[nasional_list] [ppiindia] Membumikan Teologi Lingkungan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 8 Jan 2006 22:47:38 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=205946

Senin, 09 Jan 2006,

Membumikan Teologi Lingkungan
Oleh 
M. Eri Irawan *



Bencana datang silih berganti. Belum kering air mata untuk bencana banjir 
bandang di Jember, tanah longsor terjadi di Banjarnegara. Dari kedua bencana 
tersebut, ratusan nyawa melayang dan tak terhitung kerugian materiilnya.

Kini bumi sedang marah. Sikap hidup kapitalistik yang menguras sumber-sumber 
alam tanpa mempertimbangkan kelestariannya telah mengakibatkan 
ketidakseimbangan ekosistem. 

Alam didesakralisasi sedemikian rupa sehingga hanya dipahami sebagai objek 
pemuas kebutuhan manusia. Akibatnya, biaya kemanusiaan teramat besar, seperti 
bencana banjir dan tanah longsor di Jember dan Banjarnegara, yang harus kita 
tanggung.


Sekadar Bantuan Materi?

Segera saja dua bencana di atas memunculkan simpati banyak pihak. Berbagai 
bentuk bantuan, mulai uang, makanan, hingga pakaian, berdatangan. Posko-posko 
pengumpulan dan penyaluran bantuan serentak didirikan. 

Kaum muda atau mahasiswa tidak ketinggalan berpartisipasi. Mereka sibuk mencari 
penggalangan simpati. Bahkan, di sekitar kampus saya, ruas jalan menjadi macet 
karena dipenuhi kelompok-kelompok mahasiswa yang menggalang dana dari para 
pengguna jalan. 

Meski demikian, kita harus jujur mengatakan bahwa tidak cukup banyak mahasiswa 
yang peduli terhadap para korban bencana alam. Kalaupun ada yang peduli, mereka 
sekadar bersimpati dengan memberikan bantuan yang bersifat materi, mulai uang, 
pakaian, hingga makanan. Yang tampak lain pun hanya sebatas menjadi relawan 
atau tim SAR yang biasanya datang dari kelompok mapala (mahasiswa pecinta alam).

Menurut saya, bentuk simpati mahasiswa untuk korban bencana alam hanya terfokus 
pada penanganan jangka pendek. Jika mahasiswa hanya mengartikan simpati kepada 
korban bencana dalam bentuk bantuan materi, itu menunjukkan kedangkalan pikir 
mereka. 

Dengan demikian, bencana alam hanya diartikan dalam tataran pemberian bantuan 
formal, hanya untuk menunjukkan eksistensi bahwa kelompok mahasiswa A atau 
kelompok mahasiswa B memiliki kepedulian. Pemahaman seperti itu adalah 
pemahaman dalam ranah aksiden, defisit secara substansi.

Penggalangan simpati oleh mahasiswa bukan hal buruk, namun kurang memiliki 
manfaat lebih. Akan lebih bermanfaat jika para mahasiswa memfokuskan diri pada 
bentuk simpati yang lebih urgen untuk masa mendatang (jangka panjang). 

Mahasiswa perlu berkontemplasi dan membiarkan alam "bicara" pada kita. Setelah 
itu, kita akan sadar bahwa alam dan manusia adalah satu, bukan dua dunia yang 
terpisah. 

Menurut saya, kontemplasi yang paling bermanfaat adalah pembumian sebuah konsep 
teologi yang berbasis lingkungan mengingat masyarakat Indonesia -meski semakin 
tipis moralnya- adalah masyarakat religius.


Teologi Lingkungan

Bencana alam merupakan biaya kemanusiaan yang harus ditanggung akibat kerakusan 
manusia dalam mengeksploitasi alam. Jiwa manusia semakin tertutup oleh nafsu 
dan kepentingan ekonomi sehingga dimensi kemanusiaannya semakin tipis. Dalam 
konteks itu, kita memerlukan sebuah pemahaman teologi berbasis lingkungan. 

Teologi lingkungan adalah sebuah kesadaran beragama yang memiliki keterlibatan 
dan keberpihakan penuh kepada lingkungan. Teologi lingkungan bertujuan dan 
berperan untuk menguji kembali sikap hidup (tingkah-laku) kita terhadap alam. 
Sikap kita yang terlalu eksploitatif terhadap alam inilah yang akan dibongkar.

Teologi lingkungan adalah teologi yang mendekonstruksi keyakinan bahwa manusia 
dan alam adalah dua dunia berbeda, yang menunjukkan hubungan subordinat: 
manusia adalah "pusat" yang berhak menguasai alam. 

Padahal, semua ciptaan Tuhan mempunyai hak bereksistensi. Tidak ada seorang pun 
yang bisa menguasainya selain Tuhan. Dalam Islam, Tuhan adalah penguasa tunggal 
tak tergugat atas langit dan bumi (QS Al Baqarah, 107). 

Karena itu, ketika manusia mulai mengeksploitasi alam secara rakus, saat itu 
pula dia merampas eksistensi dan kehidupan alam semesta. Dengan demikian, dia 
berusaha menggugat dan merampas hak Tuhan.

Bonaventura, filsuf di zaman patristik dalam bukunya, Perjalanan Menuju Jiwa 
Allah, menyebut bahwa alam semesta sebagai "kitab alam" yang ditulis Allah 
sebagai media manusia untuk bersatu dengan-Nya. 

Dengan demikian, visi dan misi teologi kita harus sampai pada aspek soteriologi 
(keselamatan) yang bersifat universal, keselamatan yang menjangkau seluruh 
ciptaan Tuhan dalam rumah tangga dunia. Pasalnya, alam adalah sakramen Tuhan, 
tangga untuk menuju keharmonisan bersama Sang Khalik. 

Mempraktikkan teologi lingkungan berarti mengajak kita untuk merefleksikan iman 
kita dalam proses menuju keselamatan seluruh ciptaan Tuhan. Pembumian konsep 
itu jauh lebih penting daripada sekadar pemberian bantuan materi. Konsep 
tersebut harus disosialisasikan kepada seluruh elemen kaum muda. Bahkan, saya 
pandang perlu untuk dijadikan salah satu mata kuliah. Dengan demikian, kelak, 
mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa akan memiliki kesadaran lingkungan 
yang tinggi. 

* M. Eri Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Membumikan Teologi Lingkungan