** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.tribun-timur.com/view.php?id=14865&jenis=Front TRIBUN TIMUR Sabtu, 07-01-2006 Saleh Saaf Diperiksa Kasus Dugaan Korupsi Alkom dan Jarkom Polri Senilai Rp 602 Miliar; Diduga Melibatkan Sejumlah Jenderal, Termasuk Wakapolri dan Mantan Kapolri Jakarta, Tribun -- Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) mulai mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan jaringan komunikasi (jarkom) dan alat komunikasi (alkom) yang menyeret nama sejumlah jenderal. Bahkan, mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Saleh Saaf, sudah menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp 602 miliar itu. Saleh diperiksa dalam kapasitasnya sebagai mantan Kepala Divisi Telematika Mabes Polri. Jenderal polisi bintang dua ini diperiksa sejak pekan lalu. Bahkan kabarnya Saleh Saaf telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi ini. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Paulus Purwoko dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/1), membenarkan pemeriksaan dan pembentukan tim pengusutan kasus ini. Namun, dia menyatakan belum ada tersangka yang ditetapkan, termasuk Saleh. "Yang saya tahu pembentukan tim untuk menangani kasus dugaan korupsi jarkom dan alkom ini," kata Paulus . Kabar pemeriksaan Saleh membuat wartawan yang betugas di Mabes Polri berburu informasi. Mereka tak ingin kecolongan bila Saleh ditetapkan sebagai tersangka, apalagi sampai ditahan seperti nasihb dua jenderal polisi lainnya. Kapolri Jenderal Polisi Sutanto membuat gebrakan sejak dilantik Juni, tahun lalu. Jenderal polisi yang dikenal antijudi ini sudah menahan mantan Kepala Badan Reserse dan Krimina (Kabaresrkim) Mabes Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Suyitno Landung terkait kasus pembobolan Bank BNI senilai Rp 1,2 triliun. Sebelum Suyitno, mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Polisi Samuel Ismoko juga ditahan dalam kasus yang sama bersama Komisaris Besar (Kombes) Irman Santoso. Mereka dituding memeras dan menerima suap dari para tersangka kasus BNI. LIRA Proyek pembangunan jarkom dan pengadaan alkom Polri mengunakan anggaran tahun 2002 dan dilaksanakan pada tahun 2003. Nilainya mencapai Rp 602 miliar. Diduga proyek itu di-mark up besar-besaran, sehinggga kerugian negara mencapai Rp 240 miliar. Kasus ini pertama diungkap Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), yang dipimpin Jusuf Rizal. LIRA adalah lembaga yang dibentuk oleh aktivis Blora Center, salah satu lembaga yang berperan aktif mengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduduki kursi Presiden RI. Menurut LIRA, korupsi ini melibatkan sejumlah petinggi Polri dan perusahaan rekanan. Disebut-sebut salah satunya adalah suami Yuni Shara, Hendri Siahaan. Saleh Saaf Saleh yang dikonfirmasi seusai salat Jumat di Mabes Polri, enggan menanggapinya. Jendral asal Jawa Barat yang yang rambutnya mulai memutih ini memilih menyerahkan semua keterangan ke Divisi Humas Mabes Polri. "Tanyalah ke Humas," katanya singkat. Saleh menjabat kadiv telematika sebelum menjabat Kapolda Sulsel. Kasus penyerbuan polisi di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Mei 2004, mengantarkan Saleh menggantikan Irjen Polisi Jusuf Manggabarani sebagai kapolda. Mereka hanya bertukar tempat. Jusuf mengisi posisi kadiv telematika sebelum dimutasi menjadi kadiv profesi dan pengamanan (propam). Tugas Jusuf adalah memeriksa "polisi nakal". Rencana pemeriksaan Saleh sudah bergulir sejak Juni tahun lalu menjelang penggantian orang satu di tubuh Polri dari Jenderal Polisi Da'i Bachtiar ke Sutanto. Ketika itu, Da'i sendiri yang mempersilakan LIRA mengungkap kasus tersebut. Da'i juga menyatakan telah membuka akses ke Badan Pemerika Keuangan (BPK) untuk melakukan audit. Beberapa hari kemudian, masih di bulan Juni, Kabidpenum Humas Mabes Polri Kombes Zainuri Lubis juga mengungkapkan rencana pemeriksaan Saleh. "Waktu itu beliau (Saleh) menjabat Kadiv Telematika Polri. Tentunya semua yang terkait dengan pengadaan jarkom dan alkom akan ditindaklanjuti oleh Inspektur Pengawasan Umum Mabes Polri," kata Zainuri. Pemeriksaan Saleh dilakukan karena divisi telematika sangat terkait dengan pengadaan jarkom dan alkom. "Jarkom dan alkom termasuk ke dalam bidang logistik dan divisi telematika. Namun, tak menutup kemungkinan pemeriksaan juga terhadap bidang terkait lainnya," ungkap Zainuri. Membantah Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabid Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Bambang Kuncoko, juga membantah adanya penetapan tersangka terhadap Saleh. "Memang yang bersangkutan telah dimintai keterangan. Tapi untuk status tersangka kayaknya belum," kata Bambang. Menurut keterangan Bambang, semua yang terlibat dalam proyek jarkom dan alkom Polri akan diperiksa. Termasuk penyalurnya. Tim yang menangani penyidikan dugaan korupsi ini telah dibentuk sekitar seminggu yang lalu. Tim yang diketuai Direktur III Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Mabes Polri Brigjen Polisi Indarto bahkan langsung bekerja. Namun Bambang tidak menyebutkan siapa saja yang telah diperiksa, selain Saleh. (JBP/ugi) +++++ http://www.tribun-timur.com/view.php?id=14864 TRIBUN TIMUR Sabtu, 07-01-2006 Suami Yuni Sara Hingga Da'i Bachtiar KASUS jarkom dan alkom Mabes Polri pertama kali dihembuskan Ketua Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), M Jusuf Rizal. Selain di LIRA, Jusuf juga memimpin Blora Center,lembaga yang menjadi think tank Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Blora Center juga menjadi lembaga pemenangan pasangan SBY-Jusuf Kalla pada pemilihan presiden lalu. Rizal menyatakan, sedikitnya ada 12 nama yang layak dimintai keterangan untuk menguak dugaan korupsi dalam pengadaan alkom dan jarkom bernilai ratusan miliar itu. Nama Saleh Saaf pun mencuat ke permukaan. Pertimbangannya, kasus dugaan korupsi itu terjadi saat Saleh menjabat Kepala Divisi (Kadiv) Telematika Mabes Polri. Isu ini berhembus kencang tahun lalu ketika Saleh menjabat Kapolda Sulsel. Selain Saleh, nama lain yang juga mengemuka adalah mantan Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bachtiar dan Wakapolri Adang Dorodjatun. Keterlibatan Adang saat dia masih menjabat Kepada Badan Pembinaan Intelijen dan Keamanan (Kababinkam) Mabes Polri. Nama perwira polisi lain yang ikut terseret adalah Brigjen Polisi Agus Kusnaedi (mantan Kapus Komlek Mabes Polri) Brigjen Tri Heru (mantan Seskomlek Kadiv Telematika Mabes Polri, kini staf ahli menko polhukam), dan Kombes Polisi Iwan Gunawan (Dirreskrim Polda Aceh, mengetahui proses jarkom Sumut). Di kalangan pengusaha rekanan Mabes Polri, nama suami penyanyi Yuni Sara, Henri Siahaan, juga ikut disebut-sebut bersaam beberapa pengusaha lainnya seperti Tomy Silvanus, Tetty Paruntu, dan Titus Sumadi. Diungkit Lagi Kasus ini ini "mendingin" hingga akhir tahun lalu. Namun, saat Mabes Polri melakukan mutasi besar-besaran di jajaran perwira tinggi, kasus ini kembali diungkit. Mahasiswa mendesak Kapolri Jenderal Polisi Polisi Sutanto mengusut tuntas kasus korupsi di lembaganya. Tuntutan ini diusung 40 mahasiswa yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa Antikorupsi (Kampak). "Pengadaaan jaringan komunikasi dan alat komunikasi yang jelas merugikan negara Rp 602 miliar sampai saat ini tidak ada upaya penegakan hukumnya," kata salah seorang orator dalam orasinya. Mahasiswa juga menuntut perwira Polri yang nikmati dana dan terlibat alkom dan jarkom diberhentikan. "Kapolri jangan tutupi kasus alkom dan jarkom," ujar pengunjukrasa. Dalam aksi tersebut, mahasiswa mengusung foto Saleh Saaf yang diduga terlibat dalam korupsi jarkom dan alkom dan spanduk bertuliskan "Kapolri harus berani menuntaskan kasus alkom dan jarkom". Kini kasus tersebut menggelinding lagi. Saleh pun akhirnya diperiksa. Akankan nasib Saleh akan mengikutin jejak dua jenderal polisi yang kini mendekam di tahanan (Komjen Suyitno Landung dan Brigjen Samuel Ismoko)? Waktulah yang akan menjawabnya. (bie/opi) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **