[nasional_list] [ppiindia] Formalin dalam Makanan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 7 Jan 2006 17:11:45 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.tribun-timur.com/view.php?id=14800&jenis=Opini



      Jumat, 06-01-2006  

      Formalin dalam Makanan 
     
      Oleh 
      Muh Dali Amiruddin 
      Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas 

      FORMALIN adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di 
dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya 
ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. 

      Nama lain formalin adalah formol, paraforin, morbicid, methanal, 
formoform, formalith,osymethylene, trioxane, karsan, superlysoform. Formaldehid 
sering digunakan pada produk pembersih dan perawatan karena merupakan bahan 
pengawet yang murah. 
      Dalam konsentrasi yang sangat kecil (di bawah satu persen), digunakan 
sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, 
cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, dan sampo mobil. 

      Penggunaan formalin dalam proses pengawetan makanan merupakan cara untuk 
mengurangi biaya produksi. Biasanya digunakan pada pengolahan ikan asin, mi, 
dan tahu. Pemerintah melalui peraturan Menteri Kesehatan RI No 
722/MenKes/Per/IX/88 melarang formalin digunakan dalam makanan maupun minuman.
        
      Terpapar formaldehid kronik dosis sangat rendah menyebabkan perubahan dan 
kerusakan sistem imun dan sistem saraf seperti sakit kepala, kesehatan buruk, 
kerusakan genetik ireversibel, dan sejumlah masalah kesehatan serius lainnya. 

      Informasi dari Material Safety Data Sheet (MSDS) memperingatkan 
formaldehid dicurigai bersifat karsinogen; fatal bila dihirup, ditelan, atau 
diabsorpsi melalui kulit; menyebabkan luka bakar; inhalasi dapat menyebabkan 
spasme; edema laring dan bronkus, dan pnemonitis kemikal, destruksi jaringan 
membrana mukosa. 

      Formaldehid terakumulasi dalam sel, bereaksi dengan protein selular 
(kebanyakan enzim) dan DNA (mitokondria dan nuklear). Kenyataan bahwa 
formaldehid terakumulasi tiap dosis. Oleh karena itu, paparan kronik dengan 
formaldehid dalam jumlah sangat sedikit harus dihindari. 
      Penggunaan formalin dalam makanan sangat membahayakan kesehatan. Karena 
dapat menyebabkan efek jangka panjang dan jangka pendek, tergantung dari 
besarnya paparan pada tubuh. 

      Beberapa efek yang dapat terjadi antara lain, iritasi saluran pernapasan, 
muntah-muntah, kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu 
badan dan rasa gatal di dada. Selain itu dapat menyebabkan kerusakan hati, 
jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat, dan ginjal. 

      Formalin masuk ke dalam tubuh melalui beberapa jalur. Pertama, saluran 
pernapasan. Paling banyak terpapar formaldehid terjadi melalui inhalasi atau 
kontak kulit/mata. Penguapan formaldehid diserap oleh paru-paru. 

      Pada kasus akut, formaldehid terdeteksi oleh baunya, namun individu yang 
sensitif terpapar formaldehid dapat mengalami sakit kepala, iritasi mata, dan 
saluran pernapasan pada level di bawah ambang batas bau (ambang batas bau 
0.5-1.0 ppm). 

      Paparan akut dosis rendah menyebabkan sakit kepala, rinitis, dispnu; 
dosis lebih tinggi dapat menyebabkan iritasi membrana mukosa, terbakar, dan 
lakrimasi, dan efek pada saluran pernapasan bawah seperti bronkitis, edema 
paru, atau pneumonia. 

      Kedua, kontak kulit atau mata. Paparan uap formaldehid pada mata 
menyebabkan iritasi dan lakrimasi. Bergantung pada konsentrasi formaldehid, 
cairan formaldehid dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan iritasi atau efek 
yang berat seperti opafikasi kornea dan hilangnya penglihatan. 
      Formaldehid diabsorpsi melalui kulit intak dan menyebabkan dermatitis 
kontak alergi atau dermatitis kontak iritan. 

      Ketiga, Saluran Pencernaan. Telah dilaporkan mengonsumsi cairan 
formaldehid 37 persen 30 mL dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. 

      Dapat menyebabkan trauma mukosa saluran cerna, mual, muntah, nyeri, 
perdarahan dan perforasi. Efek sistemik termasuk asidosis metabolik, depresi 
susunan saraf pusat dan koma, penekanan pernapasan dan gagal ginjal. 

      Paparan Akut 
      Uap formaldehid menyebabkan iritasi lokal pada membrana mukosa, termasuk 
mata, hidung, dan saluran pernapasan atas. Mencerna formalin menyebabkan trauma 
berat saluran pencernaan. 
      Mekanisme kerja keracunan formaldehid belum jelas, tapi diketahui bahwa 
formaldehid berinteraksi dengan molekul membran sel dan jaringan tubuh dan 
cairan (seperti protein dan DNA) dan merusak fungsi sel. Konsentrasi tinggi 
dapat menyebabkan presipitasi protein, yang menyebabkan kematian sel. 

      Absorpsi dari saluran pernapasan sangat cepat; absorpsi dari saluran 
pencernaan juga cepat, namun absorpsi lambat bila dikonsumsi dengan makanan. 
Sekali formaldehid dimetabolisme menjadi formic acid, dapat menyebabkan 
ketidakseimbangan asam basa dan sejumlah efek sistemik. 

      Sistem saraf pusat. Malaise, sakit kepala, gangguan tidur, mudah 
tersinggung, gangguan memori dan keseimbangan akibat paparan formaldehid 
konsentrasi tinggi. 

      Saluran pernapasan. Meskipun konsentrasi rendah, formaldehid dapat 
menyebabkan iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, nyeri dada, napas pendek. 

      Paparan lebih tinggi dapat menyebabkan inflamasi saluran pernapasan 
bawah, inflamasi bronkus, peradangan paru-paru, dan akumulasi cairan dalam 
paru. 

      Imunologi. Pada individu yang telah tersensitisasi sebelumnya, inhalasi 
dan kontak kulit dapat menyebabkan kelainan kulit, gejala menyerupai asma, 
reaksi anafilaktik, dan hemolisis. 

      Saluran pencernaan. Mencerna cairan formaldehid dapat menyebabkan trauma 
korosif pada esofagus dan perut. Nausea, muntah, diare, nyeri perut, peradangan 
perut, ulserasi dan perforasi orofaring, epiglotis, esofagus dan perut bisa 
terjadi. Formaldehid dan methanol mudah diabsorpsi dan dapat menyebabkan 
keracunan sistemik. 

      Mata. Paparan uap formaldehid konsentrasi rendah dapat menyebabkan 
iritasi mata. Percikan formalin pada mata dapat menyebabkan ulkus kornea, 
perforasi dan kebutaan permanen. 
      Kulit. Paparan uap formaldehid atau cairan formalin dapat menyebabkan 
iritasi kulit dan luka bakar. Pada orang tersensitasi, dermatitis kontak dapat 
terjadi pada paparan konsentrasi sangat rendah. 

      Paparan Kronik 
      Perhatian utama paparan formaldehid berulang adalah sensitisasi dan 
kanker. Inhalasi formaldehid konsentrasi rendah jangka panjang menyebabkan 
trauma pulmonari kronik. 
      Efek pada sistem saraf pusat seperti peningkatan prevalensi sakit kepala, 
depresi, perubahan mood, insomnia, mudah tersinggung, gangguan memori dan 
keseimbangan akibat paparan yang lama. 

      Karsinogen. Paparan formaldehid diikuti peningkatan risiko kanker nasal 
dan tumor nasal diamati pada tikus yang menghirup formaldehid jangka panjang. 

      Alat untuk mendeteksi formalin dalam makanan atau formalin kit terdiri 
atas tiga reagen. Target sampel; sayuran segar, makanan laut segar, dan 
beberapa jenis daging. Sensitivitas mendeteksi 0.5 mg/kg. Penilaian. Jika 
cairan menjadi merah jambu atau merah menunjukkan adanya formalin dalam 
makanan. 

      Prosedur. Untuk sampel cair, celupkan ke dalam tes formalin reagen satu. 
Tutup dan kocok sampai larut. Sampel padat, gunakan air bersih (satu sendok 
makan) untuk mencuci sampel. Masukkan ke dalam tes formalin reagen satu. Tutup 
rapat dan kocok sampai larut. 
      Tuang semua cairan dari yang pertama ke dalam tes formalin reagen dua. 
Tutup rapat dan kocok sampai larut. Tuang semua cairan dari reagen dua ke dalam 
tes formalin reagen tiga. Tutup rapat dan kocok samapi larut, baca hasilnya. 

     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Formalin dalam Makanan