[nasional_list] [ppiindia] Riak Hubungan RI-Timor Leste

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 23 Jan 2006 23:42:44 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Senin, 23 Januari 2006


Riak Hubungan RI-Timor Leste 




Presiden Timor Leste Xanana Gusmao tampaknya sangat jeli memanfaatkan 'celah' 
dalam hubungan negaranya dengan Indonesia. Celah itu adalah dugaan adanya 
pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Timor Timur (kini Timor Leste) selama di 
bawah pemerintahan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan pertemuannya dengan Sekjen PBB, Kofi Annan, pada Sabtu 
dinihari WIB (21/1) di markas besar PBB di New York, misalnya, Xanana antara 
lain menyampaikan tentang terjadinya pelanggaran HAM di Timor Timur ketika 
berada di bawah kekuasaan Indonesia. Pelanggaran HAM itu didasarkan pada sebuah 
laporan Komisi untuk Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (Commission for 
Reception, Truth, and Reconciliation atau CRTR).

CRTR adalah sebuah lembaga bentukan Timor Timur. Laporan CRTR menyebutkan bahwa 
telah terjadi pelanggaran HAM di Timor Timur selama kurun waktu 1975-1999, yang 
menyebabkan 102.800 warga tewas.

Pelanggaran HAM yang dilaporkan Presiden Xanana kepada Sekjen PBB itu tentu 
tidak terlepas dari memburuknya hubungan Indonesia dengan Timor Leste 
akhir-akhir ini. Tepatnya setelah terjadi penembakan terhadap tiga warga 
Indonesia yang dilakukan aparat keamanan Timor Leste pada awal Januari lalu.

Anehnya, Sekjen PBB, berdasarkan laporan Kantor PBB di Timor Leste (UNOTIL), 
secara terburu-buru telah menyebutkan bahwa tiga warga Indonesia yang tewas di 
daerah perbatasan RI-Timor Leste adalah para penyusup (infiltrator). Padahal, 
Pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah bersepakat membentuk tim gabungan 
pencari fakta untuk melakukan investigasi mendalam terhadap peristiwa 
penembakan tiga WNI oleh penjaga perbatasan Timor Leste itu. 

Apa yang dikemukakan Sekjen PBB dan Presiden Timor Leste itu tentu ada maksud, 
yakni sebagai 'tekanan' terhadap Indonesia. Terutama ketika tim investigasi 
dari dua pemerintahan sedang bekerja untuk memperoleh informasi dan gambaran 
yang komprehensif serta mencari pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya tiga 
warga Indonesia tersebut. Harapan dari tekanan tadi, tentu saja, agar posisi 
Indonesia semakin terpojok atau minimal tidak mempersalahkan tindakan aparat 
keamanan Timor Leste.

Sikap Sekjen PBB dan pemerintah Timor Leste yang diwakili Presiden Xanana 
tersebut jelas aneh dan sekaligus mengecewakan. Mengecewakan karena dua 
pemerintah --Indonesia dan Timor Leste-- sebenarnya telah membentuk sebuah 
komisi bersama yang bernama Komisi Kebenaran dan Persahabatan.

Komisi yang dibentuk secara bilateral ini mempunyai mandat dan kurun waktu yang 
jelas. Yaitu mencari sebanyak mungkin informasi dalam konteks rekonsiliasi 
mengenai peristiwa sekitar tahun 1999. Dengan begitu, komisi ini jelas-jelas 
dimaksudkan untuk menutup lembaran lama sebelum jajak pendapat 1999 dan memulai 
lembaran baru dalam konteks hubungan RI-Timor Leste. Lembaran baru yang 
dimaksud adalah semangat menempuh rekonsiliasi.

Kita tentu mendukung lembaran baru dengan semangat rekonsiliasi ini. Sebab, 
dengan melihat ke belakang tentu tidak produktif dalam hubungan kedua negara. 
Apalagi yang terjadi di Timor Timur sebelum merdeka adalah masalah dalam negeri 
Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia telah mempunyai mekanisme sendiri untuk 
mengusut pelanggaran HAM yang terjadi.

Karena itu, bila pemerintah Timor Leste berniat baik, mereka semestinya tidak 
perlu menjadikan pelanggaran HAM sebagai 'sandra' dalam hubungannya dengan 
Indonesia. Di pihak lain, Indonesia juga harus tegas menyikapi manuver-manuver 
yang dilakukan pemerintahan Timor Leste. Sebab, dalam hubungan kedua negara ke 
depan, Timor Lestelah yang sebenarnya justru lebih memerlukan kebaikan 
Indonesia dan bukan sebaliknya.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Riak Hubungan RI-Timor Leste