** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/13/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Tajuk Rencana I Dituntut Keberanian Presiden Yudhoyono SEKALIPUN Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus menerus gencar berkampanye memberantas korupsi, namun hasilnya belum seimbang. Sebab, dalam masyarakat masih berkembang penilaian negatif atas hasil yang dicapai pemerintah dalam memberantas korupsi. Terbukti dari kritik masyarakat yang mengatakan bahwa pemerintah masih "pandang bulu" dalam membasmi KKN. Selain "pandang bulu", pemerintah juga dituduh melakukan "tebang pilih". Artinya yang satu "ditebang", yang lain dibiarkan tumbuh dan berkembang. Cara-cara "tebang pilih" dalam pemberantasan korupsi jelas lebih parah dari "pandang bulu", karena yang terjadi adalah pilih kasih alias diskriminatif. Oleh karena itulah berkembang juga pendapat yang mengatakan bahwa Pemerintahan Presiden Yudhoyono melakukan politik balas dendam dalam pengungkapan kasus-kasus korupsi. Maksudnya, mengutamakan penyidikan korupsi terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak seiring dan sejalan dengan kebijakan pemerintah, atau yang termasuk kategori "lawan-lawan politik". Di pihak lain, Presiden Yudhoyono juga dituduh tidak tegas memerintahkan aparatnya menindak orang-orang dekatnya yang dituduh melakukan KKN. Pemerintah dinilai setengah hati dalam membasmi korupsi, karena masih banyak kasus KKN kelas "kakap" yang luput dari perhatian. Bahkan terkesan dibiarkan. KESAN bahwa Presiden Yudhoyono "pandang bulu" dan "tebang pilih" dalam memberantas korupsi tercermin dalam penuntasan manipulasi dana Pemilu 2004 di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Betapa tidak, karena sudah jelas dan transparan melalui pemeriksaan di sidang pengadilan atas pejabat KPU yang menerangkan bahwa semua anggota KPU menerima dana rekanan. Namun, yang diseret ke pengadilan dan dihukum hanya Ketua KPU, Nazaruddin Sjamsuddin. Padahal paling tidak ada dua anggota KPU, menurut kesaksian di pengadilan, menerima dana dari rekanan tapi tidak tersentuh karena mereka orang-orang dekat presiden. Kalau Presiden Yudhoyono memang konsekuen dan komit atas janjinya sewaktu kampanye Pilpres 2004, seharusnya jangan diskriminatif dalam memberantas korupsi. Jangan "pandang bulu" atau "tebang pilih" serta setengah hati. Apalagi Presiden Yudhoyono dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Ia adalah amanat langsung rakyat sebagai pemegang kedaulatan, yang diberi mandat penuh dari rakyat untuk memberantas korupsi. Presiden Yudhoyono dituntut keberaniannya untuk mengungkap kasus-kasus KKN "kelas kakap". SEPERTI kasus BLBI, jelas merupakan perampokan atas uang rakyat sampai ratusan triliun rupiah pada 1997. Kalau punya keberanian, Presiden Yudhoyono perlu meninjau kebijakan pemerintah sebelumnya mengenai pemberian release and discharge yang membebaskan para debitor nakal dari tuntutan hukum. Kecuali Moh Hasan dan Probosutedjo, boleh dibilang pihak-pihak yang dekat dan bahkan keluarga Cendana belum tersentuh sama sekali. Beberapa waktu lalu semua fraksi di DPR menyuarakan supaya pemerintah segera mengusut tuntas kasus KKN di bidang pertambangan. Termasuk meninjau kembali kontrak kerja sama dan bagi hasil dengan investor asing yang dinilai sarat KKN sehingga merugikan keuangan negara. Dalam kaitan ini, makin terasa sikap setengah hati Presiden. Padahal kalangan DPR sendiri sudah bersuara keras mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan tegas membongkar berbagai KKN di bidang pertambangan tersebut. Namun, sampai sekarang belum ada geliatnya. Sekali lagi, kita menuntut keberanian Presiden Yudhoyono dalam membasmi KKN, yang adalah musuh seluruh rakyat. Last modified: 13/1/06 [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **