[nasional_list] [ppiindia] Makna Keadilan Kerja di Luar Negeri

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 6 Jan 2006 01:20:47 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **RIAU POS


      Makna Keadilan Kerja di Luar Negeri        


      Kamis, 05 Januari 2006  
      Dengan penuh sukacita, seorang kenalan Indonesia memberikan kabar tentang 
keberhasilannya memperoleh status  warga tetap (permanent resident) Perancis 
kepada penulis. Setelah berkeliling sekian lama di lokasi domisilnya saat ini, 
ia kembali menyampaikan kabar gembira bahwa ia kini bekerja penuh waktu sebagai 
laundry hand. 

      Dipandang sebatas dari sudut ekonomi, nasib orang itu jelas positif. 
Berpenghasilan dolar, meskipun biaya belanja juga dalam mata uang dolar, jauh 
lebih menjamin ketimbang rupiah. Kendati begitu, jika diingat bahwa ia adalah 
pemilik ijazah master dari sebuah institut komputer berkaliber internasional di 
Southern Hemisphere, perjalanan hidup orang ini justru memunculkan pertanyaan 
yakni untuk apa nilai belajar bertahun-tahun hingga mampu meraih gelar tinggi, 
jika akhirnya hanya bekerja sebagai pencuci pakaian?

      Kendati mengandalkan fisik, pekerjaan-pekerjaan itu tidaklah hina. 
Betapapun kasarnya, penghasilan mereka masih memenuhi standar hidup. Belum lagi 
remunerasi tambahan, seperti asuransi, uang pensiun, dan jatah cuti, yang 
menjamin bahwa mereka tetap memiliki harga diri (dignity) dengan berkecimpung 
di posisi-posisi tersebut.

      Namun, berasumsi bahwa para warga tetap Perancis ini sejatinya menolak 
mentah-mentah pekerjaan kasar selama berada di negara asal mereka (Indonesia), 
serta memutuskan pindah ke Perancis dengan tujuan bisa hidup lebih layak, 
perubahan drastis yang mereka alami dengan tabah bekerja di dunia 'kasar' 
menjadi sebuah fenomena menarik yang baru dapat dipahami jika perjalanan hidup 
mereka dirunut sejak dari tanah air.

      Uangkah motivasi utama mereka bermigrasi ke negeri jiran?

      ''Jangan bermimpi kaya raya jika bekerja sebagai pegawai negeri sipil 
(PNS)!'' Seruan semacam ini dikumandangkan berulang kali, baik oleh pejabat 
maupun masyarakat umum di Prancis, terhadap mereka yang bekerja sebagai 
birokrat pemerintah. Status sebagai PNS hingga kini memang masih diidentikkan 
sebagai aktivitas pengabdian dan pelayanan publik. 

      Tugas ini sejatinya kompleks, sehingga sudah semestinya bagi para PNS 
untuk memiliki profesionalisme kerja yang memadai. Sekaligus ia merupakan 
pekerjaan yang mulia, sehingga sudah sewajarnya apabila para karyawan yang 
bernaung di bawah kantor-kantor pemerintah juga memperoleh bentuk penghargaan 
yang lebih berarti (non-simbolik) ketimbang tanda penghargaan kesetiaan karena 
telah mengabdikan diri selama sekian tahun (seperti kita di tanah air).

      Ironisnya, dua hakekat di atas masih belum terpenuhi hingga kini di 
tempat kita. Tidak usah berbicara tentang profesionalisme. Siapapun tahu bahwa 
menjadi PNS pada level bawah tidak memberikan jaminan hidup yang mencukupi, 
terutama dari segi materi. Pada umumnya, para PNS hidup di tepi jurang antara 
hidup serba berkekurangan dan hidup pas-pasan. Tetapi, yang mencengangkan, 
setiap kali ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), ratusan ribu 
pencari kerja tetap 'antusias' mengirimkan surat lamaran yang disertai 
berlembar-lembar dokumen administratif tambahan ke instansi-instansi 
pemerintah. 

      Secara umum dapat dicermati bahwa sistem kerja di lingkungan pegawai 
negeri tidak memfasilitasi karyawan untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai 
variabel penentu dalam berkarir. Sebaliknya, karyawan mengandalkan keterdekatan 
pribadi dan tak jarang politiciking guna melempangkan jalan ke posisi kerja 
yang lebih tinggi. Tak aneh apabila PNS kehilangan gairah memberdayakan diri, 
karena external locus of control lebih menentukan nasib mereka.

      Betatapun negatifnya, lingkup kerja PNS hakekatnya merefleksikan 
kehidupan masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai kolektivisme. Dibandingkan 
dengan komunitas berbudaya individualis yang berorientasi pada equity 
(keadilan), masyarakat kolektif kata Leung (1997) lebih menekankan equality 
(persamaan). Keadilan diartikan sebagai kesamaan input, tanpa memperhitungkan 
output atau kontribusi setiap individu. 

      Tragisnya, masyarakat kolektif baru akan menerapkan prinsip equity (input 
beragam tergantung ouput) hanya ketika mereka berhadapan dengan kalangan yang 
mereka anggap pihak luar.

      Tendensi bermusuhan ini bukan ditujukan untuk menciptakan perlakuan yang 
adil kepada siapapun guna meraih prestasi, melainkan dalam rangka menguntungkan 
posisi kelompok sendiri (ingroup recipients) seraya mengganjal langkah kelompok 
lain (outgroup recipients). 

      Inilah, dalam bahasa umum, yang disebut sebagai kolusi dan nepotisme. 
Kembali ke kisah tentang banyak kenalan asal Indonesia yang kini menjadi warga 
tetap Perancis, ternyata rasa puas diperlakukan dengan prinsip equity adalah 
penyebab utama relanya mereka men-downgrade diri dari pekerjaan yang 
mengandalkan otak di tanah air ke pekerjaan yang lebih mengandalkan fisik di 
negeri asing.

      Dengan prinsip equity, tidak ada prasangka buruk bahwa gaji akan disunat 
atas nama iuran ini dan itu. Pupus kecemburuan menyaksikan betapa karir orang 
lain dapat melaju melebihi prestasi diri sendiri. Juga tak ada pertanyaan 
tentang segala 'misteri' birokrasi dan administrasi yang merajalela di 
kantor-kantor pemerintahan di Indonesia. Secara objektif, equity dapat 
mengeliminasi ruang hitam yang sering dihadapi para PNS. 

      Keadilan yang ditegakkan atas dasar penghargaan sebanding dengan 
kontribusi, merupakan titik yang hakekatnya ingin dituju siapapun. Tidak hanya 
di lingkungan PNS, tetapi juga di kehidupan yang lebih luas lagi. Namun di situ 
pula letak permasalahannya. Keadilan terlanjur dikerdilkan maknanya menjadi 
manfaat dengan sebaran yang terbatas pada 'aku dan kelompokku', tidak termasuk 
'kamu dan kelompokmu'. 

      Dipikir-pikir, lagi-lagi ironis, kita agaknya memang jauh lebih 
individualistis ketimbang komunitas lain yang kadung disebut-sebut dalam buku 
PMP, PSPB, diktat Kewiraan, dan modul Penataran P4 sebagai masyarakat 
individualis.  Wallaahu a'lam.***


      MIRZA AMRIEL, warga asal Riau Alumnus Universitas Gadjah Mada, 
Yogyakarta, bermukim di Prancis, emierzeta46@xxxxxxxxx Alamat Email 
inidilindungi dari bot spam, Anda Harus Mengaktifkan Javascript Untuk 
Melihatnya 
      0813 1639 6678 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Makna Keadilan Kerja di Luar Negeri