** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indomedia.com/bpost/012006/25/opini/opini1.htm Dari BBM Ke Corruption Award Oleh : Pribakti Terus terang, dulu dengan agak sok tahu, saya menyatakan, kalau saja harga BBM turun maka kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin meningkat. Rupanya saya memang sangat bodoh. Baru belakangan saya tahu, pernyataan itu sangat lemah. Seolah-olah saya tahu, siapa itu rakyat dan apa itu sebuah kepercayaan. Terbukti ketika di sebuah negara yang kebetulan namanya Republik Susahterus, tiba-tiba pemerintahannya membuat kebijaksanaan untuk menurunkan harga BBM. Lalu, apa yang akan terjadi? Sudah pasti Pemerintah Republik Susahterus itu malah akan kehilangan kepercayaan dari rakyatnya. Lho? Kenapa? Karena, ciri khas atau trade mark Pemerintahan Republik Susahterus ini ialah selalu menaikkan harga BBM, bukan menurunkan. Jadi otomatis, kalau Pemerintahan Republik Susahterus menurunkan harga BBM ini suatu hal yang ajaib dan rakyat pun akan bertanya. "Ini pasti bukan Pemerintah Republik Susahterus, karena kebijakan seperti itu tidak pernah ada dalam kamus mereka." Rakyat pun menjadi tidak percaya, bahwa pemerintah ini adalah pemerintah Republik Susahterus. Hasilnya? Ya itu, pemerintah Republik Susahterus akan kehilangan kepercayaan dari rakyatnya. Logis toh? Jadi mohon dipahami bersama, kenapa Pemerintah Republik Susahterus harus menaikkan harga BBM, kawan! Mereka menaikkan bukannya menurunkan harga BBM, tidak lain tidak bukan agar kepercayaan rakyatnya semakin tebal pada pemerintahannya. Bahwa, mereka benar-benar Pemerintah Republik Susahterus yang habitatnya selalu menaikkan harga BBM. Begitu pula kalau pemerintah Republik Susahterus ini memilih seorang pejabat, yang notabene beliau adalah mantan direktur sebuah perusahaan yang bangkrut alias failit. Padahal logikanya, mengurus perusahaan saja sudah tidak mampu (buktinya failit), apalagi mengurus ratusan juta rakyat (yang pasti lebih rumit). Nah dengan dilantiknya beliau di salah satu kawasan pemerintah Republik Susahterus, tidak lain tidak bukan juga, guna meningkatkan rasa kepercayaan rakyat bahwa pemerintah ini benar-benar Pemerintah Republik Susahterus. Sulit lho mendapatkan kepercayaan dari rakyat? Lalu, untuk lebih mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya, apalagi kebijakan yang harus dilakukan Pemerintah Republik Susahterus? Corruption Award Tentunya menjaga citra atau katakanlah 'gaya' Pemerintah Republik Susahterus. Apa itu? Apalagi kalau bukan korupsi! Pemerintah Republik Susahterus harus melestarikan korupsi. Kalau mereka tidak korupsi, maka rakyat tidak percaya bahwa mereka itu pemimpinnya! Masya Allah! Makanya agar citra itu tidak luntur, dibuatlah kebijakan bahwa konglomerat korup yang sudah menghancurkan dan meluluhlantahkan negaranya lewat utang-utangnya, dibolehkan lagi berutang. Bahkan, supaya rakyat lebih percaya bahwa mereka adalah Pemerintah Republik Susahterus, maka konglomerat korup tadi dihalalkan membeli asetnya kembali yang sudah disita negara. Selain itu, untuk menjaga citra pemerintah di mata rakyatnya, maka Pemerintah Republik Susahterus harus tegas menangkap maling sandal di masjid. Tapi maling yang membolongi brandkas pemkot/pemprop tidak perlu ditangkap. Biarkan saja dia kakanyangan, terus kegemukan, hipertensi, stroke dan death! Nah, dengan begitu rakyat semakin percaya bahwa merekalah Pemerintah Republik Susahterus yang asli. Kalau perlu, Pemerintah Republik Susahterus harus bisa mempertahankan sebagai nominator penghargaan Corruption Award tingkat dunia. Lebih dari itu, guna memperoleh kepercayaan dari rakyat, semua pejabat di sana sangat perlu berteriak keras sebanyak 10 kali pada pidato resminya: "Kita harus memberantas KKN! Mohon maaf, diralat, KKN harus memberantas kita!" Dengan jargon seperti itu, akan membuat kredibilitas tersendiri bagi rakyat Republik Susahterus. Jangan dibiarkan rakyat mencurigai, pimpinan ini adalah pemimpin yang palsu. Jadi untuk menjaga kepercayaan rakyat pula, pemerintah Republik Susahterus pun tidak tanggung-tanggung memberikan pengampunan sebanyaknya kepada para sesepuhnya yang berjasa mengantarkan negara ke dalam perangkap utang yang berlipat-lipat. Juga kalau bisa di DPR-nya. Jangan ketuanya saja yang tersangka, tetapi seluruh anggota dewan sebaiknya dipilih dari tersangka yang ada di penjara. Lebih afdol lagi, supaya rakyat lebih percaya bahwa pemerintah ini benar-benar Pemerintah Republik Susahterus, maka tangkap orang-orang vokal yang selalu mengkritik pemerintah. Yang wanita diperintahkan push up sampai mati, sedangkan yang pria tenaganya bisa dipakai untuk menjadi romusha guna membetulkan rel kereta api kayak zaman Daendles agar tidak sering-sering kepleset. Dengan mengabaikan soal hak asasi manusia itu, maka rakyat akan percaya sepenuhnya bahwa inilah Pemerintah Republik Susahterus yang genuine. Ingat! Sulit lho mendapatkan kepercayaan dari rakyat! Lalu, bagaimana dengan negara kita Republik Indonesia. Bukankah pemerintahan kita kini terbebani utang luar negeri baru sebanyak 120 rupiah dengan gerbongnya 12 juga nolnya? (Tempo, 22 Januari 2006). Tepatnya Rp120 triliun. Entah itu uang betulan atau tidak, tepatnya disebut apa itu? Itu pun belum termasuk utang lama. Entah berapa lagi besar utang lama beserta bunganya. Saya tidak tahu persis. Pendek kata, kalau kita berasumsi penduduk Indonesia 200 juta jiwa, maka satu orang Indonesia punya utang sekitar enam ratus ribu rupiah. Atau per bayi lahir sudah dibebani utang Rp600.000. Lalu, bagaimana untuk meringankan beban utang itu? Mudah saja! Hapuskan program Keluarga Berencana. Perintahkan semua pasangan produktif untuk membuat anak sebanyaknya, kalau bisa sampai 12 miliar penduduk. Kenapa? Utang menjadi enteng, karena per kepala cuma dibebani 10 ribu rupiah. Kalau masih berat juga, ya sudah, terus saja tingkatkan jumlah penduduk, sampai satu dunia ini semuanya orang Indonesia. Beres, kan? Belum Kiamat Begitulah! Menyedihkan memang. Utang kita yang begitu banyak dan rakyat kita yang begitu miskin? Oleh karena itu, belakangan ini saya setuju ketika seorang ibu yang perut anaknya buncit akibat kurang gizi berteriak lantang: "Dunia belum kiamat!" dalam tayangan infotaimen di sebuah stasiun TV Swasta. Memang benar dunia belum kiamat. Buktinya, negara Cina yang tadinya terkebelakang, sekarang menjadi salah satu raksasa ekonomi di Asia. Bukankah itu jauh sekali dari kiamat? Dunia belum kiamat! Buktinya, Korea Selatan sukses melakukan revolusi industri yang sangat pesat. Itu jelas bukan sebuah bukti bahwa dunia ini sudah kiamat. Dunia belum kiamat! Buktinya, Thailand yang cikal bakalnya resesi ekonomi, saat ini sudah purna menyembuhkan penyakitnya. Orang sembuh itu sama sekali bukan kiamat, ya toh? Dunia belum kiamat! Buktinya Indonesia. Ehm ... ehm (saya terbatuk), sepertinya menaikkan harga BBM sudah tradisi. Padahal kini nilai rupiah terhadap dolar menguat. Logikanya, harga BBM yang dipatok dengan dolar pun harusnya turun. Pertanyaannya, mampukah pemerintah memaksa pedagang dan pengusaha transportasi menurunkan harga barang dan ongkos angkutan sesuai penurunan harga BBM. Jika tidak, apalah arti pemerintah jika tidak mau meringankan beban hidup rakyat. Bagaimana jika pemerintah tidak mau menurunkan harga BBM? Semoga jawaban rakyat tidak seperti ini: "Rezim harus diturunkan!" Tetapi: "Bagaimana kabar Republik Susahterus?" Nah, kalau di Republik Susahterus harga BBM naik! Oh, itu bukan kiamat! Itu kan kata iklan, sekadar menyesuaikan dengan harga bensin di dunia! Lha, kalau tarif telepon naik? Itu juga sama sekali bukan kiamat! Itu kan sekadar perangsangan supaya orang lebih sering kunjung mengunjungi, silahturahmi gitu lho alias tidak bicara lewat telepon. Terus Tarif Daya Listrik naik? Masak ini disebut kiamat? Ini kan untuk menyubsidi para petinggi supaya lebih giat bekerja. Nah, kalau sekarang harga beras naik? Bodoh amat sih! Ini jelas bukan kiamat dong! Ini adalah untuk menyosialisasi kedatangan beras impor, hasil panen petani Vietnam. Sekaligus untuk menyosialisasi program diet karbohidrat. Sehat itu kawan! Masak sehat disebut kiamat? Ingat! Sulit lho mendapatkan kepercayaan dari rakyat. Tapi mudah lho mendapatkan 'kiamat' dari rakyat! OK! * Dokter RSUD Ulin, tinggal di Banjarmasin [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **