** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=207429 Rabu, 18 Jan 2006, Memulihkan Hak Anak Korban Bencana Oleh Mohammad Romli Bencana alam yang melanda negeri ini selalu menyisakan duka dan derita yang mendalam. Masyarakat korban hingga kini masih harus tinggal di tenda-tenda dan trauma anak-anak belum tuntas teratasi. Hal ini memperparah situasi krisis dan penderitaan bangsa yang berkepanjangan. Dampak bencana alam yang terjadi sangat kompleks. Di antaranya, rusaknya sarana infrastruktur, tatanan sosial kemasyarakatan menjadi tidak menentu, serta hilangnya kerabat dan sanak keluarga yang menyebabkan trauma keluarga korban terutama anak-anak. Dalam setiap bencana alam yang terjadi, anak-anak selalu menjadi korban utama yang cenderung dinomorduakan penanganannya. Padahal, penanganan korban anak bencana itu seharusnya diprioritaskan di samping konsentrasi pada evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan fundamental, seperti bahan makanan, obat- obatan, dan lain-lain. Pada dasarnya, anak-anak korban bencana mengalami beban ganda. Selain mengalami luka fisik, mereka juga mengalami trauma psikis (Suara Pembaruan, 3/5/2005). Secara fisik, banyak anak yang kehilangan keluarga serta orang-orang dekatnya. Bahkan, tidak sedikit yang menderita luka-luka serta cacat yang harus disandang seumur hidup. Secara psikis, mereka mengalami stres dan trauma yang mendalam karena musibah yang menimpa. Bahkan, ketika bencana terjadi, anak-anak menjadi tidak percaya pada lingkungan dan bersikap apatis. Dalam kondisi seperti inilah, masa depan dan pendidikannya terancam karena mereka sudah kehilangan harapan akibat trauma yang terlalu berat serta rusaknya beberapa gedung sekolah dan sarana pendidikan lainnya. Meski seluruh keluarganya selamat dalam musibah banjir bandang itu, mereka mengaku belum bisa konsentrasi untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya. Bahkan, banyak yang merasa khawatir tidak bisa melanjutkan kembali pendidikannya. Sebab, seluruh harta benda orang tuanya hancur diterjang banjir bandang seperti yang dialami pelajar SMK II Pancasila Kaliwates, Jember, Jawa Timur (Media Indonesia, 14 Januari 2006). Kalau kondisi seperti itu tetap dibiarkan, Indonesia akan menambah masalah yang bertumpuk di masa depan. Seperti yang kita saksikan hari ini, jutaan anak di negeri ini sedang terpuruk dalam kehidupannya yang mengerikan. Terserak di jalan-jalan berdebu sebagai pengemis, pengamen, bahkan pencopet. Terkapar di tenda-tenda pengungsian. Belum terhitung mereka yang menjadi pekerja paksa di pabrik-pabrik, sejak pabrik sepatu, pabrik tahu, sampai jermal penangkapan ikan di tengah laut lepas. Dalam kondisi seperti ini, mereka kehilangan hak-haknya. Mereka tidak seperti anak-anak lainnya yang tidak kena musibah bencana. Mereka sudah tidak dapat menikmati hak-haknya sebagaimana sebelumnya. Mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh kesejahteraan, pengobatan, dan terutama hak untuk memperoleh pendidikan yang layak. Menyadari kemendesakan untuk segera membangun kembali situasi pendidikan di daerah bencana merupakan langkah awal yang baik guna memulai masyarakat baru yang menghargai hak-hak dasar manusia, terutama korban anak-anak itu. Bukankah dalam deklarasi hak-hak asasi manusia universal (declaration of human right) dan UUD 1945 dalam kerangka pendidikan, terutama hak tiap orang untuk mengenyam pendidikan yang layak, apa pun situasi yang sedang mereka hadapi harus diperhatikan? Solusi Persoalan yang tak kalah serius yang harus segera ditangani dibandingkan dengan persoalan pengungsi, penyediaan makanan, dan pelayanan kesehatan adalah penanganan pendidikan anak-anak korban. Hal ini harus dilakukan untuk menyelamatkan masa depan mereka. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Pertama, pendirian pusat trauma yang akan memberikan pelayanan konseling dan pendampingan tehadap kondisi psikis anak. Pada kondisi seperti ini, anak-anak membutuhkan pengayoman dan pendampingan, setidaknya untuk melupakan traumanya sehingga dapat melanjutkan pendidikannya. Kedua, perlunya panti darurat dan segera diperbaikinya rumah sakit agar anak-anak memperoleh pengobatan dan bisa hidup secara layak. Ketiga, membangun sarana dan prasarana pendidikan. Pada saat bencana terjadi, banyak gedung sekolah dan sarana pendidikan lainnya yang rusak. Pembangunan kembali sarana pendidikan ini akan mengembalikan dan memulihkan aktivitas pendidikan yang sempat terhenti akibat kerusakan gedung. Keempat, pendidikan darurat. Sebagai tindakan preventif, sebaiknya pemerintah membentuk tim atau panitia penanganan pendidikan darurat di daerah bencana yang dinaungi payung hukum. Hal ini perlu dilakukan walaupun belum terjadi bencana. Ketika bencana tejadi, tim ini secara otomatis bisa bekerja. Dengan demikian, tidak asal-asalan mengambil tenaga pendidik dan pengajar yang belum diketahui kapabilitas serta kemampuannya ketika bencana terjadi. Dan hasilnya akan lebih maksimal. Kelima, pembebasan biaya pendidikan. Korban yang selamat dalam bencana akan merasakan trauma dan derita yang mendalam karena memikirkan keluarga, kerabat, dan harta benda yang hilang, apalagi harus memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya. Untuk menyelamatkan pendidikan, masa depan, dan memulihkan hak anak-anak korban bencana, perlu ada usaha terpadu yang menyeluruh dan harus melibatkan semua komponen masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat menikmati dan memperoleh hak-haknya sebagaimana diamanatkan UUD 1945 agar mereka tidak menjadi generasi yang termarginalkan. * Mohammad Romli, aktif di bidang riset dan kajian Forum Studi Ekonomi Islam (ForSEi) UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **