[nasional_list] [ppiindia] Meniti Harapan Dan Meraih Kemenangan Di 2006

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 4 Jan 2006 01:59:23 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/012006/4/opini/opini1.htm

Meniti Harapan Dan Meraih Kemenangan Di 2006

Oleh: Mufti Wardani SAg MSi



Suatu kenyataan yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan, musibah datang 
secara tiba-tiba dan terus berlanjut tiada henti sepanjang 2005. Kemuraman dan 
keprihatinan mendalam akibat krisis berkepanjangan yang nyaris tiada bertepi, 
masih harus ditanggung rakyat. Ironisnya, krisis yang menimpa ini bukan lagi 
sebatas menyentuh dimensi politik, ekonomi atau sosial budaya. Tetapi telah 
menerobos dimensi paling sublim (sebagai jantung sosial), menyangkut krisis 
spritualitas dan moralitas kebangsaan.

Lihat saja contohnya, prilaku sebagian anggota DPR saat ini selain menuntut 
peningkatan gaji di tengah penderitaan rakyat yang terus menerus ditimpa 
musibah sepanjang 2005, sebagian anggota DPR masih tega menghamburkan uang 
rakyat dengan dalih melakukan studi banding ke luar negeri. Di saat rakyat 
membutuhkan perhatian mereka untuk mengatasi beberapa problematika kesehatan 
seperti penyakit DBD, flu burung, gizi buruk dan 1001 penyakit lain yang kini 
diderita oleh banyak rakyat miskin.

Oleh karena itu, dengan sedih kita mesti mengakui, tampaknya sebagian moral 
anggota DPR kita sekarang mengidap penyakit kronis. Lebih menyedihkan lagi, 
meminjam istilah psikologis, sebagian anggota DPR kita dan atau sebagian 
pejabat tinggi negara ini sudah kejangkitan gejala 'masochisme moral'. Yaitu, 
hilangnya rasa malu dan sakit hati untuk mencabik-cabik martabat bangsa 
sendiri. 

Prilaku negatif yang ditontonkan sebagian anggota DPR kita ini merupakan 
cerminan, bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat selama lebih dari separo 
abad ini masih saja dikelola oleh mereka yang berani menghianati amanat rakyat 
demi kepentingan dan kepuasan materi pribadi. Maka, tidak mustahil bangsa yang 
kaya potensi alam ini telah menjadikan rakyatnya korban keserakahan nafsu 
sebagian aparatur negara. Benar yang diungkapkan Milan Kundera. Peraih Nobel 
Kesusastraan ini dengan santun berkata: "Kekuasaan itu menjebak pada kealpaan."

Kesalahan Dan Kesuksesan 

Kealpaan itulah yang menjadi kata kunci dari seluruh kesalahan kita di 
sepanjang 2005. Akibatnya, musibah yang menimpa bangsa ini harus dibayar mahal 
dengan berbagai macam tragedi kemanusian yang disebabkan kejahilan tangan kita 
sendiri. Tetapi tidak berlebihan jika dinyatakan, kesedian belajar dari 
kekurangan dan kesalahan --termasuk kesalahan di masa lalu-- adalah 
komplementer bagi capaian kemajuan. Sikap ini penting dipegangi, lantaran 
memang tiada yang sempurna di muka bumi.

Perfectionist atau tuntutan serba kesempurnaan hanya menjadi hak dan monopoli 
Tuhan. Kesadaran atas kekurangan justru berangkat dari fakta, kekurangan dan 
keterbatasan dalam batas tertentu sulit dihindari manusia dalam mencapai tujuan 
dan kehendaknya di bumi Tuhan. Tetapi juga sulit ditolak adanya fakta, 
keberhasilan dan kesuksesan acapkali menjadi produk dari berbagai koreksi dan 
evaluasi yang konsisten atas sejumlah kegagalan.

Dalam kaitan ini, peradaban atau temuan besar yang kemudian menjadi legendaris 
dan monumental pada dasarnya juga merupakan akumulasi dan seleksi dari berbagai 
kekurangan dan kesalahan sebelumnya. Kekurangan dalam konteks ini bukan 
hambatan dan rintangan yang membelenggu untuk bergerak ke depan. Melainkan 
acapkali justru menjadi pelecut dan energi mental mendorong ikhtiar lebih keras 
lagi.

Begitu pula bangsa ini. Kemajuan bangsa ini akan dicapai saat kita berani 
mengakui kesalahan dalam mengelola negara ini. Gerakan reformasi yang 
berlangsung sejak runtuhnya rezim orde baru, diharapkan merupakan upaya untuk 
memperbaiki semua sistem kehidupan bernegara dengan melihat berbagai ragam 
kelemahan secara struktural dan kesalahan secara individual. Tetapi sayang 
seribu sayang, kondisi negara sekarang ini tidak ubahnya dengan masa lalu. 
Bahkan ironisnya banyak musibah (politik, budaya dan sosial) yang dialami 
bangsa sekarang ini, jauh lebih besar daripada yang terjadi pada masa lalu.

Lalu, ada apa dengan reformasi? Reformasi setengah hati, adalah jawabannya. 
Dikatakan setengah hati, karena kita hanya mengubah pola, tidak mengubah sistem 
dan mental secara totalitas. Lihat saja contohnya sistem pemilu langsung 
khususnya pilkada yang berhasil kita laksanakan, dengan harapan dapat 
melahirkan pemimpin yang sesuai pilihan rakyat dan dapat bertanggungjawab 
terhadap amanat rakyat. Tetapi malah sebaliknya, pilkada langsung hanya 
melahirkan sebagian 'raja kecil' yang arogan.

Hal ini adalah salah satu contoh, kekuasaan sangat sulit diberikan kepada 
mereka yang bermodal besar dan memiliki sejuta ambisi tanpa diimbangi 
mentalitas pengabdian yang tulus terhadap rakyat.

Koreksi serta memperbaiki sistem dan mental yang sudah mengakar dan mendarah 
daging menjadi budaya, bukan mission impossible selama masih punya harapan dan 
berani mengakui kesalahan kita. Karena, berangkat dari pengakuan berbuat salah 
adalah langkah awal untuk menuju perbaikan dan kemenangan. Apa yang terjadi 
sekarang, adalah kita menganggap yang kita lakukan selalu benar.

Harapan Dan Kemenangan

Kemampuan untuk menjadi lebih baik dalam segala bidang --politik, budaya, 
sosial dan ekonomi-- mungkin terasa sulit dicapai di masa akan datang bagi 
bangsa ini. Namun jangan sampai kita kehilangan harapan, karena harapan adalah 
satu-satunya harta yang harus tetap kita pertahankan dalam hidup ini.

Contoh, tokoh Sisyphus yang diceritakan Albert Camus dalam mitos Yunani kuno 
yang selalu punya harapan. Sisyphus adalah contoh pribadi yang tidak lekas 
mabuk diuntung dan tidak gampang goyah dibuntung. Sisyphus dalam legenda Yunani 
kuno, adalah seorang pekerja sejati yang selalu berusaha keras mengangkat batu 
bulat besar ke atas puncak bukit. Tetapi apa daya, setiap kali batu bulat besar 
itu diangkat sampai ke atas puncak bukit, setiap kali itu pula batu tersebut 
menggelinding ke bawah.

Kendati demikian, ia tidak pernah putus asa, apalagi menyerah. Ia terus 
berusaha mengangkatnya kembali ke puncak bukit. Ia tetap punya harapan untuk 
menggapainya. Yang paling penting adalah, Sisyphus tidak pernah menyalahkan 
orang lain atas ketidakmampuannya mengangkat batu bulat besar itu ke atas 
bukit. Ia justru terus berusaha. Karena, di balik usahanya itu ia menangkap 
sepercik sinar makna untuk berharap. Itulah harapan hadirnya sebuah kekuatan 
Mahabesar lagi Mahakekar. Kekuatan yang akan membawanya keluar dari situasi 
krisis dan menolongnya untuk mengatasi kemelut hidupnya.

Begitu pula hendaknya kita terhadap bangsa ini, walaupun didera berbagai 
musibah dan diperburuk lagi dengan prilaku negatif sebagian aparatur negara 
yang membuat dada kita sesak sepanjang 2005 dan tahun-tahun sebelumnya. Kita 
jangan pernah berhenti berharap dan berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang 
lebih baik, karena hidup tanpa harapan adalah kematian sebelum mati.

Justru harapanlah membuat hidup menjadi lebih lapang dan lega. Semoga dengan 
harapan yang masih tersisa dan kita miliki sekarang, dapat membangun visi dan 
misi hidup kita di masa akan datang dengan becermin dari kesalahan yang pernah 
kita lakukan. Yakinlah pada semua ini (harapan dan usaha), kemenangan di 2006 
dan tahun-tahun berikutnya dapat diraih. 

* Pemerhati masalah politik dan sosial
tinggal di Banjarmasin


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Meniti Harapan Dan Meraih Kemenangan Di 2006