** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/26/opini/2391691.htm Sekali Lagi soal Panglima TNI Edy Prasetyono Masalah pengangkatan Panglima TNI kembali menjadi isu politik. Dalam UU No 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia dinyatakan, pengangkatan Panglima TNI yang diajukan presiden harus memperoleh persetujuan DPR. Semangat UU itu untuk mencegah pengangkatan Panglima TNI atas dasar kepentingan kekuasaan pemerintah. Dua masalah mendasar Ada dua masalah mendasar terkait persetujuan DPR. Pertama, terjadi proses politisasi pengangkatan Panglima TNI. Diakui atau tidak, persetujuan DPR menjadikan proses pengangkatan Panglima TNI sebagai isu politik di DPR. Ini tidak lazim karena Panglima TNI adalah jabatan teknis-operasional untuk mengembangkan perencanaan, strategi, dan doktrin operasi militer gabungan. Jadi bukan jabatan publik yang mempunyai pertanggungjawaban politik. Kedua, pengangkatan Panglima TNI melalui proses politik di DPR melahirkan politisasi jabatan Panglima TNI. Akibatnya, bisa saja Panglima TNI merasa mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada seorang Menteri Pertahanan yang diangkat tidak melalui proses politik di DPR. Keadaan ini bisa menyulitkan hubungan institusional antara Dep- han dan Mabes TNI atas dasar prinsip supremasi otoritas politik atas institusi militer. Untuk itu, perlu dilakukan amandemen atas UU No 34/2004 tentang TNI yang mengatur pengangkatan Panglima TNI. Harus ditegaskan dalam amandemen, pengangkatan panglima adalah hak prerogratif presiden. Panglima TNI hanya memegang pertanggungjawaban operasional, bukan pertanggungjawaban politik yang menjadi bagian Menteri Pertahanan. Pengangkatan Panglima TNI harus didasarkan dua hal, yaitu pertama, keperluan konsolidasi organisasi termasuk masalah regenerasi. Keterlambatan regenerasi akan menghambat kemampuan organisasi TNI mengembangkan profesionalisme. Kedua, pengangkatan panglima harus didasarkan pertimbangan kebijakan dan strategi pertahanan yang kemudian diikuti oleh perubahan-perubahan baik dalam doktrin maupun organisasi TNI itu sendiri. Suatu strategi pertahanan yang bertumpu pada strategi forward defence misalnya mengharuskan seorang panglima dari angkatan laut atau udara. Strategi pertahanan continental mengharuskan seorang panglima dari angkatan darat. Pilihan-pilihan strategi juga harus melihat perkembangan lingkungan strategis kawasan dan kecenderungan-kecenderungan tantangan ke depan dalam lingkungan geostrategis dan geopolitik Indonesia yang sangat terbuka. Akan menjadi aneh jika perta- nyaan-pertanyaan kepada Panglima TNI serta pertanggungjawabannya terfokus pada masalah-masalah politik. Pertanyaan yang lebih pas ditanyakan kepada Panglima TNI misalnya adalah mengapa harus digelar lebih dari 30.000 pasukan ke Aceh untuk melakukan operasi militer ketika diberlakukan keadaan darurat? Berapa kira-kira korban yang bisa ditoleransi dalam operasi tersebut? Berapa lama kira-kira operasi tersebut bisa diselesaikan secara militer, dan sebagainya. Tantangan sangat berat Siapa pun yang menjadi panglima tantangan ke depan sangat berat. Harapannya adalah Panglima TNI yang baru dapat mengembangkan strategi dan doktrin TNI yang pada hakikatnya adalah strategi dan doktrin operasi militer gabungan. Kekhasan masing-masing matra tidak dapat dilebur. Tugas panglima adalah menemukan suatu doktrin TNI gabungan yang digunakan untuk menjalankan suatu operasi militer dengan memerhatikan kekhasan masing-masing angkatan. Salah satu jembatan untuk menghubungkan kekhasan matra tidak lain adalah pengembangan C4I (command, control, communication, computer, and intelligence) yang dalam persaingan internasional saat ini sangat tergantung pada kemampuan teknologi dan efisiensi organisasi. Hal-hal di luar masalah-masalah internal tersebut menjadi tanggung jawab otoritas politik yang mencakup kesejahteraan prajurit dan reformasi hubungan sipil- militer di Indonesia. Itulah tantangan-tantangan ke depan yang ada di pundak seorang Panglima TNI. Ia dan TNI adalah pejabat dan institusi pelaksana operasional yang harus tunduk pada kebijakan pertahanan yang dibuat oleh Dephan. Edy Prasetyono Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS Jakarta [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **