[nasional_list] [ppiindia] Morales Potong Gaji. Kita?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 18 Jan 2006 01:31:55 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Indonesia potong gaji?  Mana 
mau penguasa dan petinggi lintah darat  RI gajinya dipotong?  Merdeka untuk 
dimiskinkan dan lapar serta terkebelakang?. 

http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=231172&kat_id=16
Selasa, 17 Januari 2006


Morales Potong Gaji. Kita? 
Oleh : 
Ivan A. Hadar
Direktur Eksekutif IDE (Indonesian Institute for Democracy Education)


''Morales potong gaji sendiri''. Demikian judul berita utama beberapa media 
nasional di penghujung 2005. Ada yang menyentil bahwa hal tersebut adalah 
contoh yang mustahil terjadi di negeri ini. Sebagai presiden, gaji Morales yang 
relatif kecil, sesuai janjinya akan dipangkas separuhnya menjadi Rp 18 juta. 
Sebuah langkah yang juga diikuti oleh seluruh anggota kabinetnya. Menurut 
Morales, langkah itu adalah ''sebuah revolusi demokratis'' untuk menjawab 
seruan rakyat Bolivia, sebuah negara yang masuk kategori termiskin di Amerika 
Selatan, yang memiliki sumber daya alam kaya. Langkah Morales membuat banyak 
yang iri atau bahkan sinis ketika membandingkan kondisi yang mirip tetapi 
dengan perilaku ''menyimpang'' elite bangsa sendiri. Evo Morales adalah 
presiden terpilih Bolivia yang dalam pemilu baru-baru ini memperoleh 54 persen 
suara pemilih. Pesaing terdekatnya, Jorge Quiroga dari partai PODEMOS (Kita 
Bisa) yang menganjurkan liberalisasi pasar, memperoleh 31.9 persen suara. Moral
 es adalah presiden suku Indian (indigenous) pertama di benua Amerika. 
Kemenangan ketua partai Movimieonto al Socialisma (MAS) ini, terutama 
disebabkan oleh dua perkembangan.

Di satu sisi, sejak beberapa bulan terakhir, MAS secara sistematis telah 
menjalin aliansi dengan berbagai kelompok moderat. Ketika terjadi kerusuhan 
sosial yang memaksa mundur presiden Carlos Mesa sehingga membuka jalan bagi 
pemilu, para anggota parlemen MAS melakukan perundingan dengan partai-partai 
aliran kanan, sementara Morales yang karismatis berhasil menghentikan gerakan 
protes massal. Tindakan ini, memastikan dukungan sebagian anggota kelompok 
kelas atas. 

Di sisi lain, membesarnya dukungan kepada MAS yang didirikan pada tahun 1987, 
sebenarnya berjalan paralel dengan merosotnya dukungan kepada partai-partai 
lama akibat korupsi, nepotisme, dan salah kelola. Proses yang mirip terjadi 
pula di Venezuela yang memenangkan Hugo Chavez dengan ''Partai Republik 
ke-Lima''-nya pada pemilu 1998. 

Koka
Melejitnya popularitas Morales, terutama berkat tuntutannya untuk melegalisasi 
perkebunan koka dengan alasan penggunaannya sebagai bahan dasar narkoba bisa 
dikontrol. Bagi suku Indian Aymar yang merupakan 80 persen penduduk Bolivia, 
penanaman koka memiliki nilai tradisional yang tinggi. Bagi mereka yang sangat 
miskin, koka mentah yang dikunyah seakan ''dewa penolong'' karena mampu 
menghilangkan lapar.

Secara ekonomis, mayoritas keluarga Indian juga bergantung pada penghasilan 
dari penanaman koka. Tak heran bahwa sikap MAS berseberangan dengan Washington 
yang menginginkan pemberantasan perkebunan koka di Amerika Latin. Konon, agar 
perdagangan narkoba di AS bisa dikendalikan.

Selama ini, bersama pemerintah Kolumbia, Ekuador dan Bolivia, AS secara agresif 
menyebarkan herbisida (racun pembunuh tanaman koka), sehingga meracuni banyak 
lahan subur di negara-negara tersebut. Berbagai organisasi petani dan HAM, 
sejak lima tahun terakhir, mengungkapkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan 
masyarakat di kawasan tersebut.

Bagi MAS, perang terhadap narkoba harus dilakukan di negara-negara konsumen itu 
sendiri. Perbedaan cara pandang tersebut, memiliki implikasi politik. Bagi AS, 
pemberantasan lahan koka merupakan kegiatan Drug Erforcement Administration 
(DEA) yang terkait erat dengan militer AS di berbagai pangkalannya di Amerika 
Latin. Tak heran bahwa DEA berkali-kali menganjurkan militerisasi kawasan 
perkebunan koka oleh tentara AS. MAS sendiri, pernah dijuluki ''teroris 
narkoba'' oleh militer AS.

Lebih dari itu, sikap bermusuhan Washington bisa dijelaskan dari program 
ekonomi-politik MAS yang menolak kebijakan ekonomi-politik neo-liberal serta 
menuntut nasionalisasi perusahaan gas alam. Sebenarnya, sejak privatisasi gas 
alam di Bolivia pada tahun 1996, gelombang protes selalu melanda negeri ini. 
Boleh jadi, meski memiliki cadangan gas alam yang berlimpah (1.5 triliun meter 
kubik), Bolivia masih dikenal sebagai salah satu negera termiskin Amerika 
Latin. 

Kebijakan luar negeri Morales sebagai ketua MAS, juga berseberangan dengan 
keinginan Washington membentuk Free Trade Area of the Americas (FTAA/ALCA) 
mulai dari Alaska hingga ujung selatan Chile. Keinginan yang juga ditentang 
oleh Argentina, Brasilia, Kuba, Paraguay, dan Venezuela yang mengusulkan 
integrasi ekonomi regional Amerika Selatan. 

Calon wakil presiden Alvaro Garcia Linera, bahkan memprakarsai kapitalisme 
inward looking, di mana pada awalnya, tujuan kebijakan lebih mengarah pada 
pengembangan ekonomi dalam negeri. Alasannya, lebih dari 70 persen penduduk 
kota bekerja dalam perusahaan keluarga, sementara 95 persen penduduk pedesaan 
tergantung pada pertanian. 

Linera ingin ''menyambung'' proyek pembangunan sosial Revolusi 1952 berupa 
penguatan ''kapitalisme negara''. Bukan sebuah langkah revolusioner memang, 
namun paling tidak berseberangan dengan dogma neo-liberal beberapa tahun 
terakhir. Pertanyaannya, apakah Washington akan tinggal diam dengan 
perkembangan baru ini?

Apapun, kecenderungan menguatnya pemerintahan kiri di Amerika Latin bakal 
berlanjut. Pemilu berikutnya, di Chile pada 15 Januari 2005. Calon presiden 
Bechelet yang beraliran sosial demokrasi dan memenangkan pemilu putaran 
pertama, diramal bakal mengalahkan konglomerat Pinera pada putaran kedua. 
Kenyataan bahwa karir politik Bachelet yang bermula pada masa Allende serta 
banyak teman dan ayahnya dibunuh oleh Pinochet, dilansir bakal banyak 
menentukan sikap politiknya terhadap AS.

Pada sisi lain, kecenderungan di atas, secara umum bisa menjadi kontraproduktif 
karena alasan berikut. Masih menjadi pertanyaan besar, apakah Morales dan juga 
Chavez mampu bertahan dari godaan (bersikap) otoritarian dalam beberapa tahun 
ke depan.

Strategi escualidos yang menggabungkan para oligarki dan kelompok kanan 
radikal, bisa menggiring pemerintahan Morales, Chavez, dan pemerintahan kiri 
lainnya menjadi ''diktator komunis''. Sesuatu yang tadinya dibayangkan, berubah 
menjadi kenyataan untuk diperangi. Bisa juga berupa memicu perang saudara 
dengan segala cara. 

Meski bagi Morales, kenyataan bahwa hampir semua calon presiden Bolivia pada 
pemilu lalu mengusulkan nasionalisasi perusahaan gas alam, cukup menjadi basis 
dukungan luas bagi kebijakan ekonomi barunya. Secara konkret, yang bakal 
dilakukan Morales, termasuk bagaimana ia melawan atau berkompromi dengan 
kekuatan oligarki, memerlukan dukungan luas, terutama mereka yang selama ini 
terpinggirkan. 

Pro-poor
Ketika Morales menepati janji memotong gajinya 50 persen saat mulai menjabat 
Januari 2006 ini dipenuhi; lalu diikuti langkah-langkah konkret dari kebijakan 
pro-poor, ia diyakini mampu menggerakkan banyak hal. Karena paling tidak, bakal 
memperoleh dukungan dari 70 persen rakyat Bolivia yang hidup di bawah garis 
kemiskinan. Sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan Presiden SBY sesuai yang 
diharapkan oleh mayoritas rakyat Indonesia. 

Namun, ketika artikel ini ditulis, terbetik berita bahwa di luar gaji dan 
berbagai tunjangan, dana taktis presiden yang sudah disetujui DPR berjumlah Rp 
2 miliar. Seakan ''timbal-balik'', tunjangan untuk anggota DPR pun naik lagi 
menjadi Rp 15 juta perbulan untuk tahun 2006.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Morales Potong Gaji. Kita?