** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/23/utama/2387372.htm Krisis Gula Mulai Terjadi Harga Eceran Mencapai Rp 6.700 per Kilogram Jakarta, Kompas - Harga gula putih dunia, yang terus naik sejak awal tahun, kini menembus 380 dollar AS per ton. Pada penutupan pekan lalu harga gula mencapai 383 dollar AS. Di Indonesia harga eceran di pasar swalayan sudah mencapai Rp 6.700 per kilogram, sedangkan stok penyangga di dalam negeri belum ada. Dosen Universitas Lampung, Prof Bustanul Arifin, dan dosen Universitas Gadjah Mada, Muchamad Maksum, masing-masing di Jakarta dan Yogyakarta, Sabtu (21/1) mengatakan, ada kelengahan pemerintah menghadapi pasar gula di dalam negeri maupun di pasar internasional. Padahal, sejak awal tahun lalu tanda-tanda krisis gula sebenarnya sudah terjadi. Situasi ini sangat menyulitkan. Setiap hari harga gula di London naik 2-3 dollar AS. Pasar di dalam negeri akan terpengaruh, kata salah seorang pedagang internasional menambahkan. Untuk beberapa bulan ini situasi pasar masih tertolong produksi dalam negeri dan impor oleh importir terdaftar yang sudah masuk. Harga di Bursa Berjangka London (LIFFE) dalam pekan ini terus mengalami kenaikan, dari (pada pembukaan) 374 dollar AS per ton menjadi 383 dollar AS per ton untuk pengiriman bulan Maret (saat ini 1 dollar AS lebih kurang Rp 9.435). Harga ini merupakan yang tertinggi sejak lebih dari 10 tahun lalu. Di Bursa Berjangka New York (NYBOT) harga gula kasar telah menembus level di atas 16 sen dollar AS per pon atau 32 sen dollar AS per kilogram. Pada penutupan pekan lalu tercatat 16,12 sen dolar AS, padahal pada awal pekan harga gula masih sekitar 14 sen dollar AS. Angka itu merupakan angka tertinggi sejak 12 tahun yang lalu. Laporan di Thailand, yang merupakan produsen gula nomor dua di dunia, menunjukkan, krisis gula tengah terjadi di negara itu. Selain produksi menurun drastis, pematokan harga gula oleh Pemerintah Thailand, yaitu sekitar 11 baht (sekitar Rp 2.600) per kilogram, mengakibatkan para pedagang tidak mau menjual gula ke pasar dalam negeri. Mereka memilih menyimpan dan mengekspor gula karena harga di pasar internasional lebih menarik daripada untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Harga sudah tinggi Di Jakarta harga gula putih di salah satu pasar swalayan telah mencapai Rp 6.400 per kilogram untuk kualitas rendah dan Rp 6.700 per kilogram untuk kualitas premium. Harga ini jauh di atas harga akhir tahun lalu yang mencapai Rp 5.000 per kilogram hingga Rp 5.500 per kilogram. Tahun lalu banyak pihak sudah mengingatkan situasi ini. Pencabutan subsidi oleh Uni Eropa, produksi gula dunia, dan kecenderungan harga minyak yang naik sudah menjadi indikator krisis gula. November tahun lalu sudah ada inisiatif untuk membuat stok penyangga, tetapi sampai sekarang tidak ada, kata Bustanul. Tahun lalu pemerintah telah menunjuk Perum Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), yang masing-masing mengimpor 50.000 ton gula sebagai stok penyangga, tetapi hingga pekan lalu stok penyangga itu belum diimpor. Pemerintah harus segera membuat kebijakan jangka panjang. Saya kira dukungan swasembada gula segera diimplementasikan. Ketergantungan pada impor sangat tidak menguntungkan, kata Bustanul. Diperkirakan, kenaikan harga gula internasional akan terus berlanjut mengingat adanya kecenderungan konversi ke etanol yang berlipat-lipat, hingga empat kali lipat sampai tahun 2010. Muchamad Maksum juga sepakat agar pemerintah memberikan insentif kepada petani dan produsen gula dalam negeri untuk swasembada gula. Situasi pasar gula dalam jangka panjang, katanya, kurang menguntungkan bagi negara yang bergantung pada impor. Pergeseran produksi energi yang tidak lagi bergantung pada minyak bumi telah mengakibatkan situasi pasar gula menjadi seperti sekarang ini. Produksi dan konsumsi gula secara global sudah terpengaruh oleh pergeseran itu. Swasembada gula harus dipercepat, kata Bustanul menjelaskan. Bustanul mengingatkan adanya sejumlah masalah dalam menghadapi target swasembada gula. Departemen Pertanian mengeluhkan, selama ini tidak ada dukungan di hulu, sementara di hilir restrukturisasi industri kurang berjalan. Mentan (Menteri Pertanian) harus melakukan langkah strategis. Saya kira persoalan tidak adanya dirjen perkebunan juga menjadi masalah tersendiri untuk menyelesaikan masalah-masalah seperti ini, tuturnya. (MAR) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **