** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/06/opini/2342773.htm Pemiskinan Kekuasaan dan Agama Abdul Munir Mulkhan Mungkin menyakitkan melihat praktik keagamaan dan kekuasaan menyumbang pemiskinan (proletarisasi), selain kesenjangan moral pemimpin dengan rakyat. Ketika rakyat jatuh miskin dan mati kelaparan, pemimpin sibuk dengan kuasa dan surganya sendiri. Bencana dan teror menghantui seluruh sudut Tanah Air ketika jejak tsunami belum terhapus. Pohon Natal yang belum layu memberi harapan ketika rakyat telanjur lemah melangkah. Genta gereja diselingi gema takbir peziarah Haji yang bergegas ke Tanah Suci membangkitkan gairah hidup ketika asa sudah pingsan. Gejala pembiaran proletarisasi dalam praktik keagamaan dan kekuasaan memunculkan pertanyaan: "apakah agama dan demokrasi memang bagi pembebasan umat dari pemiskinan, pembodohan, dan penindasan?" Vox populi vox Dei (suara rakyat cermin kehendak Tuhan) berhenti sebagai jargon yang kehilangan fungsi pemihakan rakyat ketika praktik ritual agama-agama lebih berorientasi surgawi (other worldly). Pemihakan kaum proletar sering dituduh kekiri-kirian Marxis yang anti-Tuhan, sementara kritik atas ekonomi liberal (neoliberal) berubah menjadi ideologi anti-Barat dan Amerika. Pembiaran proletarisasi terjadi dalam sistem sosial-ekonomi korup dan praktik ritual tanpa etika profetis (inner worldly) ketika aksi pemihakan pada kaum miskin hampir mustahil bebas misi suci penyebaran agama. Kemiskinan dan kebodohan kemudian menjadi komoditas pahala dan kekuasaan politik. Dalil kaadal faqru an yakuuna kufran (kefakiran penanda kekafiran) yang disalahartikan menjadi legitimasi pembiaran proleratisasi. Semakin saleh seseorang atau masyarakat, cenderung semakin tak peduli problem kemanusiaan otentik. Janji-janji kampanye segera dilupakan begitu pemimpin ditahbiskan sebagai wakil rakyat. Teologi Pembebasan Di sisi lain globalisasi dan formalisasi ritual semakin membuat kaum miskin dan wong cilik terasing dari komunitas keagamaan. Kelas elite yang berpeluang memperoleh janji surgawi sering berkolaborasi dengan penguasa korup. Sejak beberapa dekade lalu, gejala ini melahirkan Teologi Pembebasan. Kemajuan teknologi dan kemakmuran ekonomi bangsa-bangsa Barat yang Kristen dan Katolik dibayar sekularisasi. Negeri-negeri Muslim yang menolak sekularisasi menderita kemiskinan dan perlakuan tidak adil. Bangsa-bangsa maju dan makmur diberi label kafir sebagai aktor proletarisasi. Bersama yang tidak sefaham dan seagama (the others), negeri-negeri maju tersebut kemudian sasaran kemarahan yang harus dihancurkan. Dari sinilah, praktik kenabian Musa As, Isa As (Kristus), Muhammad SAW, dan Sidharta Gautama memberi pelajaran berharga mengatasi jebakan proletarisasi. Soalnya bagaimana menerjemahkan profetisme (praktik kenabian) itu ke dalam aksi konkret pemihakan pada kaum proletar. Praktik kekuasaan dan keagamaan tanpa etika profetik cenderung korup dan menjadikan demokrasi sebagai legitimasi kejahatan politik dan ekonomi. Demokrasi cenderung dimanfaatkan bagi kepentingan elite agama dan penguasa seperti terlihat dalam sikap mau menang dan benar sendiri. Nasib kaum proletar makin mengenaskan ketika tidak ada jaminan surgawi hanya karena miskin. Kemiskinanlah penyebab kaum proletar gagal menguasai kitab suci dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan. Kemiskinan pula yang mendorong aksi radikal mengubah nasib duniawi dan nasib surgawi dengan kekerasan dan kematian. Gejala yang disebut Teologi Mileniaris (Al-Mahdi) itu melatarbelakangi berbagai gerakan revolusioner dan aksi jihad bunuh diri. Hanya ada satu jalan pengubah nasib duniawi dan nasib surgawi, yaitu kehancuran the others dengan segala argumen. Inilah akar konflik dan kekerasan dalam terorisme yang mengglobal. Pembebasan rakyat Bagaimanapun diperlukan jalan damai melawan terorisme dengan pembebasan rakyat dari jebakan proletarisasi. Melalui tafsir profetis praktik ritual difungsikan bagi promosi kesejahteraan seluruh umat manusia. Istitho'ah (kemampuan) berhaji diberi makna sosial, Sinterklas dan ritual kurban dikelola sebagai aksi konkret melawan terorisme, proletarisasi, dan hasrat korup. Tafsir profetis bisa dipenuhi ketika wahyu dan tradisi kenabian tidak diperlakukan sebagai teks mati yang haram ditafsir ulang. Agama yang suci bukan diletakkan sebagai negasi budaya yang menyejarah yang terus berubah. Konstruksi ajaran susunan ulama ribuan tahun lalu tidak diterima secara taken for granted sebagai kesempurnaan suci dengan sendirinya (an sich). Tuhan dengan wahyu-Nya dimaknai berbicara secara online (langsung) kepada umat manusia dalam dinamika sejarah yang terus berubah. Tanpa tafsir profetis mungkin Tuhan telah dibunuh pemimpin agama hingga tak lagi menunjukkan kuasa-Nya mengubah nasib kaum proletar seperti kritik Nietzsche. Pemimpin agama dan politik gagal mendengar jeritan jutaan rakyat yang jatuh miskin dan kelaparan, ketika Tuhan Yang Hidup tidak ditafsir dalam aksi profetis. Atau, hari-hari mendatang di tahun 2006 akan tetap dihantui aksi-aksi teror atas nama kesucian agama dan janji surgawi dengan pemimpin yang tak peduli nasib rakyat. Abdul Munir Mulkhan Guru Besar UIN Yogyakarta [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **