[nasional_list] Re: [ppiindia] Tentang Wawancara TEMPO dengan kiai Sahal

  • From: Nugroho Dewanto <ndewanto@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx,ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 14 Oct 2008 13:18:11 +0700

saya sudah membaca ulang buku van den berg. dia memang
menyebut jaka tingkir sebagai seorang basyaiban. sedangkan
tokoh pendiri kerajaan pajang itu juga dikenal sebagai moyang
kiai hasyim asyari yang kakeknya gus dur.

tapi lewat google saya juga mendapat bantahan tentang
kesayidan jaka tingkir dari seorang habib terkenal di jakarta.
dia mengatakan kesayidan itu belum disahkan lembaga
rabithah alawiyah.

bagaimana menurut anda?


http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&id=9488&catid=9&lang=id


perkawinan syarifah - 2007/11/21 22:17 ass.Wr.Wb
ya..habib, ana mau tanya:
1. Kenapa kaum pribumi (laki2) tidak boleh mengawini syarifah, ana pernah 
tanya sama habib hasan bin ali alidrus bhw untuk mengawini syarifah harus 
minta ijin sama habaib diseluruh dunia . ma'af apakah itu termasuk ajaran 
rasullulloh ?
2. ana pernah dengar waktu haul di solo, dari ceramah seorang habib bahwa 
kalau kaum ba'alwi berbuat baik ia akan mendapat pahala berlipat daripada 
kaum ahwal, ta[pi sebaliknya kalau ia berbuat maksiat ia akan mendapat dosa 
yang berlipat , apakah hukum islam mengatur demikian ? padahal Alloh SWT 
berfirman " Inna akromakum 'indzallohi atqookum". tanpa mengurangi rasa 
cinta ana pada keluarga rasul mohon penjelasannya.
wassalamu'alaikum WR.Wb
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/22 15:48 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda dengan 
kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
selamat datang di web para pecinta Rasul saw, kami sangat gembira menyambut 
kedatangan anda, kita bersatu dalam kemuliaan,
1. Imam Syafii dan Madzhab Syafii berpendapat pernikahan antara keturunan 
Rasul saw dengan yg bukan dzurriyah adalah tidak kufu, Imam Syafii juga 
menganggap tidak kufu pernikahan antara orang miskin dan orang kaya,

mengapa?, jangan berprasangka buruk dulu terhadap Imam besar ini, sungguh 
Imam Syafii melihat ketika seorang wanita miskin menikah dengan pria yg 
kaya, maka sering terjadi sang wanita tersiksa, tak terbiasa mengikuti adat 
suaminya yg mewah, makanannya, cara bergaulnya, maka jadilah si istri 
terhina dan dianggap kampungan oleh keluarga suami, hal ini hampir selalu 
terjadi.

sebaliknya ketika seorang pria miskin menikahi wanita kaya, maka ia tak 
akan mampu menutupi kebutuhan istrinya, maka istri harus menahan diri dan 
tersiksa demi menyesuaikan diri dg pria/suami yg miskin,

disinilah Imam syafii mengatakan pernikahanya tidak kufu, demi menjaga 
kelansgungan asri nya rumah tangga itu sendiri.

dan juga pernikahan wanita syarifah dg pria yg bukan dzurriyyah akan 
memutus jalur keturunan Rasul saw, semestinya keturunan Rasul saw 
dilestarikan dan dijaga, sebagaimana firman Allah swt : "Katakanlah wahai 
Muhammad, aku tak meminta pada kalian upah bayaran atas jasa ini, 
terkecuali kasih sayang kalian pada keluargaku" (QS Assyuura 23).

namun wanita syarifah sah menikah dg pria yg bukan Dzurriyyah bila walinya 
setuju dan wanita itu sendiri setuju, namun ada pendapat yg mengatakan yg 
dimaksud walinya adalah bukan ayahnya saja, tapi semua dzurriyah yg ada 
dimuka bumi,

namun pendapat yg mu'tamad (dipegang) oleh ulama kita saat ini adalah cukup 
disetujui oleh wanita tsb dan walinya.

2. ada pendapat yg demikian pernah saya dengar, namun saya tak menemukan 
dalil yg shahih dari ALqur'an atau hadits akan hal itu, namun umumnya hal 
seperti itu diucapkan pada para habaib demi membangkitkan semangat mereka 
untuk beramal, dan berusaha menjaga diri dari kemaksiatan, sebab memang 
selayaknya mereka yg mengaku keturunan Rasul saw haruslah berusaha lebih 
taat pada ALlah dan menjadi contoh dan Qudwah bagi muslimin,

mengenai firman Allah swt : "Sungguh yg paling mulia diantara kalian adalah 
yg paling bertakwa pada kalian" adalah ayat Targhib littaqwa, yaitu 
menyemangati untuk bertakwa, namun banyak juga orang orang yg dimuliakan 
ALlah sebelum mereka bertakwa pada Allah, sebagaimana para Nabi dan Rasul 
alaihim salam, atau ada pula para bayi yg sejak kecil sudah diberi 
kemuliaan oleh Allah swt untuk mengetahui isi hati seseorang dan hal hal yg 
ghaib sebagaimana diriwayatkan pada Shahih Bukhari dll.

maka ayat itu adalah Aaamun makhshush (umum yg ada pengecualiannya).

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


m0t


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/22 21:12 Ass.Wr.Wb.
sebelumnya Saya mohon ma'af bila pertannyaan Saya kemarin agak lancang dan 
kurang sopan santun. Ya..Habib..Lega rasanya Saya mendapat jawaban yang 
cukup bijaksana dari habib munzdir. Masalah perkawinan syarifah itu terjadi 
dikeluarga Saya. Yaitu dulu paman Saya menikah dengan seorang syarifah 
(aldjufri).Keluarga Saya ada dua golongan Jawa dan Arab ( karena adik nenek 
Saya dikawin oleh Habib Ja'far bin Abdulloh bin Salim alhaddad lamongan ) 
Sehingga terjadi pertentangan terutama dikeluarga kami. Sampai- sampai 
mereka (keluarga arab )secara nggak langsung memutus silaturrahim dengan 
paman Saya.Tapi benar juga pendapat habib. paman Saya tadi kurang bisa 
mengikuti budaya dan tradisi mereka begitu juga sebaliknya.Sehingga 
sekarang cerai dengan Syarifah tersebut.Pertanyaan Saya Habib:
1. Bagaimana hukumnya memutus silaturrahim karena kasus tersebut ?
2. Apakah kami juga termasuk Dzurriyat Rasul karena nenek kami dikawin oleh 
habaib?
3. Apakah maksud "Wa'ala ali Muhammad "?
Demikian terimakasih atas perhatian habib. kalau ada waktu bisakah kita 
bertemu dihaul habib abu bakar asseggaf Gresik? (tgl 27 Desember 2007 ) 
Habib biasanya duduk diposisi sebelah mana ana kepingin ketemu. Dan kalau 
ada waktu juga ana mengharap barokah Habib Munzdir menghadiri haul Alhabib 
Abdulloh Bin Salim Alhaddad Lamongan tgl.23 Des 2007 ba'dal ashar.
Semoga habib diberi panjang umur dan Doakan ya Habib semogaSaya berharap 
bisa dikumpulkan dengan para habaib didunia dan diakherat bersama seluruh 
keluarga Saya.
Ass.Wr.Wb
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/23 10:53 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan Rahmat dan Inayah Nya swt semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. baiknya segera disambung, fihak yg memutus agar segera menyambungnya, 
atau fihak yg diputus segera menyambungnya, jika salah satu fihak menolak, 
maka fihak yg bermaksud menyambung jangan sampai memusuhinya, maka mereka 
tak kena dosa, dan dosa akan berlanjut pada fihak yg memutus.

2. pendapat yg mu'tamad dzurriyah hanya tersambung dari nasab pria, dan 
pengecualian adalah pada Sayyidah Fathimah Azzahra ra.

3. pendapat yg mu'tamad adalah keluarga Bani Hasyim dan Bani ABdulmuttalib.

4. duh.. saya ini selalu sembunyi kalau hadir kesana, saya biasa diluar 
masjid, sebab kalau saya masuk maka akan ditarik kedepan dan disuruh 
ceramah pula, cukuplah Hb Jindan saja.

Insya Allah saudaraku kita akan jumpa, entah di Gresik atau di Lamongan 
atau lainnya, salam takdhim tuk keluarga anda.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga 
sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


Arul


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/23 20:39 Assalammualaikum wr wb.

Bib sy tertarik ama topik ini, suatu hari ada sesorang yg ngobrol ama adik 
istrinya, saat itu sedang membicarakan masalah silsilah keluarga, adik 
istrinya mengatakan bahwa bapaknya memiliki silsilah ke Joko Tingkir. 
Setelah dikonfirmasi kepada istrinya ternyata benar bahwa keluarganya 
memang memiliki silsilah ke Joko Tingkir. Pada keesokan harinya seseorang 
tadi ngobrol2 dengan seorang ustad dan ustad itu mengatakan bahwa Joko 
Tingkir adalah keturunan Rasulullah SAW, ini berarti sesorang itu telah 
menikah dengan seorang Syarifah. Pertanyaan sy adalah

1. apakah benar Joko Tingkir merupakan keturunan Rasulullah SAW?
2. Apakah salah apabila seorang lelaki menikahi seorang syarifah karena dia 
tidak mengetahui bahwa calon istrinya itu seorang syarifah ?
3. Apakah salah apabila menyembunyikan identitas dirinya sebagai keturunan 
Rasulullah SAW ?
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/24 11:57 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Pengampunan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. saya dengar begitu, namun belum disahkan oleh fihak Rabithah Alawiyyah.

2. tentunya jjika tidak tahu maka tak mengapa.

3. tentunya salah, karena ia menyembunyikan nasab yg Nabi saw melarang 
orang untuk menyembunyikan nasab

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga 
sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


m0t


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/25 20:26 assalamualaikum Wr.WB.
ya.. Ustadzanal kariim...
Banyak kyai jawa yang menyembunyikan nasabnya karena tawandzuk, seperti 
Romo Kyai ABD.Hamid Abdulloh Pasuruan padahal Beliau keturunan Basyaiban 
dan Romo KH.Asrori Surabaya Padahal kualitas keilmuan & akhlaq mereka tidak 
diragukan lagi. Yang menjadi pertanyaan Saya :
1.Mohon dijelaskan silsilah joko Tingkir kalau memang beliau dzurriyah 
Rasul?dan kenapa kok belum disyahkan?
2. Mohon dijelaskan hadist Rasullulloh yang melarang menyembunyikan 
nasab?dan bagaimana kalau bertujuan untuk tawadzuk atau pamer?
3.Banyak kenalan Saya, habaib kalau pagi ikut majlis taklim malamnya ke 
diskotik, mereka hafal maulid habsyi tapi tidak lupa mengkomsumsi sabu2, 
pantaskah mereka menyandang gelar cucu rasul?Haruskah kami menghormati mereka?
ya..habib..tolong dijelaskan supaya tidak menjadi bahan cemoohan golongan 
diluar kita ( Alirsyad, Muhammadiyah, Salafi Dll).
Sebelumnya Saya mohon ma'af bila kurang sopan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/26 18:36 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Kelembutan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. menyembunyikan nasab bisa dikatakan tawadhu,namun fatal jika ia 
mempunyai anak wanita, atau anak lelakinya saat akan menikah dg syarifah 
maka akan ditolak, karena nasabnya tak diakui, dan akan menyebabkan dosa 
besar bagi orang lain, karena sebab dia maka orang orang akan mendustakan 
nasab anak anaknya.

sebenarnya tidak ada ulama yg menutupi nasabnya jika mereka mengerti 
syariah, namun mereka tak senang membanggakannya, mereka lebih senang 
dipanggil ustadz, kyai, daripada digelari sebagai cucu Rasulullah saw 
karena malu, namun jika ditanya dg serius maka mereka akan jujur dan tak 
mungkin dusta dengan mengatakan : "nasab saya tidak bersambung kepada 
Rasulullah saw", ucapan ini mungkar.

2. saudaraku, saya bukan ahli nasab dan tidak hafal nasab joko tingkir, dan 
fihak Rabithah belum mengakui karena belum ada riwayat tsiqah untuk 
mengesahkannya, demikian kejelasan dari Pimpjnan Maktab Daimiy Rabithah 
alawiyyah pusat Jakarta.

Rasul saw bersabda : "Barangsiapa yg mengaku ayah pada selain ayahnya dan 
ia mengetahuinya maka sorga baginya haram" (shahih Muslim) berkata Imam 
Nawawi yg dimaksud dalam hadits ini adalah menolak nasabnya

dan tentunya dusta adalah perbuatan mungkar, maka mustahil ulama berdusta 
atas nasabnya.

3. kecintaan pada keturunan Rasul saw adalah kecintaan yg suci dan tulus, 
tak bisa terkotori hanya dengan perbuatan buruk mereka, karena kecintaan 
kita bukan karena mereka tapi karena Rasulullah saw,

sebagaimana kita mencium hajarul aswad, tentunya bukan karena hajarul 
aswad, tapi karena telah dicium oleh Rasulullah saw, maka lebih lagi mereka 
dari keturunan Rasul saw, mengenai masalah mereka hafal maulid dan mereka 
mungkar, maka kita mengajaknya kepada kebaikan semampunya dan mendoakannya, 
bukan mencela dan mencaci mereka,

jika anda melihat terdapat najis di Ka'bah apakah anda berhenti 
menghadapkan kiblat ke Ka'bah?, justru berusahalah membenahi dan 
menyucikannya kembali, demikian jika terdapat najis pada hajarul aswad, 
apakah kita mencopot dan membuangnya?, tentunya orang yg berakal sehat akan 
membersihkannya dan tak mau menyebarluaskannya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga 
sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


Arul


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/26 19:27 Assalammualaikum wr wb,

Maaf habibana, ijinkan saya memberikan informasi buat saudara m0t tentang 
joko tingkir yg baru sy dapat dr sebuah artikel yg bersumber pada majalah 
alkisah, artikel lengkapnya sudah di posting di 
majelisrasulullah@xxxxxxxxxxxxxxx dgn judul
"Dakwah Sepanjang Hayat, Teladan Sepanjang Jalan", ini sedikit cuplikan 
artikelnya.

"Dan yang sangat menarik ialah, ternyata Jaka Tingkir juga masih mempunyai
nasab sampai ke Rasulullah SAW. Jaka Tingkir yang juga dikenal sebagai
Pangeran Hadiwijaya adalah pendiri Kerajaan Pajang, beberapa saat
setelah surutnya kerajaan Islam pertama di Jawa, Kesultanan Demak
Bintara. Jaka Tingkir punya nama yang menyiratkan bahwa dia seorang
habib: Sayid Abdurrahman Basyaiban. Tahun lalu wartawan Alkisah,
Musthafa Helmy, yang berziarah ke makam Mbah Sambu di Lasem,
Rembang, Jawa Tengah, melihat prasasti marmer ukuran kecil dalam
bahasa Arab yang menyebutkan bahwa nama Mbah Sambu yang
sebenarnya ialah Sayid Abdurrahman bin Hasyim bin Sayid Abdurrahman
Basyaiban.

Menurut H.A. Hamid Wijaya, mantan khatib am Syuriah NahdlatuI Ulama
dan anggota DPR-GR dari Partai NU tahun 1960-an, Sayid Abdurrahman
Basyaiban adalah Jaka Tingkir. Hamid Wijaya sendiri mengaku sebagai
keturunan Jaka Tingkir. Itu sebabnya ia menggunakan nama belakang
Wijaya (dari Hadiwijaya). Setidaknya ada tiga orang keturunan Mbah
Sambu yang menjadi orang besar: Kiai Mutamakkin (Pati), penulis kitab
tasawuf dalam bahasa Jawa (Serat Cabolek), Kiai Saleh Darat (Semarang);
dan K.H. Hasyim Asy'ari;(Jombang) , pendiri Nahdlatul Ulama."

Untuk saudara m0t, kalau ingin mengetahui tentang keutamaan ahlul bait baik 
dari segi dalil dan yg lainnya, mgkin habibbana tidak bisa menuliskannya 
disini semua, karena sangat banyak. Sebagai informasi yg mgkin bisa 
membantu saudara m0t bisa membuka buku online ttg keutamaan ahlul bait 
karangan KH. Abdullah bin Nuh dan yg lainnya di website 
http://www.asyraaf.com/v2/buku/fadhail_ahlulbait/

Mudah2an informasi ini bisa membantu saudara m0t, Mohon maaf habibbana, 
mohon diberitahu apabila ada kekeliruan.
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/26 19:55 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Kelembutan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
sungguh saya tidak mengingkari nasab beliau, namun saya telah menghubungi 
Sayyid Abdurrahman Basurrah selaku pimpinan maktab Daimiy Rabithah 
alawiyyah jakarta Pusat, bahwa nasab Joko tingkir belum disahkan secara tsiqah.

Rabithah Alawiyyah adalah badan sensus para keturunan Rasul saw di 
Indonesia, dan pusatnya adalah di Jakarta, cabangnya banyak diantaranya 
cabang pekalongan pimpinan Hb Lutfi dan banyak lagi dihampir seluruh kota 
besar di Indonesia.

maka beliau Hb Abdurrahman Basurrah menjelaskan pada saya demikian, bahwa 
beliau sering mendengar kabar tentang itu namun belum menemukan sanad yg 
tsigah atas silsilah Joko tingkir.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga 
sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


m0t


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/28 23:19 Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Semoga keagungan dan kemuliaan tercurahkan kepada Ustadzinal Kariim 
habibana Mundzir...beserta keluarga.
Saya..uacapkan terimakasih atas nasehat habib...dan Saya juga mengucapkan 
Sukron katsiro atas masukan dari saudara Arul beberapa hari yang lalu.

Ya..Habib ..setelah membaca posting habib dan saudara Arul kemarin bolehkah 
saya menyimpulkan bahwa Dzuriyah Rasul itu ada "yang terlacak "( Rabithah 
Alawiyin) dan "yang tak terlacak "..dan Saya yakin Joko tingkir adalah 
seorang Sayyid. Saya mempunyai kenalan keturunan joko tingkir menikah denga 
n gadis keturunan sunan prapen cucu sunan Giri yang pastinya adalah seorang 
"Syarifah".dan saya yakin kelurga gadis tersebut pasti mengetahui sanad 
dari laki-laki yang akan meminang putrinya.

ya . Habib.. saya ingin meluruskan ..sebenarnya pertanyaan Saya kemarin 
adalah "si Fulan " bukan "golongan Fulan "secara keseluruhan.. dan tentunya 
sebagai seorang yang berakal sehat Saya bisa membedakan kotoran yang ada di 
hajar aswad dan hajar aswad itu sendiri.Kotoran di Ka'bah dan Ka'bah yang 
menjadi kiblat Saya sebagai seorang muslim.

ya.. Habib..maaf ..jadi menurut logika bahwa siFulan itu adalah kotoran 
yang menempel di Hajarul Aswad dan keluarga Rasul secara keseluruhan adalah 
hajarul aswad.kalau kotoran yang menempel di hajar aswad harus 
dibuang/dibersihkan semestinya Saya harus membuang si Fulan tsb agar tidak 
mengotori Golongan yang sangat Saya cintai dan dihormati. Jadi maksud 
pertanyaan Saya kemarin sangat sederhana pantaskah si Fulan Saya panggil 
"Habib Fulan" atau " Ya..Sittur Rasul Fulan " itu maksud Saya.

Ya..Habib dari lubuk hati yang paling dalam dan penuh penyesalan Saya mohon 
ma'af yang sebesar-besarnya kepada habib mundzir beserta seluruh dzurriyah 
dan para muhibbin yang ada dimuka bumi ini. Saya dilahirkan dan dididik 
oleh kedua orang tua Saya agar mencintai cucu rosul jadi tidak ada keraguan 
dalam keyakinan Saya mengenai keutamaan ahlul bait. Kecintaan Saya adalah 
kecintaan "kemurnian ahlaq "ahlul bait yang mencontoh akhlaq junjungan kita 
Rasululloh SAW.

Ya ..Habib ijinkan Saya bertanya :
1. Bagaimana menurut habib, bila ada seorang laki-laki dari golongan 
Dzurriyat Rasul "yang tak terlacak" mengawini seorang Syarifah dari 
golongan alawiyyin?apakah kelak anak mereka termasuk Dzurriyah?
2. Bagaimana Standart / dasar yang digunakan oleh Rabitah Alawiyyin dalam 
menentukan nasab seseorang yang mengaku cucu Rasul?

Demikian ya.Ustadzinal karim Saya yakin Habib Mundzir sangat bijaksana dan 
MR adalah forum yang bebas bertanya dengan tujuan mencari kebenaran.

Wal 'afuminkum.. Wassalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarokatuuh.
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/29 17:53 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Kelembutan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
anda salah faham, bukan membuang ahlulbait yg berbuat mungkar, tapi 
berusaha membersihkannya, menasehatinya, itulah tanda cinta,

sebagaimana jika anda mencintai istri anda lalu ada najis itangannya lalu 
apakah anda memotongnya?, tentunya anda membersihkannya, juga jika anak 
majikan anda menjadi pemabuk, apakah anda membunuhnya dan tak mengakui 
nasabnya?, tentunya tanda bakti kita pada majikan kita adalah menuntun 
anaknya untuk bertobat, itulah tanda bakti kita, berhasil atau tidak adalah 
bukan tolak ukurnya.

demikian perbuatan kita pada Ahlul Bait Rasulullah saw, boleh saja anda 
memanggilnya habib fulan atau tak menyebut demikian karena sebutan habib 
tidak diajarkan oleh Rasul saw secara langsung, namun itu istilah para 
ulama saja untuk memuliakan Rasul saw.

kita tetap menghormati karena demi penghormatan kita pada Rasul saw, tidak 
pantas muslim menghina muslim lainnya.

diriwayatkan ketika seorang pemabuk sedang dihukum, namun ia mabuk lagi 
hingga dihukum lagi.. dan lagi.., maka salah seorang sahabat melaknatnya, 
maka Rasul saw menegurnya, seraya berkata : "Dia itu mencintai Allah dan 
Rasul Nya..!" (Shahih Bukhari), hadits ini menjelaskan pada kita tak boleh 
kita memvonis dan melaknat para pendosa selama mereka muslim, sebagaimana 
dg kesaksian Rasul saw bahwa emabuk itu mencintai Allah dan Rasul Nya.,

1. hal ini bergantung pada wali sang wanita untuk menerimanya atau tidak, 
mengenai nasab mereka benar atau tidak maka itu kembali pada Allah swt, 
bisa saja mereka bernasab palsu, dengan ada unsur pemalsuan nasab atau tak 
sengaja.

2. Rabithah Alawiyyah akan mengakuinya jika dibawakan pada mereka sanad 
keturunan yg tsiqah dan bisa dipertanggungjawabkan, dengan kesaksian yg jelas.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga 
sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


m0t


         Re:perkawinan syarifah - 2007/11/29 18:53 Assalamualaikum 
Warahmatullohi Wabarokatuuh.

Ya..Ustadzinal karim....

Terimakasih..atas nasehatnya... Saya memang salah mengambil kesimpulan..
Saya mohon ma'af atas segala kekhilafan Saya...
Semoga Alloh SWT mengampuni dosa Saya....
Semoga Rasullulloh SAW beserta anak cucunya mema'afkan Saya....

Wasasalamu'alaikum Wr.Wb...
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


Re:perkawinan syarifah - 2007/11/30 11:25 Hayyakumullah.. semoga Allah 
menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


elshiroji


         Re:perkawinan syarifah - 2007/12/01 12:42 Assalamu'alaikum Wr Wb.

Semoga Rahmat dan Kasih Sayang-Nya selalu tercurah atas Habiby

2. pendapat yg mu'tamad dzurriyah hanya tersambung dari nasab pria, dan 
pengecualian adalah pada Sayyidah Fathimah Azzahra ra

1. Habiby maaf, mengapa pada Sayyidah Fatimah Azzahra ra, terdapat 
pengecualian.

2. Dari sudut pandang apa sajakah hal ini bisa, terjadi?

3. Habiby sementara ini, saya hanya tahu dan meyakini bahwa hal ini 
semata-mata Anugrah keutamaan dari Allah SWT atas Sayyidah Ummul Mukminin. 
Lalu jika dipandang dari segi ilmu genetika dalam kedokteran, adakah 
penjelasan yang menjelaskan tentang pengecualian ini?

Habiby, saya mohon maaf apabila pertanyaan saya sangatlah lancang, namun 
hal ini dikarenakan kebutuhan bagi saya, sebagai hujjah untuk orang2 yang 
kurang keyakinannya dalam hal pengecualian ini.

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2007/12/02 09:22 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Kelembutan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
hal itu tentunya dg nash yg tsigah dari Rasul saw dalam hadits yg banyak, 
diantaranya :
sabda Rasulullah saw : "Semua anak wanita berketurunan pada ayahnya, 
terkecuali anak Fathimah, akulah ayahnya dan akulah padakulah nasab 
keturunan mereka" (Ma'jamul kabir Littabraniy hadits nno.2565).

berkata AL Hafidh Imam Assyaukaniy : hadits semakna ini banyak 
teriwayatkan, dan telah kujelaskan dg panjang lebar, dan ia dapat dijadikan 
hujjah" (Naylul Awthar Juz 6 hal 139).

sabda Rasulullah saw seraya menunjuk Hasan bin Ali kw : "Putraku ini adalah 
sayyid, ia akan mendamaikan dua kelompok yg bertikai" (Shahih Bukhari)

dan banyak lagi hadits serupa, mengenai masalah logikanya saudaraku, tidak 
lebih menakjubkan dari Isa bin Maryam as yg lahir tanpa ayah, dan ular Nabi 
Musa as yg lahir tanpa ayah ibu, dan Adam as yg tak ber ayah ibu, dan Hawwa 
as yg dicipta dari sulbi Adam as tanpa perlu kehamilan,

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga 
sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


Rusyah


         Re:perkawinan syarifah - 2008/01/07 23:52 Assalamu'alaikum 
Warahmatullahi Wabaraktuh

Habib yang saya cintai karena Allah,
Saya sangat tertarik mengenai permasalahan pernikahan kafaah syarifah ini. 
Saya punya seorang teman di kantor, ia adalah seorang syarifah. Ia pernah 
bercerita pada saya, bahwa ayah/Abinya pernah berwasiat kepada ibunya, agar 
dinikahkan kepada seorang sayid, bahkan jika tidak mendapat sayid, lebih 
baik tidak nikah sekalian.
Sejak berumur dua tahun, abinya itu meninggal. Ia mempunyai kakak kandung 
laki-laki (Sayid juga tentunya) yang sudah menikah, bukan dengan seorang 
syarifah.
Kini ia tinggal hanya bersama ibunya. Ibunya ini orang pribumi, dan tidak 
begitu dekat serta tidak biasa bergaul dengan kaum habaib, ba'alawi, begitu 
pula dengan teman saya yang syarifah ini. Namun begitu, ia memiliki paman 
(Ami), dan abang2 yang sebapak lain ibu, yang notabene adalah kaum ba'alawi.

Permasalahannya adalah teman saya yang syarifah ini dilamar oleh seorang 
non-sayid. Dan iapun sebenarnya mau menikah dengan pria non-sayid ini. 
Hanya saja karena ayahnya pernah berwasiat kepada ibunya agar hanya menikah 
dengan sayid, ia jadi bingung apakah akan menerima lamaran si pria 
non-sayyid tadi atau tidak. Ibu dan abang kandungnya (yang notabene adalah 
walinya) sebenarnya tidak mempermasalahkan hal ini, mereka sepenuhnya 
menyerahkan keputusan kepada si syarifah ini, hanya saja ami dan 
abang-abangnya yang satu bapak lain ibulah yang berkeras melarangnya. 
Sebagai tambahan informasi, teman saya ini juga pernah dilamar oleh seorang 
sayid, tapi ia merasa tidak sreg dengan pria sayid yang melamarnya, dan 
akhirnya menolak lamaran itu. Ia juga pernah diperkenalkan seorang pria 
sayid oleh ami/pamannya, tapi mereka sama-sama merasa tidak cocok.

Pertanyaan saya adalah:
1. Apakah berdosa teman saya ini jika tidak memenuhi wasiat/pesan ayahnya, 
sementara situasi yang dialami saat ini, ia sulit untuk mengenal pria-pria 
dari golongan Sayyid, karena ia memang tidak dekat dengan golongan ini, 
mereka lebih dekat dengan keluarga ibu yang keturunan pribumi. Ia dan 
ibunya juga berpendapat tidak mungkin dan tidak mau kalau nanti hanya 
menjadi perawan tua saja.
2. Berdosakah si pelamar non-sayid yang melamar teman saya ini. Apakah ia 
dianggap sebagai orang yang bertanggungjawab atas terputusnya nasab 
keturunan Rasulullah, karena ia sadar akan hal itu. Berdosakah ia pada 
ahlul bait, pada Rasululullah SAW, pada Siti Fathimah Az Zahra al batul, 
pada Sayid al-Hasan dan al-Husein, pada seluruh kaum habaib, ba'alawi dan 
keturunan Rasulullah? Bukankah khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah 
berkata bahwa menjalin hubungan dengan sanak keluarga Rasul lebih aku sukai 
daripada menjalin hubungan dengan keluargaku sendiri. Bukankah si pria 
non-sayid ini termasuk seperti yang dikatakan Umar untuk menjalin hubungan 
dengan Keluarga Rasul, bahkan untuk mencintai mereka?
3. Jika pernikahan antara teman saya yang syarifah dengan pria non sayid 
ini terjadi, sahkah pernikahan itu, karena menurut habib, jika si wanita 
dan walinya setuju maka pernikahannya sah. Tapi apakah hanya satu wali, 
yakni abang kandungnya (setelah ayah dan kakeknya sudah tiada) sudah cukup 
untuk mensahkan pernikahan ini, sementara paman dan abang sebapak lain ibu, 
tidak merestuinya. Lantas mengenai pendapat yang mengatakan harus meminta 
restu dan seluruh dzurriyat di seluruh dunia, apakah habib pribadi termasuk 
yang memegang pendapat ini?

Mohon penjelasannya ya habib. Jazakumullah khairon katsir atas pencerahannya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2008/01/08 05:27 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kasih sayang dan Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda dg 
kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
saran saya, singkat saja, syarifa ini istikharah 3 malam berturut turut, 
setelah itu (tdk harus mimpi) kemana hatinya lebih condong, (iya atau 
tidak) maka teruskanlah kata hatinya.

namun syaratnya adalah wali nikahnya setuju dan dirinya setuju.

mengenai wasiat itu tentunya mesti dijalankan namun semampunya, jika tidak 
mampu maka Allah swt pun tak memaksakan seseorang tuk berbuat lebih dari 
kemampuannya.

tentunya wajib ia mencari calon sesuai wasiat ayahnya, namun ia tak wajib 
bertahan untuk tak menikah sama sekali walau itu wasiat ayahnya, karena hal 
itu bertentangan dg sunnah.

jumlah kaum syarifa yg lebih banyak kini dari kaum sayyid adalah 
menunjukkan tiga pilihan bagi mereka, tidak menikah, atau menikah dg 
poligami, atau menikah dg non sayyid.

mereka boleh memilih menurut kemampuannya masing masing.

namun repotnya masa kini para syarifah yg sudah bersuamikan sayyid tak mau 
suaminya berpoligami, dan pria sayyid yg sudah menikahpun tak mau poligami, 
lalu akan kemana putri putri Rasul saw ini?, dibiarkan mencari nafkah 
sendiri hingga wafatkah?, atau akan terulang pembunuhan bayi wanita karena 
sulitnya mencari suami dari sayyid?, tentunya tidak demikian,

disinilah kita mesti berluas hati dan sebagian ulama ahlulbait 
memperbolehkan menikah dg non sayyid asalkan ia yg menghendaki dan walinya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga 
dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


Rusyah


         Re:perkawinan syarifah - 2008/01/10 00:34 Subhannallah, jawaban 
habib sungguh sangat bijaksana, insya Allah akan saya sampaikan kepada 
beliau. Bahkan saya baru tahu kalau jumlah syarifah lebih banyak dari 
jumlah sayyid, sehingga para syarifah ini bisa memilih satu dari tiga 
pilihan tadi.Tapi sedikit lagi habib, mengenai wali yang setuju, itu apakah 
berarti wali yang dimaksud adalah abangnya saja?
Terima kasih atas jawabannya habib, Saya doakan semoga habib senantiasa 
diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT, sehingga mampu menjawab 
persoalan2 dan permasalahan yang kami alami. Tidak lupa saya ucapkan 
selamat tahun baru 1429 Hijriah.
Wassalam.
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2008/01/10 10:36 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kasih sayang dan Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda dg 
kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
ada pendapat demikian, namun bukan pendapat mayoritas.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga 
dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


tsuraya


         Re:perkawinan syarifah - 2008/01/29 01:47 Assalaamu'alaikum Wr Wb 
yaa habib...semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada habib 
beserta keluarga.serta para pecinta ahlul bait dimana pun berada..amien...
Maaf sebelumnya bib...sebetulnya topik ini tidak akan pernah hentinya untuk 
dibahas karena sangat menarik sekali..kebetulan saya juga ingin mengetahui 
pendapat habib,mengenai masalah ini.Memang betul nasab akan diikuti dari 
pihak laki-laki kecuali putra-putri sayidatuna fathimah yang langsung 
bernasab kepada RASULULLAH SAW,yang ingin saya tanyakan dan mohon sekali 
penjelasan habib,bagaimana dengan seorang syarifah yang menikah dengan non 
sayyid.Apakah anak2 yang dilahirkan masih bisa disebut sebagai cucu nya 
rasulullah?meskipun dari segi nasab pasti akan mengikuti abah nya yang 
bukan non sayyid.Karena mungkin dari segi darah anak yang dilahirkan tsb 
setidaknya memiliki darah dari syarifah yang darahnya itu terus bersambung 
kepada RASULULLAH SAW.
terima kasih atas penjelasannya..Assalaamu'alaikum Wr Wb
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2008/01/29 10:34 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kesejukan Rahmat Nya dan Keindahan Dzat Nya swt semoga selalu menaungi hari 
hari anda dg kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
ada perbedaan pendapat dalam hal ini, pendapat yg terkuat adalah hal itu 
tidak terjadi kecuali pada Fathimah ra putri Rasul saw, dan tidak pada 
wanita lainnya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga 
dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


MAB


         Re:perkawinan syarifah - 2008/02/03 02:48 Assalamu'alikum Habib 
Munzir?

Permisi ikutan nanya dikit ya Bib?.
1.Mau nanya apa beda antara gelar Sayyid dan Habib?
2.saya sedikit cerita pengalaman ya Bib?.Kakek saya keturunan arab sehingga 
wajah ayah saya dan saya kearab-arab-an, dulu sewaktu kuliah dijawa saya 
sama sekali tdk mengerti ttg Gelar Habib.pengalaman saya,setiap bertemu 
teman atau org2 yg jg berwajah arab yg mungkin jg Habaib,saya seing ditanya 
begini : dari jama'ah mana?,apa nasabnya?.saya yg ga ngerti cm jwb saya 
biasa aja..selain itu bila menghadiri majelis dzikir maupun mawlid ada bbrp 
org yg lngsung cium tangan saya ketika berjabat tangan.masya'Allah saya 
langsung kaget dan salah tingkah Bib.Saya merasa ga pantas sampe digtkan. 
Yg ingin saya tanyakan adalah apa saya bs dosa Bib?,sedangkan saya ga 
pernah tau apa saya keturunan Rasullulah atau bukan krn almarhum kakek saya 
bergelar Habib.

Terimakasih dan Wassalamu'alaikum Warahmatullahiwabarakutuh?
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


munzir


         Re:perkawinan syarifah - 2008/02/03 10:36 Alaikumsalam 
warahmatullah wabarakatuh,

Kesejukan Rahmat Nya dan Keindahan Dzat Nya swt semoga selalu menaungi hari 
hari anda dg kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
sayyid mempunyai tiga makna :
1. Pemimpin
2. orang yg banyak pengikutnya
3. orang yg menjadi rujukan saat terjadi permasalahan.

maka secarang ringkas makna sayyid adalah tokoh masyarakat atau yg 
dimuliakan, semua orang bisa dipanggil sayyid, demi untuk memuliakannya.

namun di Indonesia dan beberapa negara Arab nama Sayyid digelarkan juga 
pada keturunan Rasul saw.

Habib dalam bahasa Arab artinya kekasih, bisa digunakan pada siapa saja, 
namun di Indonesia dan beberapa negara Arab nama Habib digelarkan juga pada 
keturunan Rasul saw.

setelah dua gelar ini muncul, maka ulama kita masa lalu menjadikan gelar 
"sayyid" untuk keturunan Rasul saw yg masih muda atau yg bukan ulama, 
mereka dihormati dg hgelar sayyid.

dan mereka para ulama kita terdahulu, menggelarkan gelar "Habib" pada 
keturunan Rasul saw yg ulama, jadi gelar habib itu adalah Sayyid yg Ulama 
atau sudah sepuh dan shalih

tapi masa sekarang sudah semuanya digelari habib.

yah.., kita memaklumi saja karena itu hanya gelar saja, hakekatnya tetap 
hamba dimata Allah swt,
orang yg sudah haji dipanggil Pak Haji, orang yg berpeci putih dipanggil 
pak ustadz, orang yg mengerti agama sedikit sudah dipanggil Pak Kyai, dlsb

padahal Ustaz adalah gelar bagi guru agama yg hidupnya adalah mengabdi 
dalam mengajar syariah, dan Kyai adalah gelar bagi ulama sepuh yg menjadi 
guru par Ustaz, namun itulah kini semua sudah banyak bercampur baur.

mengenai diri anda, jika kakek anda habib maka tentunya andapun demikian, 
kita lestarikan gelar gelar indah ini asalkan kita tak mengaku ngaku, 
sebagaimana kakek anda adalah habib maka biarkanlah orang orang termuliakan 
dg mencintai Rasul saw dg mencintai keturunanya pula,
toh sudah banyak juga gelar profesor, doktor, insinyur dlsb yg 
dilestarikan, lalu gelar gelar islamiy pun mestinya dilestarikan juga, maka 
saran saya lanjutlah saudaraku dan jangan malu malu.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga 
dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam
| | Administrator telah menonaktifkan hak akses tulis untuk publik.


zakibyst


         Re:perkawinan syarifah - 2008/03/24 02:22 Assalamualaikum 
Warahmatullah Wabarokatuh..

Semoga Allah melimpahkan rahmatnya pada Umat...

Ana mau menanyakan masalah yaang sama.. Insyaallah ana sedang dekat dengan 
seorang Syarifah dan sejak awal ana bermaksud untuk menikahinya.. Namun 
kendalanya adalah ana Masayekh.. apakah di bolehkan menikah dengan Syarifah ?

Namun si syarifah itu telah di wasiatkan agar mencari calon suami yang 
sayyid juga.. Dan dia juga pernah bilang kalau menjaga nasab merupakan 
kewajiban seorang syarifah, sehingga dia tidak bisa menikah dengan selain 
dari sayyid.. bagaimana ini hukumnya ?

Akan tetapi dia bisa menikah dengan saya jika orang tuanya menyetujui.. 
Permasalahannya adalah.. orang tuanya menyayangkan kalau saya bukan 
sayyid.. Mohon bantuan Habib untuk memperjelas permasalahan ini...

Ana ingin bersilaturahmi langsung dengan Habib, bagaimana caranya ?

Jazakumullah Khairan Katsiran..

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Muhammad Zaki


At 09:11 AM 10/13/2008 -0700, Fahmi Faqih wrote:

>syukurlah kalau anda sudah pernah membaca kedua buku itu. jadi tinggal 
>membuka ulang saja.
>
>namun untuk yang anda bilang tentang bla blanya gus dur mengaku cucu ini 
>berdarah itu, saya kira tidak ada sangkutpautnya dengan apa yang saya 
>bicarakan dalam konteks notebe saya. saya hanya mempertanyakan keanehan 
>saya jika kyai sahal tidak tahu soal kesayyidan kyai hasyim asy'ari. 
>selain itu, saya mendapatkan keterangan tentang kesayyidan tersebut bukan 
>dari gus dur, melainkan dari literatur yang saya baca.
>
>--- On Mon, 10/13/08, Nugroho Dewanto 
><<mailto:ndewanto%40mail.tempo.co.id>ndewanto@xxxxxxxxxxxxxxxx> wrote:
>From: Nugroho Dewanto 
><<mailto:ndewanto%40mail.tempo.co.id>ndewanto@xxxxxxxxxxxxxxxx>
>Subject: Re: [ppiindia] Tentang Wawancara TEMPO dengan kiai Sahal
>To: <mailto:ppiindia%40yahoogroups.com>ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
>Date: Monday, October 13, 2008, 9:01 AM
>
>zaman sma saya pernah baca buku hamid algadri berjudul
>
>"politik belanda terhadap islam dan keturunan arab di indonesia"
>
>saya termasuk pengagum tokoh partai arab indonesia yang
>
>kemudian menjadi tokoh partai sosialis indonesia itu.
>
>rasanya saya juga pernah membaca buku van den berg:
>
>"hadramaut dan koloni arab di nusantara."
>
>nanti saya buka lagi buku-buku itu apakah tertulis tentang
>
>kiai hasyim asyari dan keluarga basyaiban.
>
>yang saya tahu:
>
>di depan komunitas arab, gus dur memang pernah mengatakan
>
>dirinya masih keturunan sayid.
>
>di depan komunitas cina, gus dur mengatakan dia masih keturunan
>
>laksamana cheng ho :))
>
>di depan masyarakat jawa, dia mengatakan masih keturunan
>
>lembu petheng :))
>
>itu gaya pemimpin jawa mengumpulkan seluruh legitimasi kekuasaan
>
>secara sosiologis di tangannya. seperti sultan mataram tempo doeloe
>
>menyebut dirinya senapati ing ngalogo, ngabdulrahman sayidin panotogomo,
>
>kalifatullah.
>
>At 02:23 AM 10/13/2008 -0700, you wrote:
>
> >silakan buka buku karangan mr hamid alqadri. kalau tak salah judulnya
>
> >"islam dan keturunan arab dalam kemerdekaan indonesia" terbitan mizan.
>
> >juga buka "hadramaut dan koloni arab di indonesia karangan van den berg
>
> >sudah dalam bahasa indonesia.
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >--- On Mon, 10/13/08, Nugroho Dewanto <ndewanto@mail. tempo.co. id> wrote:
>
> >From: Nugroho Dewanto <ndewanto@mail. tempo.co. id>
>
> >Subject: Re: [ppiindia] Tentang Wawancara TEMPO dengan kiai Sahal
>
> >To: ppiindia@yahoogroup s.com
>
> >Date: Monday, October 13, 2008, 1:30 AM
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >ketimbang menduga-duga sila anda cek sendiri ke kiai sahal.
>
> >
>
> >tanyakan apakah ada kutipan yang salah?
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >sejauh ini kiai sahal tidak mengeluh terhadap wawancara itu,
>
> >
>
> >baik melalui surat atau telepon
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >almarhum kiai hasyim asyari keturunan keluarga basyaiban?
>
> >
>
> >apakah ada rujukan literaturnya?
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >kalau benar, saya ikut senang karena berarti gus dur tergolong
>
> >
>
> >habib. dan saya bangga karena gus dur tak mau dipanggil habib.
>
> >
>
> >seperti juga banyak kawan-kawan arab saya yang keturunan sayid
>
> >
>
> >tapi menolak disebut habib. padahal kalau mau mereka tinggal
>
> >
>
> >pakai jubah dan surban saja :))
>
> >
>
> >
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>[Non-text portions of this message have been removed]
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Other related posts: