdagangan Maari Pangestu pasang aksi makan baso bareng-bareng dan mengeluarkan pernyataan bahwa makan baso dan mie aman. Aksi para menteri ini sejalan dengan ide bakal dikeluarkannya sertifikat bebas formalin oleh pemerintah. Menurut Pambagio, selain perlunya pengawasan ketat berkala dan dadakan, yang tidak kalah pentingnya saat ini adalah, pemerintah harus secepatnya mencarikan bahan pengawet yang murah dan mudah didapat sebagai pengganti formalin. Soalnya, pengawasan tanpa adanya bahan pengawet pengganti membuat para pedagang dan pengusaha nakal bakal main kucing-kucingan dengan Badan POM. ''Kalau ini yang terjadi, korbannya tetap saja konsumen,'' kata Agus. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Max Sopacua mengatakan hingga hari ini DPR RI belum menjadwalkan pemanggilan Menteri Kesehatan (Menkes), Dr Fadilah Supari serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait maraknya penggunaan bahan pengawet jenis formalin pada produk makanan. "Komisi IX DPR RI belum menjadwalkan pemanggilan Menkes dan Badan POM terkait masalah itu. Ini akan dirapatkan dulu di internal komisi IX. Setelah itu baru ditentukan pertemuan dengan Menkes dan Badan POM," katanya menjawab Harian Terbit di Jakarta, Senin (16/1). Sebenarnya, kata Wakil Sekretaris Fraksi PD DPR RI ini, maraknya penggunaan formalin sebagai pengawet makanan oleh para pengusaha karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Badan POM. "Kebanyakan para pengusaha menengah dan kecil tidak mengetahui apa sebenarnya kegunaan formalin dan apa pula bahayanya kalau ini digunakan untuk mengawetkan makanan. Saya menilai bahwa maraknya penggunaan formalin oleh para pedagang disebabkan karena ketidaktahuan mereka." Untuk mengatasi agar tidak terjadi penyalahgunaan formalin, kata Max, Badan POM sebagai instansi paling berwenang selain melakukan sosialisasi juga harus menjalankan fungsinya dengan benar. "Saya melihat, maraknya penggunaan formalin ini karena kurang bgerfungsinya Badan POM." Selain itu, pemerintah juga harus mencarikan jalan keluarnya seperti membuat atau nmenyediakan bahan pengawet yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Yang, tidak kalah pentingnya, bahan pengawet itu selain mudah didapat para pedagang juga harganya terjangkau. Kalau tidak, masa mendatang penggunaan formalin tetap marak. Pendapat serupa juga disampaikan Agus Pambagio. Menurutnya, Badan POM harus secara serius mengawasi penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti formalin oleh para pedagang. (art [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **