[nasional_list] [ppiindia] Memulihkan Hak Anak Korban Bencana

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 17 Jan 2006 23:37:18 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=207429

Rabu, 18 Jan 2006,

Memulihkan Hak Anak Korban Bencana
Oleh Mohammad Romli 

Bencana alam yang melanda negeri ini selalu menyisakan duka dan derita yang 
mendalam. Masyarakat korban hingga kini masih harus tinggal di tenda-tenda dan 
trauma anak-anak belum tuntas teratasi. Hal ini memperparah situasi krisis dan 
penderitaan bangsa yang berkepanjangan.

Dampak bencana alam yang terjadi sangat kompleks. Di antaranya, rusaknya sarana 
infrastruktur, tatanan sosial kemasyarakatan menjadi tidak menentu, serta 
hilangnya kerabat dan sanak keluarga yang menyebabkan trauma keluarga korban 
terutama anak-anak. 

Dalam setiap bencana alam yang terjadi, anak-anak selalu menjadi korban utama 
yang cenderung dinomorduakan penanganannya. Padahal, penanganan korban anak 
bencana itu seharusnya diprioritaskan di samping konsentrasi pada evakuasi 
korban, pemenuhan kebutuhan fundamental, seperti bahan makanan, obat- obatan, 
dan lain-lain.

Pada dasarnya, anak-anak korban bencana mengalami beban ganda. Selain mengalami 
luka fisik, mereka juga mengalami trauma psikis (Suara Pembaruan, 3/5/2005). 
Secara fisik, banyak anak yang kehilangan keluarga serta orang-orang dekatnya. 
Bahkan, tidak sedikit yang menderita luka-luka serta cacat yang harus disandang 
seumur hidup. 

Secara psikis, mereka mengalami stres dan trauma yang mendalam karena musibah 
yang menimpa. Bahkan, ketika bencana terjadi, anak-anak menjadi tidak percaya 
pada lingkungan dan bersikap apatis.

Dalam kondisi seperti inilah, masa depan dan pendidikannya terancam karena 
mereka sudah kehilangan harapan akibat trauma yang terlalu berat serta rusaknya 
beberapa gedung sekolah dan sarana pendidikan lainnya. 

Meski seluruh keluarganya selamat dalam musibah banjir bandang itu, mereka 
mengaku belum bisa konsentrasi untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya. Bahkan, 
banyak yang merasa khawatir tidak bisa melanjutkan kembali pendidikannya. 
Sebab, seluruh harta benda orang tuanya hancur diterjang banjir bandang seperti 
yang dialami pelajar SMK II Pancasila Kaliwates, Jember, Jawa Timur (Media 
Indonesia, 14 Januari 2006).

Kalau kondisi seperti itu tetap dibiarkan, Indonesia akan menambah masalah yang 
bertumpuk di masa depan. Seperti yang kita saksikan hari ini, jutaan anak di 
negeri ini sedang terpuruk dalam kehidupannya yang mengerikan. Terserak di 
jalan-jalan berdebu sebagai pengemis, pengamen, bahkan pencopet. Terkapar di 
tenda-tenda pengungsian. Belum terhitung mereka yang menjadi pekerja paksa di 
pabrik-pabrik, sejak pabrik sepatu, pabrik tahu, sampai jermal penangkapan ikan 
di tengah laut lepas.

Dalam kondisi seperti ini, mereka kehilangan hak-haknya. Mereka tidak seperti 
anak-anak lainnya yang tidak kena musibah bencana. Mereka sudah tidak dapat 
menikmati hak-haknya sebagaimana sebelumnya. Mereka kehilangan kesempatan untuk 
memperoleh kesejahteraan, pengobatan, dan terutama hak untuk memperoleh 
pendidikan yang layak. 

Menyadari kemendesakan untuk segera membangun kembali situasi pendidikan di 
daerah bencana merupakan langkah awal yang baik guna memulai masyarakat baru 
yang menghargai hak-hak dasar manusia, terutama korban anak-anak itu. 

Bukankah dalam deklarasi hak-hak asasi manusia universal (declaration of human 
right) dan UUD 1945 dalam kerangka pendidikan, terutama hak tiap orang untuk 
mengenyam pendidikan yang layak, apa pun situasi yang sedang mereka hadapi 
harus diperhatikan?

Solusi

Persoalan yang tak kalah serius yang harus segera ditangani dibandingkan dengan 
persoalan pengungsi, penyediaan makanan, dan pelayanan kesehatan adalah 
penanganan pendidikan anak-anak korban. Hal ini harus dilakukan untuk 
menyelamatkan masa depan mereka.

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Pertama, pendirian pusat trauma yang 
akan memberikan pelayanan konseling dan pendampingan tehadap kondisi psikis 
anak. Pada kondisi seperti ini, anak-anak membutuhkan pengayoman dan 
pendampingan, setidaknya untuk melupakan traumanya sehingga dapat melanjutkan 
pendidikannya.

Kedua, perlunya panti darurat dan segera diperbaikinya rumah sakit agar 
anak-anak memperoleh pengobatan dan bisa hidup secara layak. 

Ketiga, membangun sarana dan prasarana pendidikan. Pada saat bencana terjadi, 
banyak gedung sekolah dan sarana pendidikan lainnya yang rusak. Pembangunan 
kembali sarana pendidikan ini akan mengembalikan dan memulihkan aktivitas 
pendidikan yang sempat terhenti akibat kerusakan gedung.

Keempat, pendidikan darurat. Sebagai tindakan preventif, sebaiknya pemerintah 
membentuk tim atau panitia penanganan pendidikan darurat di daerah bencana yang 
dinaungi payung hukum. Hal ini perlu dilakukan walaupun belum terjadi bencana. 
Ketika bencana tejadi, tim ini secara otomatis bisa bekerja. Dengan demikian, 
tidak asal-asalan mengambil tenaga pendidik dan pengajar yang belum diketahui 
kapabilitas serta kemampuannya ketika bencana terjadi. Dan hasilnya akan lebih 
maksimal.

Kelima, pembebasan biaya pendidikan. Korban yang selamat dalam bencana akan 
merasakan trauma dan derita yang mendalam karena memikirkan keluarga, kerabat, 
dan harta benda yang hilang, apalagi harus memikirkan biaya pendidikan 
anak-anaknya.

Untuk menyelamatkan pendidikan, masa depan, dan memulihkan hak anak-anak korban 
bencana, perlu ada usaha terpadu yang menyeluruh dan harus melibatkan semua 
komponen masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat menikmati dan memperoleh 
hak-haknya sebagaimana diamanatkan UUD 1945 agar mereka tidak menjadi generasi 
yang termarginalkan. 

* Mohammad Romli, aktif di bidang riset dan kajian Forum Studi Ekonomi Islam 
(ForSEi) UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Memulihkan Hak Anak Korban Bencana