** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/13/opini/2356593.htm PDI-P, Oposisi yang Kesepian Syamsuddin Haris Pekan-pekan ini partai- partai politik hasil penggabungan (fusi) produk pemerintahan Orde Baru pada tahun 1973, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesiaâ?"yang kemudian menjadi PDI Perjuanganâ?"merayakan ulang tahunnya ke-33. Seperti diketahui, setelah Koalisi Kebangsaan gagal menyandingkan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi menjadi presiden dan wapres, PDI-P lalu memproklamirkan diri sebagai â??partai oposisiâ??. Setahun sudah kiprah sebagai â??partai oposisiâ?? dikibarkan, namun partai yang pernah menjadi terbesar pada Pemilu 1999 ini seolah-olah beroposisi sendiri di DPR. Persoalannya, sebagian besar partai dewasa ini justru memilih kiprah berbeda yang lebih trendy, yakni berlomba-lomba menjadi â??partai pemerintahâ??. Pola-pola oposisi Kehadiran oposisi sebenarnya merupakan suatu kondisi normal dalam sistem demokrasi. Hanya saja, format oposisi lazimnya berbeda-beda pada setiap negara demokrasi karena amat tergantung pada sistem pemerintahan dan sistem kepartaian yang berlaku. Format oposisi dalam sistem pemerintahan presidensial jelas berbeda dengan pola oposisi dalam sistem pemerintahan parlementer. Begitu pula format oposisi dalam sistem multipartai tidak sama dengan oposisi dalam sistem dua partai dominan, di mana ada koalisi partai yang memerintah di satu pihak dan koalisi partai oposisi di pihak lain. Menurut Robert A Dahl (1966), tidak ada suatu pola oposisi tunggal di negara-negara demokrasi. Dari segi tujuannya, paling kurang ada empat pola oposisi, yaitu (1) oposisi dalam rangka mengubah kebijakan-kebijakan tertentu dari pemerintah; (2) oposisi yang bertujuan mengubah personalia pemerintahan; (3) oposisi untuk mengubah struktur politik yang berlaku; dan (4) oposisi dalam rangka mengubah struktur sosial ekonomi. Selain dapat ditinjau atas dasar tujuannya, oposisi juga bisa dibedakan atas dasar kohesivitas, pola persaingan, ciri khas, lingkungan pertarungan, dan pilihan strateginya. Dalam negara demokrasi yang telah mapan di mana sistem politik dan pemerintahan telah diterima masyarakat, tujuan oposisi terbatas pada upaya mengubah kebijakan-kebijakan pemerintah. Sebaliknya, dalam sistem-sistem demokrasi yang masih mencari bentuk sehingga implementasinya masih dipersoalkan oleh publik, tujuan oposisi bisa lebih jauh, mulai dari mengubah personalia pemerintahan, struktur politik, bahkan struktur sosial ekonomi yang berlaku. Sementara itu, dari segi sistem pemerintahan, partai oposisi lebih lazim dalam sistem parlementer ketimbang sistem presidensial, kendati tidak selalu kehadiran partai oposisi bertujuan menjatuhkan pemerintahan hasil pemilu. Tidak ada dikotomi Dalam konteks PDI-P kita patut memberi apresiasi atas pilihan menjadi â??partai oposisiâ??. Namun, hingga kini tidak begitu jelas, arah, format, dan tujuan oposisi. Apakah dari segi tujuannya oposisi terbatas untuk mengubah aneka kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil saja, atau lebih luas dari sekadar oposisi terhadap kebijakan. Lalu, bagaimana strategi PDI-P dalam membangun aliansi kekuatan oposisi, juga belum jelas. Ini penting karena dalam konteks sistem presidensial yang dianut UUD 1945 hasil amandemen, pada dasarnya tidak ada dikotomi antara â??partai pemerintahâ?? dan â??partai oposisiâ??. Kabinet Indonesia Bersatu bukan pemerintahan koalisi partai-partai meski susunannya didasarkan atas kompromi terbatas Susilo Bambang Yudhoyono dan elite partai-partai. Karena itu, tiap partai pada dasarnya bisa bersikap oposisi terhadap kebijakan pemerintah tanpa menjadi â??partai oposisiâ??. Dalam kasus impor beras misalnya, beberapa partaiâ?"termasuk PKS menyatakan diri sebagai â??partai pemerintahâ??â?"mengusulkan penggunaan hak angket DPR tanpa menyatakan diri partai oposisi seperti PDI-P. Jika oposisi PDI-P dimaksudkan dalam rangka mengubah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil dan tidak berpihak pada wong cilik, konsekuensi logisnya partai pimpinan Megawati ini harus menawarkan rencana kebijakan alternatif lebih baik dan menjanjikan. Dalam konteks kebijakan kenaikan harga BBM misalnya, PDI-P harus merumuskan kebijakan alternatif di luar skema pencabutan subsidi. Jika tujuan oposisi guna mengubah kebijakan sekaligus personalia pemerintahan, partai ini harus menyiapkan â??kabinet bayanganâ?? dengan kompetensi lebih mumpuni dibanding personalia kabinet yang ada. Dengan format oposisi yang jelas, PDI-P tidak akan sendirian di tengah â??koor setujuâ?? partai-partai pendukung pemerintah di DPR. Lahir kembali Pesan penting dari artikel ini adalah, pertama, PDI-P khususnya dan partai-partai politik kita umumnya tetap bisa memberi kontribusi terbaik bagi bangsa ini tanpa harus terperangkap pilihan dikotomis: menjadi â??partai oposisiâ?? dan â??partai pemerintahâ??. Setiap partai pada dasarnya bisa bersetuju dengan pilihan kebijakan pemerintah, dan pada saat lain dapat pula menolaknya, sehingga prinsip checks and balances yang menjadi prasyarat bagi demokrasi yang sehat tetap terjaga. Kedua, partai-partai politik kita perlu banyak belajar berpartai dan berparlemen sehingga benar-benar menyadari besarnya tanggung jawab etis mereka dalam membenahi keterpurukan bangsa. Berpartai dan berparlemen bukan sekadar mengejar tunjangan kehormatan sebesar-besarnya, atau melakukan studi banding sesering mungkin tanpa merasa bersalah. Ketiga, berpolitik melalui partai dan parlemen bukan hanya mengumpulkan suara dalam pemilu. Lebih luas dari hal itu, berpolitik adalah berjuang untuk benar-benar â??mendengarâ?? mayoritas rakyat yang tak bisa bersuara dan tak terdengar karena penderitaan hidup, kemiskinan, dan ketakberdayaannya. Mereka hanya berharap agar para politisi partai berhenti memikirkan diri sendiri. Karena itu, kinerja pemerintahan Yudhoyono yang saat ini relatif masih buruk merupakan momentum emas bagi PDI-P untuk â??lahir kembaliâ?? sebagai partai wong cilik, dengan cara menjadi oposisi yang cerdas dan konsepsional, sehingga terbangun citra sebagai partai yang benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat. Sebaliknya, jika pilihan sebagai â??partai oposisiâ?? hanya sekadar untuk berbeda dan berseberangan dengan pemerintah, mungkin PDI-P selamanya akan sendirian dan kesepian. Syamsuddin Haris Ahli Peneliti Utama Ilmu Politik LIPI [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **