[nasional_list] [ppiindia] Kondisi Serbasalah!

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 23 Jan 2006 01:04:52 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **LAMPUNG POST
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006012201032814

      Minggu, 22 Januari 2006 
     
      BURAS

     
     
     
     
Kondisi Serbasalah! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya





      SEORANG istri membangunkan suaminya, "Pa, jas ini di-laundry biasa atau 
dry-cleaning?"

      "Ya ampun!" entak suami. "Itu kan pekerjaan rutin Mama! Yang terbaik 
menurut Mama saja! Kenapa Mama tiba-tiba jadi begitu?"

      "Aku bingung dan ragu!" sambut istri, "Kalau ku-laundry nanti salah 
karena seharusnya di-dry cleaning atau sebaliknya!"

      "Tapi pertanyaan itu tak lazim!" tegas suami.

      "Memang tak lazim! Tapi kalau ragu, kan lebih baik tanya!" timpal istri. 
"Para anggota DPRD Lampung, berombongan 22 orang ke Depdagri membawa RAPBD yang 
belum dibahas, untuk menanya RAPBD itu harus dibahas seperti apa!"

      "Rombongan DPRD membawa RAPBD yang belum dibahas ke Depdagri?" sambut 
suami, "Kan sudah ada undang-undangnya, juga Tatib Dewan yang mereka buat, 
seharusnya RAPBD yang selesai dibahas dan dalam bentuk raperda yang dibawa ke 
Depdagri!"

      "Mungkin para anggota DPRD itu seperti saya, sedang bingung dan ragu, 
takut kalau begini salah seharusnya begitu!" tukas istri. "Setelah mendapat 
penegasan agar dibahas dulu baru dibawa ke Depdagri berbentuk raperda, kan 
lebih enak menggarapnya!"

      "Tetap saja enggak lucu DPRD menanya Depdagri membahas RAPBD seperti apa, 
karena itu pekerjaan rutin tahunan DPRD!" timpal suami.

      "Namanya sedang bingung dan ragu!" tukas istri.

      "Tapi tetap enggak lucu, tokoh-tokoh wakil pilihan rakyat beramai-ramai 
ke Depdagri membawa RAPBD yang belum dibahas!" timpal suami. "Kalau hanya untuk 
itu, cukup unsur pimpinan dan fraksi! Pasti bukan sekadar karena bingung dan 
ragu!"

      "Lantas, karena apa pula?" kejar istri.

      "Mungkin karena besarnya rombongan cukup menentukan arti kedatangan 
mereka!" ujar suami. "Dalam politik, lazim besarnya jumlah pendukung menjadi 
ukuran kekuatan!"

      "Itu kelaziman demo bayaran! Lagi pula, jika untuk tujuan itu justru 
terbalik karena jumlah pendukung untuk membahas RAPBD itu jauh di bawah 
kuorum!" timpal istri. "Jadi bukan unjuk kekuatan, malah pamer kelemahan!"

      "Kalau bukan itu, lantas apa?" sambut suami.

      "Mungkin, akibat kondisinya yang serbasalah!" tegas istri. "Bayangkan, 
sampai para anggota DPRD saja bingung, jadi ragu, takut begini salah begitu 
salah! Lebih-lebih ketika ketentuan tentang kuorum tidak terpenuhi!"

      "Begitu? Berarti harus dilacak ke hulu karena daerah dalam sistem politik 
merupakan hilir! Kalau air dari hulunya sudah keruh, di hilir bisa lebih keruh 
lagi!" timpal suami. "Hulunya pemerintah pusat! Kalau di daerah semarak sikap 
serbasalah dan ragu, bukan mustahil kondisi itu berkat adanya aliran sikap itu 
dari hulunya--pusat!"

      "Kalau itu, anak kecil juga tahu!" tegas istri.

      "Tapi sampai kapan sikap ragu dari pusat itu akan terus mengalir ke 
daerah?" timpal suami. "Kalau berkelanjutan, bukan saja anggota DPRD yang 
bingung dan ragu! Rakyat yang rata-rata pendidikannya lebih rendah, bisa lebih 
memperburuk kondisi serbasalah itu!" ***

      H. Bambang Eka Wijaya

      SEORANG istri membangunkan suaminya, "Pa, jas ini di-laundry biasa atau 
dry-cleaning?"

      "Ya ampun!" entak suami. "Itu kan pekerjaan rutin Mama! Yang terbaik 
menurut Mama saja! Kenapa Mama tiba-tiba jadi begitu?"

      "Aku bingung dan ragu!" sambut istri, "Kalau ku-laundry nanti salah 
karena seharusnya di-dry cleaning atau sebaliknya!"

      "Tapi pertanyaan itu tak lazim!" tegas suami.

      "Memang tak lazim! Tapi kalau ragu, kan lebih baik tanya!" timpal istri. 
"Para anggota DPRD Lampung, berombongan 22 orang ke Depdagri membawa RAPBD yang 
belum dibahas, untuk menanya RAPBD itu harus dibahas seperti apa!"

      "Rombongan DPRD membawa RAPBD yang belum dibahas ke Depdagri?" sambut 
suami, "Kan sudah ada undang-undangnya, juga Tatib Dewan yang mereka buat, 
seharusnya RAPBD yang selesai dibahas dan dalam bentuk raperda yang dibawa ke 
Depdagri!"

      "Mungkin para anggota DPRD itu seperti saya, sedang bingung dan ragu, 
takut kalau begini salah seharusnya begitu!" tukas istri. "Setelah mendapat 
penegasan agar dibahas dulu baru dibawa ke Depdagri berbentuk raperda, kan 
lebih enak menggarapnya!"

      "Tetap saja enggak lucu DPRD menanya Depdagri membahas RAPBD seperti apa, 
karena itu pekerjaan rutin tahunan DPRD!" timpal suami.

      "Namanya sedang bingung dan ragu!" tukas istri.

      "Tapi tetap enggak lucu, tokoh-tokoh wakil pilihan rakyat beramai-ramai 
ke Depdagri membawa RAPBD yang belum dibahas!" timpal suami. "Kalau hanya untuk 
itu, cukup unsur pimpinan dan fraksi! Pasti bukan sekadar karena bingung dan 
ragu!"

      "Lantas, karena apa pula?" kejar istri.

      "Mungkin karena besarnya rombongan cukup menentukan arti kedatangan 
mereka!" ujar suami. "Dalam politik, lazim besarnya jumlah pendukung menjadi 
ukuran kekuatan!"

      "Itu kelaziman demo bayaran! Lagi pula, jika untuk tujuan itu justru 
terbalik karena jumlah pendukung untuk membahas RAPBD itu jauh di bawah 
kuorum!" timpal istri. "Jadi bukan unjuk kekuatan, malah pamer kelemahan!"

      "Kalau bukan itu, lantas apa?" sambut suami.

      "Mungkin, akibat kondisinya yang serbasalah!" tegas istri. "Bayangkan, 
sampai para anggota DPRD saja bingung, jadi ragu, takut begini salah begitu 
salah! Lebih-lebih ketika ketentuan tentang kuorum tidak terpenuhi!"

      "Begitu? Berarti harus dilacak ke hulu karena daerah dalam sistem politik 
merupakan hilir! Kalau air dari hulunya sudah keruh, di hilir bisa lebih keruh 
lagi!" timpal suami. "Hulunya pemerintah pusat! Kalau di daerah semarak sikap 
serbasalah dan ragu, bukan mustahil kondisi itu berkat adanya aliran sikap itu 
dari hulunya--pusat!"

      "Kalau itu, anak kecil juga tahu!" tegas istri.

      "Tapi sampai kapan sikap ragu dari pusat itu akan terus mengalir ke 
daerah?" timpal suami. "Kalau berkelanjutan, bukan saja anggota DPRD yang 
bingung dan ragu! Rakyat yang rata-rata pendidikannya lebih rendah, bisa lebih 
memperburuk kondisi serbasalah itu!" ***
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Kondisi Serbasalah!