** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/09/nas07.htm Ketika BUMN Menjadi Beban Didik J Rachbini POSISI BUMN secara ekonomis sangat strategis karena jumlah aset dan ragam kegiatannya sangat luas, baik pertanian dalam arti luas seluruhnya, pertambangan, industri, perdagangan, infrastuktur, maupun jasa lainnya. Pendek kata, BUMN berada pada hampir seluruh sektor kegiatan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan jika ekonomi BUMN ini disebut sebagai separo dari sistem perekonomian nasional. Jika pertumbuhan produksi BUMN baik maka baik pulalah perekoniam nasionalnya. Namun hal itu tidak terjadi karena kenyataannya BUMN banyak yang bermasalah, merugi, bahkan menjadi beban anggaran negara dan perekonomian nasional. Karena itu, gagasan dan kebijakan pemerintah diarahkan untuk mengefisienkan BUMN dengan cara merampingkan, melakukan konsolidasi holding, merger, dan mengurangi jumlah BUMN dengan menutup yang mengalami kerugian. Apakah jumlah BUMN akan menyusut? Jawabannya sudah pasti karena tanpa kebijakan apa pun sudah banyak yang bangkrut akibat didera inefisiensi dan kerugian secara terus-menerus. Menteri Negara BUMN sudah selayaknya membersihkan BUMN yang merugi ini. Akan tetapi, rencana strategis BUMN yang masih asal-asalan sudah mengelompokkan BUMN ke dalam berbagai kelompok berdasarkan jenis kegiatan. Kemudian secara massal akan diterapi dengan alternatif cara holding, merger, atau dibiarkan berjalan sendiri sebagai perusahaan yang mandiri. Langkah-langkah itu tidak strategis dilihat dari kondisi faktual di lapangan karena setiap BUMN mempunyai masalah sendiri- sendiri. Jadi, tidak seharusnya semua BUMN dimasukkan ke dalam proses konsolidasi umum seperti itu. Banyak BUMN yang tidak memerlukan terapi apa pun karena sudah mempunyai kinerja yang baik. Strategi konsolidasi seperti itu hanya dilakukan jika ada masalah di dalam BUMN tersebut atau ada kebutuhan yang faktual dari bawah karena berbagai alasan strategis pengembangan perusahaan. Seperti konsolidasi pemasaran, kebutuhan kolektif pengadaan bahan baku, ekspor bersama, dan alasan lainnya. Jadi, strategi umum mengevaluasi seluruh BUMN untuk dikonsolidasikan melalui holding atau merger tidak tepat karena akan banyak masalah tambahan jika dilakukan dari atas melalui perintah secara otoritatif. Menurut saya, langkah seperti itu saya anggap kurang berhati-hati. Sebab, melakukan langkah-langkah merger seperti ini bisa menimbulkan implikasi bila tidak dilakukan secara hati-hati dan tidak cermat. Begitu juga dengan kebijakan holding untuk BUMN sejenis akan bisa bermasalah kalau bukan karena ada kebutuhan yang sama. Kebijakan tersebut tidak ada gunanya dan bisa menghabiskan sumber daya dan biaya yang besar. Jadi yang harus kita cermati bahwa langkah-langkah seperti itu tidak bisa dilakukan secara sembrono sehingga menimbulkan implikasi-implikasi yang merugikan. Kemudian harus dipertimbangkan juga bahwa BUMN itu diintegrasikan dalam sistem ekonomi nasional dengan langkah-langkah alternatif yang harus segera dipikirkan. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan efisiensinya sehingga kontributif secara optimal terhadap perekonomian nasional. Jika BUMN efisien dan untung maka kesinambungan perusahaan dan produksinya akan mantap. Yang pertama, apabila BUMN itu untung, bagus, profitable, kemudian likuiditas dan kinerjanya bagus, maka BUMN tersebut tidak diintervensi dengan kebijakan apa pun. Yang diperlukan adalah keleluasaan manajemen untuk mengembangkan kinerjanya secara labih baik lagi. BUMN tersebut yaitu tidak perlu dimerger, tidak perlu di-roll up, dan tidak perlu dikonsolidasikan dengan holding. Yang terpenting dan menjadi pegangan pemerintah adalah kendali manajemen dengan kontrak manajemen. Jika posisi eksternalitasnya strategis untuk publik maka tidak perlu diprivatisasi. Negara memerlukan kehadirannya untuk keberpihakan tertentu yang terkait dengan kepentingan publik secara lebih luas. Yang kedua, apabila BUMN itu untung, kemudian bersaing dengan banyak sekali usaha swasta itu berarti BUMN tersebut tidak memiliki posisi eksternalitas yang strategis. Posisi tersebut hanya merupakan bagian dari pasar yang sudah berkembang luas. Contohnya adalah hotel yang dimiliki oleh pemerintah. Industri perhotelan sudah besar dan sudah banyak swasta yang terlibat di dalamnya. Kelompok BUMN yang baik kinerjanya tetapi tidak memiliki posisi eksternalitas yang strategis tidak perlu dipertahankan. Artinya, jika pemerintah hendak melakukan privatisasi maka hal tersebut tidak perlu diributkan kecuali hendak mencegah penyimpangan dalam penjualan. Jika pemerintah hendak mempertahankannya harus ada alasan yang kuat karena sudah sukses dalam mencapai kinerja yang baik. Yang ketiga, kalau ada BUMN rugi dan kurang bagus kinerjanya, tetapi posisi eksternalitasnya sangat strategis (seperti PLN) maka harus dikorporasikan agar kinerjanya lebih baik sehingga tidak membebani anggaran. Ada usaha restrukturisasi, perampingan dan usaha ekstra lainnya agar kinerjanya menjadi lebih baik. Keempat, jika BUMN merugi terus sepanjang masa dan posisi eksternalnya tidak strategis maka sebaiknya dilikuidasi atau dijual jika ada yang hendak membelinya. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan sumber daya ekonomi dan biaya yang besar kecuali menyelamatkan karyawannya sesuai dengan hukum. Pemerintah tidak bisa melalukan terapi konsolidasi dan merger yang tidak perlu karena usaha itu akan menghabiskan biaya yang besar. Yang terpenting, setiap BUMN harus membaca rencana strategi Menneg BUMN agar bisa memberikan masukan dari bawah. Sebab, mempelajari satu BUMN saja memerlukan waktu yang lama dan bertahun-tahun. Konsep perencanaan strategis tanpa mengetahui kondisi faktual setiap perusahaan akan menyesatkan dan berakibat fatal bagi masa depan BUMN. (14n) - Penulis adalah anggota DPR RI dan pengamat ekonomi [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **