[nasional_list] [ppiindia] Dari BBM Ke Corruption Award

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 25 Jan 2006 02:13:11 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/012006/25/opini/opini1.htm


Dari BBM Ke Corruption Award

Oleh : Pribakti

Terus terang, dulu dengan agak sok tahu, saya menyatakan, kalau saja harga BBM 
turun maka kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin meningkat. Rupanya 
saya memang sangat bodoh. Baru belakangan saya tahu, pernyataan itu sangat 
lemah. Seolah-olah saya tahu, siapa itu rakyat dan apa itu sebuah kepercayaan. 
Terbukti ketika di sebuah negara yang kebetulan namanya Republik Susahterus, 
tiba-tiba pemerintahannya membuat kebijaksanaan untuk menurunkan harga BBM. 
Lalu, apa yang akan terjadi?

Sudah pasti Pemerintah Republik Susahterus itu malah akan kehilangan 
kepercayaan dari rakyatnya. Lho? Kenapa? Karena, ciri khas atau trade mark 
Pemerintahan Republik Susahterus ini ialah selalu menaikkan harga BBM, bukan 
menurunkan. Jadi otomatis, kalau Pemerintahan Republik Susahterus menurunkan 
harga BBM ini suatu hal yang ajaib dan rakyat pun akan bertanya. "Ini pasti 
bukan Pemerintah Republik Susahterus, karena kebijakan seperti itu tidak pernah 
ada dalam kamus mereka." Rakyat pun menjadi tidak percaya, bahwa pemerintah ini 
adalah pemerintah Republik Susahterus. Hasilnya? Ya itu, pemerintah Republik 
Susahterus akan kehilangan kepercayaan dari rakyatnya. Logis toh?

Jadi mohon dipahami bersama, kenapa Pemerintah Republik Susahterus harus 
menaikkan harga BBM, kawan! Mereka menaikkan bukannya menurunkan harga BBM, 
tidak lain tidak bukan agar kepercayaan rakyatnya semakin tebal pada 
pemerintahannya. Bahwa, mereka benar-benar Pemerintah Republik Susahterus yang 
habitatnya selalu menaikkan harga BBM.

Begitu pula kalau pemerintah Republik Susahterus ini memilih seorang pejabat, 
yang notabene beliau adalah mantan direktur sebuah perusahaan yang bangkrut 
alias failit. Padahal logikanya, mengurus perusahaan saja sudah tidak mampu 
(buktinya failit), apalagi mengurus ratusan juta rakyat (yang pasti lebih 
rumit). Nah dengan dilantiknya beliau di salah satu kawasan pemerintah Republik 
Susahterus, tidak lain tidak bukan juga, guna meningkatkan rasa kepercayaan 
rakyat bahwa pemerintah ini benar-benar Pemerintah Republik Susahterus. Sulit 
lho mendapatkan kepercayaan dari rakyat? Lalu, untuk lebih mendapatkan 
kepercayaan dari rakyatnya, apalagi kebijakan yang harus dilakukan Pemerintah 
Republik Susahterus?

Corruption Award

Tentunya menjaga citra atau katakanlah 'gaya' Pemerintah Republik Susahterus. 
Apa itu? Apalagi kalau bukan korupsi! Pemerintah Republik Susahterus harus 
melestarikan korupsi. Kalau mereka tidak korupsi, maka rakyat tidak percaya 
bahwa mereka itu pemimpinnya! Masya Allah! Makanya agar citra itu tidak luntur, 
dibuatlah kebijakan bahwa konglomerat korup yang sudah menghancurkan dan 
meluluhlantahkan negaranya lewat utang-utangnya, dibolehkan lagi berutang.

Bahkan, supaya rakyat lebih percaya bahwa mereka adalah Pemerintah Republik 
Susahterus, maka konglomerat korup tadi dihalalkan membeli asetnya kembali yang 
sudah disita negara. Selain itu, untuk menjaga citra pemerintah di mata 
rakyatnya, maka Pemerintah Republik Susahterus harus tegas menangkap maling 
sandal di masjid. Tapi maling yang membolongi brandkas pemkot/pemprop tidak 
perlu ditangkap. Biarkan saja dia kakanyangan, terus kegemukan, hipertensi, 
stroke dan death! Nah, dengan begitu rakyat semakin percaya bahwa merekalah 
Pemerintah Republik Susahterus yang asli. Kalau perlu, Pemerintah Republik 
Susahterus harus bisa mempertahankan sebagai nominator penghargaan Corruption 
Award tingkat dunia. 

Lebih dari itu, guna memperoleh kepercayaan dari rakyat, semua pejabat di sana 
sangat perlu berteriak keras sebanyak 10 kali pada pidato resminya: "Kita harus 
memberantas KKN! Mohon maaf, diralat, KKN harus memberantas kita!" Dengan 
jargon seperti itu, akan membuat kredibilitas tersendiri bagi rakyat Republik 
Susahterus. Jangan dibiarkan rakyat mencurigai, pimpinan ini adalah pemimpin 
yang palsu.

Jadi untuk menjaga kepercayaan rakyat pula, pemerintah Republik Susahterus pun 
tidak tanggung-tanggung memberikan pengampunan sebanyaknya kepada para 
sesepuhnya yang berjasa mengantarkan negara ke dalam perangkap utang yang 
berlipat-lipat. Juga kalau bisa di DPR-nya. Jangan ketuanya saja yang 
tersangka, tetapi seluruh anggota dewan sebaiknya dipilih dari tersangka yang 
ada di penjara. 

Lebih afdol lagi, supaya rakyat lebih percaya bahwa pemerintah ini benar-benar 
Pemerintah Republik Susahterus, maka tangkap orang-orang vokal yang selalu 
mengkritik pemerintah. Yang wanita diperintahkan push up sampai mati, sedangkan 
yang pria tenaganya bisa dipakai untuk menjadi romusha guna membetulkan rel 
kereta api kayak zaman Daendles agar tidak sering-sering kepleset. Dengan 
mengabaikan soal hak asasi manusia itu, maka rakyat akan percaya sepenuhnya 
bahwa inilah Pemerintah Republik Susahterus yang genuine. Ingat! Sulit lho 
mendapatkan kepercayaan dari rakyat!

Lalu, bagaimana dengan negara kita Republik Indonesia. Bukankah pemerintahan 
kita kini terbebani utang luar negeri baru sebanyak 120 rupiah dengan 
gerbongnya 12 juga nolnya? (Tempo, 22 Januari 2006). Tepatnya Rp120 triliun. 
Entah itu uang betulan atau tidak, tepatnya disebut apa itu? Itu pun belum 
termasuk utang lama. Entah berapa lagi besar utang lama beserta bunganya. Saya 
tidak tahu persis.

Pendek kata, kalau kita berasumsi penduduk Indonesia 200 juta jiwa, maka satu 
orang Indonesia punya utang sekitar enam ratus ribu rupiah. Atau per bayi lahir 
sudah dibebani utang Rp600.000. Lalu, bagaimana untuk meringankan beban utang 
itu?

Mudah saja! Hapuskan program Keluarga Berencana. Perintahkan semua pasangan 
produktif untuk membuat anak sebanyaknya, kalau bisa sampai 12 miliar penduduk. 
Kenapa? Utang menjadi enteng, karena per kepala cuma dibebani 10 ribu rupiah. 
Kalau masih berat juga, ya sudah, terus saja tingkatkan jumlah penduduk, sampai 
satu dunia ini semuanya orang Indonesia. Beres, kan?

Belum Kiamat

Begitulah! Menyedihkan memang. Utang kita yang begitu banyak dan rakyat kita 
yang begitu miskin? Oleh karena itu, belakangan ini saya setuju ketika seorang 
ibu yang perut anaknya buncit akibat kurang gizi berteriak lantang: "Dunia 
belum kiamat!" dalam tayangan infotaimen di sebuah stasiun TV Swasta. Memang 
benar dunia belum kiamat. Buktinya, negara Cina yang tadinya terkebelakang, 
sekarang menjadi salah satu raksasa ekonomi di Asia. Bukankah itu jauh sekali 
dari kiamat?

Dunia belum kiamat! Buktinya, Korea Selatan sukses melakukan revolusi industri 
yang sangat pesat. Itu jelas bukan sebuah bukti bahwa dunia ini sudah kiamat.

Dunia belum kiamat! Buktinya, Thailand yang cikal bakalnya resesi ekonomi, saat 
ini sudah purna menyembuhkan penyakitnya. Orang sembuh itu sama sekali bukan 
kiamat, ya toh?

Dunia belum kiamat! Buktinya Indonesia. Ehm ... ehm (saya terbatuk), sepertinya 
menaikkan harga BBM sudah tradisi. Padahal kini nilai rupiah terhadap dolar 
menguat. Logikanya, harga BBM yang dipatok dengan dolar pun harusnya turun. 

Pertanyaannya, mampukah pemerintah memaksa pedagang dan pengusaha transportasi 
menurunkan harga barang dan ongkos angkutan sesuai penurunan harga BBM. Jika 
tidak, apalah arti pemerintah jika tidak mau meringankan beban hidup rakyat. 
Bagaimana jika pemerintah tidak mau menurunkan harga BBM? Semoga jawaban rakyat 
tidak seperti ini: "Rezim harus diturunkan!" Tetapi: "Bagaimana kabar Republik 
Susahterus?"

Nah, kalau di Republik Susahterus harga BBM naik! Oh, itu bukan kiamat! Itu kan 
kata iklan, sekadar menyesuaikan dengan harga bensin di dunia! Lha, kalau tarif 
telepon naik? Itu juga sama sekali bukan kiamat! Itu kan sekadar perangsangan 
supaya orang lebih sering kunjung mengunjungi, silahturahmi gitu lho alias 
tidak bicara lewat telepon.

Terus Tarif Daya Listrik naik? Masak ini disebut kiamat? Ini kan untuk 
menyubsidi para petinggi supaya lebih giat bekerja. Nah, kalau sekarang harga 
beras naik? Bodoh amat sih! Ini jelas bukan kiamat dong! Ini adalah untuk 
menyosialisasi kedatangan beras impor, hasil panen petani Vietnam. Sekaligus 
untuk menyosialisasi program diet karbohidrat. Sehat itu kawan! Masak sehat 
disebut kiamat? Ingat! Sulit lho mendapatkan kepercayaan dari rakyat. Tapi 
mudah lho mendapatkan 'kiamat' dari rakyat! OK!

* Dokter RSUD Ulin, tinggal di Banjarmasin


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Dari BBM Ke Corruption Award